Wangkelang, Kandangserang, Pekalongan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Pranala luar: Bot: Merapikan artikel |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 12:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
{{kegunaan lain|Wangkelang (disambiguasi)}}
'''Wangkelang''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Kandangserang, Pekalongan|Kandangserang]], [[Kabupaten Pekalongan|Pekalongan]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Desa Wangkelang terletak 6 KM dari pusat kecamatan [[Kandangserang, Pekalongan|Kandangserang]] dan 25 KM dari [[Kajen, Pekalongan|Kajen]] pusat Pemerintahan [[Kabupaten Pekalongan]]. Secara topografi desa Wangkelang berada di [[Pegunungan]] dengan ketinggian 600 [[Meter di atas permukaan laut|MDPL]].Secara administrasi desa Wangkelang berbatasan dengan Desa [[Tajur, Kandangserang, Pekalongan|Tajur]], dan Desa [[Kutorojo, Kajen, Pekalongan|Kutorojo]] di Utara, Desa [[Lambanggelun, Paninggaran, Pekalongan|Lambanggelum]] di Timur, desa [[Notogiwang, Paninggaran, Pekalongan|Notogiwang]] di Selatan, Desa [[Kandangserang, Kandangserang, Pekalongan|Kandangserang]] dan Desa [[Lambur, Kandangserang, Pekalongan|Lambur]] di Barat.
Baris 17 ⟶ 18:
== Asal Usul desa Wangkelang ==
Masing- masing nama pedukuhan dan nama tempat-tempat tertentuTersebut memiliki cerita rakyat sendiri-sendiri, cerita yang berkembang dariMulut ke mulut sejak zaman
=== Asal Mula Nama Dukuh Pakisireng ===
Dahulu kala di hutan belantara (sekarang sekitar Desa Wangkelang) terjadi peristiwa rebutan '''''Putri Tanjung''''' antara '''''Bupati sedayu''''' dengan '''''Bupati Luwuk''''' (Bupati sedayu berasal dari Paninggaran dan Bupati Luwuk berasal dari Kajen ). Kedua Bupati tersebut membuat kesepakatan untuk saling adu kekuatan di '''''Sipedhut''''' yang berada dihutan '''''Sikebo''''' (sekarang hutan merupakan lindung yang berada di dekat dukuh Pakisireng). Bupati sedayu memilikitangan kanan dalam peperangan (senopati perang) bernama '''''Mbah Jata Sura''''' dan memiliki senjata (aji-aji) berupa keris yang bernama '''''Keris Sipedhut'''''. Keris ini memiliki khasiat bagi siapa saja yang mempunyai niat jahat kepada pemilik KerisSipedhut dia tidak akan dapat melihatnya. Akhir dari peperangan tersebut dimenangkan oleh Bupati
Di akhir cerita peperangan
=== Asal Mula Nama Dukuh Wanasirna ===
Baris 30 ⟶ 31:
Setelah rombongan Bupati sedayu terjebak di hutan belantara yang jalanya buntu kemudi rombongan Bupati Sedayu keluar dari hutan ini dan melanjutkan perjalanan ke arah barat, tetapi rombongan ini menghentikan perjalannya karena dihadapannya terhalang oleh sebuah telaga. Disaat pemberhentiannya ini kemudian Bupati Sedayu mengucapkan sabda yang ketiga kalinya bunyinya sabda tersebut adalah “Besuk jika jaman sudah makmur daerah ini berilah nama dukuh PELABUHAN”. Kata pelabuhan berarti tempat berlabuh / tempat yang berisi air, ada juga yang mengartikan labuh = mulai (tempat memulai).
Sampai sekarang Dukuh Pelabuhan
=== Asal Mula Nama Dukuh Kemlakalegi. ===
Disaat Bupati sedayu melakukan perjalanan setelah melakuka peperangan dengan Bupati Luwuk rombongan ini beristirahat didekat pohon kemlaka, buah kemlaka biasanya memiliki rasa masam setengah pahit, tetapi lagi-lagi rombongan ini menemukan keanehan yaitu salah satu dari rombongan ini memetik buah kemlaka tadi dan memakannya dan anehnya buah kemlaka tadi terasa msanis (bahasa jawa: legi) Disinilah kemudian bupati Sedayu mengucapkan sabda yang kesekian kalinya “Besuk jika jaman sudah maju daerah ini berilah nama '''''KEMLAKALEG'''''I”.Sampai sekarang Pemerintah desa wangkelang menetapkan nama dukuh ini '''KEMLAKALEGI''' yang merupakan bagian dari RW II dan dukuh ini menjadi
=== Asal Mula Nama Dukuh Krajan ===
Baris 41 ⟶ 42:
=== Asal Mula Nama Dukuh Wangkelang ===
Dalam pengembaraan selanjutnya Bupati sedayu dan Senopati Jata sura berkeliling dukuh yang telah beliau beri nama, ada satu dukuh yang masyarakatnya mempunyai sifat keras kepala membela kebenaran
=== Asal Mula Nama Tanjakan Jaga Sura ===
Bupati Sedayu kemudian beristirahat (mesanggrah) ditepi telaga tersebut. di tengah-tengah peristirahatannya ternyata Bupati Luwuk datang dan ingin melnjutkan peperangannya, tanpa membuang waktu Bupati Sedayu memerintahkan Senopati '''''Jata Sura''''' untuk membuat pintu dari batu, pintu tersebut diberi nama '''''Selo Matangkep''''' yang berarti batu
== Daftar kepala desa Wangkelang ==
{| class="wikitable"
|+Daftar Kepala desa Wangkelang<ref>{{Cite web|url=http://wangkelang.sideka.id/profil/sejarah/|title=Sejarah Desa Wangkelang|last=|first=|date=|website=|access-date=}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
!No
!Nama
Baris 109 ⟶ 110:
|2019
|}
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
Baris 117 ⟶ 121:
{{Authority control}}
{{desa-stub}}
|