Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
55hans (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(33 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
{{ infobox company
| name = Badan Penerbit Kristen<br />Gunung Mulia<br />(BPK Gunung Mulia)
| logo = [[Berkas:LOGO-BPK-GUnung-Mulia (1).png|70px]]
| logo =
| caption = Logo BPK Gunung Mulia
| type =
| genre type =
| fate genre =
| predecessor fate =
| predecessor = Badan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending)
| successor =
| foundation successor =
| foundation = {{date and age|1946|10}}
| founder =
| defunct founder =
| defunct =
| location_city = Jl.Kwitang No. 22-23, Jakarta 10420
| hq_location = Jalan Kwitang Raya No. 22-23, [[Kota Administrasi Jakarta Pusat|Jakarta Pusat]]
| location_country = {{flag|Indonesia}}<br />telp:021-3901208<br />faks:021-3901633<br />surel:[email protected]
| location_city = Jl.Kwitang[[Daerah No.Khusus 22-23,Ibukota Jakarta 10420|Jakarta]]
| num_employees =
| location_country = Indonesia
| homepage = http://www.bpkgm.com
| footnotes num_employees =
| homepage = [https://www.bpkgunungmulia.com bpkgunungmulia.com]
| intl =
| footnotes =
| intl =
}}
[[Berkas:LOGO-BPK-GUnung-Mulia (1).png|jmpl|100px|Logo BPK Gunung Mulia terdahulu]]
'''BalaiBadan Penerbit Kristen Gunung Mulia''' (lebih dikenal dengan namadisingkat '''BPK Gunung Mulia''') adalah salah satu penerbit buku, terutama buku-buku Kristen, di [[Indonesia]]. Namanya diambil dari [[Todung Sutan Gunung Mulia]], menteriMenteri kebudayaanKebudayaan Indonesia tahun 1945-1961946.
 
== Latar Belakangbelakang ==
'''Balai Penerbit Kristen Gunung Mulia''' (lebih dikenal dengan nama BPK Gunung Mulia) adalah salah satu penerbit buku, terutama buku-buku Kristen, di [[Indonesia]]. Namanya diambil dari [[Todung Sutan Gunung Mulia]], menteri kebudayaan Indonesia tahun 1945-196.
=== Cikal bakal ===
Ketika [[nasionalisme]] di kalangan penduduk Indonesia mulai berkembang sebelum tahun 1942, beberapa kelompok [[Kristen]] [[Protestan]] telah beritikad untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Ketika [[Jepang]] menaklukan pemerintah [[Hindia Belanda]] dan menangkap hampir seluruh penduduk yang berkebangsaan [[Belanda]], termasuk para pelayan gerejawi [[gereja]] Protestan.<ref name="Aritonang"></ref> Beberapa orang bertemu di penjara dan merencanakan upaya-upaya kerja sama di bidang gerejawi.<ref name="Aritonang"></ref> Setelah Jepang pergi dari Indonesia dan Indonesia telah merdeka, berkembang pula gerakan [[ekumenisme|ekumenikal]] di kalangan gereja-gereja, yang diharapkan akan berdampak pada bidang penerbitan juga.<ref name="Aritonang"></ref> Sebelum Jepang datang, sebagian besar publikasi dari gereja maupun lembaga [[zending]] (pekabaran Injil) memakai [[bahasa Belanda]], [[bahasa Malaysia]], atau bahasa lokal.<ref name="Aritonang"></ref> Setelah kemerdekaan Indonesia dirasakan pentingnya penerbitan literatur-literatur dalam [[bahasa Indonesia]] yang merupakan bahasa resmi republik Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Kemudian pada bulan Oktober tahun 1946, dibentuklah komisi yang bertugas mempersiapkan lembaga publikasi bagi literatur Kristen Protestan dengan nama ''[[Badan Penerbit Darurat dari Gereja dan Pekabaran Injil (Noodleectuurcommissie van Kerk’en Zending)]]''.<ref name="Aritonang"></ref> Gerakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya BPK Gunung Mulia tahun 1950.<ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink, eds. ''History of Christianity in Indonesia''. Leiden, Boston: Brill. Hlm. 774, 967-987.</ref>
 
=== Awal mula berdiri ===
==Latar Belakang==
BPKPada Gunungtahun Mulia1950, padaBadan awalnyaPenerbit berdiriDarurat menjadi organ resmi [[Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia|Dewan Gereja di Indonesia (DGI, sekarang Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, PGI)]] dengan nama Badan Penerbit Kristen (disingkat BPK) dipada tahun 1950, meskipun baru menjadi badan yang legal pada tanggal 31 Agustus 1951.<ref name="Aritonang"></ref> BPK merencanakan untuk menerbitkan buku-buku dan buklet dalam Bahasa Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Salah seorang tokoh yang menjadi motor pada awal berdirinya BPK adalah [[Johannes Verkuyl]], di samping orang-orang lainnya.<ref name="Aritonang"></ref> BPK mendapat dukungan dari [[Indische Kerk]] (kini menjadi [[Gereja Protestan Indonesia]]), lembaga-lembaga Zending, [[YMCA]], dan tokoh-tokoh Kristen Indonesia, seperti [[J. Leimena]], [[A.M.Albert Mangaratua Tambunan]], [[B. Probowinoto]], dan [[W.J. Rumambi]].<ref name="Aritonang"></ref> Pada tahun 1950, [[Alfred Simanjuntak]] menjadi tenaga kerja penuh waktu dari BPK.<ref name="Aritonang"></ref>
===Cikal bakal===
[[Berkas:BPK awal.jpg|200px|right|thumb|Gedung BPK di tahun 1950-an]]
 
Ketika [[DGI|Dewan Gereja di Indonesia]] (DGI, sekarang Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, PGI) berdiri pada bulan Mei 1950, BPK menjadi bagian dari DGI.<ref name="Aritonang"></ref> Sebagai bagian dari DGI, BPK memiliki tiga tugas utama:<ref name="Aritonang"></ref>
Ketika [[nasionalisme]] di kalangan penduduk Indonesia mulai berkembang sebelum tahun 1942, beberapa kelompok [[Kristen]] [[Protestan]] telah beritikad untuk mendukung kemerdekaan Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Ketika [[Jepang]] menaklukan pemerintah [[Hindia Belanda]] dan menangkap hampir seluruh penduduk yang berkebangsaan [[Belanda]], termasuk para pelayan gerejawi [[gereja]] Protestan.<ref name="Aritonang"></ref> Beberapa orang bertemu di penjara dan merencanakan upaya-upaya kerja sama di bidang gerejawi.<ref name="Aritonang"></ref> Setelah Jepang pergi dari Indonesia dan Indonesia telah merdeka, berkembang pula gerakan [[ekumenisme|ekumenikal]] di kalangan gereja-gereja, yang diharapkan akan berdampak pada bidang penerbitan juga.<ref name="Aritonang"></ref> Sebelum Jepang datang, sebagian besar publikasi dari gereja maupun lembaga [[zending]] (pekabaran Injil) memakai [[bahasa Belanda]], [[bahasa Malaysia]], atau bahasa lokal.<ref name="Aritonang"></ref> Setelah kemerdekaan Indonesia dirasakan pentingnya penerbitan literatur-literatur dalam [[bahasa Indonesia]] yang merupakan bahasa resmi republik Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Kemudian pada bulan Oktober tahun 1946, dibentuklah komisi yang bertugas mempersiapkan lembaga publikasi bagi literatur Kristen Protestan.<ref name="Aritonang"></ref> Gerakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berdirinya BPK Gunung Mulia tahun 1950.<ref name="Aritonang">{{en}}Jan S. Aritonang & Karel Steenbrink, eds. ''History of Christianity in Indonesia''. Leiden, Boston: Brill. Hlm. 774, 967-987.</ref>
 
===Awal mula berdiri===
[[Berkas:BPK sekitar 1955.jpg|thumb|150px|left|Orang-orang yang terlibat di BPK tahun 1950-an]]
BPK Gunung Mulia pada awalnya berdiri dengan nama Badan Penerbit Kristen (disingkat BPK) di tahun 1950, meskipun baru menjadi badan yang legal pada tanggal 31 Agustus 1951.<ref name="Aritonang"></ref> BPK merencanakan untuk menerbitkan buku-buku dan buklet dalam Bahasa Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref> Salah seorang tokoh yang menjadi motor pada awal berdirinya BPK adalah [[Johannes Verkuyl]], di samping orang-orang lainnya.<ref name="Aritonang"></ref> BPK mendapat dukungan dari [[Indische Kerk]] (kini menjadi [[Gereja Protestan Indonesia]]), lembaga-lembaga Zending, [[YMCA]], dan tokoh-tokoh Kristen Indonesia, seperti [[J. Leimena]], [[A.M. Tambunan]], [[B. Probowinoto]], dan [[W.J. Rumambi]].<ref name="Aritonang"></ref> Pada tahun 1950, [[Alfred Simanjuntak]] menjadi tenaga kerja penuh waktu dari BPK.<ref name="Aritonang"></ref>
 
Ketika [[DGI|Dewan Gereja di Indonesia]] (DGI, sekarang Persekutuan Gereja-gereja Indonesia, PGI) berdiri pada bulan Mei 1950, BPK menjadi bagian dari DGI.<ref name="Aritonang"></ref> Sebagai bagian dari DGI, BPK memiliki tiga tugas utama:<ref name="Aritonang"></ref>
* Meningkatkan produksi literatur Kristen dalam bahasa Indonesia
* Mempublikasikan bacaan-bacaan Kristen
* Mendistribusikan literatur-literatur Kristen
 
Ketua DGI yang pertama adalah Todung Sutan Gunung Mulia dan dia memiliki andil besar dalam mengembangkan BPK.<ref name="Aritonang"></ref> Karena itulah, pada tahun 1971 namanya dipakai oleh BPK sehingga BPK berganti nama menjadi Badan Penerbit Kristen Gunung Mulia.<ref name="Aritonang"></ref> BPK Gunung Mulia kemudian tidak lagi menjadi bagian dari DGI melainkan menjadi lembaga yang mandiri.
 
=== Perkembangan Selanjutnya ===
Negara Indonesia mengalami ketidakstabilan politik selama periode awal kemerdekaan sehingga awalnya komisi publikasi yang menjadi embrio BPK hanya dapat menerbitkan 25 buku per tahun, yang sebagian besar dalam bentuk buklet mini.<ref name="Aritonang"></ref> Ketika BPK telah terbentuk pada tahun 1950 dan situasi Indonesia menjadi lebih stabil, mulai ada peningkatan dalam jumlah maupun kualitas buku yang diterbitkan.<ref name="Aritonang"></ref> Hasilnya adalah diterbitkannya 17 kategori dan serial, beberapa di antaranya adalah tafsiran terhadap [[Alkitab]], buku [[dogma]] dan [[etika]], [[sejarah gereja]], [[homiletika]], serta menerjemahkan literatur yang berasal dari [[Dewan Gereja se-Dunia]].<ref name="Aritonang"></ref> Pada awalnya sebagian besar buku yang diterbitkan ditulis oleh orang-orang [[Eropa]] atau merupakan buku-buku terjemahan dari bahasa-bahasa lain.<ref name="Aritonang"></ref> Di saat seperti itu, [[J.L.Ch. Abineno]] adalah salah seorang [[teolog]] Indonesia yang produktif dalam menulis buku.<ref name="Aritonang"></ref> Kemudian seiring berjalannya waktu, muncullah nama-nama teolog Indonesia yang juga menerbitkan buku yakni [[O. Notohamidjojo]], [[R. Soedarmo]], [[W.B. Sidjabat]], [[T.B. Simatupang]], [[Eka Darmaputera]], dan [[Andar Ismail]].<ref name="Aritonang"></ref> BPK berusaha menjangkau sekolah-sekolah teologi, gereja-gereja, hubungan antar-agama, universitas-universitas dan sekolah-sekolah, serta kelompok-kelompok lain.<ref name="Aritonang"></ref>
 
Kemudian dengan melihat perkembangan konteks Indonesia, BPK Gunung Mulia mulai menerbitkan buku yang berkaitan beberapa fokus utama:<ref name="Aritonang"></ref>
# meningkatkan relasi antar-agama
# mengantisipasi kekerasan
# memberi perhatian pada isu [[jender]]
# melihat hubungan agama dan ilmu pengetahuan.
 
Tujuan dari penerbitan buku-buku tersebut adalah membantu gereja-gereja Indonesia dalam mengelola isu-isu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
 
==Menjalin KemitraanMitra ==
=== Di Asia ===
Salah satu karakteristik dari BPK Gunung Mulia adalah menjalin kemitraan dengan berbagai lembaga lainnya.<ref name="Aritonang"></ref> Pasca [[Perang Dunia II]], BPK berpartisipasi di beberapa pertemuan ekumenis di [[Asia]], terutama di [[Asia Tenggara]], misalnya pertemuan Dewan Gereja-gereja Dunia, pertemuan Persekutuan Gereja-gereja Asia Timur (didirikan di [[Bangkok]] bulan Desember 1949), dan [[Konferensi Kristen Asia]] (didirikan di [[Parapat]], [[Sumatera Utara]] tahun 1957).<ref name="Aritonang"></ref> Sebagai tindak lanjut, BPK menerbitkan buku-buku yang ditulis oleh teolog-teolog Asia, seperti [[V.S. Azariah]], [[Choan Seng Song]], [[R.S. Sugirtharajah]], dan [[Tissa Balasuriya]].<ref name="Aritonang"></ref>
=== Di Dunia ===
Pada tingkat dunia, BPK berpartisipasi dalam ''Christian Literature Fund'' (CLF), yang pada tahun 1971 berubah nama menjadi ''Agency for Christian Literature Development''.<ref name="Aritonang"></ref> Pada tahun 1975, lembaga ini bersatu dengan ''World Association for Christian Communication'' (WACC).<ref name="Aritonang"></ref> DiPada tahun 1990 WACC mengadakan serangkaian pertemuan dan pembinaan di Indonesia.<ref name="Aritonang"></ref>
=== Di Indonesia ===
* Pada tahun 1970, BPK bekerja sama dengan [[Kanisius]], penerbit [[Katolik]], untuk menerbitkan buku-buku bersama.<ref name="Aritonang"></ref> Selain itu, keduanya juga berpartisipasi di WACC.<ref name="Aritonang"></ref>
* Karena topik-topik tadi berkaitan dengan agama lain, kerja sama dengan institusi-institusi yang berlatar belakang agama lain mulai dilakukan.<ref name="Aritonang"></ref> Pada tanggal 10 April 2002, BPK GM menandatangani ''Memorandum of Understanding'' (MOU) dengan [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah]].<ref name="Aritonang"></ref> Isi dari memorandum itu adalah persetujuan kedua lembaga untuk bekerja sama menerbitkan buku-buku maupun artikel-artikel yang berkaitan dengan hubungan antar-agama dan peningkatan martabat manusia.<ref name="Aritonang"></ref>
 
== Penerbitan ==
=== Buku ===
BPK Gunung Mulia menerbitkan buku-buku teologi dengan standar akademis untuk menunjang pendidikan teologi di Indonesia. Buku-buku tersebut ditulis oleh penulis-penulis dari Indonesia maupun buku-buku terjemahan dari bahasa lain. Selain itu, BPK Gunung Mulia juga menerbitkan buku rohani praktis, buku umum, dan buku humaniora.
 
=== Libri ===
Libri adalah anak penerbit BPK Gunung Mulia yang didirikan untuk menunjang buku-buku yang bersifat umum. Hal ini dilakukan untuk menjangkau masyarakat luas, bukan hanya masyarakat Kristen. Buku-buku terbitan Libri adalah buku kepemimpinan, motivasi, dan kesehatan.
=== Inspirasi ===
Inspirasi adalah majalah terbitan BPK Gunung Mulia yang terbit setiap bulan.
=== Saat Teduh ===
Saat Teduh adalah buku renungan yang diterbitkan secara dwi-bulanan. Saat Teduh adalah bentuk kerja sama dengan penerbit majalah ''The Upper Room'', [[Amerika Serikat]].<ref name="Aritonang"></ref> Kerja sama ini telah dilakukan sejak tahun 1970.<ref name="Aritonang"></ref> Publikasi Saat Teduh dalam bahasa Indonesia adalah yang terbesar ketiga di dunia setelah bahasa Inggris dan [[bahasa Spanyol]].<ref name="Aritonang"></ref>
 
 
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* [http://www.bpkgmbpkgunungmulia.com/ Situs Resmi BPK Gunung Mulia]
 
[[Kategori:PenerbitPerusahaan penerbit Indonesia]]
[[Kategori:Percetakan Indonesia]]
[[Kategori:Organisasi Kristen]]