Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan kalimat, pranalan dalam, paragraf, dan referensi
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(17 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur''' adalah Barisankesatuan pengawalmiliter yang berasal dari masyarakat [[Negara Sumatra Timur|Negara Sumatera Timur]]. yang dibentukDibentuk pada tanggal 1 November 1947 oleh Negara Sumatera Timur atas izinpersetujuan dari Letnan [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]]. Korps ini lebih dikenal sebagai ''Blaupijepers'' karena warna seragamnya yang bewarna biru. Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur terbentuk ketika terjadinya kekacauan yang melanda wilayah Sumatera Timur akibat adanya [[Agresi Militer Belanda I]] pada Juli 1947 . Barisan Pengawal Negara Sumatera Timurtersebut bertugas sebagai ''Korps Keamanan'' dan bertanggung jawab atas keamanan [[Negara SumatraSumatera Timur|Negara. SumateraBarisan Timur]]ini juga bertugas membantu pasukan Belanda dalam mensuplai dalam urusan logistik (makanan dan minuman) saat terjadinya perang di dalam negeri serta menjaga pos pertahanan milik Belanda.
 
== Latar Belakang Pembentukan ==
Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur berhubungan erat dengan [[Negara Sumatra Timur|Negara Sumatera Timur]] (NST). Sebelum menjadi sebuah Negara, wilayah Sumatera Timur terdiri dari 12 wilayah yang sekarang menjadi wilyahwilayah di Provinsi [[SumatraSumatera Utara|Sumatera Utara]] yaitu: seperti [[Kabupaten Langkat|Langkat]], [[Kabupaten Deli Serdang|Deli Serdang]], Asahan, [[Kabupaten Labuhanbatu|Labuhan Batu]], [[Tanah Karo|Tanah Karo,]], [[Simalungun, Siantar Selatan, Pematangsiantar|Simalungun]], [[Kota Tanjungbalai|Tanjung Balai]], [[Kota Pematangsiantar|Pematang Siantar]], Tebing Tinggi, [[Kota Medan|Medan]], dan [[Binjai Utara, Binjai|Binjai]]. Karena wilayahnya yang luas dan strategis akan sumber daya alamya yaitu perkebunan karet dan minyak, maka dengan alasan itu pemerintah Belanda mempertahankan dan membentuk Negara Sumatera Timur.<ref>{{Cite journal|last=Mursal|first=Irhas Fansuri|date=15 Desember 2020|title=Lima Negara Bagian Terpenting Dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)1949-1950|journal=Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial|volume=2|issue=2|pages=224}}</ref> . Selain itu terjadinya agresi militer Belanda I membuat masyarakat dan bangsawan Simalungun mati mengenaskan akibat Agresi Militer Belanda I. Pemerintah Republik tidak mampu menghentikan kekerasan akibat agresi militer Belanda I, maka masyarakat Sumatera Timur menginginkan sebuah revolusi dengan terbentuknya Daerah Istimewa Sumatera Timur pada 25 Desember 1947. Pada tanggal 15- sampai 17 November tahun 1947 Dewan Sumatera Timur menyelenggarakan sidang dan memilih Tengku Mansur sebagai wali negara dan mengangkat raja Kaliamsyah Sinaga sebagai wakil wali negara Sumatera Timur. Berdasarkan peraturan yang ada dalam ''staatsbladStaatsblad'' noNo. 14 tahun 1948, JanuariNegara 1948Sumatera ,Timur terbentuk sebuahpada NegaraJanuari Sumatera Timur1948.<ref>{{Cite webnews|last=Pramisti|first=Nurul Qomariyah|title=Sumatera Timur Tanah Kucinta, Sumatera Timur Indonesia|url=https://tirto.id/sumatera-timur-tanah-kucinta-sumatera-timur-indonesia-bBg7|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-10-20}}</ref>.
 
Sebelum resmi berdirinya Negara Sumatera Timur , di dalam Negara Sumatera Timur terdapat barisan istimewa yang bertugas sebagai korps keamanan. Pasukan barisan istimewa ini terbentuk ketika adanya [[Agresi Militer Belanda I]] pada Juli 1947. Tentara federal atau barisanBarisan istimewa ini terbentuk di berbagai wilayah diantaranya: [[Kota Tanjungbalai|Tanjungbalai]], [[Kota Tebing Tinggi|Tebingtinggi]], [[Lubuk Pakam, Deli Serdang|Lubukpakam]], [[Berastagi, Karo|Brastagi]], [[Kabanjahe, Karo|Kabanjahe]], [[Binjai Utara, Binjai|Binjai]], dan [[Tanjung Pura, Langkat|Tanjungpura]] yang masing-masing wilayahnya dipimpin oleh seseorang yang ditunjuk Djomat Purba. Djomat Purba sendiri adalah Inspektur Polisi Negara Republik Indonesia yang bertugas sebagai komandan seluruh tentara federal dengan pangkat [[Letnan Kolonel|letnan kolonel]]<ref>{{Cite webnews|last=Matanasi|first=Petrik|title=Mantan Tentara Federal Sumatra Timur Menumpas Angkatan Oemat Islam|url=https://tirto.id/mantan-tentara-federal-sumatra-timur-menumpas-angkatan-oemat-islam-f814|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2021-10-20}}</ref> atau saat ini [[Perwira Menengah (Polisi)|Perwira Menengah]].
 
== Persyaratan Masuk Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur ==
PersyaratanAda bebebrapa persyaratan yang harus dilewati oleh para calon Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur diantaranya ada beberapa tahap; tahap awal yaitu pengukuran fisik (seperti tinggi badan dan berat badan ideal) dan batas umur dibawah tiga puluh (30) tahun, setelah melewati tahap awal, maka calon peserta memasuki tahap wawancara yang dilakukan oleh Kepala Departemen Keamanan Negara Sumatera Timur dan Djomat Purba yang bertugas sebagai Komandan Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur. Tahap terakhir, para calon barisan pengawal Negara Sumatera Timur harus lulus test kesehatan yang dilakukan di Rumah Sakit Militer yang ada di Medan<ref>{{Cite web|title=BARISAN PENGAWAL|url=https://pdfcoffee.com/barisan-pengawal-pdf-free.html|website=pdfcoffee.com|language=en|access-date=2021-10-20}}</ref>. Bagi calon yang lolos seluruh tahapan seleksi, mereka akan dibawa ke asrama Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur di daerah [[Binjai Utara, Binjai|Binjai]]. Di asrama, para calon yang lolos seleksi menjadi Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur mereka diberikan pakaian, perlengkapanseperti miiter dan senjatapersenjataan. Di asrama tersebut, mereka dilatih baris-berbaris sebelum mengikuti pelatihan dasar militerkemiliteran (Diklatsar)atau diklatsar di daerah ''Prins Bernhard Infanterieschool'', [[Kota Cimahi|Cimahi]], [[Jawa Barat]].
 
Para peserta dilatih dasar kemiliterkemiliteran oleh instruktur dari Tentara Kerajaan Hindia Belanda atau tentara [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] dibawah pmpinan Letkol T.J.W.F.M Suphert. KNIL atau [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger]] merupakan tentara dari Kerajaan Hindia Belanda yang tugasnya mengamankan pemberontakan di dalam negeri (Hindia Belanda) dan tidak dikhususkan untuk menghadapi perang internasional. Pasukan KNIL sendiri terdiri dari orang-orang pribumi kalangan masyarakat menengah<ref>{{Cite web|title=Orang-orang Pribumi yang Jadi Petinggi Tentara Belanda (KNIL)|url=https://voi.id/memori/3521/orang-orang-pribumi-yang-jadi-petinggi-tentara-belanda-knil|website=VOI - Waktunya Merevolusi Pemberitaan|language=id|access-date=2021-10-20}}</ref> dan mengenyam pendidikan dimasa pemerintahan kolonial Belanda. Dengan dilatihnya Barisanbarisan Pengawalpengawal Negara Sumatera Timur oleh instrukturpelatih militer dari [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]], dapat dikatakan mereka bukanlah tentara federal sembarangan, tetapi memiliki kemampuan dalam mempertahankan suatu wilayah dengan memperoleh latihan dasar kemiliteran.
 
== Pro dan Kontra terhadap Fungsi dari Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur ==
Setiap organisasi yang dibentuk tidak terlepas yang namanya pro dan kontra. Begitupun ketika pembentukan Barisanbarisan Pengawalpengawal [[Negara Sumatra Timur|Negara Sumatera Timur]]. Perdebatan terjadi antara pihak [[Negara Indonesia Timur]] (NST) dengan pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Departemen PeperanganPerang Hindia Belanda membentuk Barisan Pengawal tersebut sebagai korps keamanan yangserta dibebani tugas kepolisian dan tidak untuk berperang mempertahankan wilayah. Sedangkan dari pemimpin Negara Sumatera Timur, Barisanbarisan Pengawalpengawal Negara Sumatera Timur menjadi kesatuan militer yang mandiriberdiri sendiri ([[Berdikari|berdikari)]] atas [[Negara Sumatra Timur|Negara Sumatera Timur]], terpisah dari komando KNIL, dan bertanggung jawab atas wilayah Negara Sumatera Timur.
 
== Struktur Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur ==
Kepala Departemen Keamanan Negara Sumatera Timur adalah Tuanku Saibun. Kemudian Komandan dan Wakil Komandan Barisan Pengawal dijabat oleh Kolonel Djomat Purba dan Mayor Manus Manik. Sedangkan pemimpin batalyon sebagai berikut
Kepala Departemen Keamanan NST : Tuanku Saibun  Komandan Barisan Pengawal : Kolonel Djomat Purba  Wakil Komandan : Mayor Manus Manik  Batalyon I (Simalungun) : Kapten Binsara Sinaga  Batalyon II (Langkat) : Kapten T. Jafar  Batalyon III (Tanah Karo-Sipispis) : Kapten Nokov Bangun  Batalyon IV (Kompi Bantuan Senjata Berat) : Letda Sinaga  Staf Umum : Letnan I Blucher Sianipar Letnan I Silitonga Letnan I T.M. Ali<ref>{{Cite book|last=T. Lukman|first=Sinar Basarshah|date=2006|title=Bangun, dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur|location=Medan|publisher=Yayasan Kesultanan Serdang|url-status=live}}</ref>.
 
* Batalyon I (Simalungun): Kapten Binsara Sinaga
== Bubarnya Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur ==
* Batalyon II (Langkat): Kapten T. Jafar
Seiring dengan dibentuknya [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) hasil dari [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) pada akhir tahun 1949, dibentuk juga Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) merupakan gabungan dari KNIL dan [[Tentara Nasional Indonesia]]. Dengan begitu, Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur pun melebur kedalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat. Selain itu, pada tanggal 17 Agustus 1950, [[Soekarno|Presiden Soekarno]] membubarkan [[Republik Indonesia Serikat]] dan mengembalikan Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, [[Negara Sumatra Timur|Negara Sumatera Timur]] dan beberapa negara lainnya bergabung ke [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]] dan Negara Sumatera Timur dibubarkan<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-06-16|title=Negara Sumatera Timur (RIS) Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/16/190000079/negara-sumatera-timur-ris-|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-10-20}}</ref>.
* Batalyon III (Tanah Karo-Sipispis): Kapten Nokov Bangun
* Batalyon IV (Kompi Bantuan Senjata Berat): Letda Sinaga
 
Kepala Departemen Keamanan NST : Tuanku Saibun  Komandan Barisan Pengawal : Kolonel Djomat Purba  Wakil Komandan : Mayor Manus Manik  Batalyon I (Simalungun) : Kapten Binsara Sinaga  Batalyon II (Langkat) : Kapten T. Jafar  Batalyon III (Tanah Karo-Sipispis) : Kapten Nokov Bangun  Batalyon IV (Kompi Bantuan Senjata Berat) : Letda Sinaga Kemudian Staf Umum :diisi oleh Letnan I Blucher Sianipar, Letnan I Silitonga, dan Letnan I T.M. Ali.<ref>{{Cite book|last=T. Lukman|first=Sinar Basarshah|date=2006|title=Bangun, dan Runtuhnya Kerajaan Melayu di Sumatera Timur|location=Medan|publisher=Yayasan Kesultanan Serdang|url-status=live}}</ref>.
 
== Bubarnya Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur ==
Seiring dengan dibentuknya [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) hasil dari [[Konferensi Meja Bundar]] (KMB) pada akhir tahun 1949, dibentuk jugapula Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) merupakan gabungan dari [[Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger|KNIL]] dan [[Tentara Nasional Indonesia]]. Dengan begitu, Barisan Pengawal Negara Sumatera Timur pun melebur kedalam Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat. Selain itu, pada tanggal 17 Agustus 1950, [[Soekarno|Presiden Soekarno]] membubarkan [[Republik Indonesia Serikat]] dan mengembalikan Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, [[Negara Sumatra Timur|Negara Sumatera Timur]] dan beberapa negara lainnya bergabung ke [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]] dan Negara Sumatera Timur dibubarkan.<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cybernews|date=2021-06-16|title=Negara Sumatera Timur (RIS) Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/16/190000079/negara-sumatera-timur-ris-|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-10-20|editor-last=Nailufar|editor-first=Nibras Nada}}</ref>.
 
== Referensi ==
 
[[Kategori:Militer]]
[[Kategori:Pengawal]]
<references />
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]