Kamora, Mimika Tengah, Mimika: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{kampung |peta = |nama =Kamoro |provinsi =Papua Tengah |dati2 =Kabupaten |nama dati2 =Mimika |kecamatan =Mimika Tengah |kode pos =99972 |luas =... km² |penduduk =... jiwa |kepadatan =... jiwa/km² }} '''Kamoro''' adalah kampung yang berada di distrik Mimika Tengah, Mimika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Indonesia. {{Mimika Tengah, Mimika}} {{Authority control}} {{kelura...' Tag: |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k Bot: Merapikan artikel |
||
(16 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kampung
|peta =
|nama =
|provinsi =Papua Tengah
|dati2 =Kabupaten
Baris 11:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''
==Etimologi==
Asal nama '''Miyoko''' berasal dari miskomunikasi antara pemerintah kolonial Belanda dengan masyarakat Kamora ([[suku Kamoro]]), ketika menanyakan nama dari kampung tersebut dan dijawab dalam bahasa daerah: “Kali ini bernama Kamora, airnya bagus sekali (Mbiyoko)”. ''Mbioko'' berasal dari kata ''Mbi'' berarti air, dan ''Yako'' berarti bagus sekali. ''Mbiyako'' kemudian berubah menjadi ''Mbiko'' lalu ''Mioko'' (atau dengan ejaan ''Miyoko'').<ref name="YBH 2021"/>
==Sejarah==
Leluhur masyarakat [[Suku Kamoro|Kamoro]] yang menempati Kampung Miyoko/Mioko atau yang sekarang disebut Kampung Kamora sebelumnya hidup secara nomaden. Mereka telah berpindah sebanyak 9 kali. Pertama mereka tinggal di '''Tinaruma''' di sekitar sungai Kamora. Dua pemuda asal Tinaruma mencari ''wana'' (minyak rambut) ke sungai Pekarau.<ref name="YBH 2021">{{cite web | title= Profil
Masyarakat Adat Kamoro Kampung Kamora | website=Yayasan Hutan Biru | date=2021-12-12| url=https://blue-forests.org/wp-content/uploads/2022/08/Profil-Masyarakat-Adat-Asmat-di-Kampung-Kamora-atau-Mioko_FINAL.pdf | access-date=2023-01-01}}</ref>
Setelah kedua pemuda ini pergi, terjadi insiden dengan mahluk gaib ''We Kimikiyu'' di Kokotiri, dimana Weyako Kimikiyu membantai masyarakat Tinaruma. Masyarakat ini dihidupkan kembali oleh mahluk gaib dengan syarat mereka harus hidup di rumah adat ''Ema Kame''. Karena peraturan ini dilanggar, mereka dikutuk menjadi hewan.<ref name="YBH 2021"/>
Ketika kedua pemuda kembali, mereka menemukan kampung sepi, kecuali dua kekasihnya yang menceritakan peristiwa yang terjadi sebelum mereka juga berubah menjadi hewan. Setelah kedua pemuda tersebut beristirahat dibawah pohon kelapa putih, mereka merubah menjadi mahluk gaib dan melakukan perjalanan menuju '''Ampouta''', kampung kedua.<ref name="YBH 2021"/>
Dalam perjalanan mereka menetap di rumah bapak ''Wakuru'' (titisan lau-lau), karena mereka tidak memberikan sagu, bapak ''Wakuru'' menyebabkan mereka tersesat hingga kembali ke rumah, sebelum melepaskan mereka setelah diberikan sagu. Setibanya di Ampouta, mereka menemukan masyarakat yang berinteraksi dengan mahluk gaib asal Tinaruma. Peristiwa ini mengakibatkan peperangan, sehingga masyarakat harus pindah ke kampung ketiga, bernama Mbakarepeyau.<ref name="YBH 2021"/>
Di '''Mbakarepeyau''', masyarakat kamora mulai mengenal adat tusuk hidung, ''mbirimu'' walaupun tidak terlaksana karena perselingkuhan ''Dakara Wauta'' (adik lelaki) dengan istri ''Dakara'' (kakaknya). Peristiwa ini menyebabkan pembunuhan di rumah adat ema kame, dan kutukan dari mertua (ibu dari istri) Dakara yang menyebabkan masyarakat harus berpindah ke kampung keempat.<ref name="YBH 2021"/>
Di kampung keempat, '''Ndaweya''' terjadi perpisahan antara kamora gunung dan kamora pantai. Masyarakat Kamora pantai tinggal sementara di kampung kelima kampung '''Iputarimane''' sebelum berpindah ke ''Kamokowau'' yang sekarang disebut [[Kuala Kencana, Mimika|Kuala Kencana]]. Mereka kemudian berpindah ke kampung keenam, '''Pekarau'''. Di kampung ini, mereka mulai mengenal kapal dan anak panah untuk persiapan perang [[Pelayaran Hongi|Hongi]].<ref name="YBH 2021"/>
Setelah itu mereka berpindah lagi ke '''Paupare''', sebelum ke '''Mbioko''' yang merupakan kampung kedelapan. Saat itu masyarakat kamora masih terbagi berdasarkan taparu di ''Tambrumako'' dan ''Mbakripare''. Untuk pertama kalinya diadakan pesta adat Karapau yang menyatukan taparu-taparu di satu tempat kampung Mbioko. Setelah gereja dan pembangunan datang pemukiman dikembangkan di '''Mbakripare''', lokasi kampung saat ini.<ref name="YBH 2021"/>
==Referensi==
{{Mimika Tengah, Mimika}}
{{Authority control}}
{{kelurahan-stub}}
|