Arak bako: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Sumatera |
||
(29 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:
'''Arak Bako''' adalah tradisi arak-arakan mempelai perempuan ([[bahasa Minang]]: ''anak daro'') dalam prosesi pernikahan di [[Minangkabau]], khususnya masyarakat [[Kota Solok|Solok]]. Tradisi ini diselenggarakan oleh pihak ''bako'', yakni anggota kerabat perempuan dari keluarga ayah ''anak daro'' (yang oleh pihak ''bako'' disebut sebagai ''anak pisang''). Dalam arak-arakan, pihak ''bako'' mengundang anggota kerabat terdekat lainnya dalam garis kekerabatan pihak ''bako''.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/arak-bako-tradisi-prosesi-perkawinan-adat-solok/|title=Arak Bako, Tradisi Prosesi Perkawinan Adat Solok {{!}} Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|last=ditwdb|language=id-ID|access-date=2020-05-10}}</ref>
Arak Bako merupakan bentuk ungkapan kegembiraan pihak ''bako'' terhadap ''anak pisang'' yang akan menikah. Mereka memberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa ''anak pisang-''nya akan menikah dengan cara membawa (''maarak'') ''anak daro'' dari rumah ''induak bako'' menuju rumah orang tua ''anak pisang'' sambil membawa barang-barang pemberian di atas kepala.<ref name=":2">Silvia Rosa, dkk (2011). ''Aneka Tradisi Minangkabau Menurut Adat Istiadat Kota Solok''. Dinas Pariwisata Solok. hlm. 70-79.</ref>
Tradisi ini mencerminkan sistem kehidupan
== Makna kata ==
Istilah Arak Bako dibentuk oleh dua kata, yaitu 'arak' dan 'bako'. 'Arak' merupakan jenis kata kerja yang berarti "
▲Relasi kekerabatan ''induak bako'' dan ''anak pisang'' adalah ikatan kekerabatan yang dibangun karena terjadinya hubungan pernikahan. Anak-anak dari hasil pernikahanseorang laki-Iaki dengan perempuan lain di luar sukunya akan dipandang sebagai ''anak pisang'' oleh saudara perempuan si laki-Iaki tersebut. Sementara itu, anak-anak dari saudara laki-Iakinya tersebut memandang saudara perempuan ayahnya sebagai ''induak bako''. Keluarga besar dari si ayah akan dipandang sebagai bako oleh si anak tersebut.<ref name=":2" />
== Rangkaian acara ==
[[Berkas:Bararak Bako Manjujuang Katidiang.jpg|jmpl|Arak bako di Sumatera Barat]]
Anggota kerabat perempuan dari keluarga ayah (''bako'') terlebih dahulu menjemput
Orang-orang yang terlibat dalam tradisi Arak Bako adalah pihak bako dari ''anak daro''. Pihak ''bako''
Perarakan dilakukan dengan cara berjalan kaki di pinggir jalan raya membentuk barisan panjang. Posisi paling depan ditempati oleh ''anak daro''. Pada beberapa kasus, ''anak daro'' bisa disertai dengan marapulai tergantung pembahasan dengan keluarga marapulai. Posisi di belakang ''anak daro'' biasanya ditempati oleh ''Tuo Arak Bako'', yakni perempuan yang dihormati di lingkungan ''bako anak daro''. Pada posisi ketiga dan seterusnya ke belakang ditempati pihak keluarga bako ''anak daro''. Semakin ke belakang posisi peserta Arak Bako dalam barisan menunjukkan semakin jauh hubungan kekerabatannya dengan pihak ''bako'', apalagi dengan ''anak daro''.<ref name=":0" />
Rombongan Arak Bako datang ke rumah ''anak daro'' dengan membawa beberapa barang pemberian untuk ''anak daro''. ''Induak bako'' membawa barang-barang yang diuntukkan langsung untuk ''anak daro''. Sementara itu, anggota rombongan Arak Bako yang lain, yang jumlahnya bisa mencapai angka ratusan, membawa kado dan beras. Barang-barang tersebut dijunjung di atas kepala oleh peserta arak-arakan.<ref name=":0" /><ref name=":2" />
Setelah sampai di rumah orang tua ''anak daro'', semua barang bawaan diterima oleh salah seorang perempuan di halaman rumah ''anak daro''. Setelah dilakukan proses serah terima, setiap anggota rombongan Arak Bako dijamu makan nasi oleh pihak keluarga ''anak daro'' di dalam rumah. Usai jamuan, para anggota rombongan Arak Bako meninggalkan lokasi sambil menyerahkan kembali ''anak daro'' kepada orang tuanya.<ref name=":0" />
== Pelaksanaan ==
Tradisi Arak Bako terdapat pada hampir semua daerah di Kota Solok. Tradisi ini merupakan bagian penting dari prosesi pernikahan di Kota Solok. Setiap kelurahan di Kota Solok terbiasa melaksanakan tradisi ini karena secara kultural, Kota Solok memiliki budaya dan adat istiadat yang homogen.<ref name=":2" />
Pelaksanaan tradisi Arak Bako masih sering dijumpai di Kota Solok, walaupun untuk kondisi sekarang sudah ada semacam kemudahan dalam pelaksanaannya. Pada waktu dulu, rombongan tradisi Arak Bako memang berjalan kaki
Tradisi Arak Bako dihadiri oleh banyak orang yang berasal dari lingkungan keluarga ''bako'' dari ''anak daro''. Jumlah rombongan tradisi Arak Bako sangat banyak. Anggota rombongan Arak Bako bisa mencapai ratusan orang, bahkan bisa melibatkan seribu orang.<ref name=":2" /><ref name=":3" />
Pada tanggal 14 Desember 2017,
== Kostum ==
Kostum yang dikenakan oleh para perempuan peserta rombongan tradisi Arak Bako adalah ''[[baju kurung basiba]]'' dan kain sarung bugis. Di atas kepala, mereka memakai sebuah selendang yang disebut juga dengan ''salodang''. Kain ''salodang'' adalah sejenis kain selendang perempuan yang terbuat dari kain berbahan dasar kain panjang.
== Filosofi ==
Baris 38 ⟶ 42:
== Penetapan sebagai WBTB ==
Pada tingkat nasional, tradisi Arak Bako ditetapkan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, [[Direktorat Jenderal Kebudayaan]], [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI]], sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia|warisan budaya tak benda]] (WBTB) dari provinsi Sumatera Barat. Penyerahan sertifikat Arak Bako sebagai WBTB dilaksanakan pada
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Pernikahan di Minangkabau]]
[[Kategori:Kota Solok]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
|