Azhari: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Birokrat Indonesia menggunakan HotCat
k Sumatera
 
(39 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|insinyur dan teroris Malaysia|Azahari Husin}}
'''Drs. H. Azhari''' ({{lahirmati|Parik Putuih, [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[IV Angkek, Agam|Ampek Angkek]], [[Kabupaten Agam]], [[Sumatra Barat]]|22|7|1923|[[Padang]], Sumatra Barat|7|9|1997}}) adalah birokrat dan tokoh pendidikan Sumatra Barat. Ia merupakan Penjabat [[Wali Kota Padang]] periode 1966-1967.<ref>Colombijn, F., (1994), ''Patches of Padang: the history of an indonesian town in the twentieth century and the use of urban space'', Research School CNWS, ISBN 978-90-73782-23-5.</ref><ref name=bakaba>https://bakaba.co/azhari-sang-doktorandus-yang-menolak-tanda-jasa/</ref> Ia memimpin pasca-[[Gerakan 30 September]], menggantikan wali kota sebelumnya yang dipaksa mundur oleh kalangan mahasiswa.<ref>Kahin, A., (1999), ''Rebellion to integration: West Sumatra and the Indonesian polity, 1926-1998'', Amsterdam University Press, ISBN 90-5356-395-4.</ref>
{{Infobox officeholder
 
| honorific_prefix = [[Doktorandus|Drs.]] [[Haji (gelar)|H.]]
Azhari meninggal dunia di Rumah Sakit M. Djamil, Padang pada tanggal 7 September 1997 dalam usia 74 tahun.
| name = {{PAGENAME}}
| native_name = <!--The person's name in their own language, if different.-->
| native_name_lang = <!--ISO 639-1 code, e.g., "fr" for French. If more than one, use {{lang}} in |native_name= instead.-->
| honorific_suffix =
| image = Wali Kota Padang Azhari.jpg
| image_size =
| image_upright =
| smallimage = <!--If this is specified, "image" should not be.-->
| alt =
| caption =
| order =
| office = [[Daftar Wali Kota Padang|Penjabat Wali Kota Padang]]
| term_start = 1966
| term_end = 1967
| predecessor = [[Z.A. Sutan Pangeran]]
| successor = [[Akhiroel Yahya]]
| pronunciation =
| birth_name =
| birth_date = {{Birth date|1923|7|22}}
| birth_place = [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[IV Angkek, Agam|Ampek Angkek]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[Pantai Barat Sumatra]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Birth date and age|1997|9|7|1923|7|22}}
| death_place = [[Padang]], [[Sumatera Barat]]
| death_cause =
| resting_place =
| resting_place_coordinates =
| citizenship =
| nationality = {{IDN}}
| party =
| otherparty = <!--For additional political affiliations-->
| height = <!-- "X cm", "X m" or "X ft Y in" plus optional reference (conversions are automatic) -->
| spouse =
| partner = <!--For those with a domestic partner and not married-->
| relations =
| children =
| parents = <!-- overrides mother and father parameters -->
| mother = <!-- may be used (optionally with father parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) --> Dalimah
| father = <!-- may be used (optionally with mother parameter) in place of parents parameter (displays "Parent(s)" as label) --> Saidi Rullah St. Basa
| relatives =
| residence =
| education =
| alma_mater = [[Universitas Gadjah Mada]]
| occupation =
| profession = [[Birokrat]]
| known_for = Pendiri [[IAIN Imam Bonjol]]
| salary =
| net_worth = <!-- Net worth should be supported with a citation from a reliable source -->
| cabinet =
| committees =
| portfolio =
| awards = <!-- For civilian awards - appears as "Awards" if |mawards= is not set -->
}}
'''Drs. H. Azhari''' gelar '''Sutan Samponokayo''' ({{lahirmati|Parik Putuih, [[Ampang Gadang, IV Angkek, Agam|Ampang Gadang]], [[IV Angkek, Agam|Ampek Angkek]], [[Kabupaten Agam]], [[SumatraSumatera Barat]]|22|7|1923|[[Padang]], SumatraSumatera Barat|7|9|1997}}) adalah birokrat dan tokoh pendidikan SumatraSumatera Barat. Ia merupakan Penjabat [[Wali Kota Padang]] periode 1966-1967.<ref>Colombijn, F., (1994), ''Patches of Padang: the history of an indonesian town in the twentieth century and the use of urban space'', Research School CNWS, ISBN 978-90-73782-23-5.</ref><ref name=bakaba>https://bakaba.co/azhari-sang-doktorandus-yang-menolak-tanda-jasa/</ref> Ia memimpin pasca-[[Gerakan 30 September]], menggantikan wali kota sebelumnya yang dipaksa mundur oleh kalangan mahasiswa.<ref>Kahin, A., (1999), ''Rebellion to integration: West Sumatra and the Indonesian polity, 1926-1998'', Amsterdam University Press, ISBN 90-5356-395-4.</ref>
 
== Latar belakang ==
Azhari lahirdilahirkan di Parik Putuih, [[Ampang Gadang, Ampek Angkek, Agam|Nagari Ampang Gadang]], [[Ampek Angkek|Kecamatan Ampek Angkek]], [[Kabupaten Agam]] pada 22 Juli 1923. Ia merupakan anak dari Saidi Rullah St. Basa (ayah) dan Dalimah (ibu). Ayahnya dikenal sebagai salah seorangadalah pejuang kemerdekaan dan lebih dikenal dengandigelari “Tanbasa Digoel” karena pernah dibuangdiasingkan [[Hindia Belanda|Pemerintah Kolonial Belanda]] ke [[Tempat Pengasingan Boven Digoel|Boven Digoel]].<ref name=bakaba/>
 
== Pendidikan ==
PendidikanAzhari dasarmengenyam ditempuh Azharipendidikan di Sekolah Desa ''“Sikola Basi”'' di BonjolBonjo Alam tahunpada 1930, dilanjutkan kedan Sekolah SambunganLanjutan ''“Schakelschool”“[[Schakelschool]]”'' di Tanjuang Alam tahunpada 1933.<ref name=bakaba/>
 
TamatLulus sekolah sambunganlanjutan, Azhari langsungsegera bekerjamemulai pekerjaan di “Kunu V & W” (sekarangkini PUPekerjaan Umum) sebagaimenjadi juru tulis selama 3 tahun, juru gambar selama 3 tahun, dan juru ukur selamaberturut-turut 2sejak tahun1939 hingga (1939-1947).<ref name=bakaba/>
 
Pada 1947, Azhari menempuhberkesempatan melanjutkan pendidikan padapamong praja di [[Institut Pemerintahan Dalam Negeri|Akademi Pemerintahan Dalam Negeri Pamongpraja]] tahun 1947 sampaihingga 1948. Pada saat mengikuti testingseleksi, Azhari termasuk salah seorang di antara 30 orang yang lulusditerima dari total 250 orang yang melamarmendaftar.<ref name=bakaba/>
 
Pada akhir 1948, persisbersamaan pada saatdengan [[Agresi Militer Belanda II]], diaia diterimadiangkat bekerja pada [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia|Pemerintahan Darurat]]. DiaIa ditugaskandiberi mandat mendirikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Darurat Tanjung Alam, sekarang(kini SMP SMPNNegeri 1 Ampek Angkek).<ref name=bakaba/>
 
== Karier pemerintahan ==
PadaIa awal bulan Agustus 1950, ia bertugasdiangkat selakumenjadi Kepala Seksi Politik padadi Kantor [[Bupati Solok]] pada awal Agustus 1950. BelakanganKemudian, ia diserahidiangkat tugas tambahanmerangkap sebagai Camat [[Kubung, Solok|Kecamatan Kubung]].<ref name=bakaba/>
 
Semasa menjadi Camat Kubung, ia menjadibertugas sebagai Sekretaris Presidium Sekolah Guru Atas (SGA) di Solok dan mendirikan Kursus B.I. Sejarah di [[Kabupaten Solok|Solok]].<ref name=bakaba/>
 
KarenaBerbekal kinerjanya yang memuaskanbagus, pada 1954 ia diberi peluangberkesempatan melanjutkan pendidikan padadi Fakultas Hukum Ekonomi Sosial Politik (HESP), [[Universitas Gadjah Mada]] tahun 1954, yang ditempuhnyadiselesaikan selama 4 tahun hingga tahunlulus pada 1958.<ref name=bakaba/>
 
SebelumSepulang menjadidari Penjabatstudi, WaliAzhari Kotakembali Padang,ke iaSumatera pernahBarat menjabatyang sebagaibergejolak akibat krisis politik pascadeklarasi [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI). [[Demokrasi Terpimpin]] memberi peluang [[Partai Komunis Indonesia]] (PKI) semakin kuat. Saat itu, Azhari menjabat Sekretaris Daerah KotaKotamadya Padang hingga 1966.<ref name=bakaba/><ref>{{Cite book|last=Freek.|first=Colombijn,|date=2006|url=http://worldcat.org/oclc/968478828|title=Paco-paco (kota) Padang : sejarah sebuah kota di Indonesia abad ke-20 dan penggunaan ruang kota|publisher=Ombak|oclc=968478828}}</ref>
 
Setelah penumpasan [[Gerakan 30 September]] (Gestapu), pimpinan militer Sumatera Barat Mayor [[Imam Suparno]] mensyaratkan pemimpin sipil harus memenuhi kriteria yaitu tidak ambisius, cakap, sederhana, jujur dan berjiwa anti Gestapu/PKI. Azhari memenuhi syarat itu dan diangkat sebagai Penjabat [[Wali Kota Padang]].<ref name=bakaba/>
 
Selesai menjabat wali kota, pada 1967 Azhari diangkat sebagai Asisten V Bidang Pengawasan dan Efisiensi oleh [[Gubernur Sumatera Barat]] [[Harun Zain]] hingga 1969. Ia kemudian menjadi Administrator Sosial Politik hingga 1970. Ia mengakhiri karier birokrat sebagai Kepala Pembangunan Desa dan pensiun dalam umur 60 tahun.<ref name=bakaba/>
 
== Kiprah kemasyarakatan ==
 
Semasa berkuliah, pada 1950-an Azhari dan Amir Thaib mendirikan Ikatan Keluarga Ampek Angkek Candung (IKAC) yang eksis hingga sekarang dan berperan dalam mendirikan [[Bank Perkreditan Rakyat]] (BPR) Syariah Ampek Angkek Candung di Parik Putuih.<ref name=bakaba/>
 
Saat menjabat Kepala Pembangunan Desa, pada 1980-an ia turut mendirikan SD Negeri 13 Parik Putuih yang berdiri di atas lahan [[Muhammadiyah]] Ranting Parik Putuih.<ref name=bakaba/>
 
== Kiprah pendidikan ==
[[Berkas:20210722 Rektorat UIN Imam Bonjol.jpg|jmpl|ka|260px|[[Universitas Islam Negeri Imam Bonjol]], salah satu perguruan tinggi yang ikut didirikan Azhari]]
Pada 1953, pernah berdiri [[Universitas Islam Darul Hikmah Bukittinggi|Perguruan Tinggi Islam Darul Hikmah Bukittinggi]], yang diresmikan sebagai universitas pada 1957, lalu terpaksa dihentikan pada 5 Mei 1958 karena terjadinya [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) dan ditutup 4 Juni 1962. Azhari dan kawan-kawan lalu mendirikan Yayasan Imam Bonjol pada 1962. Yayasan ini tercantum dalam Akta Notaris No. 34 tanggal 19 Februari 1962. Saat itu, Azhari menginginkan membangun pendidikan Islam masyarakat [[Sumatra Barat]] dengan mendirikan perguruan tinggi Islam.<ref name="suara1">{{cite web|url=http://suarakampus.com/?mod=berita&se=detil&id=5229|title=Sejarah Singkat UIN Imam Bonjol Padang|publisher=LPM Suara Kampus|date=18 Februari 2018|access-date=7 Desember 2019|archive-date=2021-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210509173952/https://suarakampus.com/?mod=berita&se=detil&id=5229|dead-url=no}}</ref> Yayasan ini mendirikan Fakultas Sosial Politik dan Fakultas Tarbiyah pada 5 Juni 1962 di Padang. Fakultas Tarbiyah ini dinegerikan menjadi Fakultas Tarbiyah Cabang [[IAIN Syarif Hidayatullah]] Jakarta.<ref name=bakaba/>
 
Pada 1953, pernah berdiri [[Universitas Islam Darul Hikmah Bukittinggi|Perguruan Tinggi Islam Darul Hikmah Bukittinggi]], yang diresmikan sebagai universitas pada 1957, lalu terpaksa dihentikan pada 5 Mei 1958 karena terjadinya [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI) dan ditutup 4 Juni 1962. Azhari dan kawan-kawan lalu mendirikan Yayasan Imam Bonjol pada 1962. Yayasan ini tercantum dalam Akta Notaris No. 34 tanggal 19 Februari 1962. Saat itu, Azhari menginginkan membangun pendidikan Islam masyarakat [[SumatraSumatera Barat]] dengan mendirikan perguruan tinggi Islam.<ref name="suara1">{{cite web|url=http://suarakampus.com/?mod=berita&se=detil&id=5229|title=Sejarah Singkat UIN Imam Bonjol Padang|publisher=LPM Suara Kampus|date=18 Februari 2018|access-date=7 Desember 2019|archive-date=2021-05-09|archive-url=https://web.archive.org/web/20210509173952/https://suarakampus.com/?mod=berita&se=detil&id=5229|dead-url=no}}</ref> Yayasan ini mendirikan Fakultas Sosial Politik dan Fakultas Tarbiyah pada 5 Juni 1962 di Padang. Fakultas Tarbiyah ini dinegerikan menjadi Fakultas Tarbiyah Cabang [[IAIN Syarif Hidayatullah]] Jakarta.<ref name=bakaba/>
Sebagai ketua yayasan, Azhari bersama [[Mansur Datuk Nagari Basa]], Firdaus Efendi (Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi), dan [[Naimah Djambek]] sebagai pengurus yayasan mendirikan Fakultas Agama Islam Syari'ah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol di Bukittinggi dan diresmikan pada 20 Januari 1963. Peresmian hampir batal karena pihak kepolisian menolak memberikan izin sebab seluruh mahasiswa FAIS terlibat PRRI.<ref name=bakaba/>
 
Sebagai ketua yayasan,<ref>https://books.google.co.id/books?id=RyOHdjG35IcC&q=didirikan+5+Agustus+1962+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Yayasan+Imam+Bonjol+Padang+;+Jln+.+Koto+Tinggi+,+No.+5+;+telp+.+26809+,+Padang+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Dosen+tetap+5+orang+;+dosen+tidak+tetap+29+orang&dq=didirikan+5+Agustus+1962+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Yayasan+Imam+Bonjol+Padang+;+Jln+.+Koto+Tinggi+,+No.+5+;+telp+.+26809+,+Padang+.+Ketua+:+Drs+.+H.+Azhari+.+Dosen+tetap+5+orang+;+dosen+tidak+tetap+29+orang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjhnsKp4_T0AhUF93MBHZ1JCycQ6AF6BAgDEAM</ref> Azhari bersama [[Mansur Datuk Nagari Basa]], Firdaus Efendi (Ketua Pengadilan Negeri Bukittinggi), dan [[Naimah Djambek]] sebagai pengurus yayasan mendirikan Fakultas Agama Islam Syari'ah (FAIS) Yayasan Imam Bonjol di Bukittinggi dan diresmikan pada 20 Januari 1963. Peresmian hampir batal karena pihak kepolisian menolak memberikan izin sebab seluruh mahasiswa FAIS terlibat PRRI.<ref name=bakaba/>
FAIS Yayasan Imam Bonjol diresmikan menjadi Fakultas Syari'ah IAIN Imam Bonjol di Garegeh, yang berubah menjadi [[IAIN Bukittinggi|STAIN Muhammad Djamil Djambek]]. Bersamaan dengan itu, Azhari dengan Izzuddin Marzuki mendirikan Fakultas Adab di Payakumbuh.<ref name=bakaba/>
 
FAIS Yayasan Imam Bonjol diresmikan menjadi Fakultas Syari'ah IAIN Imam Bonjol di Garegeh, yang berubah menjadi [[IAIN Bukittinggi|STAIN Muhammad Djamil Djambek]]. Bersamaan dengan itu, Azhari dengan [[Izzuddin Marzuki]] mendirikan Fakultas Adab di [[Payakumbuh]]. Pada 5 Juli 1963, ia bersama Rustam Jamil mendirikan Fakultas Ushuluddin di [[Padang Panjang]].<ref name=bakaba/>
 
Bersama Mansur Datuk Nagari Basa dan [[Gubernur Sumatra Tengah]] [[Ruslan Mulyoharjo]], Azhari dicatat berusaha untuk menyanggupi persyaratan dari [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Departemen Agama Republik Indonesia]] untuk mendirikan 4 fakultas beserta sarana prasarananya serta berusaha melobi Menteri Agama [[Saifuddin Zuhri]] untuk meloloskan pendirian perguruan tinggi Islam negeri pertama di Sumatera Barat.
 
Fakultas-fakultas Islam yang tersebar di Padang, Bukittinggi, Padang Panjang, dan Payakumbuh digabung menjadi [[Institut Agama Islam Negeri Imam Bonjol|Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Al Jamiah Al Islamiyah Al Hukumiyah Imam Bonjol]] yang disahkan dengan Surat Keputusan [[Menteri Agama Republik Indonesia]] Nomor 77 Tahun 1966 pada 29 November 1966 dan berlaku sejak 6 September 1966. [[Mahmoed Joenoes|Mahmud Yunus]] diangkat sebagai penjabat rektor pertama.<ref name=bakaba/>
 
Pada 1 Agustus 1963, Azhari mendirikan Sekolah Asisten Apoteker (SAA) yang kini menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Farmasi Bukittinggi. Pada 1964, ia mendirikan Jurusan Teknik Seni dan Arsitektur serta [[SMK-SMAK Padang|Sekolah Analis Kimia Menengah Atas (SAKMA) Padang]] yang diberikan kepada [[Kementerian Perindustrian Republik Indonesia|Departemen Perindustrian Republik Indonesia]]. Pada Oktober 1964 ia mendirikan Fakultas Teknik yang membawahi Jurusan Teknik Sipil dan Arsitektur dan kini menjadi [[Universitas Bung Hatta]]. Beberapa tahun selanjutnya, ia berniat mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kedokteran Padang, tetapi tidak mendapat izin. Ia juga bekerja sebagai dosen di kampus negeri dan swasta di Padang.<ref name=bakaba/>
 
== Wafat ==
Azhari meninggal dunia di [[Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil]], Padang pada tanggal 7 September 1997 dalam usia 74 tahun.<ref name=bakaba/>
 
== Kehidupan pribadi ==
[[File:Sekwilda Sumbar Syurkani memberikan penghargaan.jpg|jmpl|Azhari (berbaris paling kiri) menerima penghargaan dari Sekwilda Sumatera Barat [[Sjoerkani|Syurkani]]]]
 
Sekretaris pribadi Azhari, Gani mengenang sosok Azhari sebagai orang yang disiplin, tidak mempersulit, dan bekerja tanpa pamrih. Ia menolak tanda jasa yang direncanakan dianugerahkan oleh pemerintah.<ref name=bakaba/> Namun, ia sempat menerima penghargaan dalam memperingati 22 tahun lahirnya UUPA di Sumatera Barat yang diserahkan Sekwilda Sumatera Barat [[Sjoerkani|Syurkani]] pada {{circa|1982/1983}}.<ref>https://books.google.co.id/books?id=l_L_vpC4XfcC&pg=RA3-PA41</ref>
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{id}} [http://www.padang.go.id Situs web resmi kota Padang]
* https://bakaba.co/azhari-sang-doktorandus-yang-menolak-tanda-jasa/
{{S-start}}
{{s-off}}
Baris 43 ⟶ 117:
{{End}}
{{Daftar wali kota Padang}}
 
{{lifetime|1928|2009||}}
__INDEKS__
{{Indo-bio-stub}}
 
[[Kategori:Wali Kota Padang]]
[[Kategori:Tokoh birokrat Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Alumni Universitas Gadjah Mada]]
[[Kategori:Birokrat Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh pendidikan Indonesia]]