Bahasa Melayu Negeri Sembilan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Suntingan Sebenar (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Ardzun
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Sumatera
 
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 17:
|fam5 = [[Rumpun bahasa Melayik|Melayik]]
|fam6 = [[Rumpun bahasa Nuklir Melayik|Nuklir Melayik]]
|fam7 = [[Rumpun bahasa Melayu SumatraSumatera Utara|Melayu SumatraSumatera Utara]]
|fam8 = [[Rumpun bahasa Kerinci-Minangkabau|Kerinci-Minangkabau]]
|fam9 = [[Rumpun bahasa Minangkabauik|Minangkabauik]]
Baris 27:
|glottoname=Melayu Negeri Sembilan
}}
'''Bahasa Melayu Negeri Sembilan''' ({{lang-en|Negeri Sembilan Malay}}; ''Loghat Nogoghi''; [[Jawi]]:نڬري سمبيلن) merupakan bahasa dalam [[Bahasa Melayu|rumpun bahasa Melayu]] yang digunakan di [[Negeri Sembilan]], [[Malaysia]].<ref name=":3">{{Cite journal|last=Jaafar|first=Mohammad Fadzeli|last2=Aman|first2=Idris|last3=Mat Awal|first3=Norsimah|date=2017-05-26|title=Dialek Negeri Sembilan dan Dialek Minangkabau (Morphosyntax of Negeri Sembilan and Minangkabau Dialects)|url=http://dx.doi.org/10.17576/gema-2017-1702-11|journal=GEMA Online® Journal of Language Studies|volume=17|issue=2|pages=177–191|doi=10.17576/gema-2017-1702-11|issn=1675-8021}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Aman|first=Idris|last2=Jaafar|first2=Mohammad Fadzeli|last3=Awal|first3=Norsimah Mat|date=2019-01|title=Language and Identity: A Reappraisal of Negeri Sembilan Malay Language|url=https://wikipedialibrary.idm.oclc.org/login?auth=production&url=https://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=a9h&AN=136123688&site=eds-live&scope=site|journal=Kajian Malaysia: Journal of Malaysian Studies|volume=37|issue=1|pages=27–49|doi=10.21315/km2019.37.1.2}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Masyarakat di utara [[Melaka]] juga bertutur dalam dialek yang hampir serupa dengan dialek Negeri Sembilan. Bahasa ini disebut juga sebagai '''bahasa Minangkabau dialek Negeri Sembilan''' karena banyak dipengaruhi oleh [[Bahasa Minangkabau]] yang disebabkan oleh asal usul leluhur kebanyakan penduduk Negeri Sembilan yang merupakan perantau [[Minangkabau]] pada abad ke-14.<ref name=":0">Reniwati, R. (2012). [http://wacanaetnik.fib.unand.ac.id/index.php/wacanaetnik/article/view/30 Bahasa Minangkabau dan Dialek Negeri Sembilan: Satu Tinjauan Perbandingan Linguistik Historis Komparatif]. ''Wacana Etnik'', ''3''(1), 71-86.</ref>
 
Bahasa Negeri Sembilan memiliki persamaan dan perbedaan dengan dialek Melayu lainnya. Perbedaan yang cukup besar dengan dialek lain di [[Semenanjung Malaysia]], membuat pengguna dialek lain di Malaysia cukup kesulitan untuk memahaminya.
 
== Sejarah ==
Sejarah dimulai ketika orang-orang Minangkabau mulai bermigrasi dari dataran tinggi [[Sumatra]] (''darek'') ke [[Semenanjung Malaya|Semananjung Malaya]] (''rantau'') pada abad ke-14.<ref name=":0" /> Migrasi semakin pesat pada abad ke-15 hingga abad ke-16.<ref name=":1">Situs Resmi Kerajaan Negeri Sembilan, Sejarah Berdiri http://www.ns.gov.my/my/kerajaan/info-negeri/sejarah-penubuhan {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20191008070539/http://www.ns.gov.my/my/kerajaan/info-negeri/sejarah-penubuhan |date=2019-10-08 }}</ref> Saat itu lalu lintas perdagangan semakin ramai di sekitar [[Selat Malaka]] dan mendapat perlindungan dari [[Kesultanan Melaka|Kesultanan Malaka]]. Dari kawasan di sekitar pelabuhan Malaka, rombongan dari Minangkabau mulai meneroka ke kawasan pedalaman. Rombongan ini datang secara bertahap dan gelombang migrasi pertama merupakan rombongan dari [[Luhak Tanah Data]]r dan [[Luhak Limopuluah|Luhak Limapuluh Kota]].<ref name=":2">Zed, Mestika ''Hubungan Minangkabau Dengan Negeri Sembilan.'' Working Paper. FIS UNP, Padang.</ref> Gelombang migrasi pertama ini berperan dalam pembukaan lahan pemukiman baru.
 
Penduduk di pedalaman semakin banyak karena bertambahnya jumlah pendatang dan membuat masyarakat berkelompok-kelompok. Kelompok-kelompok ini membentuk ''suku'' (klan atau marga dalam [[adat Minangkabau]]) hingga 12 suku. Berbeda dengan di Sumatra, penamaan suku berdasarkan tempat asal para pendatang. Para pendatang dari Limapuluh Kota membentuk suku Payakumbuh, Batu Hampar, Mungkal, Seri Melenggang (Simalanggang), Seri Lemak (Sarilamak),Tiga Nenek, Batu Belang, dan Tiga Batu (''Tigo Batua Situjuah''). Sementara para pendatang dari Tanah Datar membentuk suku Tanah Datar. Tiga suku lainnya merupakan suku dari pernikahan dengan masyarakat lain yang telah menetap di sana, yaitu suku Anak Acheh, Anak Melaka, dan Biduanda.<ref name=":2" /> Suku Biduanda ini mendapat kehormatan sebagai pemimpin di antara suku-suku yang ada karena merupakan percampuran antara orang [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] dengan [[Orang Asli]], pribumi Semenanjung Malaya.