Puspo Wardoyo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tomflamingo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Tugas pengguna baru: pranala |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(12 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 14:
}}
'''Puspo Wardoyo''', ({{lahirmati|[[Solo]]|30|11|1957}}) adalah [[pengusaha]] pemilik [[Rumah makan|Rumah Makan]] Ayam Bakar Wongsolo di samping [[bengkel]] truck RYAN S PUTRA. Puspo Wardoyo memiliki 7 saudara dan terlahir dari keluarga dengan [[ekonomi]] sederhana. [[Orang
== Riwayat pendidikan ==
Baris 21:
* SMP Islam Batik Solo
* [[SMA Negeri 4 Solo]]
* [[UNS]] [[Solo]]
== Perjalanan
[[Berkas:Wong Solo ing Surakarta01.jpg|jmpl|Rumah makan Ayam Bakar Wong Solo di Surakarta.]]
Puspo Wardoyo mulai berprofesi sebagai penjaja makanan dan dicibir oleh temannya. Suatu waktu, temannya yang berjualan [[bakso]] di [[Medan]] pulang ke [[Solo]], sang sahabat menyarankan agar ia pindah berjualan ke [[Kota Medan|Medan]]. Prospek bisnis [[rumah makan]] di kota itu sangat baik, kata sang teman. Ia tertarik dengan ajakan kawannya itu. Untuk mendapatkan modal, ia kembali menjadi [[guru]], kali ini [[SMU]] di daerah [[Bagan Siapi-api]], [[Riau]]. Warung makan miliknya ia tinggalkan. Puspo mempercayakan pengelolaan warungnya pada seorang kerabat. Selama 2 tahun mengajar, 1989-1991, terkumpul uang sekitar Rp 2.400.000. Dengan uang itu ia membeli [[motor]] dan sewa [[rumah]] kontrakan. Sisanya sekitar Rp 700.000 dipergunakan untuk modal jualan ayam bakar. Puspo lantas membuka warung kaki lima di daerah [[Medan Polonia, Medan]].
Usahanya tidak sia-sia. Pelan tapi pasti usahanya berkembang. Pegawainya pun bertambah. Suatu saat pegawainya tertimpa masalah. Ia terlibat utang dengan [[rentenir]]. Puspo membantunya dengan cara meminjamkan uang. Sebagai ucapan terima kasih, sang [[pegawai]] membawa [[wartawan]] sebuah harian lokal [[Medan]]. Si [[wartawan]] yang merupakan sahabat suami pegawai yang ditolong Puspo kemudian menuliskan profilnya. Judul artikel itu Sarjana Buka Ayam Bakar Wong Solo. Artikel itu membawa rezeki bagi Puspo. Esok hari setelah artikel dimuat, banyak orang berbondong-bondong mendatangi warungnya. Kemampuan meracik dan meramu masakan didapatnya sewaktu bekerja membantu ayahnya berdagang. Kemampuannya ini terus diasahnya sampai sekarang. Hasilnya di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo sekarang telah ada 50 menu. Jumlah gerai RM Ayam Bakar Wongsolo sudah lebih dari 100 outlet yang tersebar diantaranya di [[Medan]], [[Banda Aceh]], [[Padang]], [[Solo]], [[Denpasar]], [[Pekanbaru]], [[Surabaya]], [[Semarang]], [[Jakarta]], [[Malang]], [[Yogyakarta]] dan mulai merambah [[Sulawesi]]. Usaha yang berawal dari Ayam Bakar Wong Solo kaki lima di Jalan SMA 2 Padang Golf Polonia Medan ini juga berhasil membuka 5 outlet di [[Malaysia]].
== Poligami ==
Salah satu sisi kontroversial dari Puspo Wardoyo adalah ia beristri banyak atau poligami. Bahkan Puspo Wardoyo mendukung acara Poligamy Award, semacam penghargaan untuk lelaki yang beristri banyak. Istri pertama Puspo Wardoyo adalah Rini Purwanti, 48 tahun, menikah di [[Medan]], [[
== Program TV ==
* Buletin Siang RCTI 2002 & 2003 (Puspo Wardoyo Poligami)
== Lihat pula ==
* [[Diah Warih Anjari]]
* [[Kimun Ongkosandjojo]]
== Referensi ==
|