Sejarah Kalimantan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
Bangsa [[Austronesia]] memasuki pulau ini dari arah utara kemudian mendirikan permukiman komunal rumah panjang. Peperangan antar-klan menyebabkan permukiman yang selalu berpindah-pindah. Adat [[Penduduk asli Taiwan#pengayauan|pengayauan]] yang dibawa dari [[Formosa (Taiwan)]] dan kepercayaan menghormati leluhur dengan tradisi kuburan tempayan merupakan ciri umum kebiasaan penduduknya. Perpindahan, penempatan dan kerajaan awal di Pulau Kalimantan adalah seperti berikut:
 
* 107,000 SM, 65,000 SM dan 40,000 SM : penempatan awak manusia kuno di Gua Niah<ref>{{Cite web|url=https://www.newsarawaktribune.com.my/humans-lived-in-niah-caves-100000-years-ago/|title=Humans lived in Niah Caves 100,000 years ago|last=Lam|first=Tania|date=2019-09-29|website=New Sarawak Tribune|language=en-US|access-date=2020-05-03}}</ref><ref name="History of Sarawak">{{Cite journal|date=2020-05-03|title=History of Sarawak|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=History_of_Sarawak&oldid=954556017|journal=Wikipedia|language=en}}</ref><ref>{{Cite journal|date=2020-05-03|titlename="History of Sarawak|url=https:"//en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=History_of_Sarawak&oldid=954556017|journal=Wikipedia|language=en}}</ref>
* 30000 SM - Kebudayaan Lahad Datu muncul di Sabah.
* 10000 SM - Kebudayaan Sangkulirang muncul di Kalimantan Timur. Zaman Es (Kala Pleistosen) berakhir. Zaman Modern (Kala Holosen) pun dimulai. Benua Sunda lenyap akibat kenaikan permukaan laut, dan berubah menjadi sebagian dari kepulauan yang kini dikenal sebagai Nusantara.
Baris 51:
* 1383 : [[Awang Alak Betatar]] bergelar Sang Aji menjadi [[Sultan Brunei]] I sampai tahun 1402.
* 1385 : [[Dara Juanti]], [[Kerajaan Sintang|Raja Sintang ke-9]] dilamar oleh [[Patih Logender]] yang berasal dari Majapahit.
* 1387 : [[Kerajaan Negara Dipa]] didirikan oleh [[Ampu Jatmika]] yang berasal dari [[Keling]] yang terletak di IniaIndia Selatan dan berjarak dua bulan perjalanan laut dari Negara Dipa, namun menurut Veerbek (1889:10) Keling merupakan provinsi Majapahit di barat daya [[Kediri]].
* 1394 : Kerajaan Tidung berpusat di Pimping bagian barat dan Tanah Kuning sampai tahun 1557
* 1400 : Koloni Hindu memasuki Kalimantan Selatan.<ref name="Tijdschrift 23">{{nl}}{{cite journal|author=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |url=http://books.google.co.id/books?id=sAxBAAAAcAAJ&dq=panembahan%20Mabrhoem&pg=PA218#v=onepage&q=panembahan%20Mabrhoem&f=false|title=Tijdschrift voor Nederlandsch-Indië |volume= 23|issue=1-2|pages=218 | year=1861 }}</ref>
Baris 115:
* [[1635]] : [[Aji Pangeran Adipati Sinum Panji Mendapa ing Martapura]] menjadi Raja Kutai Kartanegara VIII sampai tahun [[1650]]. Raja ini menaklukan [[Kerajaan Kutai Martadipura]].
* [[1635]] : [[17 Juni]] [[1635]] Kapal Pearl Inggris tiba di Banjarmasin, Tewseling dan Gregory.
* [[1635]] : [[4 September]] [[1635]] [[Sultan Banjar]] diwakili oleh [[Syahbandar]] Ratna Diraja Goja Babouw mengadakan kontrak dagang pertama di Betawi dengan Kompeni Belanda yang wakili oleh : [[Hendrik Brouwer]], [[Antonio van Diemen]], [[Jan van der Burgh]], [[Steven Barentszoon]]. VOC juga membantu Banjar untuk menaklukan kembali raja-raja Kalimantan Timur.<ref name="Neêrlands">{{nl}}{{cite book|first=[[Ludovicus Carolus Desiderius van Dijk|Ludovicus Carolus Desiderius]]|last=van Dijk|coauthors=George Willem Vreede|title=Neêrlands vroegste betrekkingen met Borneo, den Solo-Archipel, Cambodja, Siam en Cochin-China: een nagelaten werk|publisher=J. H. Scheltema|year=1862|pages=23|url=http://books.google.co.id/books?id=ajRBAAAAYAAJ&dq=banjer-massinsch&pg=PA139#v=onepage&q=banjer-massinsch&f=false}}</ref>
* [[1635]] : Perjanjian yang ditanda tangani antara [[Pieter Pietarsz]] (utusan VOC) dengan Raja Kutai Kartanegara dalam tahun 1635 memuat antara lain bahwa perdagangan bebas hanya dibolehkan antara Kerajaan Kutai dengan orang-orang Banjar dan Belanda saja. Semenjak itulah pedagang-pedagang asal Banjar mulai mendominasi di wilayah kesultanan Kutai.
* [[1636]] : Kesultanan Banjar mengklaim daerah sepanjang [[Kerajaan Sambas|Sambas]] sampai [[Kesultanan Berau|Berau]] serta [[Karasikan]] sebagai wilayahnya karena saat itu Banjarmasin sudah memiliki kemampuan militer untuk menghadapi serangan dari Mataram.
Baris 200:
* [[1782]] : Amiril Pengiran Maharajalila III menjadi [[Raja Tidung]] sampai tahun [[1817]].
* [[28 September]] [[1782]] : Pemindahkan [[ibu kota]] [[Kesultanan Kutai Kartanegara]] dari [[Pemarangan]] ke [[Tepian Pandan]].
* [[1785]] : [[Pangeran Amir]] dibantu [[Arung Tarawe]] menyerang Tabaneo dengan pasukan 3000 orang Bugis-Paser berkekuatan [[60]] buah [[perahu]] untuk menuntut [[tahta]] [[Kesultanan Banjar]] dari [[Tahmidullah II]].<ref>[{{Cite web |url=http://indahnesia.com/indonesia/KALISL/islam.php |title=Buginese on Borneo] |access-date=2009-12-22 |archive-date=2010-01-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100108101021/http://indahnesia.com/indonesia/KALISL/islam.php |dead-url=yes }}</ref>
* [[1786]] : [[Ratu Agung dari Pasir|Ratu Agung]] menjadi [[Sultan Pasir]] II sampai tahun [[1788]].
* [[14 Mei]] [[1787]] : [[Pangeran Amir]] ditangkap Kompeni Belanda, kemudian diasingkan ke [[Srilangka]].
Baris 299:
* [[1881]] : [[Sabah]] diambil alih oleh [[British North Borneo Company]] kemudian menjadi [[protektorat]] [[Britania Raya]] dengan masalah [[internal]] tetap di[[administrasi]] oleh perusahaan tersebut tahun [[1888]]. Pangeran [[Amir Husin Kasuma]] menjadi [[Raja Pulau Laut]] IV sampai tahun [[1900]].
* [[1885]] :[[Hashim Jalilul Alam Aqamaddin]] menjadi [[Sultan Brunei]] sampai tahun [[1906]].
* [[1885]] : [[Pangeran Perbatasari (d/h Gusti Muhammad Tarip)]], cucu [[Pangeran Antasari]] tertangkap di [[Muara Kedang, Bongan, Kutai Barat|Pahu]], wilayah Kesultanan Kutai kemudian diasingkan Belanda ke [[Kampung Jawa, Tondano]].
* [[1885]] : Raja Banjar [[Sultan Muhammad Seman]] mengirim surat kepada penguasa Inggeris di Sarawak.<ref>http://www.antarakalbar.com/berita/313094/kesultanan-banjar-miliki-kaitan-dengan-sarawak-dan-landak Kesultanan Banjar Miliki Kaitan Dengan Sarawak dan Landak</ref><ref>[http://sumsel.antaranews.com/berita/274955/manuskrip-surat-sultan-banjar-ditemukan-di-brunei Manuskrip surat Sultan Banjar ditemukan di Brunei ]</ref><ref>[http://www.radarbanjarmasin.co.id/berita/detail/52505/relasi-kesultanan-banjar-dengan-brunei-darussalam.html Relasi Kesultanan Banjar dengan Brunei Darussalam ]</ref>
* [[1866]] : Tumenggung [[Gamar]] gugur dalam suatu pertempuran.<ref>[{{Cite web|title={{id}} Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19, PT Balai Pustaka, 1992 ISBN 979-407-410-1, 9789794074107|url=http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA262&dq=Pangeran%20Haji%20Abu%20Bakar&pg=PA282#v=onepage&q=banjarmasin&f=false|archive-url=https://web.archive.org/web/20150406052418/http://books.google.co.id/books?id=N5jc0h1BktwC&lpg=PA262&dq=Pangeran%20Haji%20Abu%20Bakar&pg=PA282#v=onepage&q=banjarmasin&f=false|archive-date=2015-04-06|dead-url=yes|access-date=2011-03-27}} {{id}} Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sejarah nasional Indonesia: Nusantara pada abad ke-18 dan ke-19, PT Balai Pustaka, 1992 ISBN 979-407-410-1, 9789794074107]</ref>
Baris 320:
* 1918 : Kaltim, Kotawaringin, Pagatan-Kusan masih menerapkan hukum adat.<ref>http://www.indonesianhistory.info/map/discoverethnic.html?zoomview=1 {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120513092750/http://www.indonesianhistory.info/map/discoverethnic.html?zoomview=1 |date=2012-05-13 }}[ Adatrechtskringen (customary law circles) in the Netherlands Indies, 1918]</ref>
* 1919 : Banjarmasin ibu kota [[Zuider en Ooster Afdeeling van Borneo]] mendapat [[otonomi]] pemerintahan menjadi [[Gemeente]] Bandjermasin.
* 1920 : Untuk menghindari [[rodi]] ([[erakan]]) yang dijalankan Belanda gelombang terakhir [[suku Banjar]] migrasi menyusuri jalur selatan Kalimantan Barat, pantai utara [[Bangka]] ([[Belinyu]]) menuju [[Kuala Tungkal]] dan [[Tembilahan]] selanjutnya menyebar ke [[SumatraSumatera Utara]], [[Batu Pahat]] dan [[Perak, Malaysia]]. Jalur ini merupakan jalur kuno migrasi [[Suku Maanyan]] ke [[Madagaskar]].
* 14 November 1920 : [[Sultan Aji Muhammad Parikesit]] menjadi Sultan Kutai XX.
* 1923 : [[Nasional Borneo Kongres]] ke-1 diprakarsai oleh [[Sarekat Islam]].