Sejarah ekonomi Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib) |
|||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
Sejarah ekonomi [[Indonesia]] terbentuk atas lokasi geografisnya yang terletak diantara persilangan samudera dan benua dunia. Sumber daya alam yang melimpah berupa hasil tani dan bumi serta penduduk yang tinggal dipenjuru kepulauan yang membentuk dasar dari perkembangan Negara [[Indonesia]]. Munculnya kontak dengan perdagangan internasional melalui mitra asing yang datang untuk berdagang juga ikut berperan penting dalam perkembangan Indonesia berupa kedatangan pedagang dari [[India]], [[China]], [[Arab]] dan [[Eropa]] yang ikut mengeksplorasi rempah-rempah.
Pada awal abad ke-17, [[Vereenigde Oostindische Compagnie]] (VOC), salah satu [[perusahaan multinasional]] pertama dalam dunia, sejarah telah mendirikan basis operasional mereka di kepulauan Indonesia untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dunia. Pada tahun [[1800]], [[Hindia belanda]] merupakan salah satu negara terbesar yang menerima manfaat finansial dari monopoli perdagangan komoditas nusantara di pasar internasional melalui hasil tani seperti [[kopi]], [[teh]], [[kina]], [[karet]] dan [[Minyak kelapa sawit|minyak sawit]], hasil bumi seperti [[Minyak bumi|minyak]], [[Batu bara|batubara]], [[timah]] dan [[tembaga]]. Hindia Belanda berubah menjadi Republik Indonesia setelah [[Perang Dunia II]].
Pada awal abad ke-21, [[Indonesia]] berkembang menjadi kekuatan [[Ekonomi Indonesia|ekonomi terbesar]] di [[Asia Tenggara]], sekaligus sebagai kekuatan ekonomi negara berkembang dunia, mengantarkan Indonesia menjadi anggota [[G20|G-20]] dan masuk sebagai [[negara industri baru]].<ref>[http://www.g20.org/about_what_is_g20.aspx What is the G-20] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110504233459/http://www.g20.org/about_what_is_g20.aspx |date=2011-05-04 }}, g20.org.</ref>
Baris 10:
Awal mulanya, perekonomian pedesaan di nusantara sangat bergantung pada hasil pertanian seperti[[Produksi nasi di Indonesia|<nowiki/>]] [[padi]], serta perdagangan produk hutan; seperti buah tropis, perburuan hewan, tanaman resin, rotan dan kayu. Kerajaan-kerajaan kuno seperti [[Tarumanagara]] dan [[Kerajaan Medang|Mataram]] adalah salah satu contoh dari kerajaan yang mengandalkan kegiatan perekonomiannya pada hasil panen padi dan pajak.
Nusantara sejak lama dikenal akan melimpahnya sumber daya alam; seperti rempah-rempah berupa [[pala]] dan [[cengkih]] dari [[Maluku]], [[Lada|merica]] dan [[kemukus]] dari [[
=== Sriwijaya ===
Baris 24:
''Dalam industri pertanian, Padi di pulau Jawa dipanen sebanyak dua kali dalam setahun. Mereka juga menanam dan memanen wijen putih dan lentil, tetapi tidak ada menanam gandum. Tanah di pulau ini menghasilkan [[Secang]] (berguna untuk menghasilkan pewarna merah), [[berlian]], [[cendana]], [[dupa]], ''puyang'' merica, cantharides (kumbang hijau yang digunakan untuk obat-obatan), biji besi, kura-kura, penyu serta hewan aneh dan langka seperti burung besar seperti ayam, beo lima warna yang bisa menirukan suara manusia, juga ayam mutiara, merak, 'pohon sirih burung', mutiara burung, dan merpati hijau. Terdapat pula Binatang-binatang yang belum pernah kami temui seperti rusa putih, kera putih dan berbagai hewan lainnya. Hewan disini juga sama, ada [[Babi]], [[kambing]], [[sapi]], [[kuda]], dan [[bebek]]. Untuk buah-buahan, ada semua buah-buahan [[pisang]], [[kelapa]], [[tebu]], buah delima, lotus, ''mang-chi-shi'' ([[manggis]]), [[semangka]] dan ''lang Ch''' (''langsat'' atau [[Duku]]). Selain itu, ada labu dan sayuran.''
Kegiatan transaksi sehari-hari dalam perekonomian di Pulau Jawa seperti membeli atau menjual barang, membayar pajak dan denda termonetisasi secara parsial menggunakan koin emas dan perak pada abad ke-8 dan mulai digunakan secara penuh sebagai alat transaksi seabad kemudian melalui eskavasi artefak berupa [[Temuan Wonoboyo]] yang ditemukan di Jawa Tengah memperkuat bukti bahwa Kerajaan Majapahit secara finansial terpenuhi kebutuhan transaksinya melalui kebijakan monetisasi. Hasil eskavasi penemuan artefak ini berupa koin emas yang berbentuk benih, mirip dengan jagung, sedangkan koin perak yang mirip dengan tombol. Sekitar tahun 1300an, pada masa pemerintahan raja [[Hayam Wuruk]], terjadi perubahan secara drastis dengan penggantian penggunaan uang koin emas dan perak menjadi koin impor tembaga China tunai. Penemuan koin tembaga China Kuno sebanyak 10,388 keping oleh seorang warga di [[Kabupaten Sidoarjo]] dengan berat mencapai 800kg pada bulan November 2008 yang diteliti oleh Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Indonesia (BP3I) Jawa Timur menyatkan bahwa koin-koin tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.<ref>{{
== Jaringan perdagangan Islam ==
Baris 79:
* Digalakkannya Program Pinjaman Nasional yang dipimpin oleh [[Menteri Keuangan Indonesia]], Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan [[Juli]] [[1946]] untuk digunakan sebagai pengisi Anggaran Negara untuk dijadikan modal Pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana serta modal mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan nasional.
* Melakukan pelanggaran blokade laut Belanda untuk mengamankan bantuan luar negeri berupa beras dari [[India]] seberat 500.000 ton dan mengadakan kontrak dengan perusahaan pelayaran swasta [[Amerika Serikat]] untuk membawa hasil bumi Indonesia untuk diekspor ke negara lain.
* Konferensi ekonomi nasional yang dilaksanakan pada bulan [[Februari]] [[1946]] dengan tujuan untuk mendiskusikan permasalahan ekonomi yang dihadapi serta merumuskan solusinya dengan menghasilkan kesepakatan seputar masalah produksi dan [[distribusi makanan]], masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan.
* Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) [[1948]] yaitu mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
* Pembentukan Badan Perancang Ekonomi pada tanggal [[19 Januari]] [[1947]] yang dipimpin oleh Menteri Persediaan Makanan Rakyat, [[IJ Kasimo]] untuk memberi rekomendasi dan saran terkait kebijakan pemerintah dalam mengelola dan membangun ekonomi Indonesia. Dibawah kepemimpinannya, BPE menghasilkan rencana 5 tahunan yang bernama ''Kasimo Plan'' yang bertujuan untuk mengembangkan dan membangun industri pangan Indonesia melalui langkah:
|