Simbur Cahaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k patroli using AWB
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(28 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Simbur cahaya.jpg|thumb|right|300px| Kitab bersejarah, yang merupakan undang-undang tertulis pertama di wilayah Sumatera Selatan ini, masih tersimpan rapi di Museum Balaputra Dewa, Palembang]]
 
'''Kitab Simbur Cahaya''' merupakan kitab undang-undang hukum adat, yang merupakan perpaduan antara hukum adat yang berkembang secara lisan di pedalaman [[Sumatera Selatan]], dengan ajaran [[Islam]]. Kitab ini diyakini sebagai bentuk [[undang-undang]] tertulis berlandaskan syariat Islam, yang pertama kali diterapkan bagi masyarakat [[Nusantara]].
 
'''Kitab Simbur Cahaya''', ditulis oleh '''[[Ratu Sinuhun]]''' yang merupakan isteri penguasa [[Palembang]], '''Pangeran Sido Ing Kenayan (1630—16421636 - 1642 M)'''. Kitab ini terdiri atas 65 bab, yang membentuk pranata hukum dan kelembagaan adat di [[SumatraSumatera Selatan]], khususnya terkait '''persamaan gender perempuan dan laki-laki'''.
 
Pada perkembangan selanjutnya, ketika [[Palembang]] berhasil dikuasai Kolonial [[Belanda]]. Sistem kelembagaan adat masih dilaksanakan seperti sediakala, yaitu dengan mengacu kepada Undang Undang Simbur Cahaya, dengan beberapa penghapusan dan penambahan aturan yang dibuat resident.
 
Berdasarkan informasi dari penerbit “Typ. Industreele Mlj. Palembang, 1922”, Undang Undang Simbur Cahaya terdiri dari 5 bagian, yaitu:
# ''Adat Bujang Gadis dan Kawin (Verloving, Huwelijh, Echtscheiding)''
# ''Adat Perhukuman (Strafwetten)''
# ''Adat Marga (Marga Verordeningen)''
# ''Aturan Kaum (Gaestelijke Verordeningen)''
# ''Aturan Dusun dan Berladang (Doesoen en Landbow Verordeningen)''
 
== Kitab Simbur Cahaya ==
Baris 45 ⟶ 52:
ringgit jika gadis yang kawin ada kakaknya yang belum berlaki, hendak
bujang membayar padanya adat pelangkahan dua ringgit dan jika rangda
kawin tiada pakai pembayaran yang tersebut diatasdi atas ini, melainkan boleh
bayar adat pengamitan satu ringgit.
==== Pasal 06 ====
Baris 258 ⟶ 265:
Tiada boleh pasirah menerima orang asing di dalarn marga akan berladang, ajar
mengaji, berpandai ernas atau beri tukang kayu atau lain-lain orang yang akan
berhenti lebih dari satu bulan di dalarndalam marga, jika tiada dengan surat izin dari
yangkuasa di dalam batanghari.
 
==== Pasal 17 ====
Pasirah diizinkan pakai cap itulah tanda dia orang yang jalankan kuasa raja di
Baris 321 ⟶ 329:
 
=== Bab III (Aturan dusun dan berladang) ===
Pasal 1
Di dalam satu-satu dusun ditetapkan satu pengandang yang merinta dusun dan di bawah pengandang ditetapkan penggawal dusun berapa secukupnya atas besarnya dusun.
 
Pasal 2
Di dalam satu-satu dusun pengandang ditetapkan satu chatib yang tiada boleh kuasa hakim.
 
Pasal 3
Kepala Dusun dan penggawainya hendak pakai kopiah penjalin.
 
Pasal 4
Tiada boleh pengandang angkat atau berentikan penggawanya. Jika akan diganti sebab mati atau lain-lain halnya hendaklah pengandang,membawa bakal gantinya pada pasirah supaya diterangkan pada yang kuasa.
 
Pasal 5
Tiap-tiap dusun diatur kemit dusun dari 2 sampai 8 orang atas kepatutan pasirah dan proatin, dan itu kemit dusun, satu hari satu malam bergilir dan pekerjaannya kemit dusun siang dan malam jaga di dusun, tunggu gardu atau balai dan berkeliling jaga api dan pencuri serta meriksa surat pas orang pertandang yang sampai, dan pelihara laman dan panggakalan dan gardu dan balai.
 
Pasal 6
Dan jika ada orang asing sampai di dalam dusun tiada mengunjuk surat pas hendak kemit dusun pegang dan serah kepada proatin supaya diantarkan pada pasirahnya.
 
Pasal 7
Siapa-siapa yang tiada turun waktu sampai gilirannya kemit dusun “ putus kemit “ namanya, kena denda satu ringgit serta kena bayar upah pada orang yang ganti kemit.
 
Pasal 8
Jika orang punya rumah ditunuh orang jahat atau pencuri masuk dusun tiada dengan ketahuan kemit dusun, itu kemnit dipanjing dari 1 sampai 3 bulan pada yang kuasa.
 
Pasal 9
Jika orang dagang aatau orang lain singgah di dusun atau diladang dengan maksud akan bermalam hendak kemit dusun atau orang yang punya lading periksa surat pas nya serta unjuk pada kepala dusun. Dan tiada boleh numpang orang asing jika tiada dengan izin kepala dusun. Dan siapa yang numpangkan orang asing tanggung segala perbuatan dan hal nya orang itu. Dan siapa yang numpangkan orang asing tiada dengan izin proatin kena denda dari 1 sampai 4 ringgit.
 
Pasal 10
Orang pedusunan ialah boleh berjual atau membeli orang punya kerja “ Sandang Gawe “ namanya.
 
Pasal 11
Segala mata pajak hendak berumah di dusun dan tiada boleh lebih dari dua prungun di dalam satu rumah.
Dan Proatin hendaknya mengatur rumah serta baris dan ombangkan bagaimana patut dan tiada boleh orang berkebun di dalam dusun tetapi boleh ditiap-tiap orang tandur niur di hadapan rumahnya. Dan jika orang yang tiada turut bertegak rumah di dusun hendak pasirah proatin membawa itu orang pada yang kuasa.
 
Pasal 12
Dan tiap-tiap dusun hendak orang banyak bertegak balai dan gardu dan paseban dan masjid atau langgar.
 
Pasal 13
Jika orang punya rumah terbakar sebab kurang jaga tetapi tiada ada lain orang punya rumah milu celaka maka orang yang punya rumah terbakar kena denda 6 R.
 
Pasal 14
Jika orang punya rumah di dalam dusun terbakar sebab kurang jaga lantas dusun dusun mutung maka orang itu kena tepung dusun: Kerbau, Satu Beras, 100 gram Gula, 1 guci Bekasam, 1 guci Itulah jadi sedekah kepada orang banyak.
 
Pasal 15
Tiap-tiap tahun hendak proatin membagi tanah akan berladang pada peranakannya dan ia hendak periksa supaya segala peranakan membuat serta pelihara lading.
 
Pasal 16
Hendak pasirah proatin jaga supaya jangan peranakannya pungut kapas sebelumnya sampai masak.
 
Pasal 17
Pasirah proatin hendak jaga supaya-supaya peranakannya jangan ambil uang fajar pada orang-orang dagang atas tanduran yang belum masuk di dalam rumah atau balai. Kepada yang kuasa atau pasirah proatin mesti dikasih tahu jika orang dagang mau membeli orang punya padi atau kapas sebelumnya dipungut hendak pasirah proatin kasih tahu pada yang kuasa. Dan jika menjadi perkara sebab barang yang dibeli oleh orang dagang begitu rupa tiada timbul pada yang jual tiada boleh pasirah proatin periksa melainkan itu dawaan orang dagang ditolak.
 
Pasal 18
Orang yang berkebun kuasa atas tanah yang di darat kebunnya watas 40 junjang.
 
Pasal 19
Aturan “Tanah Nurung” tiada boleh dipakai lagi.
 
Pasal 20
Jika orang membakar lading atas orang lain punya tanduran seperti: Duren, Kelapa, Sirih atau lain-lain mutung sebab orang yang bakar ladang kurang jaga maka itu orang kena denda dari 6 ringgit sampai 12 ringgit dan kena ganti tanduran yang mutung dengan harga yang patut. Dan denda dibagi dua sebagi pulang pada yang punya tanduran dan sebagi pada pasirah proatin.
 
Pasal 21
Dan jika orang tunu ladang didekat orang punya kebun serta kekasnya sudah terbuat atas kepatutan orang yang punya kebun, maka itu kebun lantas hangus juga, tiada yang diganti oleh orang yang tunu ladang.
 
Pasal 22
Dari kerbau malam hendak dikandangi dan siang boleh dilepaskan dan jika hari malam kerbau masuk orang punya ladang lantas ditangkap oleh orang punya ladang itu maka orang yang punya kerbau kena tebus di dalam satu kerbau 5 rupiah. Dan jika orang punya ladang tiada dapat tangkap itu kerbau boleh ia bunuh tiada ada perkaranya dan satu pukang kerbau yang mati ia antar pada yang punya kerbau dan lain bagi orang ladang yang punya. Dan jika siang hari kerbau masuk orang punya ladang tiada boleh dibunuh melainkan hendak diusir. Dan jika yang punya ladang tikam, ia kena ganti harga kerbau.
 
Pasal 23
Jika orang lepaskan kerbau di dalam hutan, sampai nyawa tiada dicirenkan menjadi kerbau itu kerbau jalang, maka siapa nangkap atau bunuh kerbau jalang ialah yang punya.
 
Pasal 24
Jika orang hendak sedekah kerbau atau kambing yang jadi “niat” hendak dipotong didusun tiada boleh dipotong di ladang atau di talang. Tetapi jikalau itu kerbau atau kambing akan dibuat obat boleh dipotong diladang akan tetapi hendak lantas kasih tahu pada proatin. Dan jika orang potong kerbau atau kambing niat di ladang atau di talang, “maling sedekah” namanya kena denda jika kerbau 4 ringgit dan kambing 2 ringgit namanya.
 
Pasal 25
Jika 0rang bergade sawah atau kebun hendak diterangkan pada pasirah atau proatin begitu juga jika pasirah atau proatin berganti.
 
Pasal 26
Jika orang bergade kebun tiada dengan perjanjian tiada boleh ditebus sebelum buahnya terpungut oleh orang pegang kebon itu.
 
Pasal 27
Jika orang yang berladang di marga asing hendaklah minta izin pada pasirahnya dan ia membayar sewa bumi pada yang punya tanah di dalam satu bidang 1 rupiah, dan itu uang pula pada orang banyak. Dan yang melanggar ini adapt kena denda 6 R “ Maling Utan”.
 
Pasal 28
Jika orang yang numpang bertalang atau berkebun di tanah lain dusun atau marga hendak balik ke dusun sendiri, ia punya tanaman segala pulang pada yang punya tanah.
 
Pasal 29
Jika orang numpang bertemu gading atau culo yang sudah mati, melainkan dibagi tiga, dua bagi pulang pada yang bertemu dan satu lagi pada orang banyak yang punya tanah, tetapi jika orang menumpanng bunuh gajah atau badak, gading dan cula ia sendiri yang punya.
 
Pasal 30
Jika orang pedusunan bakal sialang di dalam watas ia punya duisun boleh ia nebas utan berkeliling batang sialang itu, maka itu batang sialang, ia yang punya, tetapi sebelumnya ia nebas itu hutan belum boleh ia mengaku itu batang sialang.
 
Pasal 31
Tidak boleh orang nubui sungai jika tiada terang kepada kepala dusun.
 
Pasal 32
Siapa-siapa orang berjudi atau sabung tiada dengan izin daripada yang kuasa di dalam batang hari kena hukuman raja.
 
=== Bab IV (Aturan Kaum) ===
==== Pasal 01 ====
Baris 335 ⟶ 440:
Pasirah hendak pilih siapa yajg petut jadi kaum di dalam marganya dan bawa pada
yang kuasa di dalam batanghari supaya dikirim menghadap seri paduka tuan besar
di Palembang serta minta surat cap dari padadaripada paduka Pangeran Penghulu Nata
Agama di Palembang.
==== Pasal 05 ====
Baris 369 ⟶ 474:
langgar.
==== Pasal 12 ====
Kaum-kaum hendak pelihara masjid, langgar, padasan dan keramat-keramat.
==== Pasal 13 ====
Orang yang kawin hendak bayar batu kawin satu orangnya setengah rupiah
Baris 394 ⟶ 499:
dusun melainkan pungutan di dalam marga dihantar oleh suruhan Lebai Penghulu.
 
=== Bab V (Aturan PajakPerhukuman) ===
Pasal 1
=== Bab VI (Aturan Perhukuman) ===
Jika orang dawa utang piutang atau barang atau kebon atau gedean bole pasira proatin mintak tanda sera.
Jika perkara di putus oleh proatin tanda serah dari 1 sampai 3 rupiah. Jika perkara di bawakan pada pasira “tanda serah” dari 1 sampai 5 rupiah. Atas keputusan dengan besarnya dawaan.
 
Pasal 2
Dari segala perkara yang salah pada aturan raja atau pada adat, seperti perkara: Mencuri, Berkelahi dan Bujang –gadis. Tiada boleh pasira ambil “tanda serah” artinya toada boleh ambil tanda serah dari segala
perkara yang di hokum dengan denda atau yang di hukum badan.
 
Pasal 3
Dari segala dawa utang -piutang di bawa f 5 rupiah tiada boleh ambil tanda serah.
 
Pasal 4
Jika orang yang dawa utang –piutang membayar “tanda serah” tiada boleh lagi pasirah proatin ambil walasan jika utang terbayar.
 
Pasal 5
Tanda serah di bagi tiga: Dua bagi pulang pada pasirah atau kepala dusun dan 1 bagi pada penggawa – penggawa yang turut timbang perkara.
 
Pasal 6.
Segala perkara yang menjadi salah pada aturan raja atau pada adat, hendak pasirah proatin periksa dan hokum bagaimana tersebut di dalam ini undang – undang. Maka pasirah kuasa dendahi peranakannya watas 12 R ke bawah, dan kepala dusun kuasa dendahi peranakanya watas 6 R ke bawah.
 
Pasal 7
Jika kepala dusun putus perkara, maka peranakanya tiada suka terima iya punya perhukuman boleh ia mengadu pada ia punya pasirah. Maka hendaklah pasira periksa kembali itu perkara serta timbang dan protes bagaimana rasa yang patut.
Dan jika orang yang di hokum pasira tiada terima dari keputusan pasirahnya bole itu orang mengadu pada kepala divisi atau pada siapa yang kuasa di dalam batang –hari, maka orang yang akan mengadu itu, tiada boleh pasirah tahan akan tetapi hendak pasira kassi petindih antar pada itu orang.
 
Pasal 8
Jika di dusun pengandang ada orang melanggar adat yang patut di denda lebih dari 6 R hendaklah pengandang bahwa itu perkara di hadapan pasira, supaya diya nimbang.
 
Pasal 9
Dari segala perkara yang pasira proatin bahwa dihadapan kepala divisi atu dihadapan siapa yang kuasa di dalam batang hari jika ditaroh denda melainkan itu denda pulang pada pasira proatin bagai mana adat.
 
Pasal 10
Dari perkara bunuhan, tunu rumah, atau melanggar, lawan dengan senjata pada yang kuasa merenta di dalam negeri. Tiada boleh pasira proatin putuskan karma hukuman raja
 
Pasal 11
Jika jadi dawa karma barang hilang, melainkan di tetapkan harga bagaimana tersebut di bawah ini:
Padi 100 ganteng palembang ……………………..2 R
Kerbau Satu ………………………………………8 R
Anak kerbau satu………………………………….4 R
Kambing satu ……………………………………..2 R
Mas, berat 1 ringgit……………………………….12 R
Suasa, berat 1 ringgit…………………………….. 3 R
Perak, berat 1 ringgit ……………………………..1 R
Batang kelapa sudah berbuah, satu………………..2 R
Batang kelapa yang belum berbuah ………………1 R
Batang duku, duren atu lain lain berapa sepatutnya harganya.
 
Pasal 12
Jika orang sumpa di dalam perkara atau menjadi saksi maka di belakang nyata sumpah itu bohong hendak orang itu kena hukuman raja.
 
Pasal 13
Jika cempalo tangan hartinya tampiling, pukul numpang begoco atau cabut kapak, atau rusakan orang punya tanduran atau tumah, jika di timbang ringan yang salah memberi kepada yang dawa, beras satu gantang, kelapa sebiji, ayam satu dan sirie sebiesul, dan jika di timbang berat di denda dari 2 sampai 6 R.
 
Pasal 14
Jika orang begoco atau bebala dengan tangan atau kayu di dalam ruma atau di dalam dusun, sampe bengkak po idak bengkak di dendo dari 2 sampe 6 R, dan lagi yang salah ngenjuk tepung dari 1 sampai 4 R pada yang luka atau bengkak.
 
Pasal 15
Jika orang begoco dihadapan orang punya rumah lantas yang punya rumah mengadu maka yang mulai begoco kena denda 2 R “Assu merkussu” namanya. Dan jika bergoco di dalam orang punya rumah yang mulai bergoco kena denda 4 R “singo merkusso” namanya dan uang itu pulang pada yang punya rumah. Lagi pasirah atau proatin denda pada orang yang begoco dari 6 sampai 12 R.
 
Pasal 16
Jika orang berkelahi, serta pegang besi atu cabut senjatanya ia kena denda dari 6 sampai 12 R, dan jika musuhnya luka ia bayar padanya uang obat dari 2 sampai 8 R.
 
Pasal 17
Jika orang berkelahi sampai musuhnya cacat artinya hilang mata, kuping kakotango atau kaki “Buang sipat” namanya kena denda 12 R serta setengah bangun yaitu 20 R pada yang cacat.
 
Pasal 18
Jika orang missu–missu pada lain orang, terlupa kata yang tiada patut “selip” namanya dihukum: Beras, satu gantang Kelapa satu biji Ayam, satu dan sirih, sebisol,maka barang itu pulang pada yang dawa.
 
Pasal 19
Jika orang maki –maki atau katai orang punya istri atu anak gadis, atau disebuti orang punya perbuatan, yang tiada patut dan tiada boleh di nyatakan “cempala mulut” namanya di hukum denda dari 2 sampai 12 R atas timbangan pasirah proatin. Dan denda di bagi dua sebagi pulang pada yang dawa, dan sebagi pada pasirah atau proatin.
 
Pasal 20
Jika orang mencuri siang hari di luar rumah di dusun atau di lading bua bua, ayam, atau bebek, barang yang ketinggalan di luar rumah seperti ; Bubu Jala, Kain – kain, dan lain barang di denda dari 2 sampai 4 R dan barang yang hilang hendak di pulangkan atau dig anti harganya. Dan denda di bagi dua sebagi pulang pada yang kecurian dan sebagi pada pasirah atau proatin
 
Pasal 21
Jika orang mencuri padi yang sedang di jemur, atau padi, kelapa, seri, pisang di batangnya, kena denda 4 R dan barang yangdi ambil di pulangkan atau dig anti harganya. Dan denda di bagi dua sebagi pulang pada yang kecurian dan sebagi pada pasirah atau proatin.
 
Pasal 22
Jika orang mencuri di dusun atau di ladang kelapa, jambe, siri serta nebang batangnya, kerbau atau kambing, kena denda, dari 6 sampai 12 R dan barang yang hilang atau rusak hendak di pulangkan atau dig anti harganya, dan denda di bagi dua, sebagi pulang pada yang kecurian dan sebagi pada pasirah proatin.
 
Pasal 23
Jika orang mencuri malam hari di dalam rumah masih dengan baba atau buka lawang, kena denda 12 R dan barang yang hilang hendak di pulangkan atau dig anti harganya, dan jika rumah rusak, hendak di bayar beberapa yang patut akan betulkan itu rumah atau timbangan pasirah Dan denda di bagi dua sebagi yang pulang pada yang kecurian dan sebagi pada pasirah proatin.
 
Pasal 24
Jika orang mencuri siang atau malam di dalam rumah tinggal “Nayap” namanya atau orang siang atau malam masuk orang punya rumah lantas ia paksa mencuri “Nerungkuh” namanya kena denda 12 R dan barang yang hilang hendak di pulangkan atau ganti harganya. Dan denda di bagi dua sebagi pulang pada yang kecurian, dan sebagi pasirah proatin
 
Pasal 25
Jika orang mencuri padi di dalam bilik kena denda 12 R dan padi hendak di pulangkan atau diganti harganya.
Dan denda di bagi dua sebagi pada yang punya padi dan sebagi pada pasirah proatin.
 
Pasal 26
Jika orang rebut lantas maling orang lain punya barang di tengah jalan “Negan” namanya kena denda dari 6 sampai 12 R atas timbangan pasirah proatin, dan barang yang hilang hendak di pulangkan atau ganti harganya. Dan denda di bagi dua, sebagi pulang pada yang kecurian, dan sebagi pada pasirah atau proatin.
 
Pasal 27
Jika orang baba rumah akan mencuri, lantas tikam orang di dalam rumah itu rumah ia kena hukuman Raja.
 
Pasal 28
Jika orang simpan atu sembunyi atau membeli barang curian di hukum bagaimana orang yang mencuri itu barang .
 
Pasal 29
Jika orang bertemu barang di halaman atau di pangkalan dusun, atau di jalan besar, atau di batang hari, hendaklah itu barang di serahkan pada yang punya proatin maka barang itu di simpan oleh proatin 7 hari serta pukul canang kasih tahu pada orang banyak, dan jika yang punya barang timbul hendak di pulangkan barangnya dan sesudah 7 hari jika yang punya barang tiada timbul maka itu barang di kasi pada bertemu.
Dan jika orang yang punya barang timbul kemudian boleh ia tebus barangnya dengan harga yang patut.
 
Pasal 30
Jika orang bertemu barang maka tiada di terangkan pada proatinya, “maling dapat” namanya di hukum seperti mencuri dari 3 sampai 6 R dan barang pulang pada yang punya. Denda kepala dusun yang punya.
 
Pasal 31
Jika ada perahu kanyut siapa yang bertemu hendak serahkan pada proatinya maka perahu itu dilabuhkan di pangkalan dusun 7 hari 7malam, dan jika yang punya timbul hendak di pulangkan ia punya prahu, tetapi ia bayar upah nemu dari ½ sampai 5 rupiah atas keputusan proatin. Dan jika abis 7 malam yang punya perahu tiada timbul,maka diserahkan itu perahu pada yang boleh temu: dan jika yang punya perahu timbul kemudian, boleh ia tebusi perahunya dengan harga yang patut.
 
Pasal 32
Jika orang bertemu perahu kanyut, lantas diubah rubahnya dihukum seperti orang mencuri dari 3 sampai 6 R. Dan perahunya pulang pada yang punya, denda kepala dusun yang punya.
 
Pasal 33
Jika orang berjalan numpang bermalam di dalam orang punya rumah, di dusun atau ladang, maka itu orang punya barang kecurian serta tiada nyata orang yang punya rumah kehilangan juga ia punya barang, hendak orang yang punya rumah ganti barang orang yang numpang akan tetapi jika nyata orang yang punya rumah kemalingan juga tiada boleh orang yang numpang dawa.
 
Pasal 34
Jika orang berjalan numpang bermalam di dalam orang punya brugo lantas kecurian barangnya orang yang punya brugo tangggung, serta ia hendak ganti harga barang yang hilang.
 
Pasal 35
Jika orang berjalan numpang bermalam di dalam balai atau gardu dusun lantas kecurian barangnya,maka kemit dusun tanggung serta ia hendak ganti harga yang hilang.
 
Pasal 36
Dari adapt bangun yang selamanya tiga pasal:
Pertama Nesto
Jika laki-laki……………………………………………………………. 40 R
Jika perempuan…………………………………………………………. 50 R
Kedua maco atau bangun proatin pengawa atau
Istrinya. …………………………………………………………………. 2 4 0 R
Ketiga Utama atau bangun pasirah atau istrinya ………………….. 4 4 0 R
Bangu anak pasirah bagaimana bangun proatin maco namanya,
 
Pasal 36 a
“Adat Ampat Lawang”
Bangun orang pedusunan, baik laki-laki baik perempuan…………………….. ..80 R
Bangun proatin dan anak proatin ………………………………………………..100 R
Bangun anak pasirah dan anak pasirah ………………………………………….400 R
Dan lagi lain dari bangun dossa 18 R dan: Kerbau Satu, Beras 100 gantang, Kelapa 100 biji. Jika orang melukai hendaknya bayar setengah bangun dari dossa 9 R.
 
Pasal 37
Uang bangun pulang pada ahli orang yang mati akan tetapi pasirah proatin yang turut timbang perkara, boleh ambil “Welassan” di dalam 10 R, 1 R.
 
Pasal 38
Jika orang membunuh tiada dengan sengaja hendaklah bayar bangun, bagaimana tersebut diaatas ini di pasal 36, serta bayar belanja mati 4 R dan dossa pada pasirah proatin 12 R akan tetapi itu perkara hendak diputus dihadapan yang pengang kuasa di dalam batang hari.
 
Pasal 39
Jika orang melukai orang tiada dengan sengaja kena tepung dari 2 sampai 8 R dan denda pada pasirah proatin dari 3 sampai 12 R. Tepung pulang pada yang luka.
 
Pasal 40
Jika orang orang membunuh maling sedang di dalam rumah, tiada kena bangun.
 
Pasal 41
Jika orang laki-laki masuk di dalam orang punya rumah dengan maksud hendak buat jahat dengan orang punya bini “karap gawe” namanya maka tertangkap di dalam rumah lantas dibunuh oleh laki perempuan itu, tiada menjadi perkara. Akan tetapi jika orang itu tertangkap di luar rumah tiada boleh dibunuh maka ia kena denda 12 R “Kesikap utang ditumbak mati” namanya.
 
Pasal 42
Jika malam hari orang bersembunyi di bawah orang punya rumah dengan maksud yang tiada terang, ia kena denda 12 R sebab boleh bermaksud “Karap patti” hendak membunuh atau “Karap gawe” hendak bermaksud orang punyak anak gadis atau bini, dan denda dibagi dua sebagian pulang pada orang yang nangkap dan sebagian pada pasirah proatin.
 
Pasal 43
Jika orang pedusunan mencuri atau rusakkan barang raja “Ketujawalah” namanya, pasirah atau proatin didenda 24 R serta dipajah pengawa kena denda 12 R tiap-tiap mata gawe kena denda 2 R.
 
Pasal 44
Jika orang pedusunan turut Raja berjalan maka lantas berlari, jika berdarat “Terjun alas” namanya, jika berperahu “terjun pulangan” namanya ia kena denda 12 R dan jika pasirah atau proatin, atau penggawa hendak dipecat.
 
Pasal 45
Jika orang membuat jahat dengan kambing dan lain-lain hewan “mengidakan wadun sejagat” namanya ia kena denda 12 R. serta pembaso dusun satu kerbau dan lagi ia ganti harga kambing atau lain-lain hewan agaimana harganya yang patut.
 
Pasal 46
Tiada boleh sekali-kali orang pasang. Tukas kalo atau blanti di dekat ladangnya atau dekat jalan-jalan. Dan jika orang melanggar ini aturan ia kena denda 12 R pada pasirah proatin dan lagi jika ada orang yang kena tukas kalo atau blanti lantas mati yang pasang itu perangkap kena bangun bagaimana tersebut di pasal 36 dan jika orang yang kena luka tiada mati yang pasang itu perangkap kena tepung dari 6 sampai 12 R.
 
Pasal 47
Jika orang mati terbunuh atau tersamun di tengah jalan dusun dan marga yang punya tanah tanggung dari dusunnya jika tiada nyata siapa yang punya perbuatan hendaklah pasirah proatin segera kasih tahu pada yang kuasa.
 
Pasal 48
Jika orang nebang batang sialang kena Bangun 40 R pada yang punya sialang dan denda 12 R pada pasirah proatin.
 
Pasal 49
Tidak boleh sekali-kali lagi pegang orang menggiring utang, maka siapa lagi pegang menggiring utang kena denda 12 R pada Raja, maka orang yang menggiring dilepaskan dari utang.
 
Pasal 50
Siapa yang berutang boleh bayar dengan penyusur bayar sekurangnya 12 rupiah di dalam satu tahun.
Dan jika utangnya lebih dari 20 R boleh berladang bagi tiga maka sebagi jadi bunga uang sebagi penyusur bayar dan sebagi permakan orang yang berutang.
 
Pasal 51
Dari perkara utang piutang atau gade yang sudah lebih lima tahun lamanya tiada didawa atau dibuka tiada boleh diperkarakan lagi.
 
Pasal 52
Jika orang berbini mati hartanya dibagi dua, sebagi pulang pada anak atau sanak laki-laki yang mati dan sebagi pulang pada perempuannya adat “sepencarian” dan jika yang mati ada utang hendaklah lebih dahulu dibayar segala utang, maka harta lebih dari utang itulah boleh dibagi.
 
Pasal 53
Jika harta orang yang mati tiada cukup akan bayar utangnya maka nyata bininya ikut tanggung dari itu utang hendaklah perempuan itu bayar bayar separuh dari utang yang tinggal. Akan tetapi tiada boleh sekali-kali anak-anak kecil turut tanggung utang papanya jika dia orang tiada menerima waris.
 
Pasal 54
Jika perempuan yang berlaki mati, maka separuh dari harta yang ia boleh “sepencarian” dengan lakinya pulang pada ia punya anak dan jika tiada ada anak pulang pada sanaknya itu perempuan.
 
Pasal 55
Tiada boleh lagi nikalkan utang jika sampai ketika akan dibayar, yang berutang tiada mampu.
 
Pasal 56
Jika orang yang dipukul denda oleh pasirah proatin tiada punya pembayaran boleh pasirah proatin panjingkan itu orang serta suruh angkat kerja, maka di dalam utang dihilangkan 5 rupiah di dalam satu bulan.
 
Pasal 57
Jika pasirah proatin atau mata gawe mati hendaklah orang di dalam marga dawa dari utang atau lain-lain, jika pasirah di dalam 40 Hari, 40 malam. Proatin 15 hari 15 malam matagawe 7 hari 7 malam lepas dari itu tiada boleh lagi orang marga dawa. Akan tetapi jika orang sedang berjalan, boleh ia dawa idar pulang kedusun.
 
Pasal 58
Jika ada orang mati hendak kepala dusun serta kaum periksa dari tarekkannya dan tulis segala hartanya.
 
== Rujukan ==
* Undang-Undang Simbur Cahaya tulisan Arab Melayu dalam buku Berg, Mr.L.W.C. van de., Rechtsbronnen van Zuid Sumatra, BK1 43, 1894.
* [http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1034 UNDANG-UNDANG SIMBUR CAHAYA (Ringkasan Semua Bab)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305145215/http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1034 |date=2016-03-05 }}
* [http://karimsh.multiply.com/journal/item/130 Undang-Undang Simbur Cahaya (Undang-undang yang berlaku pada masa Kesultanan Palembang)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305102441/http://karimsh.multiply.com/journal/item/130 |date=2016-03-05 }}
* [http://nurfirmanephie.wordpress.com/2011/03/31/lelang-lebak-lebung/ Lelang Lebak Lebung]
* [http://kanzunqalam.wordpress.com/2012/06/08/ratu-sinuhun-feminis-nusantara-dari-abad-ke-17m/ Ratu Sinuhun, Feminis Nusantara dari abad ke-17M]
* [http://news.detik.com/read/2008/04/21/144301/926766/10/ratu-sinuhun-diminta-jadi-pahlawan-nasional Ratu Sinuhun Diminta Jadi Pahlawan Nasional]
* [http://sejarah.kompasiana.com/2012/06/06/palembang-dari-nama-cina-menjadi-negeri-darusssalam/ Palembang, dari Nama Cina menjadi Negeri Darussalam] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120609033724/http://sejarah.kompasiana.com/2012/06/06/palembang-dari-nama-cina-menjadi-negeri-darusssalam |date=2012-06-09 }}
{{buku-stub}}
 
[[Kategori:Hukum adat]]
{{buku-stub}}