Teungku Ahmad Dewi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(28 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Teungku Ahmad Dewi''' kelahiran ({{lahirmati|[[Idi Cut]], Aceh Timur]]|19|1|1951|[[Aceh Timur]]|1|3|1991}}) adalah seorang tokoh [[ulama]] pendakwah ([[dai]]), seorang ulama yang berani dengan tegas melawan kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan syariat Islam.{{Bio Beliaumuslim butuh rujukan}} Ia mengharamkan anak-anak [[Aceh]] menghafal [[Pancasila]] sebelum pandai membaca Alif Ba ta, karena menurut beliaudia lebih dahulu turun perintah menuntut ilmu agama daripada mengamalkan Pancasila.{{Bio muslim butuh rujukan}}
{{kelayakan}}
 
Nama ayahnya Teungku Muhammad Husen, dan ibunya Dewi kelahiran Peudagee, [[Sumatera Utara]], BeliauDia mengambil nama belakang dari nama ibunya Dewi, sehingga ia lebih dikenal dengan Ahmad Dewi.{{Bio muslim butuh rujukan}} Kakeknya seorang ulama [[fiqh]] ternama Teungku Hasballah yang bergelar Teungku Chik di Meunasah Kumbang. Dari kecil beliaudia belajar ilmu agama Islam di [[dayah]] (pesantren). danSekolah terakhirformal tercatatyang sebagaisempat santriditempuh darioleh PesantrenAhmad AbuDewi Abdulmuda Azizadalah Madrasah Ibtidaiyah Idi Cut. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di [[Samalanga]].:Kategori:Madrasah BeliauTarbiyah pemimpinIslamiyah|Madrasah PesantrenTarbiyah BTMIslamiyah]] Bantayan(MTI) Matang Geutoe Idi Cut, Acehpada Timur.tahun 1964.
Teungku Ahmad Dewi kelahiran [[Idi Cut]], [[Aceh Timur]] adalah seorang tokoh [[ulama]] pendakwah ([[dai]]), seorang ulama yang berani dengan tegas melawan kebijakan-kebijakan pemerintah yang bertentangan dengan syariat Islam. Beliau mengharamkan anak-anak [[Aceh]] menghafal [[Pancasila]] sebelum pandai membaca Alif Ba ta, karena menurut beliau lebih dahulu turun perintah menuntut ilmu agama daripada mengamalkan Pancasila.
 
Ahmad Dewi juga sempat menuntut ilmu di sebuah pesantren yang dipimpin oleh Tgk. H. Sofyan di Matang Kuli, sekitar tahun 1968 sampai 1970, setelah itu ia kembali ke Idi Cut. Saat itu dayah MTI tidak aktif lagi sepeninggal Tgk. Muhammad Thaib (w. 1968), dan kiblat pendidikan di Idi Cut telah beralih ke Dayah Darussa'dah Idi Cut di bawah pimpinan Tgk. H. Abdul Wahab. Pada masa ini Tgk. Ahmad Dewi juga sempat belajar pada Tgk. H. Abdul Wahab Idi Cut sambil bekerja mencari nafkah. Pada tahun 1973, Ahmad Dewi belajar kepada [[Abdul Aziz Samalanga|Teungku Haji Abdul Aziz]], tokoh [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah|PERTI]] yang memimpin [[MUDI Mesjid Raya Samalanga|Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga]]. {{Bio muslim butuh rujukan}}
Nama ayahnya Teungku Muhammad Husen, dan ibunya Dewi kelahiran Peudagee, [[Sumatera Utara]], Beliau mengambil nama belakang dari nama ibunya Dewi, sehingga ia lebih dikenal dengan Ahmad Dewi. Kakeknya seorang ulama [[fiqh]] ternama Teungku Hasballah yang bergelar Teungku Chik di Meunasah Kumbang. Dari kecil beliau belajar ilmu agama Islam di [[dayah]] (pesantren) dan terakhir tercatat sebagai santri dari Pesantren Abu Abdul Aziz [[Samalanga]]. Beliau pemimpin Pesantren BTM Bantayan Idi Cut, Aceh Timur.
 
Ahmad Dewi merupakan pimpinan Dayah BTM Bantayan Idi Cut, Aceh Timur. Sebagai pendakwah kondang beliaudia diundang hampir ke setiap pelosok [[desa]] yang ada di seluruh Aceh dan dalam dakwahnya selalu berisikan sindiran-sindiran halus kepada pemerintahan untuk merubahmengubah kebijakan-kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat kecil dan meminta agar diberlakukan syariat Islam di Aceh.{{Bio Beliaumuslim butuh rujukan}} Ia dengan Barisan Tentara Merahnya menghalau muda-mudi yang bukan muhrim yang duduk berdua-duaan di tepi pantai Idi Cut.{{Bio Beliaumuslim butuh rujukan}} Ia berdakwah tujuh hari tujuh malam dengan mengundang para ulama-ulama seluruh Aceh untuk mencari solusi tegaknya syariat Islam di Nangroe Aceh Darussalam.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Akhirnya beliaudia dituduh subversif (merongrong ideologi Pancasila) dan berkali-kali keluar masuk penjara, dalam penjara pun beliaudia tetap berdakwah mengajak narapidana bertobat kembali ke jalan Allah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Setiap ada persidangan beliaudia di pengadilan selalu dipenuhi ratusan ribu massa untuk meyaksikan jalannya sidang sang dai. Pada waktu Aceh berstatus siaga, [[Operasi Jaring Merah]] dilancarkan di Aceh, Teungku Ahmad Dewi (sang pendakwah kondang) sampai hari ini tidak pernah muncul lagi di atas podium meyeruakan untuk tegaknya syariat Islam di Aceh.{{Bio Walaupunmuslim Teungkubutuh Ahmad Dewi telah tiada, pengikut-pengikut setianya selalu memperjuangkan agar Aceh diberlakukan syariat Islam, dan akhirnya pemerintah mengumumkan syariat Islam harus ditegakkan di bumi Serambi Mekkah ini. Teungku Ahmad Dewi sebagai tokoh pelopor pemberlakuan syariat Islam di Aceh sampai hari ini tidak diketahui kuburannya.rujukan}}
 
== Pranala Luarluar ==
* [http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/10/24/0004.html/ Aceh: Pecah Belah dan Jajah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090817122032/http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2000/10/24/0004.html |date=2009-08-17 }}
* [http://www.library.ohiou.edu/indopubs/2001/04/03/0018.html/ Ketika Agama Menjadi Alat Pelampiasan Nafsu]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.acheh-eye.org/data_files/english_format/international_response/intl_response/intl_response_un/intl_un_rapporteurs/intl_un_torture/un_torture_001.html/ CIVIL AND POLITICAL RIGHTS, INCLUDING THE QUESTIONS OF: TORTURE AND DETENTION]{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.unhchr.ch/Huridocda/Huridoca.nsf/0/fbb99d8c59470878c1256e78002ec4de/$FILE/G0412267.pdf UNHCR Report]
* [http://estananto.wordpress.com/2005/01/26/kronologi-aceh/ Kronologi Aceh]
 
[[Kategori:Ulama Aceh|Teungku Ahmad Dewi]]
[[Kategori:Tokoh Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
 
 
{{Ulama-Nusantara-bio-stub}}