Gele Harun Nasution: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Raden Cili (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 10:
|term_end1=1968
|birth_date={{birth date|1910|12|6}}
|birth_place= [[Sibolga]], [[
|death_date={{death date and age|1973|4|4|1910|12|6}}
|death_place= [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
Baris 18:
|party=[[Partai Nasional Indonesia]]
}}
'''[[Meester in de Rechten|Mr.]] Gele Harun Nasution''' ({{lahirmati|[[Sibolga]], [[
== Biografi ==
Gele Harun lahir di [[Sibolga]], 6 Desember 1910. Meski berdarah [[Batak]], Gele Harun sudah tidak asing lagi dengan [[Lampung]] sebab ayahnya, Harun Al-Rasyid Nasution yang merupakan seorang [[dokter]] sejak dahulu, telah menetap dan memiliki tanah yang sangat luas di [[Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung|Tanjungkarang Timur]].<ref name=Mengenang1>{{Cite web |url=http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/79521-mengenang-sosok-mr-gele-harun-salah-satu-residen-lampung |title=Mengenang Sosok Mr. Gele Harun, Salah Satu Residen Lampung |access-date=2016-01-21 |archive-date=2016-01-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160129042900/http://www.radarlampung.co.id/read/bandarlampung/metropolis/79521-mengenang-sosok-mr-gele-harun-salah-satu-residen-lampung |dead-url=yes }}</ref> Gele Harun dikirim orang tuanya untuk belajar [[hukum]] di sekolah hakim tinggi di [[Leiden]], [[Belanda]].<ref>
Pada tahun 1945, ia memulai perjuangannya dari Angkatan Pemuda Indonesia (API) dengan menjadi ketuanya. Tetapi aktivitas itu terhenti saat ia ditugaskan menjadi [[hakim]] di Mahkamah Militer [[Palembang]], [[
Pada 5 Januari 1949, Gele Harun diangkat sebagai ''acting'' [[Residen]] [[Lampung]] (kepala pemerintahan darurat) menggantikan Residen Rukadi. Baru sebentar bertugas, pada 18 Januari 1949, Gele Harun terpaksa memindahkan keresidenan dari [[Pringsewu]] ke [[Talang Padang, Tanggamus|Talangpadang]]. Hal ini dilakukan karena Belanda telah memasuki kawasan Pringsewu. Serangan Belanda yang begitu bertubi-tubi, membuat Gele Harun kembali memindahkan pemerintahan darurat ke [[pegunungan Bukit Barisan]] di [[Pulau Panggung, Pulau Panggung, Tanggamus|Desa Pulau Panggung]], dan terakhir hingga ke Desa Sukaraja [[Way Tenong, Lampung Barat]].<ref name=Mengenang1 />
Saat di [[Way Tenong, Lampung Barat|Waytenong]], Gele Harun tinggal di kediaman Pesirah '''Sedamit''' sementara Pasukanya tinggal di Desa Mutar Alam. Selama 6 bulan,
Gele Harun mengendalikan keresidenan di
Belanda menggempur wilayah Way Tenong secara bertubi tubi Bom berjatuhan Di desa Mutar Alam, Tanjung Raya dan Sukananti, kondisi inilah yang menyebabkan sulitnya pasokan [[obat|obat-obatan]] hal ini menyebabkan putri Gele Harun Herlinawati meninggal dunia saat berusia delapan bulan. Jasadnya dimakamkan di TPU Desa Sukaraja Way Tenong . Gele Harun dan pasukannya keluar dari Waytenong setelah [[gencatan senjata]] antara Indonesia-Belanda pada 15 Agustus 1949. Gele Harun dan pasukannya baru kembali ke [[Tanjungkarang]] setelah penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949.<ref name="Mengenang1" />
Baris 38:
* Advocaat en Procureur di Lampung (1938–1942)
* Ketua Pengadilan Negeri Tanjungkarang (1942–1945)
* Ketua Pengadilan Negeri merangkap Ketua Mahkamah Militer
* Kepala Pemerintahan Darurat merangkap Pemimpin Gerilya Lampung (1949–1950)
* Residen Lampung (1950–1955)
|