Islam di Riau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Islam di Indonesia menggunakan HotCat
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Islam di Riau''' mulai berkembang sejak masa [[Kerajaan Sriwijaya]]. Penyebaran Islam di Riau melalui wilayah [[SumatraSumatera Barat]] dan [[SumatraSumatera Utara]]. Penyebarannya dipengaruhi oleh [[pedagang]] [[Arab]] yang ber[[dakwah]] sambil berdagang di wilayah [[Riau]].
 
== Penyebaran ==
 
=== Penyebaran melalui SumatraSumatera Barat ===
Penyebaran Islam di Riau diperkirakan berawal dari SumatraSumatera Barat. Wilayah pertama yang mengenal Islam di Riau adalah [[Kuntu, Kampar Kiri, Kampar|Desa Kuntu]], Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar. Penyebaran Islam di desa ini dilakukan oleh [[Burhanuddin Ulakan]]. Ia adalah seorang pendakwah yang awalnya menyebarkan ajaran Islam di wilayah [[Ulakan Tapakis, Padang Pariaman|Ulakan Tapakis]], Padang Pariaman. SumatraSumatera Barat.{{Sfn|Roza|2017|p=81}}
 
Desa Kuntu terletak di pinggiran anak sungai Kampar. Perjalanan Burhanuddin Ulakan menuju ke Kuntu diperkirakan melalui transportasi di sungai. Perkiraan ini didasari oleh keberadaan Pegunungan Bukit Barisan yang memisahkan wilayah SumatraSumatera Barat dan Riau.{{Sfn|Roza|2017|p=81}}  Anak sungai Kampar yang mencapai wilayah SumatraSumatera Barat adalah Sungai Sibayang. Sungai Kampar merupakan bagian hulu dari Sungai Sibayang. Aliran sungainya mencapai daerah [[Pangkalan, Pangkalan Koto Baru, Lima Puluh Kota|Pangkalan]] dan [[Payakumbuh, Lima Puluh Kota|Payakumbuh]] di [[Kabupaten Lima Puluh Kota]]. Hubungan antara kedua sungai ini memperkuat jalur penyebaran Islam di Riau melalui SumatraSumatera Barat.{{Sfn|Roza|2017|p=81-82}}
 
=== Penyebaran melalui SumatraSumatera Utara ===
Penyebaran Islam di Riau juga terjadi karena letak wilayahnya yang dekat dengan kota-kota perdagangan. Kota-kota ini didatangi oleh para pedagang asing terutama pedagang dari Jazirah Arab.{{Sfn|Roza dan Yasnel|2017|p=213}} Di pesisir barat Sumatra terdapat sebuah pelabuhan yaitu Pelabuhan Barus. Barus merupakan wilayah penghasil kapur barus yang bermutu tinggi dan haru,. Kapur barus ini digunakan sebagai pengawet mayat di Timur Tengah khususnya Jazirah Arab dan Persia Raya. Para pedagang Arab yang berdagang di Aceh khususnya di Perlak dan Samudra Pasai, langsung melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Barus. Sambil berdagang, mereka melakukan dakwah. Akhirnya Islam menyebar ke daerah-daerah yang berdekatan dengan Barus, termasuk ke wilayah [[Kabupaten Rokan Hulu]]. Wilayah ini merupakan perbatasan antara Provinsi Riau dan Provinsi SumatraSumatera Utara. Penyebaran Islam dari Barus di [[Kabupaten Tapanuli Tengah]] mengarah ke seluruh hutan Tapanuli yang mencapai wilayah [[Kabupaten Tapanuli Selatan]]. Dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Islam menyebar ke wilayah Kabupaten Rokan Hulu.{{Sfn|Roza dan Yasnel|2017|p=213-214}}   
 
== Perkembangan ==
Perkembangan Islam di Riau dimulai pada masa politik Suku Melayu dalam [[hegemoni]] [[Kerajaan Sriwijaya]]. Islam berkembang di Riau hingga memasuki periode politik Semenanjung Malaka bersama dengan penyebaran agama Hindu dan Buddha. Pada periode ini. Pada kedua periode ini, politik dan budaya Riau tidak dipengaruhi oleh batas-batas geografi.<ref>{{Cite book|last=Salam|first=Noor Efni|date=2017|url=https://fisip.unri.ac.id/wp-content/uploads/2021/02/Buku_Masyarakat-dan-Budaya-Melayu-Revitalisasi-Strategi-dan-Pelestariannya.pdf|title=Masyarakat dan Budaya Melayu: Revitalisasi, Strategi, dan Pelestariannya|location=Pekanbaru|publisher=Penerbit Alaf Riau|isbn=978-602-5531-00-2|editor-last=Zulkarnaini|pages=35|url-status=live}}{{Pranala mati|date=April 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Referensi ==