Jahja Datoek Kajo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bibliografi: clean up
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 8:
|birth_name =
|birth_date = {{Birth date|1874|8|1}}
|birth_place = {{negara|Holland}} [[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Kotogadang]], [[Luhak Agam|Agam]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1942|11|9|1874|8|1}}
|death_place =
|nationality = {{negara|Pagaruyung}} [[Orang Minang|Minangkabau]]
|other_names =
|alma_mater =
Baris 22:
}}
 
'''Jahja Datoek Kajo''' ([[EYD]]: ''Yahya Datuk Kayo'', {{lahirmati|[[Koto Gadang, IV Koto, Agam|Koto Gadang]], [[Kabupaten Agam|Agam]], [[SumatraSumatera Barat]]|1|8|1874||9|11|1942}}) adalah seorang anggota [[Volksraad]], semacam dewan perwakilan rakyat pada masa [[Hindia Belanda]]. Putranya, [[Daan Jahja]], menjadi pejabat gubernur militer [[Jakarta]] pada tahun 1950. Putra lainnya, yakni [[Jamalus Yahya]] dan [[Akhiroel Yahya|Akhirul Yahya]], masing-masing menjadi kepala daerah di SumatraSumatera Barat.
 
== Masa kecil ==
Baris 32:
Tahun 1888, Jahja magang pada kantor residen Padang Darat untuk lebih banyak mengenal dari dekat birokrasi pemerintahan kolonial [[Hindia Belanda]]. Tahun 1892-1895, Jahja bekerja sebagai juru tulis magang di kantor kontrolir Agam Tua. Tanggal 11 Mei 1895, Jahja mendapat gelar Datoek Kajo dan dipilih menjadi Tuanku Laras Empat Koto.
 
Pada tahun 1908, pajak (''belasting'') mulai diberlakukan di SumatraSumatera Barat. Kejadian pada 2 Juli 1908 sangat memukul Jahja, dimana ia melihat anak negerinya dibantai oleh militer Belanda karena menentang untuk melakukan pembayaran pajak. Pada tahun 1919, kejadian yang disebut "Tragedi Paladangan" ini ditulis dan dilaporkannya kepada atasan. Sejak itu, Jahja menjadi geram terhadap militer Belanda.
 
Tahun 1913, Jahja ditugaskan merangkap jabatan, yaitu sebagai Kepala Laras Banuhampu. Kariernya cepat melesat, pada tahun 1914 dia dipercaya menjadi demang Bukittinggi. Karena tidak sepaham dengan atasannya dalam berbagai hal, Jahja diminta pindah dan menjadi demang [[Payakumbuh]] (1915-1918), [[Padang Panjang]] (1919-1928), kemudian Air Bangis (1928-1929).
Baris 55:
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:TokohNinik Mamak Minangkabau]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Keturunan Koto Gadang]]