Kemenyan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 2 as dead.) #IABot (v2.0.8
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(6 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Kemenyan_resin_benzoin_resin.JPG|jmpl|Kemenyan]]
 
'''Kemenyan''', sering juga disebut Olibanum ,<ref>[http://www.fragrantica.com/notes/Olibanum-Frankincense--95.html Olibanum]</ref>, adalah aroma wewangian berbentuk kristal yang digunakan dalam dupa dan parfum. Kristal ini diolah dan diperoleh dari pohon jenis ''[[Boswellia]]'' dalam keluarga tumbuh-tumbuhan [[Burseraceae]], ''[[Boswellia sacra]]'' ([[Sinonim]] ''B. carteri'', ''B. thurifera'', ''B. bhaw-dajiana''), ''[[Boswellia frereana|B. frereana]]'' dan ''[[Boswellia serrata|B. serrata]]'' (kemenyan India).
 
Kemenyen memiliki bentuk getah kering diambil dari pohon kemenyan. Getah tersebut biasa dikenal sebagai benzoid di ambil dari bahasa arab benz berarti harum, boa berarti getah sehingga kata benzoid berarti getah berbau harum<ref>{{Cite web|title=Manfaat dan Tujuan Ekspor Kemenyan|url=https://www.arsipinfografis.com/2022/07/manfaat-dan-tujuan-ekspor-kemenyan.html|language=en|access-date=2022-08-01}}</ref>
Kemenyan ini juga termasuk dalam [[ordo (biologi)|ordo]] ''[[Ebenales]]'', [[familia]] ''[[Styracaceae]]'' dan [[genus]] ''[[Styrax]]''. Selain itu terdapat 7 (tujuh) jenis kemenyan yang menghasilkan getah tetapi hanya 4 jenis yang secara umum lebih dikenal dan bernilai ekonomis yaitu Kemenyan Sumatra (Styrax benzoin), kemenyan bulu (Styrax paralleloneurus), Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J.Sm)<ref>[http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/78 Sifat Anatomi, Sifat Fisis dan Mekanis pada Kayu Kemenyan Toba dan Kemenyan Bulu]</ref> dan Kemenyan Siam (Styrax tokinensis)
 
Kemenyan ini juga termasuk dalam [[ordo (biologi)|ordo]] ''[[Ebenales]]'', [[familiaFamili (biologi)|famili]] ''[[Styracaceae]]'' dan [[genus]] ''[[Styrax]]''. Selain itu terdapat 7 (tujuh) jenis kemenyan yang menghasilkan getah tetapi hanya 4 jenis yang secara umum lebih dikenal dan bernilai ekonomis yaitu Kemenyan Sumatra (Styrax benzoin), kemenyan bulu (Styrax paralleloneurus), Kemenyan Toba (Styrax sumatrana J.J.Sm)<ref>[http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/78 Sifat Anatomi, Sifat Fisis dan Mekanis pada Kayu Kemenyan Toba dan Kemenyan Bulu]</ref> dan Kemenyan Siam (Styrax tokinensis)
Tetapi jenis kemenyan yang paling umum dibudidayakan secara luas di [[Sumatra Utara]] adalah jenis kemenyan toba dan kemenyan durame <ref name="Jayusman, dkk., 1999">Jayusman, dkk., 1999</ref>. ''Styrax sumatrana'' J.Sm adalah jenis pohon kemenyan yang pada umumnya tumbuh di daerah kabupaten [[Tapanuli Utara]] dan [[Tapanuli Tengah]] yang hasilnya dikenal dengan nama daerah “''[[Haminjon]]''” atau "kemenyan toba" <ref>Lubis, dkk., 1984</ref>. Kemenyan toba biasa dikenal juga dengan ''[[Styrax|Styrax Paralleloneurum]]''.
 
Tetapi jenis kemenyan yang paling umum dibudidayakan secara luas di [[SumatraSumatera Utara]] adalah jenis kemenyan toba dan kemenyan durame .<ref name="Jayusman, dkk., 1999">Jayusman, dkk., 1999</ref>. ''Styrax sumatrana'' J.Sm adalah jenis pohon kemenyan yang pada umumnya tumbuh di daerah kabupaten [[Tapanuli Utara]] dan [[Tapanuli Tengah]] yang hasilnya dikenal dengan nama daerah “''[[Haminjon]]''” atau "kemenyan toba" .<ref>Lubis, dkk., 1984</ref>. Kemenyan toba biasa dikenal juga dengan ''[[Styrax|Styrax Paralleloneurum]]''.
 
Ada empat spesies utama '''Boswellia''' yang menghasilkan kemenyan asli dan getahnya (''[[Resin]]''), masing-masing empat spesies tersedia dalam berbagai kelas. Kualitas tergantung pada waktu panen dan juga keterampilan tangan pengolahnya.
 
== Pemaparan ==
Pohon kemenyan memiliki ukuran sedang sampai besar dengan diameter antara 20–30&nbsp;cm dengan tinggi mencapai 20 hingga 30 meter. Mempunyai batang yang lurus dengan percabangan yang sedikit dan kulit batang berwarna kemerahan. Kemenyan berdaun tunggal yang tersusun spiral dan berbentuk ''[[oval]]'', bulat memanjang dengan ujung daun meruncing. Buah kemenyan berbentuk bulat dan lonjong dengan ukuran yang agak kecil. Biji berwarna cokelat terbungkus dalam daging buah yang tebal dan keras <ref name="Majalah">(Majalah Kehutanan Indonesia, 2007)</ref>). Tempat bertumbuhnya tanaman kemenyan ini bervariasi yaitu mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 60 hingga 2100 meter di atas permukaan laut. Tanaman kemenyan tidak memerlukan persyaratan yang istimewa terhadap jenis tanah. Dapat tumbuh pada tanah ''[[Podsolik]]'', ''[[Andosol]]'', ''[[Latosol]]'', ''[[Regosol]]'', dan berbagai asosiasi lainnya mulai dari tanah yang bertekstur berat sampai ringan dan tanah yang kurang subur sampai yang subur. Jenis tanaman ini tumbuh pada tanah yang mempunyai ''[[Porositas]]'' tinggi sehingga mudah meresapkan air .<ref name="Majalah "/>.
 
Penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa populasi pohon kemenyan telah menurun, sebagian karena ''[[eksploitasi]]'' yang berlebihan. Contohnya Penyadapan sangat tinggi pada Pohon kemenyan akan menghasilkan biji yang dapat tumbuh hanya 16% sedangkan biji pohon yang belum disadap mempunyai persentase berkecambah lebih dari 80%. Selain itu, pembakaran, penggembalaan, dan serangan oleh kumbang ''[[Longhorn]]'' telah mengurangi populasi pohon.<ref>{{cite web |title = Christmas Staple Frankincense 'Doomed,' Ecologists Warn |author=Remy Melina |date=December 21, 2011 |url=http://www.foxnews.com/scitech/2011/12/21/christmas-staple-frankincense-doomed-ecologists-warn/ |publisher=LiveScience}}</ref>. Perubahan (Pembukaan Hutan) dari hutan kemenyan untuk pertanian dapat juga merupakan ancaman besar .<ref>{{cite journal|last=Dejenea|first=T.|author2=M. Lemenih |author3=F. Bongers |title=Manage or convert Boswellia woodlands? Can frankincense production payoff?|journal=Journal of Arid Environments|date=February 2013|volume=89|pages=77–83|doi=10.1016/j.jaridenv.2012.09.010}}</ref>.
 
== Morfologi ==
Kemenyan termasuk pohon besar, tinggi dapat mencapai 24-40 M dengan diameter 60–100&nbsp;cm. Batang lurus dengan percabangan sedikit. Kulit beralur tidak terlalu dalam (3–7&nbsp;mm), kulit berwarna merah anggur,<ref name="Jayusman, dkk., 1999"/> kulit luar halus sampai retak-retak ke arah vertikal atau berlekuk halus, Kulit bagian dalam lunak, berwarna coklat sampai merah, merah muda atau merah keunguan, kayu gubalnya berwarna putih .<ref>Departemen Kehutanan danPerkebunan, 1999</ref>.
 
=== Daun ===
Baris 27 ⟶ 29:
 
== Asal-Usul Sejarah ==
Kemenyan telah diperdagangkan di Semenanjung Arab dan Afrika Utara selama lebih dari 5.000 tahun.<ref>{{Cite web |url=http://deposit.ddb.de/cgi-bin/dokserv?idn=975255932&dok_var=d1&dok_ext=pdf&filename=975255932.pdf |title=Paper on Chemical Composition of Frankincense |access-date=2015-01-06 |archive-date=2008-12-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20081209115100/http://deposit.ddb.de/cgi-bin/dokserv?idn=975255932&dok_var=d1&dok_ext=pdf&filename=975255932.pdf |dead-url=yes }}</ref> Sebuah ''[[mural]]'' yang menggambarkan karung kemenyan diperdagangkan dari ''[[Tanah Punt]]'' menghiasi dinding ''[[kuil Mesir kuno]]'' Ratu ''[[Hatshepsut]]'', yang meninggal sekitar tahun 1458 SM [7].<ref name="chemeng">{{cite web|url=http://ocean.tamu.edu/Quarterdeck/QD3.1/Elsayed/elsayedhatshepsut.html|title=Queen Hatshepsut's expedition to the Land of Punt: The first oceanographic cruise?|publisher=Dept. of Oceanography, Texas A&M University|accessdate=2010-05-08|last=|first=|archive-date=2014-08-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20140814154851/http://ocean.tamu.edu/Quarterdeck/QD3.1/Elsayed/elsayedhatshepsut.html|dead-url=yes}}</ref>.
 
Barus yang sejak abad abad dini (sejak kira-kira abad 5) sudah disinggahi oleh perahu-perahu layar antar benua sebagai pelabuhan pengekspor kemenyan dan ''[[Kamper]]'' (''[[Kapur barus]]'').<ref name="Sitor Situmorang">{{cite journal|last=Situmorang|first=Sitor |title=Toba Na Sae: Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII-XX|date=Oktober 2009|pages=4}}</ref> Lewat cerita turun-temurun, masyarakat Tapanuli percaya kemenyan itu dibawa dari Pelabuhan ''[[Barus]]'', yang dulu pernah menjadi pelabuhan besar, menuju ''[[Timur Tengah]]'', hingga ke ''[[Betlehem]]''. Di berbagai daerah penyebutannya berbeda yaitu ''[[Kemenjen]]'' dalam bahasa ''[[Pakpak Dairi]]'', ''[[Keminjen]]'' dalam bahasa ''[[Karo]]'' dan ''[[Menyan]]'' dalam bahasa ''[[Jawa]]''. Menurut catatan sejarah, salah satu pusat perdagangan Kemenyan di wilayah ini pada masa lampau adalah pantai Barus (''[[Fansyur]]''), sebuah pelabuhan penting ketika itu di pantai Barat pulau Sumatra. Secara sporadis dalam beberapa buku yang ditulis oleh Heyne disebutkan bahwa pelaut-pelaut Timur Tengah melihat dan mengatakan tanaman Kemenyan tumbuh baik pada ketinggian 900 - 1200 meter di atas permukaan laut, sementara Pinyopusarerk menyebut Kemenyan Laos tumbuh baik pada 800 - 1600 meter dpl. Cina dan India sejak abad pertama telah membawa Kapur Barus dan Kemenyan dari Tapanuli. Kegunaannya adalah untuk bahan pengawet ''[[Mummi]]'' para raja di ''[[Romawi]]'' dan ''[[Fira'un]]'' di Mesir. Disebutkan pada masa itu hingga beberapa abad kemudian, Kemenyan dan Kapur Barus asal Tapanuli ini tergolong barang mahal yang nilainya lebih tinggi daripada emas.<ref>{{cite journal|last=Zuska |first=Fikarwin |title=Kebun Agroforest Kemenyan di Tapanuli Utara ?|date=2005|pages=40}}</ref>
Baris 39 ⟶ 41:
Kemenyan diperkenalkan kembali ke Eropa oleh Tentara Salib yang dinamakan ''[[Frankish]]'', meskipun nama Frankish mengacu pada kualitas, tetapi bukan dengan para Frank itu sendiri.<ref name="OED">>{{cite book|title=Oxford English Dictionary}}</ref> Meskipun lebih dikenal sebagai "kemenyan" bagi orang Barat, getah ini juga dikenal sebagai olibanum, dalam bahasa Arab al-Luban (kira-kira diterjemahkan: "yang dihasilkan dari pemerahan"),acuannya adalah getah susu yang disadap dari pohon Boswellia. Beberapa orang juga mendalilkan bahwa nama ini berasal dari istilah bahasa Arab yaitu "''[[Minyak Lebanon]]''". Kota yang hilang dari kota ''[[Ubar]]'', kadang-kadang dikenali dengan ''[[Irem]]'' di tempat yang sekarang kota ''[[Shisr]]'' di ''[[Oman]]'' berada, diyakini telah menjadi pusat perdagangan kemenyan karena kurang lebih baru-baru ini ditemukan kembali "''[[Jalan Kemenyan]]''". Ubar ditemukan kembali pada awal 1990-an dan sekarang di bawah penggalian arkeologi.
 
Sejarawan Yunani bernama ''[[Herodotus]]'' yang akrab dengan kemenyan dan mengetahui bahwa kemenyan dipanen dari pohonnya di Arab Saudi bagian selatan. Dia juga melaporkan bahwa getah berbahaya untuk di panen karena ular berbisa juga hidup di pohon-pohon tersebut. Dia juga menjelaskan metode yang digunakan oleh orang-orang Arab untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan membakar getah dari pohon kemenyan sehingga asap akan mengusir ular tersebut pergi.<ref>Herodotus 3,107</ref> Getah ini juga disebutkan oleh ''[[Theophrastus]]'' dan ''[[Pliny the Elder]]'' dalam bukunya ''[[Naturalis Historia]]''. Arab Saudi bagian Selatan adalah eksportir utama kemenyan dipada zaman kuno, dengan beberapa hal yang diperdagangkan sampai ke Cina.Penulis dan adat orang Cina yang bernama ''[[Inspektur Zhao Rugua]]'' juga menulis tentang asal usul kemenyan, dan eksistensinya diperdagangkan ke China:
 
<blockquote>''"Ruxiang atau xunluxiang berasal dari tiga negara Dashi dari [[Murbat]] (Maloba), [[Shihr]] (Shihe), dan [[Dhofar]] (Nufa), dari kedalaman gunung terpencil.<ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=YJibpHfnw94C&pg=PA130&dq=According+to+Li+Xun,+frankincense+originally+came+from+Persia.92+Laufer+refers+to+the+Xiangpu+fftff+by+Hong+Chu+%5C%25Ws+(?&hl=en&sa=X&ei=bEf6TozwJoTh0QHgm-y_Ag&ved=0CDEQ6AEwAA#v=onepage&q=According%20to%20Li%20Xun%2C%20frankincense%20originally%20came%20from%20Persia.92%20Laufer%20refers%20to%20the%20Xiangpu%20fftff%20by%20Hong%20Chu%20%5C%25Ws%20(%3F&f=false|accessdate=December 26, 2011|title=Aspects of the Maritime Silk Road: From the Persian Gulf to the East China Sea|year=2010|volume=Volume 10 of East Asian Economic and Socio-cultural Studies - East Asian Maritime History|author=Ralph Kauz|editor=Ralph Kauz|edition=|location=|publisher=Otto Harrassowitz Verlag|page=130|isbn=3-447-06103-0|quote=The frankincense was first collected in the Hadhramaut ports of Mirbat, Shihr, and Zufar whence Arab merchant vessels shipped it to Srivijaya, before it was then reexported to China. The term "xunluxiang" is derived from the Arab word "kundur". . . According to Li Xun, frankincense originally came from Persia.92 Laufer refers to the Xiangpu fftff by Hong Chu %Ws (? . . . Zhao Rugua notes: Ruxiang or xunluxiang comes from the three Dashi countries of Murbat (Maloba), Shihr (Shihe), and Dhofar (Nufa), from the depths of the remotest mountains. The tree which yields this drug may generally be compared to the pine tree. Its trunk is notched with a hatchet, upon which the}}</ref> Pohon yang menghasilkan obat ini secara umum dapat dibandingkan dengan pohon [[Pinus]]. Batangnya yang berlekuk seperti kapak, di mana getahnya mengalir keluar, dan ketika mengeras berubah menjadi kemanyan yang dikumpulkan dan dibuat menjadi gumpalan. Kemenyan ini diangkut oleh gajah ke Dashi (melalui pantai), yang kemudian dimuat di atas kapal mereka dan menukarnya dengan komoditas lainnya di [[Sanfoqi]]. ini adalah alasan mengapa umumnya dikumpulkan dan dikenal sebagai produk Sanfoqi.''<ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=YJibpHfnw94C&pg=PA131&dq=resin+flows+out,+and,+when+hardened,+turns+into+incense,+which+is+gathered+and+made+into+lumps.+It+is+transported+on+elephants+to+the+Dashi+on+the+coast),+who+then+load+it+upon+their+ships+to+exchange+it+for+other+commodities+in+Sanfoqi.+This+is+the+reason+why+it+is+commonly+collected+at+and+known+as+a+product+of+Sanfoqi.&hl=en&sa=X&ei=G3_6Tsm_Esrg0QGt0IGzDw&ved=0CDAQ6AEwAA#v=onepage&q=resin%20flows%20out%2C%20and%2C%20when%20hardened%2C%20turns%20into%20incense%2C%20which%20is%20gathered%20and%20made%20into%20lumps.%20It%20is%20transported%20on%20elephants%20to%20the%20Dashi%20(on%20the%20coast)%2C%20who%20then%20load%20it%20upon%20their%20ships%20to%20exchange%20it%20for%20other%20commodities%20in%20Sanfoqi.%20This%20is%20the%20reason%20why%20it%20is%20commonly%20collected%20at%20and%20known%20as%20a%20product%20of%20Sanfoqi.&f=false|accessdate=December 26, 2011|title=Aspects of the Maritime Silk Road: From the Persian Gulf to the East China Sea|year=2010|volume=Volume 10 of East Asian Economic and Socio-cultural Studies - East Asian Maritime History|author=Ralph Kauz|editor=Ralph Kauz|edition=|location=|publisher=Otto Harrassowitz Verlag|page=131|isbn=3-447-06103-0|quote=resin flows out, and, when hardened, turns into incense, which is gathered and made into lumps. It is transported on elephants to the Dashi (on the coast), who then load it upon their ships to exchange it for other commodities in Sanfoqi. This is the reason why it is commonly collected at and known as a product of Sanfoqi.94}}</ref>"</blockquote>
 
== Pembibitan ==
Dalam pembibitan, benih kemenyan yang dipilih dikumpulkan dari pohon induk yang diseleksi dan telah diketahui kualitasnya. Pohon induk yang dipilih adalah pohon yang memiliki getah kemenyan yang banyak dan baik, bebas hama dan penyakit, berbatang lurus dan ''[[silindris]]'', tajuk harus normal dan bagus, cabangnya harus sedikit dan memiliki tinggi yang optimal.<ref name="Evi Lina Y. Sinaga">"Evi Lina Y. Sinaga: Kajian Pengambilan Keputusan Dalam Pengelolaan Hutan Kemenyan (Styrax Spp) Di Desa Sibaganding, 2010"</ref> Buah yang dipilih sebagai sumber benih adalah buah yang sudah masak dengan warna coklat tua. Sebaiknya buah yang dipilih adalah buah yang sudah jatuh dengan kondisi tentunya masih baik dan tidak diserang ''[[serangga]]'' misalnya ''[[ulat]]'' sehingga menjadi rusak.<ref name="Majalah "/>. Pengadaan bibit dapat dilakukan melalui persemaian, pencabutan dan anakan alam, ''[[stump]]'', ''[[stek]]'' serta kultur jaringan. Persemaian merupakan cara yang mudah dan umum dilakukan yaitu dengan menabur benih / biji yang sudah dibersihkan di ''[[bedeng]]'' tabur. Jika sudah tumbuh dapat dipindahkan ke dalam ''[[polybag]]'' sebelum ditanam .<ref name="Majalah "/>. Bibit yang diperoleh dari anakan, biasanya didapatkan dari buah yang jatuh di sekitar pohon induk yang kemudian tumbuh secara alami. Anakan ini dapat menjadi sumber bibit dengan memilih tanaman yang tumbuh sehat dan normal. Sedangkan pembibitan dengan stump, stek dan kultur jaringan belum umum dilakukan oleh masyarakat. Saat ini sistem itu (stump, stek dan kultur jaringan) masih dalam penelitian untuk dikembangkan.<ref name="Majalah "/>.
 
== Penanaman dan Pemeliharaan ==
Melakukan penanaman, hal yang harus diperhatikan adalah tanaman kemenyan harus ditanam menggunakan ''[[naungan]]'', karena tanaman kemenyan mempunyai sifat ''toleran'' yaitu tumbuh di bawah tegakan pohon.<ref name="Evi Lina Y. Sinaga"/> Penanaman dilakukan pada musim hujan dengan sistem campuran dengan tanaman lain seperti ''[[Pinus]]'', ''[[Durian]]'' atau ''[[Kaliandra]]''. Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan lapangan seperti pembersihan jalur tanam dan membuat lubang tanam dengan jarak tanam yang sesuai dengan kondisi tanah dan kemiringan lokasi tumbuh .<ref name="Majalah "/>. Setelah dilakukan penanaman perlu dilakukan upaya pemeliharaan yang biasa dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan optimal adalah ''[[penyiangan]]'', ''[[pendangiran]]'', ''[[penyulaman]]'', pemupukan, ''[[penjarangan]]'' dan perlindungan tanaman dari ''[[hama]]'' dan ''[[penyakit]]''. Pemeliharaan ini dilakukan pada tahun pertama, kedua dan ketiga. Penjarangan perlu dilakukan khususnya untuk tanaman pelindung dengan tujuan memberi ruang tumbuh kepada tanaman kemenyan karena pada saat tanaman kemenyan sudah tumbuh membesar tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari.<ref name="Majalah "/>.
 
== Pengolahan Hasil ==
Kemenyan diolah dengan cara disadap atau dipotong kulitnya secara tidak rata tetapi kuat dari pohonnya, cara ini memungkinkan getahnya keluar dan mengeras. Getahnya ini jika sudah mengeras akan berbentuk seperti air mata. Pembudidayaan tanaman kemenyan tidaklah sulit. Ada beberapa ''[[spesies]]'' dan ''[[varietas]]'' pohon kemenyan, masing-masing memproduksi jenis dari getahnya sedikit berbeda. Perbedaan tanah dan iklim menciptakan getahnya beraneka ragam dari sedikit, banyak dan bahkan lebihwalaupun dalam spesies yang sama. Pohon '''Boswellia sacra''' dianggap biasa karena kemampuan mereka untuk tumbuh dalam lingkungan yang sangat ''[[mustahil]]'' sekalipun bahkan kadang-kadang tumbuh dari batuan padat. Awal tumbuhnya kemenyan ini pada batu tidak diketahui, tetapi kemungkinan dilakukan dengan pembengkakan akar dan menonjol dari batang pohon tersebut. Pertumbuhan ini mencegah tercabiknya dari batu selama musim badai. Keistimewaan pohon ini ialah sangat sedikit atau tidak ada sama sekali yang dapat ditanam di tanah yang berbatu atau kerikil. Pohon kemenyan ini mulai memproduksi getahnya ketika mereka berusia sekitar 8-10 tahun .<ref name="oman">{{cite web|url=http://www.omanwhs.gov.om/english/Frank/FrankincenseTree.asp|title=Omani World Heritage Sites|publisher=www.omanwhs.gov.om|accessdate=2009-01-14|last=|first=}}</ref>. Penyadapan getahnya dilakukan dua sampai tiga kali setahun dengan penyadapan akhir dapat menghasilkan "getah air mata" terbaik karena ''[[terpene]]'' aromatik yang lebih bagus kualitasnya, ''[[Sesquiterpen]]'' dan kadar dari ''[[Diterpen]]''. Secara umum, getah yang lebih pekat adalah kualitas terbaik.
 
=== Daerah Penghasil ===
# Getah terbaik diproduksi di Somalia, di mana Gereja Katolik Roma membeli sebagian sahamnya .<ref>[http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/8505251.stm BBC.co.uk]</ref>.
# SumatraSumatera Utara yaitu di 7 Kabupaten, terutama di Kabupaten ''[[Tapanuli Utara]]'', ''[[Humbang Hasundutan]]'', ''[[Pakpak Barat]]'', dan ''[[Toba Samosir]]''. Tanaman ini Menurut Thomson Silaban, staf bidang rehabilitasi hutan Dinas Pertambangan dan Kehutanan Kabupaten Humbang Hasundutan, jika sebelum tahun 1980 kemenyan mampu menyumbang 60 persen ekonomi rumah tangga, kini turun menjadi sekitar 20 persen. Kemenyan (Stryrax sp) yang termasuk famili '''Styracaceae dari ordo Ebeneles''' diusahakan oleh rakyat SumatraSumatera Utara di tujuh kabupaten, terutama juga dikembangkan di ''[[Dairi]]'', ''[[Tapanuli Selatan]]'', dan ''[[Tapanuli Tengah]]'' meski tidak terlalu banyak. Sedangkan penghasil kemenyan terbesar masih di Kabupaten Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan.<ref name="Evi Lina Y. Sinaga" />
 
=== Kualitas ===
Kualitas kemenyan diamati melalui penelitian kemenyan yang ada di pasaran. Kemenyan tersebut dikumpulkan dari pedagang besar (antara lain, di kabupaten [[Tapanuli Utara]], [[SumatraSumatera Utara]]). Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan secara visual dan analisis sifat fisiko-kimia kemenyan serta identifikasi asam balsamat.<ref name="Kualitas">{{cite journal|last=Waluyo|first=Totok K.|3=|author2=Poedji Hastoeti|author3=T. Prihatiningsih|title=Karakteristik Dan Sifat Fisiko-Kimia Berbagai Kualitas Kemenyan Di SumatraSumatera Utara (Characteristics and physico-chemical properties of benzoin gum qualities in North Sumatra )|url=http://forda-mof.org/files/Karakteristik%20%20dan%20%20%20Sifat%20%20%20Fisiko-Kimia%20%20berbagai%20%20Kualitas%20%20Kemenyan%20%20di%20%20Sumatra%20Utara.pdf}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Tetapi dilihat dari penjual kemenyan mereka membagi tiga kualitasnya yaitu: Pertama, kemenyan super yang dijual dengan harga Rp 160.000-Rp 170.000 per kilogram (kg). Kedua, kemenyan kualitas di bawah super dengan harga Rp 130.000 per kg. Terakhir adalah abu kemenyan dengan harga Rp 50.000 per kg.<ref>[http://peluangusaha.kontan.co.id/news/harum-aroma-laba-dari-usaha-budidaya-kemenyan]</ref> Dalam Batak Toba juga ada 4 kualitas dengan pembagian sebagai berikut yaitu kualitas tingkat tinggi disebut ''[[Sidungkapi]]'', kualitas tingkat menengah ada 2 yaitu ''[[Barbar]]'' dan Barbar kedua dan terkahir kualitas rendah yaitu disebut ''[[Tahir]]'' (Kikisan).<ref>{{cite journal|last=Jacob Cornelis|first=Vergouwen||author2=Syaeful Badar |title=Masyarakat dan hukum adat Batak Toba |date=April 2004|pages=623 |url=https://books.google.co.id/books?id=SR8VTiyHvssC}}</ref>
 
== Kegunaan ==
Pemanfaatan kemenyan telah dikenal luas di Indonesia terutama sebagai bahan obat, baik sebagai obat tradisional maupun industri rokok, batik dan upacara ritual. Lebih dari itu tanaman kemenyan sebagai golongan styrax mengandung senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai obat-obatan. Kemenyan sumatrana (Styrax benzoin Dryander) memiliki banyak senyawa bioaktif seperti asam sinamat dan turunannya yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri kosmetik dan obat-obatan .<ref>Elimasni. 2005. Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana (Styrax benzoin Dryander) Secara Kultur Jaringan. USU Repository 2006: 7-8 [http://librarv.usu.ac.id/download/fmipa/06000445.pdf]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} (13 September 2009)</ref>. Tanaman kemenyan prospektif dikembangkan untuk tanaman hutan rakyat, hutan kemasyarakatan, rehabilitasi, sekat baker, penghara industri pulp, maupun untuk pohon ornamen. Selain itu kayunya dapat digunakan untuk bangunan rumah dan jembatan serta akarnya mengandung cairan berwarna kemerah-merahan yang berfungsi sebagai insektisida .<ref>Pinyopusarerk. 1994. Styrax tonkinensis. Taxonomi, Ecology, Silvicultur and Uses. The Australian Centre for International Agriculture Research (ACIAR). ACIAR Technical Report No. 31. Canberra</ref>.
 
Kemenyan digunakan dalam aroma parfum dan aroma terapi, selain itu juga merupakan bahan yang kadang-kadang digunakan dalam perawatan kulit. Minyak [[esensial]] ini diperoleh dengan [[destilasi]] (''[[penyulingan]]'') uap dari getah kering. Beberapa bau asap kemenyan adalah produk dari [[pirolisis]]. Kemenyan juga digunakan di banyak gereja Kristen termasuk [[Ortodoks]] Timur, Oriental Ortodoks dan Katolik. Kristen dan Islam memiliki kemenyan untuk digunakan dengan cara dicampur dengan minyak untuk mengurapi bayi baru lahir, inisiasi, dan anggota memasuki fase baru kehidupan spiritual mereka.
Baris 96 ⟶ 98:
 
== Dalam ''[[Al Quran]]'' ==
Kemenyan dipada zaman Nabi dan ''[[Salafush Shaleh]]'' juga menjadi bagian dari beberapa ritual umat Islam. Nabi ''[[Muhammad SAW]]'' dan para Sahabat sendiri sangat menyukai wangi-wangian, baik yang berasal dari minyak wangi hingga kemenyan, sebagaimana disebutkan di dalam berbagai ''[[hadits]]''.{{fact}} Kemenyan termasuk benda mubah karena tidak ada dalil yg mengharamkan. Ketika dikatakan bahwa membakar kemenyan untuk memanggil jin hukumnya haram, maka yang haram bukan Kemenyan itu sendiri tetapi aktifitas syiriknya.<ref>{{cite web |title=Hukum Membakar Kemenyan |url=https://suaraislam.id/hukum-membakar-kemenyan/ |website=SUARAISLAM.ID |access-date=7 Januari 2022 |language=id-ID |date=12 September 2020}}</ref>
 
== Lihat pula ==