Kendi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(34 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{takakurat}}
'''Kendi''' adalah semacam tempat atau wadah air yang terbuat dari tanah liat. Dan Kendi itu berasal dari tanah [[Jawa]]. Kendi itu terus berkembang dari zaman [[Mesir]], [[China]], [[Jepang]], [[Thailand]], dan [[Indonesia]].
{{more citations needed}}
Kendi memiliki 2 macam jenis yaitu: - Bercorak dan - Polos
 
bentuknya seperti teko. Biasanya kendi dimanfaatkan untuk minum dan upacara adat jawa.
[[Berkas:Kendi.jpg|jmpl|Kendi polos]]
Orang [[Mesir]] membuat kendi setelah itu kendi itu diukir menurut budayanya.
 
Orang [[China]] membuat kendi yang bercorak dengan di cat dan melukis gambar naga.
'''Kendi''' adalah semacam tempat atauuntuk wadahmenyimpan air berbentuk seperti [[teko]] yang terbuat dari tanah liat. Dan Kendi itudikenal berasaldi dariseluruh tanahdunia [[Jawa]]. Kendi itu terusdan berkembang dari zamandi [[Mesir]], [[China]], [[Jepang]], [[Thailand]], dan [[Indonesia]].
Orang [[Thailand]] membuat dua jenis kendi bercorak dan polos.
 
Orang [[Indonesia]] membuat kendi polos tetapi memiliki gagang untuk di angkat.
Sebutan 'kendi' pada umumnya dikenal di seluruh Asia Tenggara. Kata kendi berasal dari bahasa [[Sansekerta]] (dari India) yakni ''kundika'' yang artinya 'wadah air minum'. Dalam [[ikonografi]] [[Hindu]], 'kundika' merupakan atribut dari Dewa [[Brahma]] dan Dewa [[Siwa]]. Sedangkan pada agama [[Budha]], 'kundika' merupakan atribut [[Awalokiteswara]] dan peziarah Budha juga membawa 'kundika' yang dianggap sebagai salah satu dari delapan belas wadah suci yang dibawa seorang rahib dalam perjalanannya mencari kitab suci.
Dan Kendi sudah dikenal sampai ke seluruh dunia.
 
Sebutan kendi di Indonesia bermacam-macam khususnya untuk kendi tanpa corot (kendi seperti buah labu/botol). Di Sumatera Barat wadah ini disebut ''labu tanah'', di Jawa ada yang menyebutnya ''gogok'', atau ''glogok'' yang katanya berasal dari bunyi yang keluar saat air dituang, di Batak disebut ''kandi'', di Bali disebut ''kundi'' atau ''caratan'', di Sulawesi Selatan ''busu'', di Aceh ''geupet bahlaboh'' dan di Lampung disebut ''hibu''.
 
== Sejarah Kendi ==
[[Berkas:Kendi LACMA M.88.72.jpg|jmpl|Kendi Majapahit]]
Walaupun kendi sudah dikenal sejak masa awal di Jawa dan Negeri Melayu, akan tetapi berdasarkan kesejarahan benda itu berasal dari India yang telah lebih dulu mengenalnya pada zaman peradaban yang lebih tua. Bahkan juga diduga kendi bercorot dari Asia Tenggara bukan hanya peniruan dari India akan tetapi merupakan evolusi dari kendi Mesopotamia dan Yunani. Beberapa bentuk Kendi bercorot kuno yang ditemukan di Mesopotamia berasal dari tahun 3200 SM dan kendi bercorot yang ditemukan di Yunani tahun 2500 SM ada kemiripan dengan bentuk-bentuk kendi yang ada di Asia Tenggara.
 
Meskipun kendi-kendi gerabah telah dibuat di banyak tempat di Indonesia sejak zaman [[prasejarah]], tetapi kendi secara khusus sebagai wadah air yang menuang dari corotnya, baru dikenal pada abad ke-9 di Jawa. Hal ini dapat ditemukan pada relief-relief yang ada di [[Candi Borobudur]] pada teras [[Kamadhatu]]. Di Candi Borobudur yang dibangun sekitar tahun 800 M, memperlihatkan kedua bentuk tersebut.
 
== Bentuk Kendi ==
 
Bentuk-bentuk kendi pada umumnya berbeda di setiap daerah yang mencerminkan cita rasa atau pengaruh berbagai kebudayaan yang memasuki suatu daerah sepanjang sejarahnya. Temuan-temuan kendi di daerah pemukiman kuno memberikan gambaran penting mengenai pola perdagangan dan hubungan budaya yang ditemukan pada kurun waktu yang berbeda di daerah tersebut dengan wilayah lain seperti dari India, Timur Tengah, Mesopotamia, Yunani, Cina, dan lain-lainnya.
 
Kendi memiliki dua macam jenis yaitu polos dan bercorak. Kendi biasanya dimanfaatkan untuk minum dan upacara adat Jawa. Orang [[Mesir]] membuat kendi yang diukir menurut budayanya. Orang [[China]] membuat kendi yang bercorak gambar naga. Orang [[Thailand]] membuat dua jenis kendi, polos dan bercorak. Orang [[Indonesia]] membuat kendi polos, tetapi memiliki gagang untuk diangkat.
 
Namun secara umum kendi mengambil bentuk buah labu sebagai inspirasi penciptaan. Hal ini dimungkinkan, mengingat buah labu yang dikeringkan merupakan salah satu wadah air yang pertama-tama digunakan sebelum orang memakai gerabah. Wadah air minum gerabah yang awal diduga meniru bentuk buah tersebut, sampai saat ini masih dibuat dan diciptakan seperti di daerah-daerah di Sulawesi.
 
Sebenarnya bentuk kendi-kendi yang ada saat ini, tidak jauh berbeda dengan kendi masa lampau. Mungkin variasinya saja yang membedakan. Akan tetapi bilamana diamati secara umum terdapat dua bentuk dasar yakni pertama berbentuk botol, berbadan bulat dan berleher, fungsi leher sebagai tempat mengisi dan menuangkan air. Yang kedua berbadan bulat, berleher dan bercorot. Kedua bentuk ini telah banyak ditemukan pada beberapa situs prasejarah sebelum abad ke-4, dan kedua bentuk tersebut sampai saat ini masih dibuat dan dipergunakan oleh masyarakat.
 
Beberapa contoh variasi bentuk dari bentuk dasar kendi dapat disebutkan antara lain di Jawa Tengah, kendi upacara dari Mayong, Pati, bercorot tiga, dua corot di antaranya palsu. Kendi ini dinamakan ''kendi maling'', dan harus diisi dari lubang dasarnya. Kendi dengan bentuk seperti ini juga dibuat di Bali dan Lombok, juga di Tanah Gayo, Aceh terdapat beberapa kendi yang menarik, hanya mempunyai dua lubang pada bagian atasnya yang tertutup, cara mengisinya melalui salah satu lubang corot dari atas. Dengan bentuknya yang khas dan disain geometrik yang digores halus, kendi-kendi Aceh mengingatkan kita pada kendi logam dari Timur Tengah. Penduduk Aceh sendiri menganggap kendi ini sebagai tipe tradisional yang digunakan sejak kerajaan Islam Aceh pada abad XVI.
 
Di Palembang juga terdapat bejana yang memiliki dua, tiga, empat sampai lima corot yang berdiri tegak pada bagian atasnya, yang masing-masing dapat menuangkan air, pada umumnya badannya beralur, berkaki tinggi dan banyak di antaranya dicat warna merah dan emas.
 
== Fungsi Kendi ==
[[Berkas:Penjual Kerajinan Tanah Liat.jpg|jmpl|280x280px|Penjual kendi]]
Fungsi utama kendi gerabah adalah sebagai wadah penyimpanan air minum, agar air tetap dingin sepanjang hari. Karena kendinya berlubang, air langsung dapat dituang ke mulut melalui tanpa menyentuh mulut. Kendi juga dapat berguna sebagai wadah cairan seperti obat atau ramuan magis, seperti kendi di Jawa yang bertangkai panjang. Tangkai tersebut berfungsi untuk mencegah tutup terlepas dan airnya terbuang, bilamana digunakan seseorang yang terbaring di tempat tidur. Bentuk lain yang berfungsi sebagai wadah obat ialah kendi yang berlubang pada ujung lehernya dan berbentuk bawang.
 
Kendi juga dipakai sebagai alat upacara pada acara-acara tertentu, misalnya pada perkawinan. Air yang terdapat dalam kendi dianggap suci, murni, dan menyejukan, menjadi simbol perkawinan yang sempurna. Di [[Jawa Barat]], pada upacara perkawinan, mempelai wanita membasuh kaki mempelai pria dengan air dari kendi, setelah upacara pemecahan telur. Upacara basuh kaki melambangkan kesetiaan seorang istri terhadap suaminya.
 
Kendi juga dipakai pada acara [[sakral]] misalnya pada waktu upacara pemberangkatan jenazah dari rumah duka menuju pemakaman. Dalam upacara tersebut sering kali masyarakat Jawa Tengah memecahkan kendi yang berisi air. Para peziarah yang akan ke makam sanak keluarga biasanya juga membawa kendi berisi air untuk disiram ke atas kuburan dengan tujuan agar untuk menyejukan arwah yang meninggal.
 
Kendi juga dipakai pada acara-acara penobatan atau pengukuhan. Sebagai contoh, pada acara ekspor perdana kontainer disiram dengan air melalui kendi yang dipecahkan. Contoh lain, pada saat pemberian nama "[[Tetuka|Tetuko]]" untuk pesawat terbang yang dibuat [[IPTN]] di Bandung tahun [[1984]], Presiden [[Soeharto]] memecahkan kendi berisi air wangi pada hidung pesawat tipe [[CN235]] itu.
 
Pada [[tari Bondan]], tarian dari [[Surakarta]], seorang anak wanita dengan menggendong boneka mainan dan payung terbuka menari di atas kendi. Ia harus menari dengan hati-hati agar kendi yang diinjak tidak pecah. Tarian ini melambangkan seorang ibu yang menjaga anak-anaknya dengan hati-hati.
 
Di Jawa, seperti pada masyarakat [[Tengger]], kendi miniatur/kecil digunakan sebagai pelengkap sesaji dan di [[Bali]] dipergunakan pada acara-acara keagamaan, kendi juga diperlakukan sebagai mainan anak-anak, ketika mereka sedang mengadakan permainan rumah-rumahan, atau pasar-pasaran.
 
Keberadaan kendi masih banyak dijumpai dalam masyarakat Indonesia sebagai pelengkap kehidupan, meskipun usianya telah lama, tetapi bentuk dan fungsinya selalu dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya sampai saat ini.<ref name="kendi">{{Cite web |url=http://waridjan.multiply.com/journal/item/30/Kendi |title=Salinan arsip |access-date=2011-11-01 |archive-date=2010-07-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100731005930/http://waridjan.multiply.com/journal/item/30/Kendi |dead-url=yes }}</ref>
 
== Lihat juga ==
* [[Gerabah]]
 
== Rujukan ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Tembikar]]
[[Kategori:Peralatan dapur]]
[[Kategori:Peralatan dapur Indonesia]]