Pacu jawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 8:
}}
'''''Pacu jawi''''' (dari [[bahasa
== Latar belakang ==
Baris 14:
[[Berkas:Dekat Surau Syekh Bantam.jpg|jmpl|kiri|Pacu jawi pada 1906]]
''Pacu jawi'' diadakan di [[Kabupaten Tanah Datar]], [[
''Pacu jawi'' telah diselenggarakan sejak berabad-abad lalu, termasuk sebelum [[kemerdekaan Indonesia]], dan berawal dari perayaan dan hiburan panen untuk warga desa.{{sfn|Suzanti|2014|pp=1–2}}<ref name="tempo"/> Dulunya, acara ini hanya diadakan dua kali setahun, tetapi siklus panen yang semakin pendek memungkinkan acara ini diselenggarakan dengan lebih sering lagi.<ref name=tempo/> Pada tahun 2013, ''nagari-nagari'' Tanah Datar bergiliran menyelenggarakannya setiap dua bulan, dan tiap giliran terdiri dari empat acara yang diselenggarakan pada hari Rabu atau Sabtu.<ref name="tempo"/>
Baris 23:
[[Berkas:Tail-biting Pacu Jawi close up.jpg|kiri|lurus|jmpl|Seorang joki menggigit ekor sapinya agar berlari lebih cepat.]]
Para penonton, yang sering termasuk turis mancanegara, menyaksikan acara ini dari tanah kering di pinggir sawah.<ref name="tempo"/> Bagian dari atraksi acara ini adalah perilaku sapi-sapi yang sulit diatur, sehingga joki sering jatuh atau harus melakukan manuver untuk mempertahankan diri dan mengarahkan sapi-sapi.<ref name=expedia/> Kadang sang joki menggigit ekor salah satu sapinya agar berlari lebih cepat (terutama ketika sapi tersebut lebih lambat dibandingkan pasangannya).<ref name=expedia/> Lumpur dapat terciprat ke mana-mana, termasuk ke arah penonton.<ref name="tempo"/> Kadang, sapi malah berbelok arah dan malah berlari ke arah penonton.<ref name="tempo"/> Tidak jarang terjadi cedera, terutama pada para joki.<ref name=gulfnews/> Tidak ada pemenang yang dinyatakan secara resmi, tetapi penonton umumnya menilai sapi-sapi ini berdasarkan kecepatan, kekuatan, dan kemampuan berlari lurus.<ref name="tempo"/> Menurut tradisi, kemampuan berlari lurus ini penting untuk mengajarkan filosofi bahwa yang paling dapat dihargai, bukan hanya untuk sapi tetapi untuk manusia, adalah yang dapat mengikuti [[Shirathal Mustaqim|jalan yang lurus]] (Minang: ''luruih'').<ref name="tempo"/>{{sfn|Suzanti|2014|p=2}} Memiliki sapi yang dianggap tangkas dalam ''pacu jawi'' adalah sumber kebanggaan bagi warga setempat. Selain itu, sapi-sapi yang dinilai baik oleh penonton dapat
Sebuah acara ''paju jawi'' dapat diikuti ratusan sapi, termasuk sapi dari nagari tuan rumah maupun dari nagari-nagari lainnya.<ref name="tempo"/> Dinas Pariwisata Tanah Datar kini menyediakan dana dan [[truk]] untuk mengangkut sapi. Sebelum keterlibatan pemerintah, peserta dan sapi-sapinya dapat berjalan kaki hingga 50 kilometer (sering hingga semalaman).<ref name="tempo"/> Saat acara berlangsung, sapi-sapi yang tidak sedang berpacu ditambatkan di sebidang tanah, biasanya dekat garis finis.{{sfn|Suzanti|2014|p=3}} Keberadaan sapi-sapi ini konon membantu sapi yang sedang berpacu untuk lebih cepat, karena ingin berkumpul dengan teman-temannya.{{sfn|Suzanti|2014|p=3}}
== Pesta ==
Acara ''pacu jawi'' diiringi dengan sebuah pesta desa (''alek nagari'') yang disebut ''alek pacu jawi'' ("pesta ''pacu jawi''").<ref name="tempo" /><ref name=antara2011>{{
{{multiple image
Baris 40:
''Pacu jawi'' menarik minat fotografer nasional maupun internasional, dan beberapa foto dari acara ini telah memenangkan berbagai lomba foto.{{sfn|Suzanti|2014|p=5}} Faktor yang menambah daya tarik fotografi dalam acara ini di antaranya aksi berkecepatan tinggi, cipratan lumpur yang berterbangan, serta postur dan ekspresi wajah joki yang khas.{{sfn|Suzanti|2014|p=5}} Selain itu, Tanah Datar juga dikenal dengan pemandangan alamnya, termasuk [[Gunung Marapi]], daerah perbukitan, hutan belantara, serta sawah-sawah.{{sfn|Suzanti|2014|p=5}} Untuk mengambil foto yang bagus, para fotografer sering harus mendekat ke lintasan, dan mengambil risiko terkena cipratan lumpur atau tertabrak sapi.{{sfn|Suzanti|2014|p=4}} Foto-foto ''pacu jawi'' telah menerima berbagai penghargaan seperti ''[[World Press Photo of the Year]]'', ''[[Hamdan International Photography Award]]'', serta ''Digital Camera Photographer of the Year'' oleh koran ''[[The Daily Telegraph]]''.<ref>{{cite web|url=https://www.worldpressphoto.org/collection/photo/2013/29886/1/2013-Wei-Seng-Chen-SA1|title=Joy at the end of the run: Sports Action, first price singles|date=2013|work=World Press 2013 Photo Contest|publisher=[[World Press Photo]]}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.telegraph.co.uk/culture/culturepicturegalleries/6754311/Digital-Camera-Photographer-of-the-Year-2009-winners.html?image=3|title=Digital Camera Photographer of the Year 2009 winners|date=2009|work=The Telegraph}}</ref>
==
* [[Pacu itiak]] — balapan tradisional khas suku Minangkabau di Payakumbuh, Sumatera Barat
* [[Mamajir]] — balapan tradisional khas suku Kangean di pulau Kangean, Kepulauan Kangean
* [[Maen jaran]] — balapan tradisional khas suku Sumbawa di pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
* [[Karapan sapi]] — balapan tradisional khas suku Madura di pulau Madura
== Referensi ==
|