Masjid Raya Al-Mashun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(28 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox religious building
| name = Masjid Raya Al-Mashun<br>''مسجد جامع المشون''
|image = Great Mosque Medan Indonesia.JPG
| image = Great_mosque_in_Medan_cropped.jpg
|caption = Kemegahan Masjid Raya Medan.
| image_size = 250px
|building_name = Masjid Raya Medan<br>{{script/Arabic|مسجد راي ميدن}}
| caption =
|location = [[Sisingamangaraja XII|Jl. Sisingamangaraja]] No.61, [[Mesjid, Medan Kota, Medan]], [[Sumatra Utara]] 20156
| religious_affiliation = [[Islam]] – [[Sunni]]
| location = [[Kota Medan|Medan]]
|website =
| province = {{flag|Sumatera Utara}}
|architect =
| country = {{flag|Indonesia}}
|architecture_type = [[Masjid]]
| established = [[1906]]
|architecture_style = [[Arsitektur Moor|Moor]], [[Arsitektur Mughal|Mughal]], dan [[arsitektur Spanyol|Spanyol]]
| architect = [[:nl:Theodoor van Erp|Theodoor van Erp]] dan J.A Tingdeman
|groundbreaking = [[21 Agustus]] [[1906]] (1 [[Rajab]] 1324 [[Hijriah]])
| architecture_type = [[Masjid]]
|year_completed = [[10 September]] [[1909]] (25 [[Syaban]] 1329 [[Hijriah]])
| architecture_style = [[Arsitektur:en:Moorish Moorarchitecture|Moor]], [[Arsitektur:en:Mughal Mughalarchitecture|Mughal]], dan [[arsitektur:en:Spanish Spanyolarchitecture|Spanyol]]
|construction_cost =
| capacity = 2.000 =[[Jemaah]]
|dome_quantity =
|dome_height_outer =
|dome_dia_outer =
|minaret_quantity =
|minaret_height =
| website =
}}
'''Masjid Raya Medan''' atau '''Masjid Raya Al-Mashun''' ([[Abjad Jawi|Aksara Jawi]] : {{Script/Arabic|مسجد راي ميدن}}) merupakan sebuah [[masjid]] yang terletak di [[Kota Medan]], [[Indonesia]]. Masjid ini dibangun pada tahun [[1906]] dan selesai pada tahun [[1909]]. Pada awal pendiriannya, masjid ini menyatu dengan kompleks istana. Gaya arsitekturnya khas [[Timur Tengah]], [[India]] dan [[Spanyol]]. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara, dan barat. Masjid Raya Medan ini merupakan saksi sejarah kehebatan [[Suku Melayu]] sang pemilik dari [[Kesultanan Deli]] ([[Kota Medan]]).
 
'''Masjid Raya Al-Mashun'''<ref>{{Cite web|title=Dunia Masjid :: Jakarta Islamic Centre - Masjid Raya Al Mashun Medan|url=https://duniamasjid.islamic-center.or.id/957/masjid-raya-al-mashun-medan/|access-date=2022-12-24}}</ref> ([[bahasa Arab]]: ''مسجد جامع المشون'') atau yang lebih dikenal '''Masjid Raya Medan'''<ref>{{Cite web|title=Masjid Raya Medan, masjid bersejarah yang berada di Kota Medan; tonggak sejarah berdirinya Islam di Sumatera Utara|url=http://disbudpar.sumutprov.go.id/objek_wisata/mesjid-raya-medan/|website=disbudpar.sumurprov.go.id}}</ref> ([[abjad Jawi]]: ''مسجد رايا ميدان'') ([[bahasa Arab]]: ''مسجد الجامع ميدان'') adalah sebuah [[masjid]] yang berada di [[Kota Medan]], [[Sumatera Utara|Provinsi Sumatera Utara]], [[Indonesia]]. Masjid ini dibangun pada tahun [[1906]] dan selesai pada tahun [[1909]]. Pada awal pendiriannya, masjid ini merupakan bagian dari kompleks [[Istana Maimun]]. Gaya arsitekturnya memadukan unsur [[Timur Tengah]], [[India]], dan [[Spanyol]]. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara, dan barat.
== Sejarah pembangunan ==
Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin [[Kesultanan Deli]] memulai pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal [[21 Agustus]] [[1906]] (1 [[Rajab]] 1324 [[Hijriah]]). Keseluruhan pembangunan rampung pada tanggal [[10 September]] [[1909]] (25 [[Syaban]] 1329 [[Hijriah]]) sekaligus digunakan yang ditandai dengan pelaksanaan [[Salat Jumat]] pertama di [[masjid]] ini. Keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta [[Gulden]]. Sultan memang sengaja membangun [[masjid]] kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, [[Istana Maimun]]. Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh [[Sultan]], tetapi konon [[Tjong A Fie]], tokoh [[kota Medan]] dari etnis [[Tionghoa]] yang sezaman dengan [[Sultan Ma'moen Al Rasyid]] turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.
 
== ArsitekturalSejarah ==
[[Sultan]] [[Ma'mun Ar-Rasyid]] sebagai pemimpin [[Kesultanan Deli]] memulai pembangunan masjid ini pada tanggal [[21 Agustus]] [[1906]] atau yang bertepatan pada [[1 Rajab]] [[Kalender Hijriah|1324 Hijriah]]. Seluruh pembangunan selesai pada tanggal [[10 September]] [[1909]] dan ditandai dengan pelaksanaan [[salat Jumat]] pertama di masjid tersebut. Anggaran pembangunan keseluruhan adalah satu juta [[gulden]].<ref>{{Cite web|date=2022-08-22|title=Masjid Raya Al Mashun, Masjid Tertua & Bersejarah di Kota Medan - Andalas Tourism|url=https://www.andalastourism.com/masjid-raya-medan|language=en-US|access-date=2022-12-24}}</ref>
Pada awalnya Masjid Raya Al Mashun dirancang oleh arsitek [[Belanda]] Van Erp yang juga merancang [[Istana Maimun]], tetapi kemudian prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Van Erp ketika itu dipanggil ke [[pulau Jawa]] oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] untuk bergabung dalam proses restorasi [[Candi Borobudur]] di Jawa Tengah. Sebagian bahan bangunan diimpor antara lain: marmer untuk dekorasi diimpor dari [[Italia]], Jerman dan kaca patri dari [[Tiongkok]], dan lampu gantung langsung dari [[Prancis]].
 
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Bezoek van gouverneur-generaal Fock aan de Grote Moskee TMnr 60027935.jpg|thumb|[[Gubernur jenderal|Gubernur Jenderal]] [[Dirk Fock]] mengunjungi Masjid Raya Al-Mashun, [[1925]]]]
JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran [[Maroko]], [[Eropa]] dan [[Melayu]], dan [[Timur Tengah]]. Denah yang persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid-masjid kebanyakan. Empat penjuru masjid masing-masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid. Masing-masing beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab.
 
Ma'mun Ar-Rasyid membangun masjid sesuai dengan prinsipnya bahwa itu harus lebih penting daripada istananya sendiri, [[Istana Maimun]]. Pembangunan masjid ini dibiayai oleh [[Kesultanan Deli]], ''[[Deli Maatschappij]]'', dan [[Tjong A Fie]], pengusaha terkaya di [[Kota Medan|Medan]] saat itu.{{sfn|Leushuis|2011|p=70}}
Bangunan masjidnya terbagi menjadi ruang utama, tempat wudu, gerbang masuk, dan menara. Ruang utama, tempat salat, berbentuk segi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil, terdapat ‘beranda’ serambi kecil yang menempel dan menjorok keluar. Jendela-jendela yang mengelilingi pintu beranda terbuat dari kayu dengan kaca-kaca patri yang sangat berharga, sisa peninggalan Art Nouveau periode 1890-1914, yang dipadu dengan kesenian Islam. Seluruh ornamentasi di dalam masjid baik di dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan yang kaya dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan, di depan masing-masing beranda terdapat tangga. Kemudian, segi delapan tadi, pada bagian luarnya tampil dengan empat gang pada keempat sisinya, yang mengelilingi ruang salat utama.<ref>{{cite web |url=http://www.ranselkosong.com/2010/08/history-of-medan-and-al-mashun-mosque.html | title=Sultan Deli dan Mesjid Raya Al – Ma’shun Medan |date=20 Juli 2012}}</ref>
 
Gang-gang ini punya deretan jendela-jendela tidak berdaun yang berbentuk lengkungan-lengkungan yang berdiri di atas balok. Baik beranda maupun jendela-jendela lengkung itu mengingatkan desain bangunan kerajaan-kerajaan Islam di Spanyol pada Abad Pertengahan. Sedangkan kubah masjid mengikuti model Turki, dengan bentuk yang patah-patah bersegi delapan. Kubah utama dikelilingi empat kubah lain di atas masing-masing beranda, dengan ukuran yang lebih kecil. Bentuk kubahnya mengingatkan kita pada Masjid Raya Banda Aceh. Di bagian dalam masjid, terdapat delapan pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi untuk menyangga kubah utama pada bagian tengah. Adapun mihrab terbuat dari marmer dengan atap kubah runcing. Gerbang masjid ini berbentuk bujur sangkar beratap datar. Sedangkan menara masjid berhias paduan antara Mesir, Iran, dan Arab.
 
== Referensi ==
{{reflistref-list}}
 
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
== Bacaan lanjutan ==
* {{cite book|last= Tjokrosaputro|first= Teddy|authorlink=|coauthors=|title= 100 Masjid Terindah Indonesia|year= 2011|publisher= PT Andalan Media|location= Jakarta|isbn=978-602-99731-0-5}}
 
== Pranala luar ==
[[Kategori:Masjid di Sumatra UtaraMedan|Al-Mashun]]
* {{id}} [http://www.ranselkosong.com/2010/08/history-of-medan-and-al-mashun-mosque.html Sejarah Masjid Al Mahsun Medan]
 
{{Masjid di Indonesia}}
{{masjid-stub}}
{{DEFAULTSORT:Raya Medan, Masjid}}
[[Kategori:Masjid di Sumatra Utara]]
[[Kategori:Tempat wisata di Kota Medan]]
[[Kategori:Tempat wisata di Sumatra Utara]]
[[Kategori:Masjid Kesultanan|Raya Medan]]