[[Berkas:Tugu Perjuangan Rakyat Kamang 1908, Bukittinggi, Sumatera Barat.jpg|jmpl|Tugu Perjuangan Rakyat Kamang 1908 di [[Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]].]]
'''Perang belasting''' merupakan [[perang]] bersenjata pada 15-16 Juni 1908 yang melibatkan rakyat [[SumatraSumatera Barat]] melawan pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]] akibat penerapan [[pajak]] ({{lang-nl|belasting}}) langsung kepada masyarakat. Perlawanan masyarakat atas pemberlakuan pajak langsung ini dibalas oleh pemerintah Hindia Belanda dengan reaksi keras mengirimkan ''[[Korps Marechaussee te Voet|marechaussee]]'' (marsose) ke daerah konflik tersebut, yang akhirnya menimbulkan korban jiwa pada masyarakat maupun tentara kolonial.
Perang ''belasting'' ini diawali di [[Kamang Magek, AgamAgam|Kamang]], kemudian menyebar pada kawasan lain seperti [[Manggopoh, Lubuk Basung, Agam|Manggopoh]], [[Lintau Buo, Tanah Datar|Lintau Buo]] dan lain-lain.<ref>St. Dt. M. Machudum, (1952), ''Riwajat perdjuangan bangsa Indonesia dalam masa 150 tahun'', Masa Baru (dahulu A. C. Nix).</ref>
Tuanku Nan Renceh membuat gurunya yaitu Tuanku Nan Tuo menjadi geram dan marah terhadap tindakan berlebihannya. Seperti contohnya mengunyah sirih bagi ibu2 itu dikatakan haram, itu sebenarnya tidak masalah dan baik untuk kesehatan gigi. Tuanku Nan Renceh ini memegang paham Wahabi. Inilah paham Wahabi pertama kali di Ranah Minang. Wahabi menganggap semua yang tidak ada zaman nabi bid'ah walaupun itu halal dan tidak masalah. Setelah mengetahui gurunya marah terhadap dirinya, Tuanku Nan Renceh pun memusuhi gurunya dan bertindak Radikal dan pergi dari Nagari Ampek Angkek dan kembali ke kamang. Sebelum kembali, Tuanku Nan Renceh mengajak sebagian warga bersuku pili agar ikut pergi dan tinggal di kamang dengan iming-iming janji masuk surga. Setelah itu terlahirlah pecahan suku pili yang bernama Suku Pili Magek. Suku Pili yang asli berada di Ampek Angkek, Banuhampu dan sekitar. Dan Suku Pili Magek hanya etnis suku keluar dari Suku Pili Asli yang tinggal di kamang. Tuanku Nan Renceh membuat kekuatan dari kamang untuk melakukan penyerangan ke Ampek Angkek. Penduduk-penduduk asli disekitar kamang mengunsi menjauh dari kamang, ada yang ke Ampek Angkek dan ke daerah perbatasan Palupuah.
Namun, Penyerangan itu gagal karena Belanda telah berhasil melumpuhkan Tuanku Nan Renceh di Kamang yang dikenal dengan Perang Kamang. Belanda datang dengan permintaan kaum adat karena perlakuan padri yang di kamang membuat resah dan gaduh.
<br />
== Perang Kamang ==
{{Infobox Military Conflict
| conflict = Perang Kamang
| date = 15-16 Juni 1908
| image = Makam Pahlawan Perang Kamang.jpg
| caption = Salah satu Makam Pahlawan Perang Kamang
| place = [[Kamang Magek, Agam|Kamang]], [[Agam]], [[SumatraSumatera Barat]]
| casus = Belasting ([[pajak]])
| result =
|notes =
}}
'''Perang Kamang''' merupakan peperangan yang terjadi di [[Kamang Magek, AgamAgam|Kamang]], [[Agam]] tahun [[1908]] akibat penerapan pajak (''belasting'') kepada masyarakat oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]]. Daerah Kamang berada sekitar 16 km dari [[Fort de Kock]] dan sebelumnya merupakan basis kekuatan dari [[Tuanku Nan Renceh]] pada masa [[Perang Padri]].
=== Perlawanan rakyat ===
{{Infobox Military Conflict
| conflict = Perang Manggopoh
| date = 15-16 Juni 1908
| image = Makam Siti Manggopoh.jpg
| caption = Kompleks Makam Pejuang Perang Manggopoh
| place = [[Manggopoh, Lubuk Basung, Agam|Manggopoh]], [[SumatraSumatera Barat]]
| casus = Belasting ([[pajak]])
| result =
|notes =
}}
'''Perang Manggopoh''' berlangsung di [[Manggopoh, Lubuk Basung, Agam|Manggopoh]], [[SumatraSumatera Barat]] dipimpin oleh [[Siti Manggopoh]].<ref name="Siti">Abel Tasman, Nita Indrawati, Sastri Yunizarti Bakry, Mestika Zed, (2003), ''Siti Manggopoh'', Yayasan Citra Budaya Indonesia, ISBN 979-95830-7-1</ref> Munculnya perlawanan masyarakat di Manggopoh dipengaruhi oleh perlawanan masyarakat di Kamang. Akibat peperangan ini 53 orang tentara kolonial mati terbunuh, sementara korban pada masyarakat sebanyak 7 orang mati dan 7 orang ditangkap termasuk Siti Manggopoh.<ref name="Siti"/>
== Referensi ==
== Daftar Pustaka ==
* Amran, R., (1988), ''Pemberontakan pajak 1908, SumatraSumatera Barat. Bag. ke. 1: Perang Kamang'', Gita Karya
* Sjafei, S & Hamzah, T., (1964), ''Kamang 1908'', Djakarta: Tintamas.
== Pranala luar ==
* https://www.agamkab.go.id/Agamkab/detailkarya/505/realita-perang-kamang-15-juni-1908.html
{{Lembaran hitam Nusantara}}
[[Kategori:Sejarah Minangkabau]]
[[Kategori:Sejarah Sumatera Barat]]
|