Perda Syariah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(40 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 16:
}}
 
'''Perda Syariah''' atau '''perda bernuansa syariah''' adalah istilah untuk [[Daftar peraturan daerah di Indonesia berlandaskan hukum agama|peraturan daerah di Indonesia yang berlandaskan hukum agama Islam]]. Peraturan ini dihasilkan oleh pemerintah daerah dan [[Dewan Perwakilan Rakyat Daerah|DPRD]] di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. Kemunculannya dilatarbelakangi undang-undang otonomi daerah yang mengizinkan pemerintah daerah mengeluarkan [[Peraturan Daerah (Indonesia)|peraturan daerah]] (perda) selama tidak bertentangan dengan [[Peraturan perundang-undangan Indonesia#Jenis dan hierarki|undang-undang yang lebih tinggi]].<ref>{{Cite web|url=https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5bf79a82958d5/eksistensi-peraturan-daerah-syariah-di-indonesia/|title=Ulasan lengkap : Eksistensi Peraturan Daerah Syariah di Indonesia|website=hukumonline.com/klinik|language=Indonesia|access-date=2019-12-20}}</ref> Walaupun demikian, tidak terdapat definisi yang baku mengenai Perda Syariah dan penggunaan istilah ini menimbulkan bias. Perda Syariah tidak mengatur [[hukum pidana]], berbeda dengan [[Hukum jinayat di Aceh|penenerapanpenerapan syariat Islam di Aceh]].<ref>{{Cite web|url=https://www.nu.or.id/post/read/99382/perda-syariah-direktur-pascasarjana-uin-jakarta-tidak-masalah-|title=Perda Syariah, Direktur Pascasarjana UIN Jakarta: Tidak Masalah|website=www.nu.or.id|language=en|access-date=2019-12-20}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://news.detik.com/berita/d-4308914/pdip-buat-kami-tidak-ada-namanya-perda-syariah|title=PDIP: Buat Kami Tidak Ada Namanya Perda Syariah|last=Wildansyah|first=Samsudhuha|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|language=en|access-date=2019-12-20}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.kompas.com/read/2013/01/11/10350759/Penyebutan.Perda.Syariah.Tidak.Tepat|title=Penyebutan Perda Syariah Tidak Tepat|last=MediaPrihadiyoko|first=Kompas CyberImam|websitework=KOMPAS[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-12-20|editor-last=Aziz|editor-first=Nasru Alam}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://www.antaranews.com/berita/42979/wapres-banyak-salah-pengertian-tentang-perda-syariah|title=Wapres : Banyak Salah Pengertian Tentang Perda Syariah|last=antaranews.com|date=2006-09-24|websitework=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]|access-date=2019-12-20}}</ref>
 
Perda Syariah marak sejak [[otonomi daerah]] diberlakukan. Para kepala daerah (gubernur, bupati, atau wali kota) dianggap mendorong lahirnya peraturan berlandaskan agama demi kepentingan politik. Hal ini merupakan akibat [[Pemilihan kepala daerah di Indonesia|pemilihan kepala daerah secara langsung]] alih-alih terkait ideologi partai. Pada 2011, [[Tempo (majalah)|''Majalah Tempo'']] merilis setidaknya 63 kepala daerah telah menerbitkan perda bernuansa syariah dari tahun 1999 sampai 2009. Dari jumlah itu, hanya satu kepala daerah yang berasal dari partai Islam.<ref>{{Cite webnews|url=https://majalah.tempo.co/read/137615/syariah-sampai-ujung|title=Syariah Sampai Ujung|last=TempomediaAdministrator|date=2011-08-29|websitework=[[Tempo.co]]|language=enid|access-date=2019-12-20}}</ref>
 
Menurut penelitian guru besar ilmu politik Universitas Northern Illinois [[Michael Buehler]], justru politisi yang berafiliasi dengan partai sekuler—dan punya karier panjang di birokrasi—seperti [[Partai Golongan Karya|Golkar]] dan [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI Perjuangan]] yang dominan merancang, mengadopsi, dan menerapkan perda-perda syariah.<ref>{{Cite webnews|url=https://majalah.tempo.co/read/137636/partainya-sekuler-aturannya-syariah|title=Partainya Sekuler, Aturannya Syariah|last=TempomediaAdministrator|date=2011-08-29|websitework=[[Tempo.co]]|language=enid|access-date=2019-12-20}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://tirto.id/perda-syariah-jualan-elite-politik-dagangan-partai-sekuler-dajm|title=Perda Syariah: Jualan Elite Politik, Dagangan Partai Sekuler|websitework=tirto[[Tirto|Tirto.id]]|language=id|access-date=2019-12-20}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://nasional.tempo.co/read/1184706/psi-dan-kritik-kepada-partai-nasionalis-pendukung-perda-syariah|title=PSI dan Kritik kepada Partai Nasionalis Pendukung Perda Syariah|last=HantoroPutri|first=JuliBudiarti Utami|date=2019-03-13|websitework=[[Tempo.co]]|language=enid|access-date=2019-12-20|editor-last=Hantoro|editor-first=Juli}}</ref>
 
Perda Syariah dianggap sebagairekanan ''[[Mitra pengimbang|counterpart]]'' daridengan [[Perda Injil]] dari [[Kristen]] dan [[Perda Nyepi]] dari [[Hindu Bali]].<ref>https://www.merdeka.com/peristiwa/poempida-hidayatulloh-nilai-perda-syariah-sah-saja-karena-bagian-otonomi-daerah.html</ref> Menurut hasil penelitian Syafuan Rozi dan Nina Andriana dari [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] (LIPI), terdapat 24 provinsi di Indonesia yang menerbitkan perda bernuansa agama, baik Islam, Kristen, dan Hindu dari periode 1999 sampai 2009.<ref>{{Cite news|title=Perda syariah di Indonesia: Hasrat menghidupkan ideologi Islam di negeri Pancasila?|url=https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49332135|date=2019-08-15|access-date=2019-12-20|language=en-GB|first=Rivan|last=Dwiastono}}</ref>
 
== Penolakan dan dukungan ==
[[Berkas:Irianto MS Syafiuddin.png|jmpl|Bupati Indramayu 2000–2010 [[Irianto MS Syafiuddin]] dari [[Partai Golongan Karya|Partai Golkar]]. Semasa kepemimpinannya, ia banyak mengadopsi perda berlandaskan hukum Islam.<ref>{{Cite book|last=Buehler|first=Michael|date=2016-09|url=https://books.google.com/books?id=gJC5DAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA170&dq=%22Indramayu.86+Islamist+groups+also+*%22&hl=en|title=The Politics of Shari'a Law: Islamist Activists and the State in Democratizing Indonesia|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1-107-13022-7|language=en|pp=170}}</ref> ]]
Semasa kampanye [[pemilihan umum legislatif Indonesia 2019]], [[Partai Solidaritas Indonesia]] (PSI) menyatakan penolakannya terhadap perda syariah, [[perda Injil]], atau perda apapun yang berlandaskan salah satu agama.<ref>{{citeCite webnews|url=http://news.detik.com/read/2018/11/26/115100/4317388/103/psi-kontra-perda-syariah|title=PSI Kontra Perda Syariah|last=Wp|first=Radix|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|accessdate=2 Februari 2019}}</ref> Meski demikian, politikus PSI [[Faldo Maldini]] menyatakan dukungannya terhadap perda syariah ketika mencalonkan diri di ajang [[pemilihan umum Gubernur Sumatera Barat 2020]].<ref>{{Cite web|last=Nusantara|first=Solusi Sistem|title=Demi Suara Sumbar, Politisi PSI Dukung Perda Syariah {{!}} Politik|url=https://www.gatra.com/detail/news/453531/politik/demi-suara-sumbar-politisi-psi-dukung-perda-syariah|website=www.gatra.com|language=en-US|access-date=2021-07-28}}</ref>
 
Dukungan Perda Syariah disuarakan oleh [[Partai Keadilan Sejahtera]] (PKS)<ref>{{citeCite webnews|url=http://www.cnnindonesia.com/nasional/20181113151857-32-346207/pks-soal-psi-tolak-perda-syariah-hanya-pki-yang-tolak-agama|title=PKS soal PSI Tolak Perda Syariah: Hanya PKI yang Tolak Agama|websitework=nasional[[CNN Indonesia]]|accessdate=2 Februari 2019}}</ref> dan organisasi Islam [[Nahdlatul 'Ulama]] (NU).<ref>{{citeCite webnews|url=http://news.detik.com/read/2018/11/17/155630/4306188/10/psi-tak-dukung-perda-syariah-pbnu-tak-sependapat|title=PSI Tak Dukung Perda Syariah, PBNU Tak Sependapat|last=Alfons|first=Matius|websitework=detiknews[[Detik.com|detikcom]]|accessdate=2 Februari 2019}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/pbnu-nilai-perda-syariah-dibutuhkan-sesuai-daerah.html|title=PBNU Nilai Perda Syariah Dibutuhkan Sesuai Daerah|websitework=merdeka[[Merdeka.com]]|language=enid|access-date=2019-12-20|editor-last=Harahap|editor-first=Lia}}</ref><ref>{{Cite webnews|url=https://www.liputan6.com/news/read/3694627/beda-dengan-psi-pbnu-dukung-perda-syariah-asal|title=Beda dengan PSI, PBNU Dukung Perda Syariah, Asal...|last=Liputan6.comPutra|date=2018-11-17|websitework=liputan6[[Liputan6.com]]|language=id|access-date=2019-12-20|first=Nanda Perdana|editor-last=Yulika|editor-first=Nila Chrisna|last2=Defianti|first2=Ika|editor-last2=Haryanto|editor-first2=Andry}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 38:
* Michael Buehler. [https://books.google.co.id/books?id=gJC5DAAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false The Politics of Shari'a Law: Islamist Activists and the State in Democratizing Indonesia].
 
{{Templat:Hukum Indonesia}}
 
[[Kategori:Islam di Indonesia]]