Rijsttafel: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 16:
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret rond tafel met rijsttafel TMnr 60038639.jpg|jmpl|300px|Foto bersama di kala menikmati ''rijsttafel'']]
'''''Rijsttafel''''' (dibaca "rèisttafel" secara harfiah dalam [[bahasa Belanda]] berarti "meja nasi") merupakan cara penyajian makanan berurutan dengan pilihan hidangan dari berbagai daerah di [[Nusantara]]. Cara penyajian seperti ini berkembang pada masa kolonial [[Hindia Belanda]] yang memadukan etiket dan tata cara perjamuan resmi Eropa dengan kebiasaan makan penduduk setempat yang mengonsumsi [[nasi]] sebagai [[makanan pokok]] dengan berbagai lauk-pauknya. Cara penyajian ini populer di kalangan masyarakat [[Eropa-Indonesia]],
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De rijsttafel TMnr 3728-820.jpg|jmpl|300px|Rijsttafel pada tahun 1880-an]]▼
▲'''''Rijsttafel''''' (dibaca "rèisttafel" secara harfiah dalam [[bahasa Belanda]] berarti "meja nasi") merupakan cara penyajian makanan berurutan dengan pilihan hidangan dari berbagai daerah di [[Nusantara]]. Cara penyajian seperti ini berkembang pada masa kolonial [[Hindia Belanda]] yang memadukan etiket dan tata cara perjamuan resmi Eropa dengan kebiasaan makan penduduk setempat yang mengonsumsi [[nasi]] sebagai [[makanan pokok]] dengan berbagai lauk-pauknya. Cara penyajian ini populer di kalangan masyarakat [[Eropa-Indonesia]], namun tetap digemari di [[Belanda]] dan dihidupkan lagi di [[Indonesia]] pada masa kini. Konsep Rijjstafel mengadopsi cara makan bergaya Eropa dengan menggunakan peranti makan lengkap, yaitu piring, sendok, dan garpu.<ref>{{Cite book|last=Soemantri|first=Kevindra|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Jakarta_A_Dining_History/0DMhEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Jakarta: A Dining History|location=Jakarta|publisher=[[Gramedia Pustaka Utama]]|isbn=978-602-06-4910-8|pages=20|url-status=live}}</ref>
''Rijsttafel'' pada dasarnya adalah konsep penyajian makanan lengkap sesuai tata cara perjamuan resmi ala [[Eropa]], yang diawali dengan
Menu yang disajikan dengan cara ini bervariasi, tergantung selera. Menu standar biasanya melibatkan [[nasi goreng]], [[rendang]], [[opor ayam]], [[sate]] (babi), dilengkapi dengan [[kerupuk]] dan [[sambal]].
Baris 27 ⟶ 25:
== Etimologi ==
== Sejarah ==
▲[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De rijsttafel TMnr 3728-820.jpg|jmpl|300px|Rijsttafel pada
Lebih bersifat sebagai jamuan pesta pada era [[Hindia Belanda|Kolonial Belanda]], ''rijsttafel'' diciptakan sebagai bentuk perjamuan resmi (makan siang atau makan malam) yang meriah yang dapat mewakili keanekaragaman suku-bangsa di Nusantara. Aneka macam hidangan dihimpun dari penjuru negeri; khazanah kuliner khas dari berbagai pulau di Indonesia — dari Jawa Tengah, makanan yang terkenal dan digemari antara lain [[sate]], [[tempe]], dan [[serundeng]]. Dari Batavia dan [[Priangan]] masakan sayuran favorit seperti [[gado-gado]], [[sayur lodeh|lodeh]] dengan [[sambal]] dan [[lalab]]. Citarasa pedas kaya bumbu disajikan dalam hidangan [[rendang]] dan [[gulai]] dari [[Ranah Minang]] di
Pada masa kolonial, sajian ''rijsttafel'' paling bergengsi di Hindia Belanda adalah ''luncheon'' (makan siang) tiap hari Minggu di [[Hotel des Indes]] di Batavia dan [[Hotel Savoy Homann]] di [[Bandung]], di mana nasi disajikan bersama lebih dari 60 macam hidangan.<ref name="kompasiana">{{cite web
Baris 79 ⟶ 78:
Meski populer di Belanda dan luar negeri, ''rijsttafel'' jarang ditemukan di Indonesia. Hal ini mungkin karena kebanyakan hidangan Indonesia terdiri dari satu atau dua macam lauk-pauk sebagai teman nasi (ikan, ayam, daging, telur ayam, atau sumber protein lainnya), sayur (baik disajikan mentah, tumisan, atau sup) serta hidangan pelengkap lain seperti sambal, acar, atau kerupuk. Mengkonsumsi makanan lebih dari jumlah yang lazim tersebut dapat dianggap berlebihan, terlalu mewah, mahal dan boros. Patut dicatat bahwa jumlah makanan yang dihidangkan dalam ''rijsttafel'' berkisar antara 7 hingga 40 jenis makanan. Versi paling dekat dengan hidangan jenis ini dapat ditemukan pada hidangan lokal nasi padang dan [[nasi campur]]. Salah satu restoran yang masih bertahan menyajikan ''rijsttafel'' otentik adalah Restoran Oasis di Jakarta. ''Rijsttafel'' Oasis disajikan oleh 15 pelayan. Akan tetapi di berbagai restoran Indonesia di luar negeri, khususnya Belanda, Belgia, dan Afrika Selatan, ''rijsttafel'' tetap populer.
Sejak Juli 2011, [[Garuda Indonesia]] menyajikan ''rijsttafel'' Indonesia untuk penumpang kelas eksekutif sebagai layanan khas dalam penerbangan.<ref>[http://www.garuda-indonesia.com/pages/marketing-program/new-tv-commercial-discover-our-signature-in-flight-service-with-revitalized-fleet New TV Commercial: Discover our Signature In-flight Service with Revitalized Fleet]</ref> Jamuan makan khas Indonesia ini dimaksudkan untuk memperkenalkan para penumpang dengan kekayaan [[masakan Indonesia]] dalam satu kesempatan, sebagai bagian dari pengalaman terbang bersama Garuda Indonesia. Hidangan ''rijsttafel'' dalam penerbangan ini termasuk aneka hidangan khas Indonesia yang terkenal; pilihan [[nasi kuning]] atau nasi putih, dengan aneka hidangan seperti [[sate]], [[rendang]], [[gado-gado]], ayam rica-rica, [[kakap]] saus acar kuning, sambal goreng udang, [[perkedel]] kentang, [[tempe]], dan pilihan [[kerupuk]] atau [[rempeyek]].<ref>
== Lihat pula ==
Baris 90 ⟶ 89:
== Pranala luar ==
* [http://www.thingsasian.com/stories-photos/2772 "Rijsttafel - The Crown Jewel Of The Indonesian Cuisine"]. Artikel pada ''ThingsAsian''
* Hulupi, ME. [http://old.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20031029.R02 "Rijstafel: finding enough room for all those dishes"]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}. Arsip ''The Jakarta Post'' edisi 29
{{Masakan Indonesia}}
|