Sarimin Reksodihardjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Faldi00 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|name = {{PAGENAME}}
|image = Sarimin Reksodihardjo, Kami Perkenalkan (1954), p54.jpg
|imagesize =
|caption =
|office = [[Gubernur Sunda Kecil|{{!}}Gubernur Nusa Tenggara]]
|order = Keke-3
|term_start = 5 April 1952
|term_end = 1 April 1957
Baris 12:
|predecessor = [[Susanto Tirtoprodjo]]
|successor = [[I Gusti Bagus Oka]] <small>(pelaksana tugas)</small><br>Teuku Daudsjah
|office2 = [[Gubernur SumatraSumatera Utara|Pelaksana Tugas Gubernur SumatraSumatera Utara]]
|order2 =
|term_start2 = 14 Agustus 1950
Baris 32:
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Kalidesel, Watumalang, Wonosobo|Kalidesel]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death year and age|1992|1905|7|17}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Purwokerto]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
Baris 48:
'''Sarimin Reksodihardjo''' (17 Juli 1905 - 1992) adalah seorang birokrat dan politisi beretnis Jawa.
 
Lahir di Wonosobo, Sarimin bekerja di kantor Wedana Ajibarang, [[Jawa Tengah]] setelah menyelesaikan pendidikannya di [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|OSVIA]]. Setelah proklamasi kemerdekaan, dia ditunjuk sebagai Bupati [[Kabupaten Brebes|Brebes]], Kepala Bagian Agraria di Kementerian Dalam Negeri, Pelaksana Tugas Gubernur SumatraSumatera Utara dan Gubernur Nusa Tenggara. Setelah pensiun dari politik, dia memulai karier bisnisnya dan menjadi Direktur Utama Pabrik Semen Gresik.
 
== Kehidupan Awal ==
Baris 58:
Sarimin ditunjuk sebagai asisten Wedana Distrik Weleri di Kabupaten Kendal, Distrik Brati di Grobogan, dan Distrik Pulokon dari tahun 1933-1938. Untuk bisa menjadi seorang wedana, dia melanjutkan pendidikanya di ''Bestuursacademie'' (Akademi Pamong Praja). Dia merupakan satu dari tiga belas orang di akademi yang bisa lulus sebelum Jepang tiba pada tahun 1942.
 
Setelah dia lulus, dia mulai bekerja di kantor Bupati Pekalongan. <ref name="p70">{{Harvard citation no brackets|Gunseikanbu|1944}}</ref>
 
Pada tanggal 1 Juli 1941, Sarimin ditunjuk oleh residen sebagai Wedana Wiradesa di Kabupaten Pekalongan. Dia masih memegang jabatannya selama masa pendudukan Jepang. <ref name="p70">{{Harvard citation no brackets|Gunseikanbu|1944}}</ref>
 
== Sebagai Bupati Brebes ==
Residen Pekalongan, T. Tokonami,<ref name="p292">{{harvnb|Suryanegara|2016|p=29}}</ref> menunjuk Sarimin sebagai Bupati Brebes pada tanggal 29 April 1945.<ref name="p282">{{harvnb|Sutherland|1974|p=28}}</ref> Dia masih memegang jabatan sebagai bupati setelah proklamasi kemerdekaan.
 
== Kepala Bagian Agraria ==
Pada tahun 1946, Sarimin ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri sebagai Kepala Bagian Agraria di Kementerian Dalam Negeri.<ref name="p542p543">{{harvnb|Ministry of Information|1954|p=54}}</ref>
 
=== Undang-Undang Pokok Agraria ===
Selama menjabat sebagai Kepala Bagian Agraria, dia terlibat dalam penyusunan UU Pokok Agraria. Pada tanggal 21 Mei 1948, Soekarno menunjuk Sarimin sebagai Ketua Panitia Agraria Yogyakarta. Anggota panitianya terdiri dari berbagai pejabat di kementerian dan jawatan yang berbeda, anggota dari badan pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, ahli-ahli hukum adat, dan perwakilan dari Serikat Buruh Pertanian.<ref name="p932">{{harvnb|Sihombing|2018|p=93}}</ref>
 
Setelah pengakuan kedaulatan, ibukota Indonesia pindah ke Jakarta. Maka dari itu, Panitia Agraria Yogyakarta dibubarkan dan panitia baru dibentuk dengan nama Panitia Agraria Jakarta pada tanggal 19 Maret 1952. Sarimin masih bertugas sebagai ketua dan wakilnya adalah [[Sadjarwo Djarwonagoro|Sadjarwo]], Kepala Bagian Politik Umum dan Perencanaan Kementerian Pertanian.<ref name="p952p953">{{harvnb|Sihombing|2018|p=95}}</ref>
 
Karena Sarimin ditunjuk sebagai Gubernur Nusa Tenggara, sebagian dari tugas sehari-harinya di kepanitiaan dibantu oleh Singgih Praptodihardjo, Wakil Kepala bagian Agraria .<ref name="p953">{{harvnb|Sihombing|2018|p=95}}</ref>
 
Sarimin mengundurkan diri pada tahun 1953.<ref name="p543"/>{{harvnb|Ministry of Information|1954|p=54}}</ref>Posisinya sebagai Kepala Bagian Agraria dan Ketua Panitia Agraria Jakarta digantikan oleh Singgih.<ref name="p652">{{harvnb|Rachman|2017|p=65}}</ref>
 
=== Sebagai Penjabat Gubernur Sumatera Utara ===
Sebagai bagian dari pekerjaanya di Kementerian Dalam Negeri, pada tanggal 14 Juli 1950 dan 1 Agustus 1950, Sarimin ditunjuk sebagai Ketua Panitya Persiapan Negara Kesatuan untuk Sumatera Timur (PPKNST) dan Panitia Penjelenggara Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (P4SU). Tugas Utama dari PPKNST adalah membubarkan parlemen dan departemen Negara Sumatra Timur serta menyerahkan kekuasaan secara damai dari Negara Sumatra Timur ke Republik Indonesia <ref name="p3812p3813">{{harvnb|Information Bureau of North Sumatra|1953|p=381}}</ref> sedangkan tugas utama P4SU ialah membentuk Provinsi SumatraSumatera Utara.<ref name="p3852">{{harvnb|Information Bureau of North Sumatra|1953|p=385}}</ref>
 
Pengangkatannya sebagai ketua dipertimbangkan oleh keberagaman etnis di SumatraSumatera Utara. Pemerintah menunjuk orang Jawa sebagai jalan tengah untuk masalah ini.<ref name="p412">{{harvnb|Sjamsuddin|1990|p=41}}</ref>
 
Pada tanggal 20 Juli 1950, PPKNST mengumumkan programnya. Dalam programnya, PPKNST menyatakan bahwa Negara Sumatra Timur akan menjadi sebuah residen tanpa otonomi sedangkan kabupatennya menjadi daerah otonom dan secara langsung dikontrol oleh pemerintah provinsi.<ref name="p3813"/>{{harvnb|Information Bureau of North Sumatra|1953|p=381}}</ref>Pada tanggal 23 Juli 1950, Pemerintah Sumatra Timur yang diwakilkan oleh Raja Kaliamsyah Sinagah secara resmi menangappimenanggapi program tersebut. Pemerintah Sumatra Timur menentang perubahan status Sumatra Timur dari negara bagian ke residen dan lebih memilih untuk opsi status provinsi.<ref name="p3832">{{harvnb|Information Bureau of North Sumatra|1953|p=383}}</ref>
 
Setelah Negara Sumatra Timur dibubarkan pada tanggal 13 Agustus 1950, P4SU mengambil alih pekerjaan yang sebelumnya diemban oleh Pemerintah Negara Sumatra Timur. P4SU mulai menyiapkan pembagian daerah adminstratif di provinsi dan mendirikan Dewandewan daerah di kabupaten-kabupaten.
 
Sebagai ketua P4SU, Sarimin juga menjadi pelaksanaPelaksana tugasTugas Gubernur SumatraSumatera Utara.<ref name="p592">{{harvnb|Tuk Wan Haria|2006|p=59}}</ref> Tugas beliau berakhir setelah gubernur tetap, [[Abdul Hakim]] ditunjukdilantik.<ref name="p602">{{harvnb|Tuk Wan Haria|2006|p=60}}</ref>
 
== Gubernur Nusa Tenggara ==
Pada tanggal 5 April 1952, Sarimin menjadi pejabat Gubernur Sunda Kecil. Dia menggantikan gubernur sebelumnya, [[Soesanto Tirtoprodjo|Susanto Tirtoprodjo]] yang ditunjuk sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda.<ref>{{cite news|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?coll=ddd&query=%28Sarimin%29&cql%5B%5D=%28date+_gte_+%2201-04-1952%22%29&cql%5B%5D=%28date+_lte_+%2201-06-1952%22%29&redirect=true&sortfield=date&identifier=ddd:011208735:mpeg21:a0002&resultsidentifier=ddd:011208735:mpeg21:a0002|title=Wie naar Kleine Sunda-eilanden?|work=De vrije pers|date=7 April 1952}}</ref>
 
Dia dilantik sebagai gubernur tetap pada tanggal 6 Mei 1953.<ref name="Kementerian Penerangan 1953 22">{{harvnb|Kementerian Penerangan|1953|p=2}}</ref>
 
Selama masa jabatannya, nama provinsi Sunda Kecil diubah menjadi Nusa Tenggara pada tanggal 28 Mei 1954. Pergantian nama ditunjukan untuk menghilangkan nama "Sunda Kecil" karena dianggap sebagai nama yangterkesan merendahkan.<ref>[https://anri.sikn.go.id/index.php/undang-undang-darurat-nomor-9-tahun-1954-tentang-pengubahan-nama-propinsi-sunda-kecil-menjadi-propinsi-nusa-tenggara-02 Emergency Law No.9 of 1954]</ref>
 
Dia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai gubernur pada tanggal 1 April 1957. <ref>{{Cite news|url=https://www.delpher.nl/nl/kranten/view?query=Sarimin+Reksodihardjo&coll=ddd&sortfield=date&page=13&identifier=ddd:010895747:mpeg21:a0025&resultsidentifier=ddd:010895747:mpeg21:a0025|title=FUNCTIEOVERDRACHT|work=Algemeen Indisch dagblad : de Preangerbode|date=3 April 1957}}</ref>
 
== Direktur Utama Pabrik Semen Gresik ==
Baris 108:
* Suryanegara, Ahmad Mansur (2016), [https://books.google.co.id/books?id=fonfDQAAQBAJ Api Sejarah], Surya Dinasti
* Sutherland, Heather (April 1974), [https://ecommons.cornell.edu/bitstream/handle/1813/53573/INDO_17_0_1107130745_1_42.pdf?sequence=1&isAllowed=y "Notes on Java's Regent Families: Part II] (dalam bahasa Inggris), Indonesia, Program Asia Tenggara Universitas Cornell, '''17''' (17)
* Djawatan Penerangan Propinsi SumatraSumatera Utara (1953), ''Republik Indonesia: Propinsi Sumatera Utara,'' [[Medan]]: Kementerian Penerangan
* Sihombing, M.F. (2018), ''Sejarah Hukum Tanah di Indonesia,'' [[Jakarta]]: Kencana Media
* Rachman, Noer Fauzi (2017), ''Petani & Penguasa: Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia'', [[Jakarta]]: INSIST Press
* Sjamsuddin, Nazaruddin (1990), P''emberontakan kaum republik: kasus Darul Islam Aceh'', [[Jakarta]]: Grafiti Press
* Kementerian Penerangan (1954), ''Kami Perkenalkan'', [[Jakarta]]
* Tuk Wan Haria, Muhammad (2006), ''[https://books.google.com.ph/books?id=ST9SAQAAMAAJ Gubernur Sumatera dan Para Gubernur Sumatera Utara]'', Medan: Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah SumatraSumatera Utara
* Djawatan Penerangan Sunda Kecil (1953), ''Republik Indonesia: Propinsi Sunda Ketjil,'' [[Singaraja (kota)|Singaraja:]] Kementerian Penerangan
* Lucas, Anton (Februari 1980), ''[https://openresearch-repository.anu.edu.au/handle/1885/111392 The Bamboo Spear Pierces the Payung: the Revolution Against the Bureaucratic Elite in North Central Java in 1945]'' Universitas Nasional Australia
* Djawatan Penerangan SumatraSumatera Utara (1953), ''Republik Indonesia: Propinsi Sumatera Utara,'' [[Medan]]: Kementerian Penerangan
 
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur SumatraSumatera Utara]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Kematian 1992]]