Sejarah Palembang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Periode pendudukan Jepang: IJA_Paratroopers_Teishin_Shudan_in_Palembang_Feb_1942.png |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''[[Palembang]]''' adalah ibu kota Provinsi [[
== Zaman Sriwijaya ==
Baris 30:
== Periode kolonial ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De rivier de Musi bij Palembang TMnr 5426-8.jpg|jmpl|283x283px|Lukisan Palembang pada masa pemerintahan Belanda.]]
Sejak dihapuskannya Kesultanan Palembang pada tahun 1825 oleh Belanda, Palembang menjadi ibu kota Keresidenan Palembang, meliputi seluruh wilayah yang kelak menjadi Provinsi
Dari akhir abad kesembilan belas, dengan diperkenalkannya tanaman ekspor baru oleh perusahaan-perusahaan Belanda, Palembang bangkit kembali sebagai pusat ekonomi. Pada tahun 1900-an, perkembangan industri minyak dan karet menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang membawa masuknya para migran, meningkatnya [[urbanisasi]], dan perkembangan infrastruktur sosial ekonomi.<ref name=":2">{{Cite book|title = Palembang in the 1950s: The Making and Unmaking of a Region|last = Yeo|first = Woonkyung|publisher = University of Washington|year = 2012|isbn = |location = |pages = }}</ref>
Munculnya [[Karet alam|penanaman karet]] di
Terdapat tiga perusahaan perminyakan pada tahun 1900: Perusahaan Minyak Sumatra-Palembang (Sumpal); Perusahaan Minyak Muara Enim milik Prancis; dan Perusahaan Minyak Musi Ilir. Sumpal segera melebur ke dalam Royal Dutch, dan Muara Enim Co dan Musi Ilir Co juga melebur ke dalam Royal Dutch, masing-masing pada tahun 1904 dan 1906. Berdasarkan peleburan ini, Royal Dutch dan Shell mendirikan BPM, perusahaan yang mengoperasikan [[Royal Dutch Shell]], dan membuka sebuah kilang minyak di Plaju, di tepi Sungai Musi di Palembang, pada tahun 1907. Sementara BPM adalah satu-satunya perusahaan yang beroperasi di daerah ini sampai 1910-an, perusahaan-perusahaan minyak Amerika meluncurkan bisnis mereka di wilayah Palembang dari tahun 1920-an. [[Standard Oil of New Jersey]] mendirikan anak perusahaan, American Petroleum Company, dan, untuk mencegah undang-undang Belanda yang membatasi kegiatan perusahaan asing, American Petroleum Company mendirikan anak perusahaannya sendiri, Netherlands Colonial Oil Company (Nederlandche Koloniale Petroleum Maatschapij, NKPM). NKPM mulai membangun sendiri di daerah Sungai Gerong pada awal tahun 1920, dan menyelesaikan pembangunan jaringan pipa untuk mengirim 3.500 barel per hari dari ladang minyak mereka ke kilang di Sungai Gerong.
Baris 60:
== Periode revolusi kemerdekaan ==
Pada 8 Oktober 1945, Residen
Palembang diduduki oleh Belanda setelah sebuah pertempuran kota antara pasukan Republik dan Belanda pada 1–5 Januari 1947, yang dijuluki Pertempuran Lima Hari Lima Malam. Terdapat tiga front selama pertempuran yakni front Ilir Timur, front Ilir Barat, dan front Ulu. Pertempuran berakhir dengan gencatan senjata dan pasukan Republik dipaksa mundur sejauh {{convert|20|km|abbr=off}} dari Palembang.<ref>{{Cite book|title = Sejarah Indonesia V|last = Notosusanto|first = Nugroho|publisher = Balai Pustaka|year = 1987|isbn = |location = |pages = |last2 = Poesponegoro|first2 = Marwatidjoened}}</ref><ref>{{Cite book|title = Sedjarah Perdjuangan Indonesia|last = Dimjati|first = M|publisher = Widjaja|year = 1951|isbn = |location = Djakarta|pages = }}</ref>
Selama pendudukan, Belanda membentuk negara bagian federal
== Periode Orde Lama dan Orde Baru ==
Semasa pemberontakan [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia|PRRI]]/[[Permesta]], faksi pemberontak mendirikan Dewan Garuda di
Pada April 1962, pemerintah Indonesia memulai pembangunan [[Jembatan Ampera]] yang selesai dan secara resmi dibuka untuk umum pada 30 September 1965 oleh Menteri/Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal [[Ahmad Yani]], hanya beberapa jam sebelum dia dibunuh oleh pasukan [[Gerakan 30 September]]. Awalnya, jembatan itu dikenal sebagai Jembatan Bung Karno, sesuai nama presiden saat itu, tetapi setelah kejatuhannya, jembatan itu diganti namanya menjadi Jembatan Ampera.<ref>{{Cite book|title = Wiratman: Momentum & Innovation 1960–2010|last = Imelda Akmal (Ed)|first = |publisher = Mitrawira Aneka Guna|year = 2010|isbn = 978-602-97997-0-5|location = Jakarta|pages = }}</ref> Jembatan kedua di Palembang yang melintasi Sungai Musi, Jembatan Musi II dibangun pada 4 Agustus 1992.<ref name=":5">{{Cite journal|url = |title = Kerusuhan Di Kota Palembang Pada Bulan Mei Tahun 1998 dan Dampaknya Terhadap Masyarakat Kota Palembang di Bidang Politik, Ekonomi dan Sosial (1998–2003)|last = Winda|first = Heny|date = 23 October 2012|journal = UNSRI|doi = |pmid = |access-date = }}</ref>
Baris 73:
Pada 6 Desember 1988, pemerintah Indonesia memperluas wilayah administratif Palembang sejauh 12 kilometer dari pusat kota, dengan 9 desa dari [[Musi Banyuasin]] bergabung menjadi 2 kecamatan baru di Palembang dan 1 desa dari [[Kabupaten Ogan Komering Ilir|Ogan Komering Ilir]] digabungkan ke dalam Kecamatan Seberang Ulu I.<ref name=":5"/>
Semasa [[Kerusuhan Mei 1998]] di Indonesia, Palembang juga dilanda kerusuhan dengan 10 toko yang terbakar, lebih dari selusin mobil terbakar, dan beberapa orang terluka yang ditimbulkan oleh para perusuh ketika para mahasiswa berbaris ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
== Periode Reformasi ==
[[Berkas:SEA Games 2011 Opening Ceremony, Palembang, Indonesia 2011-11-11 cropped.jpg|jmpl|Upacara pembukaan Pesta Olahraga Asia Tenggara 2011 di [[Stadion Jakabaring]], Palembang, 11 November 2011.]]
Pada tahun 1998, sebuah kompleks olahraga beserta stadion utamanya, [[Stadion Gelora Sriwijaya]], dibangun di Jakabaring, selesai pada tahun 2004. Stadion ini berfungsi sebagai tempat untuk [[Pekan Olahraga Nasional XVI|Pekan Olahraga Nasional 2004]]. Palembang menjadi tuan rumah [[Pekan Olahraga Nasional]] pada tahun 2004 setelah 47 tahun terakhir diselenggarakan di luar Jawa dan 51 tahun di Sumatra.<ref>{{cite web|title = Dari Senayan ke Jakabaring {{!}} Republika Online|url = http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/15/08/28/ntsboe44-dari-senayan-ke-jakabaring|website = Republika Online|accessdate = 3 January 2016}}</ref> Tujuh tahun kemudian, Palembang menjadi tuan rumah [[Pesta Olahraga Asia Tenggara 2011]] bersama dengan Jakarta. Pada tahun 2013, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengganti tuan rumah [[Islamic Solidarity Games 2013]] dari [[Pekanbaru]] ke Palembang karena beberapa masalah yang terjadi di tuan rumah sebelumnya, termasuk Gubernur [[Riau]], [[Rusli Zainal]] yang tersandung skandal korupsi.<ref>{{
Presiden keenam Indonesia, [[Susilo Bambang Yudhoyono]], mencanangkan Palembang sebagai "Kota Wisata Air" pada 27 September 2005.<ref>{{
Sejak tahun 2015, pemerintah Indonesia mulai meningkatkan kemampuan transportasi Palembang dengan pembangunan [[LRT Palembang|sistem angkutan cepat dengan kereta api ringan]] pertama di Indonesia dari [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]] ke Jakabaring, [[Jalan Tol Trans Sumatra|jalan tol]] kota, dua jembatan Sungai Musi, dan dua jalan layang, semuanya diharapkan akan beroperasi sebelum Asian Games 2018.<ref>{{cite web|url=http://www.antarasumsel.com/berita/299686/pemasangan-tiang-pancang-lrt-palembang-mulai-dikerjakan|title=Pemasangan tiang pancang LRT Palembang mulai dikerjakan|website=www.antarasumsel.com|accessdate=3 January 2016}}</ref><ref>{{
== Lihat juga ==
|