Sumatera Thawalib: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(32 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|sekolah Thawalib di Parabek|Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek}}
{{untuk|sekolah Thawalib di Padang Panjang|Perguruan Thawalib Padang Panjang}}
{{untuk|eks-sekolah Thawalib di Padang Japang|Darul Funun}}
'''Sumatera Thawalib''' ({{lang-ar|سومطرة
== Sejarah ==
=== Surau Jembatan Besi dan Parabek ===
{{utama|Surau Jembatan Besi|Surau Parabek}}
Sistem pendidikan Islam melalui surau telah menjadi bagian budaya dalam masyarakat [[Minangkabau]]. Sistem pendidikan ini masih tetap bertahan hingga awal abad ke-20, walaupun telah terjadi pembaharuan dalam pendidikan Islam. Namun terdapat beberapa surau yang tidak mau ketinggalan dengan perkembangan [[madrasah]]. Surau-surau pertama yang telah memakai sistem kelas dengan mempergunakan meja, kursi, papan tulis dan alat bantu pelajaran adalah surau Jembatan Besi di Padang Panjang dan Parabek di Banuhampu.<ref name="Mo">Naim, 1990. pp.4-18.</ref><ref name="De"/>▼
[[Berkas:Masjid Zu'ama Jembatan Besi.jpg|jmpl|[[Surau Jembatan Besi]] yang kini bernama Masjid Zu'ama Jembatan Besi]]
▲Sistem pendidikan Islam melalui [[surau]] telah menjadi bagian budaya dalam masyarakat [[Minangkabau]]. Sistem pendidikan ini masih tetap bertahan hingga awal abad ke-20, walaupun telah terjadi pembaharuan dalam pendidikan Islam. Namun, terdapat beberapa surau yang tidak mau ketinggalan dengan perkembangan [[madrasah]]. Surau-surau pertama yang telah memakai sistem kelas dengan mempergunakan meja, kursi, papan tulis, dan alat bantu pelajaran adalah
Sistem pendidikan Islam melalui surau telah menjadi bagian budaya dalam masyarakat [[Minangkabau]]. Sistem pendidikan ini masih tetap bertahan hingga awal abad ke-20, walaupun telah terjadi pembaharuan dalam pendidikan Islam. Namun terdapat beberapa surau yang tidak mau ketinggalan dengan perkembangan [[madrasah]]. Surau pertama yang telah memakai sistem kelas dengan mempergunakan meja, kursi, papan tulis dan alat bantu pelajaran adalah surau Jembatan Besi di Padang Panjang.<ref name="Mo">Naim, 1990. pp.4-18.</ref><ref name="De"/>
[[Surau Jembatan Besi]] didirikan pada tahun 1914 oleh [[Abdullah Ahmad]] dan [[Abdul Karim Amrullah]], atau yang dikenal dengan Haji Rasul. Setelah Ahmad pindah ke [[Padang]], Haji Rasul menggantikannya sebagai pimpinan surau dan memperkenalkan membawa banyak perubahan. Atas inisiatif Haji Habib, pada tahun 1915 didirikan Koperasi Pelajar yang kelak dikembangkan lagi oleh Haji Hasyim. Dengan adanya koperasi ini, surau semakin terbuka akan ide-ide pembaruan, terutama yang berasal dari dunia Barat.<ref name="Mo"/> Pada tahun 1913, [[Zainuddin Labay El Yunusy]] kembali ke Padang Panjang setelah menuntut ilmu kepada [[Abbas Abdullah]] di Padang Japang, [[Payakumbuh]]. Di surau tersebut, El Yunusy mendirikan sekolah khusus putri [[Diniyah Putri]] pada 1915. Ia kemudian mengajak para pelajar surau Jembatan Besi untuk membentuk suatu perkumpulan bernama ''Makaraful Ichwan'' untuk memperdalam pengetahuan tentang Islam dan berusaha menyelesaikan masalah Agama secara ilmiah serta persahabatan antara sesama penganut agama Islam.<ref name="De"/>
Pada tahun 1918, melalui jejaring Ichwan, El Yunusy, [[Jalaluddin Thaib]], dan Inyiak Mandua Basa mengubah nama koperasi pelajar tersebut menjadi Sumatera Thawalib dan memperluas ruang lingkup kegiatannya. Perubahan ini sedikit sebanyak diihami oleh organisasi pemuda sekuler-nasionalis yang sudah membuka cabang di Padang dan [[Bukittinggi]].<ref name="De">[https://www.jpnn.com/news/sumatera-thawalib-sekolah-modern-islam-pertama-di-indonesia Sumatera Thawalib, Sekolah Modern Islam Pertama di Indonesia.] ''JPNN''. Retrieved November 29, 2017.</ref> Setelah munculnya pembaharuan di Thawalib, Haji Rasul memperkenalkan sistem kelas ala perguruan Barat pada tahun 1918. Ia menyusun ulang kurikulum, metode mengajar, dan buku referensi yang dipergunakan dalam pembelajaran di Thawalib dengan memasukkan pelajaran-pelajaran umum.<ref name="Mo"/>
=== Pendirian dan pergerakan politik ===
Pada tanggal 15 Januari 1919, bertempat di surau milik [[Muhammad Jamil Jambek|Syekh Muhammad Jamil Jambek]] di Bukittinggi, diadakan pertemuan antara pelajar Sumatera Thawalib dengan pelajar Parabek. Pertemuan ini menyetujui terbentuknya sebuah persatuan antara kedua pelajar lembaga pendidikan itu, yang dinamai Sumatera Thawalib, dengan tujuan memperdalam ilmu dan mengembangkan agama Islam. Lembaga ini diletakkan di bawah kepemimpinan sebuah Dewan Pusat dan cabang-cabang di daerah. Peresmian ini dihadiri oleh Haji Rasul, Abdullah Ahmad, [[Ibrahim Musa]], dan [[Muhammad Thaib Umar]].
Segera setelah pendirian Thawalib, para tokohnya mulai menyeru dan mendorong surau-surau di seluruh
Pada 1923, dipengaruhi oleh [[Djamaluddin Tamin]] dan [[Ahmad Khatib Datuk Batuah|Datuak Batuah]], mulai banyak pelajar Thawalib yang terpengaruh dengan ajaran [[komunisme]]. Tibanya gagasan ini bersamaan dengan menyebarnya pengaruh komunis di seantero [[Hindia Belanda]]. Mereka ditentang habis-habisan oleh dewan pengajar, terutama Haji Rasul yang saat itu telah menjabat guru besar.<ref name="Mo"/> Terjadinya [[Pemberontakan Malam Tahun Baru]] di [[Silungkang]] pada Januari 1927 meningkatkan kecurigaan pemerintahan kolonial kepada Thawalib.<ref name="Mo"/><ref name="Pa">[http://padangkita.com/sumatera-thawalib-sekolah-islam-modern-pertama-di-indonesia/ Sumatera Thawalib, Sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia.] ''Padang Kita''. Retrieved November 29, 2017.</ref>
Terjunnya banyak ulama yang mengajar di Thawalib ke [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] sejak 1930 mulai menarik organisasi ini ke pusaran politik praktis. Para alumnus Thawalib juga mendirikan partai Islam nasionalis [[Persatuan Muslim Indonesia]]. Pada akhirnya, Thawalib diperintahkan untuk tutup oleh pemerintah kolonial [[Hindia Belanda]].<ref name="wawasansejarah.com">[http://wawasansejarah.com/persatuan-tarbiyah-islamiyah-perti/ Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti) 1930-1971M.] ''Wawasan Sejarah''. Retrieved November 29, 2017.</ref>
== Sistem pendidikan ==
[[Berkas:Perguruan Thawalib Putra Padang Panjang 2018.jpg|jmpl|Perguruan Thawalib Padang Panjang]]Salah satu warisan terbesar Thawalib yang masih dirasakan hari ini adalah sistem pendidikannya. Para pengajar awal Thalib seperti Haji Rasul, [[Zainuddin Labay El Yunusy|El Yunusy]], dan [[Abdul Hamid Hakim|Tuanku Mudo Abdul Hamid Hakim]] menekankan sikap terbuka terhadap pembaharuan, terutama dari Barat. Sekolah-sekolah Thawalib terdiri atas tujuh kelas. Pada kelas satu dan dua, hanya diberikan dua mata pelajaran; pada kelas tiga, diberikan enam pelajaran. Mulai kelas empat sudah diberikan semua pelajaran yang tersedia. Terdapat tujuh pelajaran keagamaan Islam, sedangkan yang lain adalah pelajaran-pelajaran umum. Thawalib menggunakan kitab-kitab keluaran [[
== Peninggalan ==
Pada hari ini, sekolah-sekolah yang masih menerapkan sistem pendidikan ala Thawalib termasuklah [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek]] di [[Banuhampu]] dan [[Perguruan Thawalib Padang Panjang]] di Padang Panjang.▼
Pada tahun 1928, para ulama tradisionalis yang dipimpin oleh mantan guru-guru Thawalib Sumatera mendirikan [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (PERTI) untuk menampung pendidikan Islam di Sumatera Barat.<ref name="wawasansejarah.com"/> Dua tahun berikutnya, mantan pelajar-pelajar Sumatera Thawalib sepakat mendirikan organisasi nasionalis Islam [[Persatuan Muslim Indonesia]] (PERMI) yang akhirnya berkembang menjadi partai politik. Politisi terkemuka dari partai tersebut termasuk [[Rasuna Said]].<ref name="Pa"/>
▲Selain membentuk serikat, beberapa sekolah Sumatera Thawalib Sumatera menjelma menjadi lembaga pendidikan Islam terkenal bebas politik yang independen saat ini. Pada hari ini, sekolah-sekolah yang masih menerapkan sistem pendidikan ala Thawalib termasuklah [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek]] di [[Banuhampu]]
== Lihat pula ==
*[[Perdamaian (majalah di Padang Panjang)]]
*[[STAI Publisistik Thawalib Jakarta]]
== Rujukan ==
Baris 34 ⟶ 44:
== Bibliografi ==
* Menchik, Jeremy. (2017) ''Islam and Democracy in Indonesia: Tolerance without Liberalism''. Cambridge Studies in Social Theory, Religion and Politics.
* [[Mochtar Naim|Naim, Mochtar]]. (1990) ''Madrasah Sumatera Thawalib Parabek, Bukittingi''. Laporan Penelitian Madrasah Bersama Tim Penelitian [[IAIN Imam Bonjol]], Padang.
== Pranala luar ==
Baris 42 ⟶ 52:
* Website Sumatera Thawalib Parabek thawalib-parabek.sch.id/.Diakses 16 Mei 2015
[[Kategori:
[[Kategori:
|