Tari Gubang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k pembersihan kosmetika dasar |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Tari Gubang''' merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan di Indonesia. Tarian ini merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Provinsi [[
== Asal usul ==
Baris 27:
Awalnya, tari tersebut dinamakan tari gebeng karena tarian ini dilakukan di atas perahu atau rakit. Ketika itu, para nelayan mengekspresikan kegembiraannya dengan menari bersama di atas perahu.
Sejalan dengan perkembangannya, tari Gubang juga berubah fungsi. Pada zaman dahulu, tari Gubang berfungsi sebagai sarana pemanggil angin.<ref>http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/45523{{Pranala mati|date=Juni 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Tarian ini pun cukup kental unsur magisnya. Tarian rakyat ini menjadi sejenis ritual untuk memanggil angin demi kelancaran aktivitas para nelayan. Namun, setelah ada penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat Melayu
Selain lekat dengan unsur magis, tari Gubang juga mempunyai fungsi sebagai unsur hiburan. Tarian ini menjadi hiburan bagi masyarakat pesisir, terutama para nelayan untuk sekadar mengurangi kepenatan setelah melaut.
Baris 37:
Nyanyian "Didong" sering kali menjadi pengiring tari Gubang. Biasanya lagu yang berisi mantra pemanggil angin ini dibawakan pada awal pertunjukan tarian Gubang. Instrumen musik yang mengiringi nyanyian tersebut, yakni dua buah gendang yang ukurannya tidak sama, sebuah gong atau tawak-tawak, dan [[biola]]. Dalam pertunjukan, dapat dipergunakan lebih dari satu alat musik biola asalkan mempunyai nada yang serupa. Musik untuk mengiringi syair "Didong" ini bertempo tidak terlalu cepat.
Keberadaan tari Gubang masih terus dipertahankan. Tarian Gubang juga ditetapkan sebagai salah satu [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] (WBTB) 2017 dari
== Referensi ==
|