Tugu Pahlawan Tak Dikenal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(15 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Tugu Pahlawan Tak Dikenal, 2019Bukittinggi, Sumatera Barat.jpg|jmpl|ka|Tugu Pahlawan Tak Dikenal saat ini dulunya merupakan [[Tugu Pembebasan]]]]
{{refimprove}}
 
'''Tugu Pahlawan Tak Dikenal''' terletak di seberang [[Taman Monumen Bung Hatta]] atau beberapa meter dari [[Jam Gadang]] di [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Monumen ini dirancang oleh seniman [[Huriah Adam]] bersama suaminya, Ramudin.<ref>{{Cite book|date=1965|url=https://books.google.com/books?id=omQoAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Nefo|publisher=Muda Tjipta|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1965|url=https://books.google.com/books?id=Ks3nAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&q=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Mingguan Djaja|publisher=Pembangunan Ibu Kota Djakarta Raya.|language=id}}</ref> Bentuknya berupa ornamen lingkaran ular naga di tengah sebuah bidang bundar yang dihiasi tanaman. Di puncaknya, berdiri patung pemuda memegang semacam pedang. Patung ini aslinya digambarkan tengah memegang bendera, tetapi tersambar petir.
[[Berkas:Tugu Pahlawan Tak Dikenal 2019.jpg|jmpl|ka|Tugu Pahlawan Tak Dikenal saat ini dulunya merupakan [[Tugu Pembebasan]]]]
 
== Nama ==
'''Tugu Pahlawan Tak Dikenal''' adalah sebuah monumen peringatan berupa tugu yang terletak di seberang [[Taman Monumen Bung Hatta]] atau beberapa meter dari [[Jam Gadang]] di [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatra Barat]], [[Indonesia]]. Monumen ini dirancang oleh seniman [[Huriah Adam]]. Tugunya berbentuk ornamen lingkaran ular naga yang dibangun di tengah sebuah bidang bundar yang dihiasi tanaman. Di puncaknya berdiri patung pemuda memegang semacam pedang. Sebelum tersambar petir, patung ini aslinya digambarkan tengah memegang bendera.
Nama "Pahlawan Tak Dikenal" berasal dari judul sajak [[Mohammad Yamin]] yang dipahatkan pada prasasti tugu.<ref>{{Cite book|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=R3RuAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&q=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Jurnal kebudayaan Genta Budaya|publisher=Yayasan Genta Budaya|language=id}}</ref> Sajak itu berbunyi: ''Mati luhur tidak berkubur. Memutuskan jiwa meninggalkan nama. Menjadi awan di angkasa. Menjadi buih di lautan. Semerbak harumnya di udara''.<ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.com/books?id=Tvq4AAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Semerbak+harumnya+di+udara+%22&q=%22Semerbak+harumnya+di+udara+%22&hl=en|title=Seri monumen sejarah T.N.I. Angkatan Darat|publisher=Dinas|language=id}}</ref>
 
== SejarahPembangunan ==
[[Berkas:Collectie_NMvWereldculturen,_TM-20001012,_Negatief-_Monument_voor_degenen_die_zijn_gevallen_tijdens_de_vrijheidsstrijd,_Boy_Lawson,_1971.jpg|jmpl|Tugu Pahlawan Tak Dikenal pada 1971]]
PadaDi sebuah prasasti di sekitarlokasi tugu yang ada saat ini tertera: tugu ini dibangun untuk mengenang perlawanan para pahlawan yang namanya tak bisa dikenali, yangsemula menjadipernah korban dalam pergolakan yang terjadi pada Juni 1908 dalam menentang diberlakukannya sistem pajak olehberdiri [[BelandaTugu Pembebasan]]. Namun, monumen ini sebetulnyayang dibangun sewaktupada pemerintah [[Soekarno]]1959 untuk memperingati kemenangan tentara pusat dalam menundukkan [[PRRIPemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] di Minangkabau(PRRI). PRRI merupakan sebuah gerakan yang menuntut adanya otonomi daerah yang lebih luas. Namun, gerakan ini justru dianggap sebagai sebuah pemberontakan oleh Soekarno sehingga diganjarditumpas dengan serangkaian operasi militer (pengerahan pasukan militer sewaktu PRRI ini merupakan yang terbesar yang pernah tercatat di dalam sejarah [[militer Indonesia]]). Dengan demikian, menurut sejarawan [[Suryadi Sunuri]], monumen ini tak lain adalah "lambang penaklukan tentara pusat terhadap orang Minang". Keberadaan monumen ini terus dipertahankan sampai sekarang karena militer Indonesia memegang peran kuat di Sumatra Barat setelah PRRI berakhir, "dan tentu saja selama [[Orde Baru]], tidak ada yang berani mencongkel-congkel monumen ini, tempat dilekatkannya lambang supremasi (tentara) pusat di Minangkabau".
 
Peletakan batu pertama Tugu Pahlawan Tak Dikenal dilakukan oleh Jenderal [[Abdul Haris Nasution]] pada 15 Juni 1963 dan diresmikan pada 20 Mei 1965.<ref>{{Cite book|last=Syamsidar|date=1981|url=https://books.google.com/books?id=89sfAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&q=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Biografi Huriah Adam: hasil karya dan pengabdiannya|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|language=id}}</ref> Meskipun pembangunannya dilatarbelakangi oleh peristiwa PRRI, informasi pada prasasti tugu menuliskan bahwa tugu ini dibangun untuk mengenang perlawanan para pahlawan yang namanya tak bisa dikenali, yang menjadi korban dalam pergolakan yang terjadi pada Juni 1908 dalam menentang diberlakukannya sistem pajak oleh [[Belanda]]. Peristiwa itu merujuk pada [[Perang Belasting]].
Monumen ini dibangun pada tahun 1959, sesudah [[Bukittinggi]] diduduki pasukan Resimen Team Pertempuran (RTP) Brawijaya pada bulan Mei 1958, dan diresmikan pada tahun 1965. Namun, catatan lain menyebutkan, peletakan batu pertama monumen ini dilakukan oleh Jenderal [[Abdul Haris Nasution]] pada 15 Juni 1963.
 
Desain Tugu menampilkan relief ular naga. Relief ini sempat menuai kontroversi di tengah masyarakat karena tidak sesuai dengan budaya setempat. Pada 1968, permasalahan tersebut dibicarakan di DPRD Bukittinggi.<ref>{{Cite book|date=1968|url=https://books.google.co.id/books?id=tW8oAQAAMAAJ&q=%22pahatan+reliev+pada%22&dq=%22pahatan+reliev+pada%22&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjH_qPc-s_2AhUW4nMBHdTDDxUQ6AF6BAgCEAI|title=Tjanang|publisher=Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat|language=id}}</ref>
 
== Simbol ==
Penulis [[Suryadi Sunuri]] menyebut Tugu Pahlawan Tak Dikenal sebagai kelanjutan Tugu Pembebasan yang merupakan "lambang penaklukan tentara pusat terhadap orang Minang". Keberadaannya terus dipertahankan sampai sekarang karena militer Indonesia memegang peran kuat di Sumatera Barat setelah PRRI berakhir, "dan tentu saja selama [[Orde Baru]], tidak ada yang berani mencongkel-congkel monumen ini, tempat dilekatkannya lambang supremasi (tentara) pusat di Minangkabau".<ref>{{Cite web|date=2013-01-27|title=Minang Saisuak #121 – Sesudut Bukittinggi Selepas Bergolak|url=https://niadilova.wordpress.com/2013/01/28/minang-saisuak-121-sesudut-bukittinggi-selepas-bergolak/|website=Dr. Suryadi {{!}} LIAS - SAS Indonesië, Universiteit Leiden, Belanda|language=en|access-date=2021-09-19}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 16 ⟶ 22:
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
* Suryadi Sunuri. [http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1065 Sesudut Bukittinggi Selepas Bergolak]
 
[[Kategori:Kota Bukittinggi]]
[[Kategori:Monumen di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di SumatraSumatera Barat]]