Tugu Pahlawan Tak Dikenal: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
OrophinBot (bicara | kontrib) |
||
(14 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Tugu Pahlawan Tak Dikenal,
'''Tugu Pahlawan Tak Dikenal''' terletak di seberang [[Taman Monumen Bung Hatta]] atau beberapa meter dari [[Jam Gadang]] di [[Kota Bukittinggi]], [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]]. Monumen ini dirancang oleh seniman [[Huriah Adam]] bersama suaminya, Ramudin.<ref>{{Cite book|date=1965|url=https://books.google.com/books?id=omQoAQAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Nefo|publisher=Muda Tjipta|language=id}}</ref><ref>{{Cite book|date=1965|url=https://books.google.com/books?id=Ks3nAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&q=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Mingguan Djaja|publisher=Pembangunan Ibu Kota Djakarta Raya.|language=id}}</ref> Bentuknya berupa ornamen lingkaran ular naga di tengah sebuah bidang bundar yang dihiasi tanaman. Di puncaknya, berdiri patung pemuda memegang semacam pedang. Patung ini aslinya digambarkan tengah memegang bendera, tetapi tersambar petir.
▲[[Berkas:Tugu Pahlawan Tak Dikenal 2019.jpg|jmpl|ka|Tugu Pahlawan Tak Dikenal saat ini dulunya merupakan [[Tugu Pembebasan]]]]
== Nama ==
Nama "Pahlawan Tak Dikenal" berasal dari judul sajak [[Mohammad Yamin]] yang dipahatkan pada prasasti tugu.<ref>{{Cite book|date=1995|url=https://books.google.com/books?id=R3RuAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&q=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Jurnal kebudayaan Genta Budaya|publisher=Yayasan Genta Budaya|language=id}}</ref> Sajak itu berbunyi: ''Mati luhur tidak berkubur. Memutuskan jiwa meninggalkan nama. Menjadi awan di angkasa. Menjadi buih di lautan. Semerbak harumnya di udara''.<ref>{{Cite book|date=1978|url=https://books.google.com/books?id=Tvq4AAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Semerbak+harumnya+di+udara+%22&q=%22Semerbak+harumnya+di+udara+%22&hl=en|title=Seri monumen sejarah T.N.I. Angkatan Darat|publisher=Dinas|language=id}}</ref>
==
[[Berkas:Collectie_NMvWereldculturen,_TM-20001012,_Negatief-_Monument_voor_degenen_die_zijn_gevallen_tijdens_de_vrijheidsstrijd,_Boy_Lawson,_1971.jpg|jmpl|Tugu Pahlawan Tak Dikenal pada 1971]]
Peletakan batu pertama Tugu Pahlawan Tak Dikenal dilakukan oleh Jenderal [[Abdul Haris Nasution]] pada 15 Juni 1963 dan diresmikan pada 20 Mei 1965.<ref>{{Cite book|last=Syamsidar|date=1981|url=https://books.google.com/books?id=89sfAAAAIAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&q=%22Tugu+Pahlawan+Tak+Dikenal%22&hl=en|title=Biografi Huriah Adam: hasil karya dan pengabdiannya|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|language=id}}</ref> Meskipun pembangunannya dilatarbelakangi oleh peristiwa PRRI, informasi pada prasasti tugu menuliskan bahwa tugu ini dibangun untuk mengenang perlawanan para pahlawan yang namanya tak bisa dikenali, yang menjadi korban dalam pergolakan yang terjadi pada Juni 1908 dalam menentang diberlakukannya sistem pajak oleh [[Belanda]]. Peristiwa itu merujuk pada [[Perang Belasting]].
Desain Tugu menampilkan relief ular naga. Relief ini sempat menuai kontroversi di tengah masyarakat karena tidak sesuai dengan budaya setempat. Pada 1968, permasalahan tersebut dibicarakan di DPRD Bukittinggi.<ref>{{Cite book|date=1968|url=https://books.google.co.id/books?id=tW8oAQAAMAAJ&q=%22pahatan+reliev+pada%22&dq=%22pahatan+reliev+pada%22&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjH_qPc-s_2AhUW4nMBHdTDDxUQ6AF6BAgCEAI|title=Tjanang|publisher=Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat|language=id}}</ref>
== Simbol ==
Penulis [[Suryadi Sunuri]] menyebut Tugu Pahlawan Tak Dikenal sebagai kelanjutan Tugu Pembebasan yang merupakan "lambang penaklukan tentara pusat terhadap orang Minang". Keberadaannya terus dipertahankan sampai sekarang karena militer Indonesia memegang peran kuat di Sumatera Barat setelah PRRI berakhir, "dan tentu saja selama [[Orde Baru]], tidak ada yang berani mencongkel-congkel monumen ini, tempat dilekatkannya lambang supremasi (tentara) pusat di Minangkabau".<ref>{{Cite web|date=2013-01-27|title=Minang Saisuak #121 – Sesudut Bukittinggi Selepas Bergolak|url=https://niadilova.wordpress.com/2013/01/28/minang-saisuak-121-sesudut-bukittinggi-selepas-bergolak/|website=Dr. Suryadi {{!}} LIAS - SAS Indonesië, Universiteit Leiden, Belanda|language=en|access-date=2021-09-19}}</ref>
== Lihat pula ==
Baris 16 ⟶ 22:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
[[Kategori:Kota Bukittinggi]]
[[Kategori:Monumen di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan dan struktur di
|