Yayasan Lontar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 37:
* Lontar: Buku-buku yang diterbitkan oleh di bawah nama Lontar terutama adalah terjemahan sastra Indonesia. Judul-judul non-sastra terpilih mungkin pula dapat dipertimbangkan diterbitkan di bawah naungan nama Lontar, terutama judul-judul yang dinilai berharga dalam peningkatan pengetahuan mengenai bahasa, sastra dan budaya Indonesia.
* Amanah: Divisi ini menerbitkan buku-buku Yayasan Lontar yang berbahasa Indonesia, umumnya buku-buku yang telah dikumpulkan Yayasan Lontar dalam perjalanannya mengembangkan penerbitan berbahasa Inggris.
* Godown: secara khusus menerbitkan buku-buku mengenai Indonesia yang bahasa aslinya ditulis dalam bahasa Inggris. Tulisan tersebut dapat berupa puisi, prosa, memoar, atau genre sastra lainnya. Melalui Godown, Lontar menyediakan sebuah wahana bagi publikasi karya-karya bagus yang diminati oleh kalangan Indonesianis yang mungkin tidak bisa dipertimbangkan penerbitannya oleh penerbit-penerbit komersilkomersial.
Dalam pemilihan naskah yang akan diterbitkan, Lontar mempertimbangkan untuk jangka panjang, dengan memilih teks-teks yang mungkin telah atau akan memiliki nilai penting dalam sejarah dan secara khusus, sejarah sastra Indonesia. Selain itu, Lontar berharap dapat memperlihatkan sifat multi-faset dari budaya Indonesia melalui buku-buku yang diterbitkannya.
 
Adapun, program-program Divisi Penerbitan antara lain:
 
==== Seri The Modern Library of Indonesia ====
Seri terjemahan karya sastra Indonesia yang dianggap baik dan penting. Beberapa karya yang sudah terbit:
 
Baris 71:
* Satu Abad Puisi Indonesia
 
==== Illuminations: Dokumentasi Tradisi Tulis di Indonesia ====
Pada 1991 Yayasan Lontar melakukan surveysurvei di perpustakaan-perpustakaan utama dunia yang memiliki arsip manuskrip-manuskrip Nusantara. Hampir 1000 bentuk [[manuskrip]] Indonesia berhasil dilacak pada waktu itu. Yayasan Lontar juga mengumpulkan esai-esai hasil karya para ahli atau peneliti dari dalam dan luar negeri mengenai tradisi tulis di Indonesia. Puncak kegiatan proyek ini adalah penerbitan buku berjudul ''Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia''.
 
''Illuminations: The Writing Traditions of Indonesia'' disusun dan disunting oleh Ann Kumar dan John H.McGlynn, berisi kumpulan esai dan foto-foto manuskrip Nusantara yang berasal dari koleksi [[Perpustakaan Nasional Republik Indonesia]]. Kontributor esai pada buku ini adalah: Mastini Hardjoprakoso, Thomas M. Hunter Jr., Supomo Suryohudoyo, A.H. Johns, Henry Chambert Loir, Ian Proudfoot, Virginia Hooker, Mark Durie, Annabel Teh Gallop, Edi S. Ekadjati, Raechelle Rubinstein, Th. C. van der Meij, T.E. Behrend, Bernard Arps, Roger Tol, Uli Kozok, Alan Feinstein.
Baris 93:
* The Preservation of Manuscripts in Indonesia
 
==== On the Record: Dokumentasi Tradisi Seni Pertunjukan Nusantara ====
Tradisi lisan dalam sejarah Nusantara tidak sekadar merupakan media penuturan, melainkan bagian penting dari pewarisan sebuah budaya dan kearifan lokal kepada generasi berikutnya, terutama ketika budaya tulis belum ada.Namun karena penuturan tradisi lisan melibatkan ekspresi yang unik dan tidak beraturan (manasuka), keberlangsungannya bergantung pada kemauan para praktisinya untuk meneruskannya. Hampir tidak dapat dihindarkan, perubahan sosial di Indonesia yang sangat cepat selama beberapa dekade terakhir, telah menyebabkan beberapa akar tradisi, termasuk tradisi lisan di berbagai kelompok etnik telah tercerabut paksa. Dasar ritual dan sosial tradisi-tradisi lisan telah sangat dilemahkan dan, ketika para penutur epik lisan dan nyanyian ritual semakin langka, pengetahuannya akan lenyap tanpa bekas.
 
Baris 131:
* Wor (Papua, Biak)
 
==== On the Record: Video Biografi Sastrawan Indonesia ====
Dalam usaha memperkenalkan sastra Indonesia dan para penciptanya, Yayasan Lontar memproduksi 24 buah film mengenai para penulis Indonesia. Film-film tersebut menawarkan kepada pemirsa suatu pandangan langsung kepada pribadi-pribadi di balik buku-buku yang mereka tulis. Pemirsa dapat mendengar secara langsung mengenai kenangan-kenangan masa lalu dan pikiran-pikiran mereka. Setiap film disunting menjadi berdurasi sekitar 24 menit. Detail lebih lengkap tersimpan di arsip Perpustakaan Digital Lontar.
 
Baris 152:
* [[Rendra]]
* [[Sapardi Djoko Damono]]
* [[Sariamin Ismail|Selasih]]
* [[Sitor Situmorang]]
* [[Soeman Hasibuan]]
Baris 160:
* [[Umar Kayam]]
 
==== Old Postcards, “Former Points of View”: Sejarah Indonesia dalam Kartu Pos ====
Memperingati setengah abad kemerdekaan Indonesia, pada 1995 Yayasan Lontar menerbitkan buku [[''Former Points of View: Postcards & Literary Passages from Pre-Independence Indonesia'']]. Buku tersebut berisi 1067 kartu pos hasil riset dan dokumentasi tentang gambaran kehidupan masyarakat Indonesia pra kemerdekaan: tradisi musik, tarian, seni kriya; upacara pemakaman atau perayaan keagamaan tahunan; hingga aspek kehidupan sehari-hari seperti gambaran para pedagang dan tukang kredit barang yang pada masa itu menyebar hingga ke pelosok-pelosok. Buku tersebut disusun oleh Stephen Grant.
 
==== The New Order: Issues, Images, and Incidents: Orde Baru dalam ulasan peristiwa dan gambar ====
Pada bulan Mei 1998, Presiden Soeharto, secara tiba-tiba lengser keprabon (mengundurkan diri dari tampuk kekuasaan) setelah berkuasa selama lebih dari tiga puluh tahun. Pada saat itu Indonesia sedang dilanda krisis politik dan ekonomi yang sangat parah.
 
Baris 174:
Foreword buku tersebut ditulis oleh President [[Jimmy Carter]],Introduction oleh [[Taufik Abdullah]], Preface oleh Goenawan Mohamad, dan Afterword oleh [[Ignas Kleden]]. Adapun kontributor essainya antara lain: [[A.H. Nasution]], [[Ajip Rosidi]], [[Arief Budiman]], [[Arswendo Atmowiloto]], [[Asmara Nababan]], [[Benny Subianto]], [[Chris Siner Key Timu]], [[David Bourchier]], [[Douglas Ramage]], [[Emmy Hafild]], [[Eros Djarot]], [[Feisal Ismail]], [[Gerry van Klinken]], [[H.S. Dillon]], [[Hardoyo]], [[Hermawan Sulistyo]], [[Ignas Kleden]], [[J. Soedradjad Djiwandono]], [[J.R.G. Jopari]], [[João M. Saldanha]], [[Joseph Adi Prasetyo]], [[Joshua Barker]], [[Jusuf Wanandi]], [[Juwono Sudarsono]], [[Kartono Mohamad]], [[Kay Rala Xanana Gusmão]], [[Loren Ryter]], [[Miriam Budiardjo]], [[Moerdiono]], [[Mohamad Sadli]], [[Ong Hok Ham]], [[Pramoedya Ananta Toer]], [[Putu Suasta]], [[R.B. Soehartono]], [[Ridwan Saidi]], [[Sabam Sirait]], [[Saskia Wieringa]], [[Sidney Jones]], [[Sri Soemantri]], [[Tinuk Yampolsky]], [[Ulil Abshar-Abdallah]], [[Yusuf Hasyim]].
 
==== Historical Memory: Dampak Peristiwa Tahun 1965 ====
 
Pada 2000-2004 para peneliti yang dikontrak oleh Yayasan Lontar mewawancarai 145 orang yang kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh berbagai peristiwa pada tahun 1965.
Baris 184:
* ''Di Negeri Orang'', sebuah buku berisi kumpulan puisi karya para penyair Indonesia eksil.
 
==== Satu Abad Drama Indonesia ====
Pada tahun 2001, Yayasan Lontar mulai mengumpulkan naskah drama Indonesia. Ratusan naskah drama dalam rentang satu abad telah dikumpulkan. Dari ratusan naskah tersebut, dewan penyunting serta dewan penasihat memilih 50 naskah drama, yang dianggap mewakili berbagai isu yang beredar dalam kehidupan masyarakat Indonesia dan telah dipentaskan di atas panggung selama abad ke-20. Lima puluh naskah tersebut disunting dan diterbitkan dalam empat jilid [[Antologi Drama Indonesia]]. Sejumlah 34 naskah dipilih untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam 3 jilid [[The Lontar Anthology of Indonesian Drama]]. Keduanya terbit pada 2010.
 
Baris 206:
 
[[Kategori:Organisasi di Indonesia]]
[[Kategori:Yayasan di Indonesia]]