Afdeling Midden Celebes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Toposopamona (bicara | kontrib)
→‎Sejarah: Perbaikan Tanda ''Kutipan''
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Dikembalikan ke revisi 22865960 oleh Arya-Bot (bicara): Butuh rujukan valid(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(18 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
 
Pada tanggal 1 Januari 1926, Afdeling Midden Celebes dimasukkan ke dalam wilayah administrasi [[Karesidenan Manado]], bersama dengan [[Afdeling Manado]] dan [[Afdeling Gorontalo]]. Afdeling Midden Celebes terdiri dari lima [[onderafdeling]], yaitu [[Donggala|Onderafdeling Donggala]], [[Kota Palu|Palu]], [[Poso]], [[Tolitoli]], dan [[Parigi Moutong|Parigi]].<ref name=WP56>{{cite web|url=http://www3.qeh.ox.ac.uk/pdf/crisewps/workingpaper56.pdf|title=State formation, decentralisation and East Sulawesi province: Conflict and the politics of transcending boundaries in Eastern Indonesia|website=CRISE|author=Tirtosudarmo, Riwanto|date=Oktober 2008|access-date=3 Desember 2016|archive-date=2016-12-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20161220170720/http://www3.qeh.ox.ac.uk/pdf/crisewps/workingpaper56.pdf|dead-url=yes}}</ref><ref name=BGK1>{{cite book|title=Sejarah Kerajaan Bungku|last1=Mahid|first1=Syakir|authorlink1=Syakir Mahid|last2=Sadi|first2=Haliadi|authorlink2=Haliadi-Sadi|last3=Darsono|first3=Wilman|authorlink3=Wilman Darsono|publisher=Penerbit Ombak|location=Yogyakarta|pages=297-298|ISBN=978-602-7544-09-3|date=2012|accessdate=3 Desember 2016}}</ref>
 
==Sejarah==
Wilayah sepanjang pesisir barat Sulawesi Tengah, dari Kaili hingga [[Tolitoli]], ditaklukkan oleh [[Kerajaan Gowa]] sekitar pertengahan abad ke-16 di bawah kepemimpinan Raja [[Tunipalangga]].{{sfnm|1a1=Druce|1y=2009|1pp=232–235|2a1=Druce|2y=2009|2p=244}} Wilayah di sekitar [[Teluk Palu]] merupakan pusat dan rute perdagangan yang penting, produsen [[minyak kelapa]], dan "pintu masuk" ke pedalaman Sulawesi Tengah.{{sfn|Henley|2005|p=72}} Di sisi lain, daerah Teluk Tomini sebagian besar berada di bawah kekuasaan [[Kerajaan Parigi]]. Pada tahun 1824, perwakilan [[Kerajaan Banawa]] dan [[Kerajaan Palu]] menandatangani ''Korte Verklaring'' (Perjanjian Pendek) dengan pemerintah kolonial.{{sfn|Henley|2005|p=232}} Kapal-kapal Belanda mulai sering berlayar di bagian selatan Teluk Tomini setelah tahun 1830.{{sfn|Henley|2005|p=222}}
 
Pada tahun 1800an, tokoh [[Hindia Belanda]], Adriani dan Kruyt dalam buku mereka yang berjudul ''De Bare'e-sprekende Toradja's van Midden-Celebes'' mengistilahkan istilah ''Toradja''(Toraja) untuk sebagian kecil orang yang hidup seperti yang sekarang ini disebut "[[Tunawisma|gelandangan]]".<ref>De bare'e-sprekende toradja's van midden-celebes, SERIES ''[https://www.opacperpus.sonobudoyo.com/index.php?keywords=Suku%20bare%27e&search=search]", Diakses 5 Maret 2023.</ref>
 
Di wilayah Sulawesi bagian [[Kabupaten Poso|Poso]] dan [[Kabupaten Tojo Una-Una|Tojo]], dahulunya ada istilah Toraja diciptakan [[Hindia Belanda|Belanda]] untuk menamakan [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] (Bare'e-Stammen ; Alfouren) yang masih beragama Lamoa (Tuhan PueMpalaburu), tetapi masih sangat banyak juga [[Kerajaan Tojo|Suku Bare'e]] yang beragama Lamoa yang ikut [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] yang ber[[agama Islam]] (Mohammadisme) karena Suku Bare'e tersebut tidak cocok dengan gaya hidup orang [[Hindia Belanda|Belanda]] yang berkulit putih dan berambut kuning, dan Alfouren yang mau ikut [[Hindia Belanda|Belanda]] inilah yang disebut dengan istilah Toraja (Toradja).
 
Alfouren yang bergaya hidup seperti [[Gelandangan]] yang diistilahkan [[Hindia Belanda|Belanda]] dengan istilah ''Toradja'' tersebut harus meninggalkan kebiasaan dari suku lama mereka yaitu [[Suku Bare'e]] (''Bare'e-Stammen''), karena [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] telah banyak yang ber[[agama Islam]] sehingga bagi pihak [[Hindia Belanda|Belanda]] kemudian mengistilahkan "[[Van Heiden Tot Christen]]"<ref>Van Heiden tot Christen, dari agama suku masuk agama kristen ''[https://opacperpus.sonobudoyo.com/index.php?p=show_detail&id=12735&keywords=]", Diakses 31 Mei 2023.</ref>
untuk penduduk asli suatu wilayah yang wilayahnya dinamakan Belanda dengan nama [[Grup Poso-Tojo]] yang memiliki nama lain Toraja Poso-Tojo, atau Toraja Timur (Toradja Bare'e) dengan [[Orang Tojo|Suku Bare'e]] sebagai suku asli pemilik wilayah tersebut, dan istilah "[[Van Heiden Tot Christen]]" sudah sangat dikenal di wilayah [[Grup Poso-Tojo]], dan orang Toradja (istilah bagi orang Bare'e yang bukan ber[[agama Islam]]) ini kemudian diberi makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan pengajaran [[Agama Kristen]].
 
Pada periode tersebut, Sulawesi Tengah berada di bawah yurisdiksi [[Afdeling Gorontalo]], yang berpusat di Gorontalo. [[G. W. W. C. Baron van Höevell]], [[Afdeling Gorontalo|Asisten Residen Gorontalo]], khawatir pengaruh Islam yang begitu kuat di Gorontalo akan meluas ke wilayah Sulawesi Tengah—yang saat itu masih belum dimasuki [[agama samawi]], dan penduduknya sebagian besar masih pagan, penganut [[animisme]], dan memeluk agama suku{{sfn|Noort|2006|p=28}}.
 
== Referensi ==