Jindan Novel Jindan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox person
|honorific_prefix = [[Habib]]
|name = Habib Jindan bin Novel bin Salim Jindan
|honorific_suffix = [[Jindan]]
|image = Habib_Jindan.jpg
|image_size =
|caption =
|native_name = جندان
|native_name_lang = Ar
|birth_name = Jindan
|birth_date = {{birth date and age|1977|12|21|mf=y}}
|birth_place = [[Sukabumi]]
Baris 40:
|party =
|boards =
|religion = [[Islam]]
|denomination = [[Islam Sunni|Sunni]] ([[Syafi'i]])
|spouse =
|children =
|parents = Novel bin [[Salim bin Djindan|Salim]] [[Jindan]] (ayah)
|relatives = Ahmad bin Novel bin [[Jindan]] (adik laki-laki)
{{br}}Salim bin Salahuddin bin [[Jindan]] (sepupu laki-laki)
Amiroh (adik perempuan)
|awards =
|website =
Baris 52:
}}
 
Habib '''Jindan bin Novel bin Salim bin [[Jindan]]''', dilahirkan di ({{lahirmati|[[Sukabumi]] tanggal |21 Desember |12|1977}} atau bertepatan dengan 10 [[Muharram]] 1398 [[Hijriah]],) adalah da'i, ulama, dan pimpinan Yayasan Al Fachriyah, [[Tangerang]], [[Banten]].<ref>{{cite web|url=http://www.alfachriyah.org/tokoh-dan-pengajar-al-fachriyah/habib-jindan-bin-novel-bin-jindan/|title=Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan - Tokoh dan Pengajar Al Fachriyah|date=20 Juni 2014}}</ref> DiaBeliau adalah cucu dari Habib [[Salim bin Djindan|Salim]] bin Ahmad bin [[Jindan]], seorang pejuang dakwah di Betawi pada tahun [[1906]]-[[1969]] yang berjuluk "Singa Podium".
 
== Nasab ==
[[Nasab]] lengkapnya adalah Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad bin Husain bin Soleh bin Abdullah bin [[Jindan]] bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin syeikhonSyeikhon bin [[Abubakar bin Salim|Asy-Syaikh Abi Bakr]] bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Asy-Syaikh Abdurrahman [[Assegaf|As-Seggaf]] bin Muhammad Maula Ad-Dawilah bin Ali Maul Ad-Dark bin Alwi Al Ghuyyur bin [[Muhammad al-Faqih Muqaddam|Al Ustadz Al A’dzom Al Faqih Al Muqaddam Muhammad]] bin Ali bin [[Muhammad Shahib Al MurbathMirbath]] bin [[Ali Khola’Khali' QosamQasam]] bin Alwi bin Muhammad Maula Showma’ahShowmah bin Alwi bin [[Ubaidillah bin Ahmad|Ubaidillah]] Albin [[Ahmad al-Muhajir]] bin [[Isa Arar-Rumi]] bin [[Muhammad Anan-Naqib]] bin [[Ali bin Ja'far|Ali Al ‘Uraidh‘Uraidhi]] bin Ja’far[[Ja'far Ashash-Shadiq]] bin [[Muhammad Al al-Baqir]] bin [[Ali bin Husain|Ali Zainal Abidin]] bin Al[[Husain bin Ali|Husain]] bin [[Ali bin Abi Thalib]] dan [[Fatimah az-Zahra|Fathimah Azaz-ZhraZahra]] binti Rasulullah [[Muhammad]] Shalallahu ‘alaihi wa aalihi wa shahbihi wasallam.
 
== Latar Belakang ==
Jindan bin Novel pernah bersekolah di SD Islam Meranti, kemudian melanjutkan ke [[Jamiat Kheir|Madrasah Jam’iyatul Khair]] Tanah Abang, dan kemudian ke [[Dar-al Musthafa|Darul Musthafa]] di Tarim, [[Hadramaut]]. Sejak muda, sepulang sekolah, Habib Jindan selalu belajar pada habib dan ulama di Jakarta, seperti di madrasah Tsaqafah Islamiyah yang diasuh oleh Habib Abdurrahman bin Ahmad [[Assegaf]] dan puteranya, Ustadz Abu Bakar [[Assegaf]]. Habib Jindan juga pernah belajar bahasa arab di Kwitang (Senen, Jakarta Pusat) di tempat Habib Muhammad bin Ali Al-Habsyi, dengan guru-guru setempat.
 
Selain itu, pada sorenya ia sering mengikuti Rauhah yang digelar oleh Majelis Ta’lim Habib Muhammad Al Habsyi. Di majelis itu, banyak habib dan ulama yang menyampaikan pelajaran-pelajaran agama, seperti Habib Abullah Syami’ Al-Athas, Habib Muhammad Al Habsy. Ustadz Hadi [[Assegaf]], Habib Muhammad MulachelaMaulakhailah, Ustadz Hadi Jawwas, dan lain-lain.
 
=== Guru-guru ===
Guru-guru Habib Jindan selengkapnya adalah:
# Al Qutb Al Habib Abdul Qodir bin Ahmad [[Assegaf|As Seggaf]]
# Al Walid Al Habib Novel bin Salim bin Ahmad bin [[Jindan]]
# Al Habib Muhammad bin Ali binAbdurahmanbin Abdurahman Al Habsyi
# Al Habib Hasan bin Abdullah Asy Syatiry
# Al Habib Salim bin Abdullah Asy Syatiry
# Al Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi [[Bin Shahabuddin|bin SyahabShahab]]
# Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith
# As Sayyid [[Muhammad bin Alawi al-Maliki|Muhammad bin Alwi Al Maliki]]
# Al Habib Ali Masyhur bin Muhammad bin Salim bin Hafidz
# Al Habib [[Umar bin Hafidz|Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz]]
# Al Habib muhammadMuhammad bin Husein Ba’abud
# Al Habib Ali bin muhammad bin Husein Ba’abud
# Al Habib Syeikh bin Ahmad bin As Syeikh Abi Bakar[[Abubakar bin Salim]]
# Al Habib abdulqodir jailani bin Abubakar almasyhural-Masyhur
# Al Habib muhammadMuhammad bin hamidHamid baalawiBaalawi, imamImam masjidMasjid baalawyBaalawi tarim[[Tarim]]
# Al Habib Muhammad Saad bin Alwi Al Idrus
# Mufti Huraidhoh Al Habib Ali bin Muhammad bin Salim Al attasAttas
# Al Habib Abdullah Syami Al Attas
# Asy Syekh fadhelFadhil bin abdurrahmanAbdurrahman bafadhelBafadhal
# Asy Syekh muhammadMuhammad aliAli baudhonBaudhon
# yang mulia Ustadzah Nur Baiti dari jakarta
 
== Kegiatan Dakwah ==
Habib Jindan memimpin [[Yayasan Al Fachriyah]] Al Habib Novel bin Salim bin Jindan, menjadi anggota inti Majelis Syura yang dibentuk dan ditunjuk oleh [[Habib [[Umar bin HafizhHafidz]], menjadi penasehat Majelis Silaturahmi ulama dan habaib kota Tangerang, dan menjadi anggota senior Majelis Alwafa Bi Ahdillah. Majelis rutin yang diadakan ayah limatujuh anak ini antara lain: pengajian dua minggu sekali, Rabu sore di Majelis Taklim Darul Musthofa Al Habib Muhammad Al Atthas di Condet. Pengajian malam jumat di Yayasan Al Fachriyah Ciledug.
 
=== Sumber Inspirasi ===
Saat pertama kali pulang dari Tarim Hadramaut, Yaman. Habib Jindan diperintahkan untuk berziarah ke para habib sepuh yang ada di Jakarta, Bogor, dan sekitarnya. Ayahandanya yang adalah anak dari ulama besar, Habib Salim Jindan, mendorongnya untuk berdakwah.
 
Masukan, didikan, dan motivasi ayahanda, dirasakan sampai sekarang. “Ikhlaskah dalam berdakwah. Apa yang keluar dari hati akan sampai ke hati”, kata Habib Jindan menirukan abahnya. Habib Novel bin Salim Jindan memang dikenal sebagai oratur ulung sebagaimana abahnya, [[Salim bin Djindan|Habib Salim bin Jindan]].
 
=== Penerus Singa Podium ===
Habib Jindan, telah mewarisi legenda Sang Datuknya, Habib [[Salim bin Ahmad bin JindanDjindan]], sebagai ‘Singa Podium’ dari Betawi. Ceramahnya enak di dengar dan mengalir penuh untaian mutiara yang menyejukan pendengarnya. Contohnya adalah saat haul Masyayaikh ke-42 di Langitan, Tuban. Meskipun saat menyampaikan ceramah sedang hujan deras, namun hadirin masih di tempatnya, meski terkadang sebagian baju mereka terguyur hujan. Habib Jindan juga dikenal sebagai penterjemah bahasa Arab ke bahasa Indonesia yang andal, terutama saat gurunya, Habib [[Umar bin HafizHafidz]] mengadakan safari dakwah ke Indonesia. Ia biasa menterjemahkan dalam waktu yang hampir bersamaan dengan ucapan gurunya.
 
== Catatan kaki ==
Baris 101:
{{reflist|colwidth=30em|refs=}}
 
== Daftar pustakaPustaka ==
; Website
{{refbegin|1}}