Gelar kehormatan Melayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Ariandi Lie (bicara | kontrib) k Membatalkan 1 suntingan oleh 175.141.174.62 (bicara) ke revisi terakhir oleh Badak Jawa(Tw) Tag: Pembatalan |
||
(31 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Bahasa Melayu]] memiliki gelar dan [[gelar kehormatan]] dengan sistem yang kompleks, yang masih digunakan secara luas di [[Malaysia]], [[Brunei Darussalam|Brunei]]. Di [[Singapura]]
[[Indonesia]], sementara itu, meskipun sebuah [[Republik]], mengakui [[penguasa turun-temurun]] beberapa [[sistem aristokrat]], sebagian besar orang-orang yang mendukung gerakan [[Kemerdekaan 1945]]. Istri dari almarhum mantan presiden [[Soeharto]], misalnya, adalah [[Siti Hartinah|Raden Ayu Siti Hartinah]], bukan sebagai beberapa orang yang mengatakan, Nyonya Suharto. (Di bawah Belanda di Jawa, sama, keturunan Majoors, Kapiteins dan Luitnens der Chinezen yang berhak atas gelar keturunan "Sia".) Pada 1930, pemerintah kolonial menghapuskan gelar ini dan [[feodalisme]] Peranakan, selama pelaksanaan "kebijakan sosial" mereka, yang tujuannya adalah membangun masyarakat yang lebih [[egaliter]].
Hari ini, [[Malaysia]], [[Brunei]] dan beberapa [[provinsi di Indonesia]] [[gelar kehormatan]] dan kehidupan masih teratur diberikan.{{cn}}
Urutan yang harus digunakan ketika secara resmi menulis atau menangani nama seseorang adalah sebagai berikut:
[[Gelar kehormatan]], [[peringkat profesional]], [[Gelar keturunan Kerajaan]], [[Gelar Federal]], [[Gelar Negara]], [[Gelar keturunan non-kerajaan]], [[Doktor]] (obat atau [[filsafat]]), [[Haji]]/[[Hajjah]] (untuk pria muslim dan wanita yang telah melakukan [[ibadah haji]]), Nama.
Sebuah "gaya" yang dilakukan berdasarkan gelar kerajaan selalu mengalahkan yang dibawa oleh gelar non-kerajaan. [[Bangsawan]] Pria dapat memilih untuk menambahkan "[[al-Haj]]" untuk nama mereka daripada menggunakan "Haji".
== Kerajaan Melayu ==
Gelar keturunan berikut dan disediakan untuk keluarga kerajaan dari sembilan negara kerajaan di kerajaan Malaysia dan Brunei.
=== Malaysia ===
* ''Kebawah Duli Yang Maha Mulia'' (KDYMM) digunakan untuk Yang di-Pertuan Agong dan para penguasa negara bagian. Gelar itu mengacu pada para penguasa yang tunduk pada Hukum Tuhan, di mana kekuatan mereka lebih kecil daripada debu jika dibandingkan dengan kekuasaan [[Allah]]. Namun, Yang di-Pertuan Agong juga menggunakan prefiks "Seri Paduka Baginda".
==== Federal ====
Gelar bangsawan dan penguasa Malaysia:
* [[Yang di-Pertuan Agong]] adalah gelar resmi penguasa seluruh Malaysia, dipilih di antara dari sembilan penguasa kerajaan di Malaysia. Ia bergelar ''Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda''.
*[[Timbalan Yang di-Pertuan Agong]] adalah gelar resmi wakil penguasa seluruh Malaysia yang juga dipilih dari sembilan penguasa kerajaan. Ia bergelar ''Kebawah Duli Yang Maha Mulia''.
* [[Raja Permaisuri Agong]] adalah gelar resmi permaisuri Malaysia. Ia bergelar ''Kebawah Duli Yang Maha Mulia Seri Paduka Baginda''.
* [[Yang di-Pertua Negeri]] (YDPN) bukanlah gelar kerajaan, tetapi gelar "Kepala Negara" (setara gubernur) untuk negara bagian [[Penang]], [[Melaka]], [[Sabah]] dan [[Sarawak]] yang tidak memiliki penguasa turun-temurun. Yang di-Pertua Negeri ditunjuk oleh [[Yang di-Pertuan Agong]]. Mereka bergelar ''Tuan/Puan Yang Terutama''.
Untuk warga negara :
* Tun adalah gelar yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Pada masa yang lalu, gelar Tun adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada tokoh bangsawan keturunan raja. Namun dimasa sekarang gelar Tun diberikan atas kehendak dari Yang di-Pertuan Agung untuk warga negara yang dianggap berjasa pada bangsa dan negara. Penggunaan gelar Tun diiringi dengan penganugerahan tanda jasa Darjah yang mulia Pangkuan Negara kelas pertama (SMN) dan tanda jasa Darjah Setia Mahkota kelas pertama (SSM). Contoh penggunaan gelar Tun :
** Yang Amat Berbahagia Tun [[Abdullah Ahmad Badawi]], SMN
** Yang Amat Arif Tun [[Tengku Maimun Tuan Mat|Tengku Maimun Tan Mat]], SSM
* Tan Sri adalah gelar tertinggi kedua tingkat federal Malaysia. Gelar Tan Sri diberikan atas kehendak dari Yang di-Pertuan Agung untuk warga negara yang dianggap layak untuk menerimanya. Penggunaan gelar Tan Sri diiringi dengan penganugerahan tanda jasa Darjah yang mulia Pangkuan Negara kelas kedua (PMN) dan tanda jasa Darjah Setia Mahkota kelas kedua (PSM).Contoh penggunaan gelar Tan Sri :
** Tan Sri [[Abang Johari Openg|Abang Abdul Rahman Johari Abang Openg]], PMN
** Tan Sri [[Mohamad Ariff Md Yusof]], PSM
** Tan Sri [[P. Ramlee]]
* Datuk, adalah gelar kehormatan yang diberikan oleh Yang di-Pertuan Agong Malaysia kepada setiap penerima tanda jasa Darjah Panglima Jasa Negara (PJN). Contoh penggunaan gelar Tan Sri :
** Datuk [[Azhar Azizan Harun]], PJN
** Datuk Nor Azimah binti Abdul Aziz, PJN
=== Brunei ===
Gelar dan sapaan dari anggota dinasti penguasa negara Brunei:<ref name="royalark">{{cite web|url=http://4dw.net/royalark/brunei.php|title=brunei|publisher=|access-date=2017-01-17|archive-date=2014-01-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140102194011/http://4dw.net/royalark/brunei.php|dead-url=no}}</ref><ref name="royalforum">{{cite web|url=http://www.theroyalforums.com/forums/f71/royal-titles-27039.html|title=Royal Titles – The Royal Forums|publisher=|access-date=2017-01-17|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816064154/https://www.theroyalforums.com/forums/f71/royal-titles-27039.html|dead-url=no}}</ref>
* [[Sultan]]: ''Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda [[Sultan]] dan [[Yang di-Pertuan Negara]] [[Brunei Darussalam|Brunei]] Darussalam''
* [[Permaisuri]]: ''Raja Isteri''. Gelar lengkap: ''Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Raja Isteri''. Gelar ini disandang oleh istri utama Sultan Brunei.
* Istri-selir: ''Pengiran Isteri''. Gelar lengkap: ''Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Isteri''. Gelar ini disandang oleh istri Sultan Brunei yang kedudukannya berada di bawah permaisuri.
* Purna Sultan: ''Begawan Sultan''. Gelar lengkap: ''Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Begawan [[Sultan]]''. Gelar ini disandang oleh sultan yang telah turun tahta. Gelar ini terakhir kali disandang oleh [[Omar Ali Saifuddien III dari Brunei|Almarhum Sultan Omar Ali Saifuddien III]] yang turun tahta untuk putranya.
* [[Ibu suri|Ibu Suri]] (Purna Permaisuri): ''Begawan Raja Isteri''. Gelar lengkap: ''Duli Yang Teramat Mulia Paduka Suri Seri Begawan Raja Isteri''. Gelar ini terakhir kali disandang oleh Raja Isteri Pengiran Anak Hajah Damit.
* [[Pangeran]]: ''Pengiran.'' Gelar yang disandang oleh orang yang telah menikah yang memiliki hubungan darah dan pernikahan dengan kerajaan, tidak hanya terbatas pada keturunan sultan. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang hanya mengkhususkan pangeran (''pengiran'') hanya untuk laki-laki, di Brunei, gelar ini dapat disandang oleh laki-laki dan perempuan. Hal ini menjadikan gelar ''pengiran'' dapat disejajarkan dengan ''putri'' dalam bahasa Indonesia.
** Putra Mahkota: ''Pengiran Muda Mahkota''. Gelar lengkap: ''Duli Yang Teramat Mulia Duli Paduka Seri Pangiran Muda Mahkota''.
** Anak laki-laki Sultan selain putra mahkota (Pangeran): ''Pengiran Muda''. Gelar Lengkap: ''Yang Teramat Mulia Paduka Seri Duli Pangiran Muda''.
** Menantu perempuan Sultan: ''Pengiran Anak Istri''.
** Anak perempuan Sultan (Putri): ''Pengiran Anak Puteri''.
** Cucu Sultan: ''Pengiran Anak''. Gelar ini disandang oleh anak dari Pangeran (''Pengiran Muda'') dan Putri (''Pengiran Anak Puteri''), kecuali anak dari Putra Mahkota (''Pengiran Muda Mahkota''). Gelar ini hanya dapat disandang sampai generasi kelima. Setelahnya gelar yang disandang hanya ''Pengiran''. Untuk ''pengiran'' dan orang biasa, mereka akan mendapat gelar ''Pengiran Anak'' apabila mereka menikah dengan keluarga kerajaan. Gelar ini akan lepas bila mereka bercerai.
*** ''Pengiran Isteri'' gelar untuk istri pangeran, biasanya yang memiliki darah kerajaan
*** ''Pengiran Bini'' gelar untuk istri pangeran yang tidak memiliki darah kerajaan
*** ''Pengiran Babu Raja'' gelar bagi ibu permaisuri (''raja isteri'')
* Gelar bagi anak-anak yang belum menikah
** ''Awangku'' gelar bagi anak laki-laki ''pengiran'' yang belum menikah.<ref name="kamus">{{cite web |title=pengiran |url=http://prpm.dbp.gov.my/Search.aspx?k=pengiran |work=Malay Dictionary |publisher=[[Dewan Bahasa dan Pustaka]] |accessdate=10 June 2011 |archive-date=2017-01-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170118220038/http://prpm.dbp.gov.my/Search.aspx?k=pengiran |dead-url=no }}</ref>
** ''Dayangku'' gelar bagi anak perempuan ''pengiran'' yang belum menikah.<ref name="kamus" />
== Referensi ==
Baris 17 ⟶ 60:
== Pranala luar ==
* [http://thestar.com.my/special/honours/ "Special list of federal and state honours", awarded
* [http://www.lion.com.my/lionwebsite/Newsletter.nsf/0/91c695d060aa9bf548256d2d002635ce?OpenDocument Correct Forms of Address in
* [http://www.malaysianbar.org.my/legal/general_news/selangor_sultan_strips_trader_of_title.html "Selangor Sultan strips trader of title"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130502052844/http://www.malaysianbar.org.my/legal/general_news/selangor_sultan_strips_trader_of_title.html |date=2013-05-02 }}, Aug2007, ''Malaysian Bar''
* [http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2008/5/20/nation/20080520200235&sec=nation "NasionCom founder charged with graft"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121011002444/http://thestar.com.my/news/story.asp?file=/2008/5/20/nation/20080520200235&sec=nation |date=2012-10-11 }}, 20 May 2008, ''The Star''
[[Kategori:Melayu]]
[[Kategori:Malaysia]]
[[Kategori:Brunei]]
|