Pengolahan tanah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
'''Pengolahan tanah''' adalah proses di mana [[tanah]] digemburkan dan dilembekkan dengan menggunakan [[bajak]] ataupun [[garu]] yang ditarik dengan berbagai [[tenaga pertanian|sumber tenaga]], seperti [[tenaga manusia]], [[hewan pekerja|tenaga hewan]], dan [[mesin pertanian]] ([[traktor]]). Melalui proses ini, kerak tanah teraduk, sehingga [[udara]] dan [[cahaya matahari]] menyentuh tanah lebih dalam dan meningkatkan [[kesuburan tanah|kesuburannya]]. Sekalipun demikian, tanah yang sering digarap sering menyebabkan kesuburannya berkurang.
Pengolahan tanah yang lebih dalam dan lebih teliti diklasifikasikan sebagai pengolahan primer, dan pengolahan tanah yang lebih dangkal dan kadang-kadang lebih selektif lokasi adalah pengolahan sekunder. Pengolahan tanah primer seperti pembajakan cenderung menghasilkan permukaan akhir yang kasar, sedangkan pengolahan sekunder cenderung menghasilkan permukaan akhir yang lebih halus, seperti yang diperlukan untuk membuat persemaian yang baik untuk banyak tanaman. ''Harrowing'' dan ''rototilling'' sering menggabungkan pengolahan tanah primer dan sekunder menjadi satu proses.
"''Tillage''" juga bisa berarti tanah yang diolah. Kata "kultivasi" memiliki beberapa pengertian yang secara substansial tumpang tindih dengan "pengolahan tanah". Dalam konteks umum, keduanya bisa merujuk pada pertanian. Dalam pertanian, keduanya bisa mengacu pada segala jenis agitasi tanah. Selain itu, "budidaya" atau "budidaya" dapat merujuk pada pengertian yang lebih sempit dari pengolahan tanah sekunder yang dangkal dan selektif di ladang tanaman baris yang membunuh [[gulma]] sambil merawat tanaman.
== Sistem pengolahan tanah ==
Sistem pengolahan tanah terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan seberapa banyak [[residu tanaman]] yang diangkat dari lahan pertanian. Di Amerika Serikat sejak tahun 1997, sistem pengolahan tanah konservasi semakin banyak digunakan<ref>{{cite web|title=CONSERVATION TILLAGE IN THE UNITED STATES: AN OVERVIEW|work=okstate.edu|url=http://agecon.okstate.edu/isct/labranza/walters/conservation.doc|publisher=Institute of Agriculture and Natural Resources, University of Nebraska – Lincoln U.S.A.|page=Figure 2|accessdate=8 July 2013}}</ref><ref name=CRM>{{cite web|work=ctic.purdue.edu|url=http://www.ctic.purdue.edu/CRM|title=National Crop Residue Management (CRM) Survey Summary (various years)|publisher=Conservation Technology Information Center.|access-date=2013-12-11|archive-date=2018-07-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20180714164911/http://www.ctic.purdue.edu/CRM|dead-url=yes}}</ref> karena menghemat banyak waktu, energi, tenaga kerja, dan biaya. Selain itu, pengolahan tanah konservasi berarti semakin sedikit mesin pertanian yang bergerak di atas lahan pertanian sehingga mencegah [[pemadatan tanah]].<ref name=CRM /> Namun semakin sedikit tanah yang dibalikkan, semakin sedikit pula cahaya matahari dan udara yang menyentuh tanah bagian dalam, sehingga menghambat penanaman di awal musim semi karena tanah masih dingin setelah tanah membeku di musim dingin.<ref>{{cite web|url=http://www.ag.ndsu.edu/pubs/ageng/machine/AE-1370/ae1370.htm |title=Strip Till for Field Crop Production |publisher=Ag.ndsu.edu |date=2012-11-14 |accessdate=2012-12-20}}</ref>
Manfaat keberadaan residu tanaman di lahan pertanian adalah mencegah erosi karena memperlambat [[aliran air permukaan]], dan mampu menjadi kompos alami karena terdekomposisi selama masa penanaman.
Baris 32 ⟶ 23:
;Pengolahan tanah berlajur
:Pengolahan tanah berlajur (''strip-tillage'') hanya membajak lajur yang akan ditanam. Bagian di antara lajur dibiarkan.<ref name="tce">{{cite web|title=Best Management Practices for Conservation/Reduced Tillage|url=http://publications.tamu.edu/WHEAT/PUB_wheat_Best%2520Management%2520Practices%2520for%2520Conservation%2520Tillage.pdf|publisher=Texas Cooperative Extension, The Texas A&M University System|access-date=2013-12-11|archive-date=2014-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20140810225128/http://publications.tamu.edu/WHEAT/PUB_wheat_Best%20Management%20Practices%20for%20Conservation%20Tillage.pdf|dead-url=yes}}</ref>
;Pengolahan tanah rotasi
Baris 43 ⟶ 34:
;Positif
* Meregangkan tanah sehingga tercipta ruang dan pori-pori yang memungkinkan tanah mendapatkan aerasi udara<ref name="UofWashington">{{cite web|url=https://catalyst.uw.edu/workspace/file/download/6beb3d10db7900e231deacecf87272ab3a24add3d4e835991f1d2ae2624af123|
* Membantu mencapuradukkan residu tanaman, materi organik tanah, dan nutrisi menjadi lebih merata<ref name="UofWashington"/>
* Membunuh gulma secara mekanis<ref name="UofWashington"/>
* Mengeringkan tanah sebelum penanaman benih. Hal ini merupakan dampak yang positif pada wilayah beriklim basah.<ref name="UofWashington"/>
* Ketika dilakukan di [[musim gugur]], pengolahan tanah membantu meremahkan tanah sepanjang musim dingin melalui mekanisme pembekuan dan pelelehan yang dapat terjadi berkali-kali sepanjang musim dingin. Hal ini membantu persiapan penanaman untuk musim semi.<ref name="UofWashington"/>
;Negatif
Baris 54 ⟶ 45:
* Mengurangi laju penyerapan air sehingga meningkatkan erosi tanah.<ref name="UofWashington"/><ref>Gebhardt_et_al. 1985</ref>
* Pembajakan mengurangi tingkat [[kohesi]] antar partikel tanah sehingga mempercepat erosi
* Dengan laju penyerapan air berkurang, maka ada risiko terjadi aliran air permukaan yang membawa residu [[pupuk]] dan pestisida yang digunakan pada periode penanaman sebelumnya<ref name="UofWashington"/>
* Mengurangi kadar organik tanah<ref name="UofWashington"/>
* Mengurangi jumlah organisme tanah bermanfaat seperti
* Menghancurkan agregat tanah<ref name="UofWashington"/><ref name="autogenerated1"/>
* Risiko terjadi pemadatan tanah pada bagian yang tidak terbajak<ref name="UofWashington"/><ref name="autogenerated1"/>
* Residu tanaman yang hancur dan tersisa di tanah dapat mengundang organisme dan serangga yang tidak diinginkan dan berpotensi mengganggu produksi,<ref name="tbars1">http://www.tbars.net/alternativetil.pdf</ref>
;Pengecualian
Semua dampak positif dan negatif yang tersebut di atas dapat terjadi maupun tidak karena bergantung pada banyak faktor, diantaranya:
* Jenis implemen yang digunakan<ref name="miss-extension">[http://extension.missouri.edu/explore/agguides/agengin/g01650.htm Conservation Tillage and Residue Management to Reduce Soil Erosion] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090310043636/http://extension.missouri.edu/explore/agguides/agengin/g01650.htm |date=2009-03-10 }} University of Missouri: Extension</ref>
* Pembajakan tanah di malam hari dapat mengurangi jumlah gulma yang tumbuh karena benih gulma yang masih terdormansi dapat tumbuh ketika terpapar cahaya matahari.<ref>{{cite web|url=http://www.ars.usda.gov/is/AR/archive/dec95/tilling1295.htm |title=Nightmare in Tilling Fields - a Horror for Weed Pests |publisher=Ars.usda.gov |date= |accessdate=2012-07-05}}</ref>
* Penggunaan implemen tertentu, terutama yang tidak mencapai tanah dalam, (misal [[bajak piring]]) tidak membutuhkan traksi yang tinggi sehingga dapat mempercepat pekerjaan pengolahan tanah sehingga pengolahan tanah intensif dapat dilakukan dengan jumlah jam kerja yang lebih sedikit. Penggunaan implemen jamak (misal traktor menarik bajak dan garu sekaligus) juga mengurangi jam kerja traktor, namun risiko pemadatan tanah lebih besar.
|