Operasi Ten-Go: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan pranala dalam
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231010)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(6 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 23:
{{nihongo|'''Operasi Ten-Go'''|天號作戰 ([[kyūjitai]]) atau 天号作戦 ([[shinjitai]])|Ten-gō Sakusen}} adalah [[operasi militer]] besar yang terakhir dilakukan [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] dalam [[Perang Pasifik]], [[Perang Dunia II]].
 
Pada April 1945, [[kapal tempur Jepang Yamato]] yang merupakan [[kapal tempur]] terbesar di dunia berangkat untuk melakukan misi [[bunuh diri]] melawan [[Pihak Sekutu di Perang Dunia II|kekuatan Sekutu]] di [[Pertempuran Okinawa]]. Sebelum sampai di [[Okinawa]], armada Jepang diserang hingga tidak melanjutkan pelayaran, dan hampir seluruhnya dihancurkan oleh pesawat-pesawat [[Amerika Serikat]] yang berpangkalan di kapal-kapal induk. ''Kapal Yamato'' dan lima kapal perang Jepang lainnya tenggelam.
 
Pertempuran ini mempertunjukkan supremasi udara Amerika Serikat dalam tahap terakhir [[Perang Pasifik]], dan betapa mudahnya kapal-kapal dijadikan sasaran [[serangan udara]] bila tidak dilindungi pesawat-pesawat tempur. Meskipun harus mengorbankan sejumlah besar nyawa dalam usaha yang sia-sia, pertempuran ini menunjukkan usaha terakhir Jepang dalam memperlambat gerak maju Sekutu menuju [[kepulauan Jepang]].
 
== Latar belakang ==
Setelah kalah berturut-turut dalam [[kampanye militer Kepulauan Solomon]], [[Pertempuran Laut Filipina]], dan [[Pertempuran Teluk Leyte]], [[Armada Gabungan]] [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] sudah dalam keadaan hancur. Pada awal tahun 1945, Jepang hanya memiliki sejumlah kapal perang yang masih operasional ditambah sejumlah kecil pilot dan pesawat terbang. Sebagian besar dari kapal-kapal perang Jepang Armada Gabungan yang tersisa disandarkan di beberapa pelabuhan di Jepang, sementara sebagian besar kapal-kapal besar berpangkalan di [[Kure, Hiroshima]].{{sfn|Hara|1961|p=274}}
 
Setelah invasi ke [[Pertempuran Saipan|Saipan]] dan [[Pertempuran Iwo Jima|Iwo Jima]], tentara Sekutu mulai melancarkan serangan ke pulau-pulau utama Jepang. Sebagai tahap berikut sebelum dilancarkannya [[Operasi Downfall|invasi]] ke pulau-pulau utama di Jepang, tentara Sekutu menginvasi [[Pertempuran Okinawa|Okinawa]] pada 1 April 1945. Pada bulan Maret, pemimpin militer Jepang menjelaskan dalam briefinguraian ringkas di muka [[Kaisar Hirohito]] bahwa serangan udara besar-besaran akan dilakukan Jepang, termasuk penggunaan unit serangan khusus [[kamikaze|tokkōtai]] bila pihak Sekutu menginvasi Okinawa. Menurut laporan, kaisar kemudian bertanya, "Lalu bagaimana dengan angkatan laut? Apa yang mereka lakukan untuk membantu mempertahankan Okinawa?" Setelah merasa ditekan untuk melakukan serangan, para petinggi angkatan laut merencanakan misi bunuh diri yang melibatkan kapal-kapal perang mereka yang masih operasional, termasuk kapal tempur ''Yamato''.{{sfn|Feifer|2001|p=7}}
 
Menurut rencana yang disusun dibawah arahan Panglima Tertinggi Armada Gabungan, Laksamana [[Toyoda Soemu]],<ref>Minear, ''Requiem'', xiii.</ref> ''Yamato'' dan kapal-kapal pengawalnya ditugaskan menyerang armada Amerika Serikat yang mengawal pendaratan pasukan Amerika Serikat di sebelah barat Okinawa. ''Yamato'' dan kapal-kapal pengawalnya harus membela diri sendiri dalam perjalanan menuju Okinawa, dan lalu mengandaskan diri antara [[Higashi, Okinawa|Higashi]] dan [[Yomitan, Okinawa|Yomitan]], dan bertarung sebagai [[meriam artileri]] hingga dihancurkan musuh. Setelah kapal-kapal mereka hancur, para awak yang selamat diharuskan meninggalkan kapal dan bertarung melawan pasukan Amerika Serikat di darat. Kalaupun ada, pesawat-pesawat tempur yang melindungi ''Yamato'' dan kapal-kapal pengawalnya hanya sedikit. Hal ini membuat mereka hampir-hampir tidak berdaya melawan serangan udara Amerika Serikat yang bertubi-tubi.{{sfn|Feifer|2001|p=7}} ''Yamato'' dan kapal-kapal pengawalnya berangkat dari Kure menuju [[Tokuyama, Yamaguchi]] di lepas pantai [[Mitajiri]], Jepang pada 29 Maret 1945.<ref>Yoshida, ''Requiem'', 6–7.</ref> Walaupun Laksamana [[Seiichi Itō]] sepertinya mematuhi perintah atasan, sebagai komandan Operasi Ten Go, dirinya masih menolak untuk memberi perintah kepada kapal-kapalnya untuk untuk melaksanakan misi yang diyakininya sebagai sia-sia dan tidak berguna.<ref>Yoshida, ''Requiem'', 62.</ref>
Baris 171:
|year = 1995
|title = A Glorious Way to Die: The Kamikaze Mission of the Battleship Yamato, April 1945
|url = https://archive.org/details/gloriouswaytodie00spur
|publisher = Newmarket Press
|location =