Ardjasoeparta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>")
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231010)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 17:
}}
 
'''Ardjasoeparta''' merupakanadalah seorang [[penulis]] dan [[penerbit]] sebuah novel ''Swarganing Budi Ayu'' ( Balai Pustaka, 1923).<ref name=":0">{{Cite book|title=Ensiklopedi Sastra Jawa |url=https://archive.org/details/ensiklopedi-sastra-jawa |last=Prabowo |first=D. P |publisher= Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta|year=2015|isbn=978-979-185-235-7|location=Yogyakarta|pages=[https://archive.org/details/ensiklopedi-sastra-jawa/page/31 31]-32|url-status=live}}</ref> Melalui novel itu disampaikan kritik sosial terhadap budaya tradisional yang ''priyayi oriented.'' Hal itu ditunjukkan dalam sikap hidup tokoh Manguntaya, seorang priayi yang masih membanggakan kepriayiyannya walaupun secara ekonomi sangat menyedihkan. Disamping itu, sebagai orang modern, Ardjasoeparta menolak tradisi [[Kawin Paksa|kawin paksa]] dan lebih mementingkan kemandirian berpikir bagi generasi muda.<ref name=":0" />
 
Melalui novelnya, Ardjasoeparta berhasil melakukan " pembaratan " terhadap pribumi melalui tradisi anak angkat yang dilakukan orann-orang Belanda terhadap anak-anak pribumi. Novel karya Mas Ardjasoeparta ini mendapat tanggapan cukup baik dari pemerhati sastra Jawa. Subalidinata dalam bukunya ''Novel Jawa Baru dalam Abad Dua Puluh'' menyatakan bahwa pengarang ini menolak pandangan masyarkat bahwa sosok ibu tiri berperangai buruk terhadap anak tiri. Mas Ardjapoetra telah membuktikan bahwa Kamsirah sebagai sosok ibu tiri memperlakukan anak tiri sebagaimana mestinya.<ref name=":0" />