Petrus Abelardus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k bot Menambah: ckb:پیتەر ئەبیلارد |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231010)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(40 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox philosopher
|region = Filsuf Barat
|era = Filsafat abad pertengahan
|image = Abelard.jpg
|name = Petrus Abelardus
|birth_date = [[1079]]
|birth_place = [[Le Pallet]], dekat [[Nantes]]
|death_date = [[21 April]] [[1142]] (umur 62 atau 63)
|death_place = Biara Saint-Marcel, dekat [[Chalon-sur-Saône]]
|school_tradition = [[Skolastisisme]]
|main_interests = [[Metafisika]], [[logika]], [[filsafat bahasa]], [[teologi]]
|influences = [[Aristoteles]], [[Porfirius]], [[Boethius]]
|influenced = [[Yohanes dari Salisbury]], [[William Ockham]]
|notable_ideas = [[Konseptualisme]], Skolastisisme
}}
'''Petrus Abelardus''' ({{Circa}} [[1079]], [[Le Pallet]], [[Bretagne]] — 21 April [[1142]], sekitar [[Chalon-sur-Saône]], [[Kerajaan Prancis]]) adalah seorang [[filsuf]] [[skolastik]], ahli [[logika]], dan [[teolog]] yang terkenal pada [[abad pertengahan]];<ref>{{en}} {{cite web |title=Peter Abelard |url=http://plato.stanford.edu/entries/abelard/ |publisher=Stanford Encyclopedia of Philosophy}}</ref> selain itu ia juga dikenal sebagai seorang [[komponis]]. [[Skandal]] dan kisah [[cinta]]nya dengan [[:en:Héloïse d'Argenteuil|Héloïse d'Argenteuil]] telah menjadi [[legenda]]. ''[[:en:Chambers Biographical Dictionary|Chambers Biographical Dictionary]]'' menggambarkan Petrus Lombardus sebagai "pemikir paling tajam dan teolog paling berani dari [[abad ke-12]]".<ref name="CBD">{{en}} Chambers Biographical Dictionary, ISBN 0-550-18022-2, p. 3</ref><ref name="Marenbon">{{en}} {{cite book|last=Marenbon|first=John|year=2004|chapter=Life, milieu and intellectual contexts|editor-last= Brower|editor-first=Jeffrey E|editor2-last=Guilfoy|editor2-first=Kevin|title='The Cambridge Companion to Abelard|url=https://archive.org/details/cambridgecompani00brow_311|publisher=Cambridge University Press|pages=[https://archive.org/details/cambridgecompani00brow_311/page/n13 14]–17}}</ref>{{rp|14}} Ada anggapan bahwa ia, bersama dengan [[Santo]] [[Anselmus dari Canterbury]], adalah pendiri [[skolastisisme]] di awal abad ke-12.<ref name="Wellem">F.D. Wellem. 1987. ''Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh dalam Sejarah Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hal. 1-3.</ref>
== Riwayat Hidup ==
=== Masa muda ===
Petrus Abelardus ({{lang-fr|Pierre Abélard}}), awalnya dipanggil "Pierre le Pallet",<ref name=EB>{{en}} {{cite encyclopedia |editor-first=Dale H. |editor-last=Hoiberg|encyclopedia=Encyclopedia Britannica |title=Abelard, Peter|edition=15th |year=2010|publisher=Encyclopedia Britannica Inc. |volume=I: A-ak Bayes |location=Chicago, IL |isbn=978-1-59339-837-8|pages=25–26}}</ref> lahir {{circa}} tahun 1079, sekitar 16 km di sebelah timur [[Nantes]], di [[Bretagne]], putra tertua dari keluarga bangsawan Breton. Sebagai seorang anak laki-laki, ia belajar dengan cepat. Ayah Petrus, seorang bangsawan kaya bernama Berengar, mendorongnya untuk mempelajari [[seni liberal]], di mana ia unggul dalam seni [[dialektika]] (sebuah cabang dari [[filsafat]]). Pada saat itu dialektika utamanya terdiri dari ilmu [[logika]] [[Aristoteles]]. Berbeda dengan ayahnya yang berkarier dalam [[militer]], Petrus Abelardus memilih menjadi seorang [[akademisi]]. Selama awal kegiatan [[akademik]]nya Abelardus berkelana ke seluruh Prancis, terlibat dalam ajang per[[debat]]an dan [[pembelajaran]], agar (dalam kata-katanya sendiri) "ia menjadi seperti salah seorang [[Peripatetik]] (murid sekolah filsafat Aristoteles pada abad awal)".<ref name="Calamitatum">{{en}} {{cite book|title=Historia Calamitatum|last=Abelard|first=Peter|url=http://www.fordham.edu/halsall/basis/abelard-histcal.html|accessdate=7 December 2008}}</ref> Pertama kali Abelardus belajar di daerah Loire di mana [[Roscellinus]] dari [[Compiègne]], seorang [[nominalisme|nominalis]] yang telah dituduh [[ajaran sesat|sesat]] oleh [[Anselmus]] ([[Uskup Agung Canterbury]]), adalah gurunya dalam periode ini.<ref name="CBD"/>
=== Menjadi tenar ===
Sekitar tahun 1100, Abelardus sampai di [[Paris]]. Di [[sekolah katedral]] dari [[Notre Dame de Paris]] (sebelum dibangunnya [[katedral]] yang digunakan sampai saat ini), ia diajar selama beberapa waktu oleh [[:en:William of Champeaux|William dari Champeaux]] (yang kemudian menjadi Uskup [[Châlons-en-Champagne]]), murid [[:en:Anselm of Laon|Anselmus dari Laon]] (<u>bukan</u> Anselmus dari Canterbury) —seorang pelopor [[Realisme]].<ref name="CBD" /> Dalam masa inilah ia mengganti nama keluarganya menjadi "Abelardus" ({{lang-fr|Abélard}}, {{lang-la|Abaelardus}}). Dalam kisah di [[otobiografi]]nya (''Historia Calamitatum''), Abelardus menggambarkan William berubah dari yang sebelumnya mendukung dia menjadi menentangnya, sejak Abelardus menunjukkan kemampuannya mengalahkan sang guru dalam perdebatan; sumber lama mengatakan bahwa [[konseptualisme]]<ref name="Simon"/> Abelardus mengalahkan teori realisme, tetapi, bagaimanapun pemikiran Abelardus sebenarnya nyaris serupa dengan pemikiran William dibanding kisah yang diceritakannya.<ref name="Marenbon"/>{{rp|15}} Dan William beranggapan bahwa Abelardus terlalu [[sombong]].<ref name="Sellner2008">{{en}} {{cite book|author=Edward Cletus Sellner|title=Finding the Monk Within: Great Monastic Values for Today|url=http://books.google.com/books?id=xR7cxJ6mnboC&pg=PA238|year=2008|publisher=Paulist Press|isbn=978-1-58768-048-9|pages=238–}}</ref> Hal itu terjadi dalam rentang waktu di mana Abelardus juga memicu pertengkaran dengan Roscellinus —yang adalah gurunya juga.<ref name=EB/> Untuk menandingi gurunya, Abelardus mendirikan sekolah sendiri, yang pertama di [[Melun]], suatu daerah favorit keluarga kerajaan; kemudian sekitar tahun 1102-11-4, demi kompetisi langsung, ia pindah ke [[Corbeil-Essonnes]], dekat Paris.<ref name="Calamitatum" />
Sekolah Abelardus dapat dikatakan sukses dan menonjol, meski dalam suatu masa ia harus melepaskannya dan menghabiskan waktu di Bretagne, ketegangan yang dialaminya terbukti terlalu besar baginya. Sekembalinya, setelah tahun 1108, ia menemukan William menjadi pengajar di [[pertapaan]] Saint-Victor, di luar [[Île de la Cité]]; di sana mereka sekali lagi menjadi saingan, Abelardus menantang William melalui teori "universal"-nya. Abelardus sekali lagi menjadi pemenang, dan ia hampir dapat meraih posisi ''master'' di Notre-Dame. Namun, sementara waktu, William dapat mencegah Abelardus agar tidak mengajar di Paris. Dengan demikian Abelardus terpaksa melanjutkan kembali sekolahnya di Melun, yang mana kemudian ia mampu memindahkannya ke Paris, antara tahun 1110-1112, di ketinggian bukit [[Montagne Sainte-Geneviève]], menghadap Notre-Dame.{{sfn|Chisholm|1911}}
Dari kesuksesannya dalam [[dialektika]], Petrus Abelardus selanjutnya beralih ke [[teologi]] dan pada tahun 1113 pindah ke [[Laon]] untuk menghadiri pengajaran Anselmus (dari Laon) mengenai penafsiran ([[eksegesis]]) [[Alkitab]] dan [[doktrin]] [[Kekristenan]].<ref name=EB/> Tapi Abelardus tidak terkesan dengan pengajaran Anselmus, dan ia mulai menawarkan pengajaran sendiri mengenai [[Kitab Yehezkiel]]. Anselmus melarangnya untuk melanjutkan pengajarannya, dan Abelardus kembali ke Paris di mana, sekitar tahun 1115, ia menjadi ''master'' di [[Notre Dame de Paris]] dan seorang kanon dari katedral [[Sens]] (saat itu merupakan [[keuskupan agung]] yang menjadi [[provinsi gerejani]] dari Keuskupan Paris).<ref name="Calamitatum" />
=== Kisah asmara ===
[[Berkas:Abelard and Heloise.jpeg|jmpl|Abelardus dan Héloïse]]
Kepopuleran Abelardus membuatnya dikelilingi ribuan murid dari berbagai negara oleh karena kemasyhuran ajarannya. Persembahan dan kekaguman para muridnya membuat Abelardus, sebagaimana ia katakan sendiri, berpikir bahwa ia adalah satu-satunya filsuf di dunia yang tiada tandingannya. Namun pengabdiannya pada ilmu pengetahuan membuatnya menjalani kehidupan yang sangat biasa, hanya dimeriahkan dengan perdebatan filosofis; dan saat di puncak ketenarannya ini ia terlibat hubungan asmara.<ref name="Calamitatum" />
Ketika itu dalam wilayah Notre-Dame tinggallah seorang [[kanon (imam)|kanon]] [[sekuler]], Fulbertus, bersama dengan keponakannya, yakni [[:en:Héloïse d'Argenteuil|Héloïse d'Argenteuil]]. Héloïse memiliki pengetahuan yang luar biasa akan [[klasika]], tidak hanya [[bahasa Latin]] tetapi juga [[bahasa Yunani|Yunani]] dan [[bahasa Ibrani|Ibrani]]. Abelardus berhasil dalam upayanya untuk tinggal di rumah Fulbertus, kemudian sekitar tahun 1115-1116 memulai hubungan gelapnya dengan Héloïse. Skandal tersebut mempengaruhi kariernya, dan Abelardus sendiri [[kesombongan|menyombongkan]] diri atas penaklukannya itu (atas Héloïse). Saat Fulbertus mengetahuinya, ia memisahkan mereka, tetapi mereka tetap melanjutkan hubungan dengan diam-diam. Lalu Héloïse [[hamil]] dan ia segera dikirim ke [[Bretagne]] untuk dirawat keluarga Abelardus, di sana ia melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Astrolabe.<ref name=EB/><ref name="Calamitatum" />
Untuk menenangkan hati Fulbertus, Abelardus mengusulkan suatu [[perkawinan]] rahasia agar tidak merusak prospek kariernya. Awalnya Héloïse menentang itu, tetapi akhirnya pasangan tersebut menikah. Pada saat Fulbertus mengungkapkan pada publik mengenai pernikahan tersebut, dan Héloïse menyangkalnya, Abelardus mengirim Héloïse ke [[biara]] di [[Argenteuil]], tempat di mana ia dibesarkan, untuk melindunginya dari sang paman. Héloïse kemudian berpakaian seperti seorang [[biarawati]] (suster) dan menjalani kehidupan layaknya seorang biarawati, meski ia tidak bercadar. Fulbertus kemungkinan besar meyakini bahwa Abelardus ingin menyingkirkan Héloïse dengan memaksanya menjadi seorang suster; lalu ia mengatur sejumlah orang untuk masuk ke kamar Abelardus pada suatu malam dan [[kebiri|mengebirinya]]. Akibatnya, Abelardus memutuskan untuk menjadi seorang [[rahib]] di biara St Denis, dekat Paris.<ref name=EB/> Sebelum melakukan rencananya, Abelardus mendesak Héloïse agar mau ber[[kaul]] sebagai seorang biarawati. Tapi Heloise menjawab Abelardus, melalui surat, dengan menanyakan mengapa ia harus menjalani suatu [[hidup bakti|kehidupan religius]] padahal ia merasa tidak mempunyai panggilan untuk itu.<ref name="Calamitatum" />
=== Menjadi pertapa ===
Dalam Biara Saint-Denis, Petrus Abelardus yang telah berusia 40 tahun mengubur dirinya sebagai seorang rahib dengan kesengsaraan yang tak terlihat dari luar.<ref>{{en}} {{cite book|last=Kevin Guilfoy|first=Jeffrey E. Brower|title=The Cambridge Companion To Abelard|year=2004|publisher=Cambridge University Press|location=Abelard and monastic reform|isbn=0-521-77596-5|pages=25|url=http://books.google.com/?id=jaj-JMThB4MC&pg=PA25&dq=abelard+became+a+monk#v=onepage&q=abelard%20became%20a%20monk&f=false}}</ref> Karena ia tidak menemukan waktu luang di dalam biara, dan setelah secara bertahap berniat beralih kembali untuk belajar, ia menyerah dengan mengajukan permohonan yang mendesak, dan membuka kembali sekolahnya di suatu biara yang tidak diketahui (namun masih dimiliki Biara Saint-Denis). Pengajaran Abelardus sekarang dibingkai dalam suatu semangat [[devosi]]onal, dan juga teologi serta pengajarannya dahulu dalam [[logika]]. Ia kembali dikerumuni oleh banyak murid, dan sepertinya pengaruh lamanya telah kembali. Ia menggunakan Alkitab dan tulisan-tulisan — yang menurut anggapannya — tidak konsisten di antara para pemimpin gereja sebagai dasar penulisan ''[[Sic et non]]'' (Ya dan Tidak).<ref name=EB/>
Berikutnya Abelardus menerbitkan pengajaran teologisnya, dalam buku ''Theologia Summi Boni'', yang berisi tafsiran rasionalistik tentang [[dogma]] [[Trinitas]]. Namun dua orang murid Anselmus dari Laon (Alberic dari Rheims dan Lotulf dari Lombardia) memicu kutukan terhadap ajaran Abelardus pada suatu [[sinode]] provinsial di [[Soissons]] tahun 1121. Ia dituduh mengembangkan [[ajaran sesat]] dari [[Sabellius]], lalu ia diperintahkan untuk membakar buku ''Theologia'' tersebut. Selain itu Abelardus juga dikenakan hukuman kurungan untuk selamanya dalam sebuah biara, tetapi sepertinya telah ada kesepakatan sebelumnya bahwa hukuman tersebut akan dicabut segera, sebab setelah beberapa hari di Biara St. Medard di Soissons, Abelardus kembali ke Biara St. Denis.<ref name="Marenbon"/>{{rp|15}}
Kehidupan Petrus Abelardus di biara terbukti tidak lebih cocok baginya dibanding sebelumnya. Ia lalu melakukan semacam kesenangan berbahaya yang menjengkelkan para rahib lainnya. Seolah-olah suatu [[lelucon]], ia mengutip kata-kata [[Santo]] [[Beda]] untuk membuktikan bahwa pendiri Biara St Denis, yaitu St [[Dionisius orang Areopagus]], adalah [[Uskup]] [[Korintus]], padahal para rahib lainnya selama ini mempercayai pernyataan [[Abbas]] (Kepala Biara) [[:en:Hilduin|Hilduin]] bahwa ia adalah Uskup [[Athena]]. Ketika kontroversi ini mengarah ke tekanan yang tak terelakkan atas dirinya, Abelardus menulis sebuah surat kepada Abbas Adam dengan mengatakan bahwa menurut ''[[Sejarah Gereja (Eusebius)|Historia Ecclesiastica]]''-nya [[Eusebius dari Kaisarea]] dan St [[Hieronimus]], St [[:en:Dionysius, Bishop of Corinth|Dionisius (Uskup Korintus)]] adalah berbeda dengan St Dionisius dari Aeropagus (Uskup Athena dan pendiri biara tersebut), tetapi untuk menghormati St Bede, ia mengusulkan bahwa St Dionysius dari Aeropagus mungkin juga adalah Uskup Korintus. Abbas Adam lalu menuduhnya menghina biara tersebut dan Kerajaan Prancis (di mana St Denis dipandang sebagai [[santo pelindung]]); kehidupan Abelardus di biara menjadi semakin terhambat, dan akhirnya ia diizinkan untuk pergi meninggalkan biara.{{sfn|Chisholm|1911}}
Setelah peristiwa tersebut, Abelardus menetap di Biara St Ayoul of Provins —di mana sang abbas adalah temannya. Kemudian, setelah Abbas Adam meninggal pada bulan Maret 1122, Abelardus dapat memperoleh izin dari abbas yang baru, [[Kepala Biara Suger|Suger]], untuk hidup di tempat sunyi manapun yang ia inginkan. Abelardus memilih sebuah tempat sunyi dekat [[Nogent-sur-Seine]] di [[:en:Champagne (historical province)|Champagne]], ia membangun sebuah [[pondok]] dari jerami dan alang-alang, juga sebuah [[oratorium]] sederhana yang didedikasikan pada [[Trinitas]]; dan jadilah ia seorang [[pertapa]] ([[eremit]]). Ketika hal ini diketahui umum, para murid datang berbondong-bondong dari Paris dan memenuhi padang belantara di sekitarnya dengan tenda dan gubuk mereka. Abelardus mulai mengajar lagi di sana. Oratoriumnya dibangun ulang dengan batu dan kayu, serta didedikasikan kembali sebagai Oratorium dari [[Parakletos]].{{sfn|Chisholm|1911}}
Abelardus menetap di "Parakletos" selama sekitar 5 tahun. Ia mengkombinasikan kehidupannya sebagai seorang pertapa dengan pengajaran [[kesenian]] [[sekuler]] sehingga ia mendapat kritikan keras, dan saat itu ia mempertimbangkan untuk benar-benar meninggalkan [[Kekristenan]].<ref name="Luscombe">{{en}} {{cite web |url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/1041/Peter-Abelard |author=David Edward Luscombe |title=Peter Abelard |publisher= Encyclopædia Britannica, Inc.}}</ref> Abelardus kemudian memutuskan untuk pergi dan mencari tempat perlindungan lain; dan sekitar tahun 1126-1128 ia menerima tawaran untuk memimpin Biara Saint-Gildas-de-Rhuys, jauh di lepas pantai [[Basse-Bretagne]]. Daerah tersebut tidaklah bersahabat, kawasan yang menjadi sasaran para pelanggar hukum.{{sfn|Chisholm|1911}} Di sana pun hubungannya dengan komunitas biara yang dipimpinnya semakin hari semakin memburuk.<ref name="Luscombe"/>
Pada bulan April 1129 [[Kepala Biara Suger]] dari St Denis berhasil memenuhi rencananya untuk memiliki komunitas [[biarawati]], di mana termasuk juga Héloïse, yang telah dikeluarkan dari biara di Argentuil, agar propertinya dapat dialihkan untuk Biara St Denis. Héloïse untuk sementara menjadi kepala dari komunitas biara baru tersebut, yang dinamakan [[Parakletos]]. Abelardus menjadi [[abbas]] dan menyusun seperangkat aturan dengan suatu penyesuaian atas cara hidup para biarawati; dalam hal ini ia menekankan keutamaan studi [[sastra]]. Ia juga memberikan buku-buku [[himne]] hasil komposisinya, dan di awal tahun 1130 ia dan Héloïse menyusun suatu kumpulan surat cinta mereka dan surat korespondensi rohaniah.<ref name="Luscombe"/>
Ketidakberhasilan Petrus Abelardus sebagai abbas di Biara Saint-Gildas membuatnya memutuskan untuk mengajar kembali. Tidak dapat dipastikan sepenuhnya kapan ia melakukan hal tersebut, tetapi mengingat {{ill|Yohanes dari Salisbury|en|John of Salisbury}} (Uskup [[Chartres]]) pernah diajar [[dialektika]] oleh Abelardus pada tahun 1136 maka dapat diasumsikan bahwa Abelardus kembali ke Paris dan mengajar lagi di [[Montagne Sainte-Geneviève]]. Ada dugaan juga bahwa pengajarannya termasuk [[logika]], setidaknya sampai tahun 1136, tetapi utamanya berkaitan dengan [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]], [[Etika Kristen|etika]], dan ajaran [[Kristiani]]. Ia menghasilkan rancangan lebih lanjut dari ''Theologia'' karyanya, yang di dalamnya ia menganalisis sumber-sumber keyakinan akan [[Trinitas]] serta memuji para filsuf [[pagan]] dari zaman kuno atas keutamaan dan penemuan mereka mengenai penggunaan [[akal]] (daya pikir) pada banyak aspek fundamental pewahyuan Kristiani.<ref name="Luscombe"/> Dalam masa ini juga Abelardus menuliskan, antara lain, ''Historia Calamitatum'' yang adalah [[autobiografi]]nya. Tulisan tersebut menggerakkan Héloïse untuk menulis surat pertamanya;<ref>{{en}} {{cite book|last=Wheeler|first=Bonnie|title=Listening to Héloïse: the voice of a twelfth-century woman|year=2000|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=978-0-312-21354-1|pages=150–151|url=http://books.google.com/?id=f4ETQPKFVwoC&pg=PA150&dq=Héloïse+first+letter+passion#v=onepage&q=Héloïse%20first%20letter%20passion&f=false}}</ref> kemudian diikuti dua surat lainnya, yang di dalamnya Héloïse akhirnya setuju untuk mengundurkan diri sehingga Abelardus memujinya, sekarang sebagai seorang saudara laki-laki kepada seorang saudara perempuan.
=== Konflik dengan St. Bernardus ===
Setelah tahun 1136, tidak jelas apakah Abelardus telah berhenti mengajar, atau apakah ia meneruskannya (kecuali pengajaran mengenai logika) sampai akhir tahun 1141. Pada suatu waktu, [[William dari St. Thierry]] (Abbas dari Biara [[Saint-Thierry]]) menemukan apa yang dianggapnya penyesatan dalam beberapa pengajaran Abelardus; dan pada [[musim semi]] 1140 Abbas William menulis surat kepada Uskup Chartres dan kepada [[Bernardus dari Clairvaux]] (pada masa itu Bernardus termasuk figur paling berpengaruh dalam Kekristenan Barat) berisi kecaman atas ajaran-ajaran Abelardus tersebut. Seorang teolog lainnya, Thomas dari Morigny, dalam waktu bersamaan juga mendaftar ajaran-ajaran Abelardus yang dianggap sesat, hal ini kemungkinan atas perintah Bernardus. Keberatan Bernardus terutama adalah bahwa Abelardus telah menerapkan [[logika]] pada konteks yang di dalamnya ilmu tersebut tidak dapat diterapkan, dan karenanya dipandang tidak logis.<ref>{{en}} {{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=lj_CNqojMV8C|page=134|title=Bernard of Clairvaux on the Life of the Mind|author=John R. Sommerfeldt|publisher=Paulist Press|year=2004|isbn=9780809142033}}</ref>
Di tengah tekanan dari Bernardus, Abelardus menantang Bernardus untuk menarik tuduhannya, atau ia akan mengungkapkannya secara terbuka di [[Konsili]] Sens yang direncanakan pada tanggal 2 Juni 1141. Dengan demikian Abelardus menempatkan dirinya dalam posisi pihak yang bersalah dan memaksa Bernardus untuk mempertahankan dirinya sendiri atas tuduhan fitnah. Namun, Bernardus menghindari perangkap ini, pada malam sebelum berlangsungnya konsili ia mengadakan suatu pertemuan pribadi dengan para uskup yang akan hadir dalam konsili dan berhasil mempengaruhi mereka untuk mengecam semua proposisi [[ajaran sesat|sesat]] yang ditujukan pada Abelardus. Lalu saat Abelardus datang di konsili pada hari berikutnya, ia disajikan dengan suatu daftar proposisi kecaman yang dituduhkan kepadanya.<ref name="Marenbon"/>{{rp|17}}
Abelardus menolak untuk menjawab proposisi-proposisi yang dituduhkan kepadanya, ia pergi meninggalkan konsili tersebut dan mengajukan banding kepada [[Paus (Gereja Katolik)|Sri Paus]]; ia berangkat ke [[Roma]] dengan harapan mendapat dukungan dari Sri Paus. Namun, harapannya tidak terpenuhi, dan pada tanggal 16 Juli 1141 [[Paus Innosensius II]] mengeluarkan sebuah [[bulla kepausan|bulla]] yang meng[[ekskomunikasi]]kan Abelardus dan para pengikutnya. Abelardus diperintahkan untuk hidup dalam kesunyian selama-lamanya, dalam sebuah [[biara (tempat tinggal)|biara]], dan buku-bukunya harus dibakar. Namun, Abelardus diselamatkan dari hukumannya oleh {{ill|Petrus Venerabilis|en|Peter the Venerable}}, [[abbas]] dari biara di [[Cluny]]. Pada waktu itu Abelardus singgah di sana, dalam perjalanannya ke Roma, sebelum bulla ekskomunikasi sang paus sampai ke Prancis. Abbas Petrus berhasil membujuk Abelardus, yang sudah tua pada saat itu, untuk tidak melanjutkan perjalanannya dan tinggal di Biara Cluny. Lalu sang abbas mengatur suatu rekonsiliasi dengan Bernardus, agar hukuman ekskomunikasi atas Abelardus dicabut dan agar ia membujuk Paus Innosensius II untuk mengizinkan Abelardus menetap di bawah pengawasan Biara Cluny selama sisa hidupnya. Bernardus menyetujuinya, dan permohonannya dipenuhi sang paus, sehingga terjadi rekonsiliasi dengan Abelardus.
=== Kemangkatan ===
Petrus Abelardus menghabiskan bulan-bulan terakhir hidupnya di dunia ini di biara St. Marcel, dekat [[Chalon-sur-Saône]], dan ia meninggal dunia pada tanggal [[21 April]] [[1142]].<ref name="Marenbon"/>{{rp|17}} Ada laporan bahwa Abelardus mengucapkan kata-kata terakhir "Saya tidak tahu", sebelum menghembuskan napas terakhirnya.<ref>{{en}} {{cite book|last=Davies|first=Norman|title=Europe: A history|page=687|publisher=Oxford University Press|year=1996|isbn=978-0-19-820171-7|url=http://books.google.com/books?id=jrVW9W9eiYMC|accessdate=7 December 2008}}</ref> Ia meninggal karena [[demam]] dan kelainan pada [[kulit]], kemungkinan besar penyakit [[kudis]].<ref>{{en}} {{cite book|first=Norman and Betty|last=Donaldson|title=How Did They Die?|url=https://archive.org/details/howdidtheydie0000dona_z9z8|year=1980|publisher=Greenwich House|isbn=0-517-40302-1}}</ref> Pada awalnya Petrus Abelardus dimakamkan di Biara St Marcel, tetapi jenazahnya kemudian diam-diam dibawa ke "Parakletos" untuk diberikan kepada Héloïse —yang kemudian meninggal pada tahun 1163 dan dimakamkan bersama dengannya. Tulang-tulang mereka telah berpindah lebih dari sekali dan saat ini diduga berada di suatu pemakaman terkenal di [[:en:Père Lachaise Cemetery|Père Lachaise Cemetery]], sebelah timur Paris.<ref name="Burge">{{en}} {{cite book|last=Burge|first=James|title=Héloïse & Abelard: A New Biography|year=2006|publisher=HarperOne|isbn=978-0-06-081613-1|pages=276–277|url=http://books.google.com/?id=-mshQ2HLIksC&pg=PA276&dq=Héloïse+and+abelard+tomb+cemetery+of+P%C3%A8re+Lachaise#v=onepage&q=Héloïse%20and%20abelard%20tomb%20cemetery%20of%20P%C3%A8re%20Lachaise&f=false}}</ref> Dikatakan bahwa jenazah pasangan tersebut dipindah dari Parakletos ke Père-Lachaise pada awal [[abad ke-19]] dan dikebumikan di ruang bawah tanah pemakaman Père-Lachaise yang terkenal itu.<ref name="Burge"/>
== Pemikiran ==
[[Berkas:Abelard cour Napoleon Louvre.jpg|jmpl|Patung Abelardus di [[Palais du Louvre]], karya [[Jules Cavelier]]]]
{{Filsafat Katolik}}
===
Pandangan Abelardus akan [[Allah]] dipandang sangat [[determinisme|deterministik]]. Ia berpendapat bahwa Allah dapat melakukan hanya apa yang Ia (kehendaki untuk Ia) lakukan, serta hanya kapan dan bagaimana Ia melakukannya, sebatas apa yang Ia abaikan. Menurutnya, hal ini adalah suatu konsekuensi dari kebaikan Allah, dan Ia bahkan tidak pernah harus memilih antara alternatif-alternatif yang sama baiknya. Demikian berarti bahwa ada suatu alasan atas segala sesuatu yang Allah lakukan atau abaikan; dan bahwa dunia ini, yang adalah hasil dari berbagai pengabaian dan perbuatan yang beralasan, bersifat deterministik. Tetapi tetap ada kebebasan ([[kehendak bebas|kehendak]]) bagi manusia di dunia ini; manusia benar-benar bisa bebas, sementara Allah tidaklah bebas.<ref name="Lagerlund">{{en}} {{citation |url=https://books.google.co.id/books?id=x5FiMR3kd_8C |title=Encyclopedia of Medieval Philosophy: Philosophy Between 500 and 1500, Volume 1 |author=Henrik Lagerlund |publisher=Springer Science & Business Media |year=2010 |isbn=9781402097287}}</ref>{{rp|934}}
Dalam ''[[Libri Quattuor Sententiarum|Sententiae]]'' Buku I:43, [[Petrus Lombardus]] menentang pandangan Abelardus tersebut dengan menuliskan: "Allah dapat melakukan berbagai hal yang tidak Ia kehendaki, dan dapat tidak melakukan apa yang Ia kehendaki." Dengan kata lain Lombardus, yang kemudian menjadi Uskup Paris, menyatakan bahwa kekuasaan-Nya melampaui kehendak-Nya. Lombardus menegaskan bahwa dalam Allah sendiri terkandung kekuatan dasar untuk melakukan apa pun yang tidak menyangkut suatu kontradiksi; bahwa Ia menghendaki sesuatu adalah suatu hal yang berbeda.<ref name="Lagerlund"/>{{rp|270}}
=== Sikap batin ===
Salah satu pemikiran Abelardus di bidang [[etika]] atau [[moral]] adalah tentang kemurnian sikap batin.<ref name="Simon"/> Dalam tulisannya yang berjudul "Kenalillah Dirimu Sendiri" ({{lang-la|Scito te ipsum}}), yang ditulis tahun 1130, ia mengajarkan bahwa suatu tindakan lahiriah selalu bersifat netral.<ref name="Simon"/> Yang menjadikan suatu tindakan bermoral ataupun tidak adalah maksud atau sikap batin dari orang tersebut, apakah batin orang tersebut menyetujui tindakan yang diambil itu.<ref name="Simon"/> Oleh karena itu, suatu hal yang dianggap tidak pantas, belum dapat dinilai baik atau buruk; sesuatu yang tidak pantas hanya dapat dipandang sebagai [[Dosa (Kristen)|dosa]] apabila orang tersebut di dalam batinnya menyetujui atau mengiyakannya.<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 127-129.</ref>
Menurut [[Paus Benediktus XVI]], ajaran Abelardus dalam hal ini menimbulkan kerancuan, karena ia bersikeras hanya memperhitungkan niat atau intensi (sikap batin) sebagai satu-satunya dasar untuk menjelaskan tindakan moral yang baik ataupun jahat sehingga mengabaikan makna objektif dan nilai moral dari tindakan, hasilnya adalah subjektivisme yang berbahaya.<ref name="NCR">{{en}} {{citation |url=http://www.ncregister.com/site/article/st._bernard_and_peter_abelard |title=St. Bernard and Peter Abelard |publisher=National Catholic Register - EWTN News, Inc. |date=13 November 2009}}</ref> Dengan kata lain, ajaran Abelardus tersebut mengarah kepada: penilaian baik ataupun tidaknya perbuatan seseorang hanya tergantung pada orang itu semata. Menurut sang paus, aspek yang demikian sangat relevan dewasa ini, ketika budaya sering kali ditandai dengan suatu kecenderungan yang berkembang menuju relativisme etika, yaitu ketika seseorang menyatakan: Setiap saat, hanya "aku" yang memutuskan apa yang baik untukku.<ref name="NCR"/>
=== Teori pengaruh moral ===
Petrus Abelardus mengemukakan suatu teori [[pendamaian dalam Kekristenan|pendamaian]] yang dikenal sebagai teori [[pengaruh moral]].<ref name="Joas">Joas Adiprasetya. 2010. ''Berdamai dengan Salib''. Jakarta:Grafika KreasIndo. Hal. 40-41.</ref> Dalam pemikiran Abelardus, wafat [[Yesus]] di kayu salib menunjukkan Allah yang penuh kasih, merupakan undangan Allah agar manusia mengubah kehidupannya yang penuh dosa menjadi kehidupan yang penuh kasih. Karya Yesus melalui pelayanan-Nya selama Ia hidup di dunia hingga wafat-Nya menjadi teladan moral bagi manusia.<ref name="Joas"/> Bagi Abelardus, wafat Yesus Kristus di kayu salib merupakan ungkapan mutlak kasih Allah dan Ia mengharapkan tanggapan manusia.<ref name="Weaver"/><ref name="Boersma"/>{{rp|115}} Teorinya tetap mensyaratkan bahwa proses rekonsiliasi Allah dengan manusia membutuhkan tanggapan dan penerimaan manusia untuk berdamai dengan Allah, yaitu ber[[tobat]] dengan kesadaran sepenuhnya dan berbalik kepada Allah.<ref name="Weaver">{{en}} {{cite book|title=The Nonviolent Atonement|edition=Second, revised|author=J. Denny Weaver|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|year=2011|isbn=9780802864376|page=19-20|url=https://books.google.co.id/books?id=togehl4Dun4C}}</ref><ref name="Boersma">{{en}} {{cite book|title=Violence, Hospitality, and the Cross|author=Hans Boersma|edition=reprint, annotated|publisher=Baker Academic|year=2006|isbn=9780801031335|url=https://books.google.co.id/books?id=jmLHjYlqu0wC}}</ref>{{rp|206}} Teori pendamaiannya menganggap bahwa wafat [[Kristus]] sebenarnya tidak diperlukan untuk membebaskan manusia dari keterikatan dosa, dan bukan merupakan syarat rekonsiliasi antara Allah dengan manusia; namun Ia memilih untuk melakukannya (menderita dan wafat di kayu salib) untuk mengungkapkan kasih dan persaudaraan dengan manusia dalam penderitaan mereka.<ref name="Boersma"/>{{rp|116}}<ref name="Walvoord">{{en}} {{cite book|title=Jesus Christ Our Lord|others=9. Chrst in His Suffering and Death|author=John F. Walvoord|publisher=Moody Publishers|year=1969|isbn=9781575677316|url=https://books.google.co.id/books?id=3TGgMfnNh7UC}}</ref>
Teori pengaruh moral dari Abelardus ini terutama dianut oleh kalangan [[Protestan]] liberal dari abad ke-19 dan 20;<ref name="Weaver"/> namun dewasa ini hanya sebagian saja yang masih mendukungnya.<ref name="Walvoord"/> [[Gereja Ortodoks]] terang-terangan menentang teori ini karena dianggap tidak cukup untuk menjelaskan banyaknya teks Kitab Suci yang menyajikan pandangan bahwa wafat Kristus adalah mutlak diperlukan agar Allah dapat menyelamatkan manusia yang berdosa.<ref name="Walvoord"/> Sedangkan [[Gereja Katolik]] tidak pernah menetapkan suatu [[dogma]] atas teori pendamaian tertentu;<ref name="Weaver"/> Gereja Katolik cenderung menggunakan kombinasi berbagai pandangan, terutama dari [[Santo]] [[Anselmus]] dan Santo [[Thomas Aquinas]].<ref name="Walvoord"/>
=== Limbo para Bayi ===
Mengenai bayi yang meninggal dunia tanpa di[[baptis]], Petrus Abelardus — dalam ''Commentaria in Epistolam Pauli ad Romanos'' — menekankan kebaikan Allah dan menafsirkan "hukuman paling ringan" yang disampaikan St. [[Agustinus dari Hippo]] sebagai rasa sakit akibat tiadanya [[visiun beatifis]] ("pandangan yang penuh kebahagiaan"), tanpa harapan untuk mendapatkannya, tetapi tidak ada hukuman tambahan yang diterima bayi-bayi tersebut. Pemikirannya dalam hal ini memberikan kontribusi atas pembentukan teori "[[Limbo#Limbo para Bayi|Limbo para Bayi]]" pada abad ke 12-13.<ref>{{en}} {{citation |url=http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/cti_documents/rc_con_cfaith_doc_20070419_un-baptised-infants_en.html |title=The Hope of Salvation for Infants Who Die Without Being Baptised |author=International Theological Commission |publisher=Holy See}}</ref>
== Tanggapan Paus Benediktus XVI ==
Saat audiensi umum tanggal 4 November 2009, [[Paus Benediktus XVI]] berbicara tentang [[Santo]] [[Bernardus dari Clairvaux]] dan Petrus Abelardus untuk menggambarkan perbedaan dalam pendekatan teologi [[monastik]] dan [[skolastik]] pada abad ke-12. Paus mengingatkan bahwa teologi adalah pencarian pemahaman yang rasional (jika memungkinkan) akan misteri [[wahyu]] Kristen, yang diyakini melalui [[iman dalam Kekristenan|iman]]—yaitu iman yang mencari kejelasan atau pengertian ('' fides quaerens intellectum ''). St. Bernardus, yang mewakili teologi monastik, menekankan "iman"; sedangkan Abelardus, seorang skolastik, menekankan "pemahaman melalui akal".<ref name="NCR"/>
Bagi St. Bernardus, iman didasarkan atas kesaksian dalam teks [[Kitab Suci Katolik|Kitab Suci]] dan ajaran para [[Bapa Gereja]]. Dengan demikian, ia merasa sulit untuk setuju dengan Abelardus dan, secara umum, dengan mereka yang mengandalkan kebenaran iman pada penelitian kritis melalui akal atau daya pikir — suatu penelitian yang menurutnya menimbulkan bahaya besar: [[intelektualisme]], yang merelatifkan kebenaran, dan mempertanyakan kebenaran iman sendiri. Teologi bagi St. Bernardus hanya bisa bertumbuh dalam [[doa kontemplatif]], melalui persatuan afektif antara hati dan pikiran dengan [[Tuhan]], dengan hanya satu tujuan: untuk menumbuhkan pengalaman yang hidup dan akrab dengan Allah; suatu bantuan untuk mengasihi Allah secara lebih baik.<ref name="NCR"/>
Menurut Paus Benediktus XVI, penggunaan ilmu [[filsafat]] secara berlebihan dalam doktrin Abelardus akan [[Trinitas]] sangat rapuh dan berbahaya, demikian juga pemikirannya akan Allah. Dalam bidang moral, ajarannya dipandang samar-samar, karena ia bersikeras hanya mempertimbangkan sikap batin sebagai satu-satunya dasar untuk menjelaskan tindakan moral yang baik ataupun jahat, sehingga mengabaikan makna objektif dan nilai moral dari tindakan, hasilnya adalah subjektivisme yang berbahaya. Bagaimanapun, sang paus mengakui pencapaian besar Abelardus, yang telah berkontribusi bagi perkembangan teologi skolastik, dalam cara yang lebih matang dan berbuah selama abad-abad berikutnya. Dan beberapa wawasan Abelardus tidak dapat dipandang remeh, sebagai contoh, penegasannya bahwa tradisi-tradisi agama non-Kristen sudah mengandung beberapa bentuk persiapan untuk menyambut penerimaan akan Kristus.<ref name="NCR"/>
Paus Benediktus XVI menyimpulkan bahwa "teologi hati" St. Bernardus dan "teologi akal" Abelardus menggambarkan pentingnya diskusi teologis yang sehat, terutama ketika pertanyaan yang diperdebatkan belum didefinisikan oleh [[magisterium]], dan mengekspresikan ketaatan yang [[rendah hati]] pada otoritas Gereja. St. Bernardus, dan bahkan Abelardus sendiri, senantiasa mengakui tanpa ragu-ragu akan kewenangan magisterium. Abelardus menunjukkan kerendahan hati dengan mengakui kesalahan-kesalahannya, dan St. Bernardus mempraktikkan kebajikan besar dengan menerima rekonsiliasi. Dalam bidang teologi, Sri Paus menekankan perlunya keseimbangan antara prinsip [[arsitektonis]] — yang diberikan melalui pewahyuan dan yang selalu menjaga kepentingan utama prinsip-prinsip tersebut — dengan prinsip penafsiran yang dikemukakan oleh filsafat (yaitu, dengan akal atau daya pikir), yang adalah penting peranannya, tetapi hanya sebagai suatu sarana semata. Ketika keseimbangan tersebut rusak, refleksi teologis menghadapi risiko dirusak oleh kekeliruan; jika demikian maka adalah tugas [[magisterium]] untuk melaksanakan layanan yang dibutuhkan demi kebenaran, karena hal demikian merupakan ranah tanggung jawabnya.<ref name="NCR"/>
== Karya filosofis ==
* ''Logica ingredientibus'' ("Logika untuk Pemula") diselesaikan sebelum tahun 1121
* ''Petri Abaelardi Glossae in Porphyrium'' ("Daftar Glosa Petrus Abelardus tentang Porfirius"), {{c.}} 1120
* ''Dialectica'', sebelum tahun 1125 (tahun 1115–1116 menurut John Marenbon, ''The Philosophy of Peter Abelard'', Cambridge University Press 1997).<ref>{{la}} Latin text in L. M. De Rijk, ed, ''Petrus Abaelardus: Dialectica'', 2nd edn, (Assen: Van Gorcum, 1970)</ref>
* ''Logica nostrorum petitioni sociorum'' ("Logika sebagai tanggapan atas permintaan rekan-rekan kita"), {{c.}} 1124-1125
* ''Tractatus de intellectibus'' ("Suatu risalah tentang pengertian"), ditulis sebelum tahun 1128.<ref>{{en}} English translation in Peter King, ''Peter Abailard and the Problem of Universals in the Twelfth Century'', (Princeton, 1982)</ref>
* ''[[Sic et non|Sic et Non]]'' ("Ya dan Tidak") (Suatu daftar kutipan dari otoritas Kristen mengenai pertanyaan-pertanyaan filosifis dan teologis)<ref>{{la}} The Latin text is printed in Blanche Boyer and Richard McKeon, eds, ''Peter Abailard: Sic et Non. A Critical Edition, (''University of Chicago Press 1977).</ref>
* ''Theologia 'Summi Boni',''<ref name=CCCM13>{{la}} Latin text in Eligius M. Buytaert and Constant Mewsin Petri, eds, ''Abaelardi opera theologica.'' CCCM13, (Brepols: Turnholt, 1987).</ref>'' Theologia christiana,''<ref>{{la}} Latin text in Eligius M. Buytaert, ed, ''Petri Abaelardi opera theologica''. CCCM12, (Brepols: Turnholt 1969). Substantial portions are translated into English in James Ramsay McCallum, ''Abelard's Christian Theology,'' (Oxford: Blackwell, 1948).</ref> dan ''<nowiki>Theologia 'scholarium'</nowiki>''.<ref name=CCCM13/> Karya utamanya tentang teologi sistematis, ditulis antara tahun 1120 dan 1140, dan diterbitkan dalam sejumlah versi dengan judul-judul berbeda (dituliskan secara kronologis).
* ''Dialogus inter philosophum, Judaeum, et Christianum'', (Dialog seorang Filsuf dengan seorang Yahudi dan seorang Kristen) tahun 1136–1139.<ref>{{en}} English translations in Pierre Payer, ''Peter Abelard: A Dialogue of a Philosopher with aJew and a Christian,'' (Toronto: The Pontifical Institute of Mediaeval Studies Publications, 1979), and Paul Spade, ''Peter Abelard: Ethical Writings,'' (Indianapolis: HackettPublishing Company, 1995).</ref>
* ''Ethica'' atau ''Scito Te Ipsum ''("Etika" atau "Kenalillah Dirimu Sendiri"), sebelum tahun 1140.<ref>{{en}} English translations in David Luscombe, ''Ethics'', (Oxford: Oxford University Press, 1971), and in Paul Spade, ''Peter Abelard: Ethical Writings,'' (Indianapolis: HackettPublishing Company, 1995).</ref>
== Referensi ==
{{reflist|2}}
;Atribusi
* {{EB1911|wstitle=Abelard, Peter|volume=1|pages=40-41}}
{{lifetime|1079|1142}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Komponis Prancis]]
[[
[[Kategori:Teolog Kristen]]
[[
[[
[[Kategori:Benediktin]]
[[Kategori:Linguis]]
[[Kategori:Logika]]
[[Kategori:Pemakaman Père-Lachaise]]
|