Pragaan, Sumenep: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Raziq hasan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(144 revisi perantara oleh 77 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kecamatan
|nama=Pragaan
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Sumenep
|luas=-57,84 km²²
|penduduk=-66395
|kelurahan=-14
|nama camat=-Heru Cahyono, S.STP.
|kepadatan=- jiwa/km²1148
|provinsi=Jawa Timur
|penduduktahun=[[2021]]
}}
|kode pos=69465
'''Pragaan''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Sumenep]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Daerah ini terletak di [[Pulau Madura]].
|pendudukref=}}'''Pragaan''' ([[Bahasa Madura|Madura]]: ''Praghâ’ân''; [[Pelafalan|[pragʰ<nowiki>ɐʔɐn]</nowiki>]], [[Abjad Pegon|Pèghu]]: ڤراک࣭ائن, [[Aksara Jawa#Penggunaan dalam bahasa Madura|Carakan]]: ꦥꦿꦒꦃꦲꦤ꧀) adalah nama salah satu [[kecamatan]] di [[Kabupaten]] [[Kabupaten Sumenep|Sumenep]], [[Provinsi]] [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Daerah ini terletak di [[Pulau Madura]], secara administratif wilayahnya memiliki 14 [[desa]].
 
== Administratif ==
Pragaan terdiri dari desa-desa sebagai berikut: Larangan Perreng, Jaddung, Kaduwara Bara', Kaduwara Temor, Karduluk, Pakamban Daja, Pakamban Lao', Pragaan Dajah, Pragaaan Lao', Prenduan, Sentol Daja, dan Sentol Lao'. Pusat administrasi kecamatan terletak di desa Pragaan Lao'.
Pusat pemerintahan Kecamatan Pragaan terletak di Desa [[Pragaan Laok, Pragaan, Sumenep|Pragaan Laok]]. Secara administratif Kecamatan Pragaan terdiri dari desa-desa sebagai berikut:
* Kelurahan/Desa [[Aeng Panas, Pragaan, Sumenep|Aeng Panas]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Jaddung, Pragaan, Sumenep|Jaddung]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Kaduara Timur, Pragaan, Sumenep|Kaduara Timur]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Karduluk, Pragaan, Sumenep|Karduluk]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Larangan Perreng, Pragaan, Sumenep|Larangan Perreng]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Pakamban Daya, Pragaan, Sumenep|Pakamban Daya]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Pakamban Laok, Pragaan, Sumenep|Pakamban Laok]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Pragaan Daya, Pragaan, Sumenep|Pragaan Daya]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Pragaan Laok, Pragaan, Sumenep|Pragaan Laok]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Prenduan, Pragaan, Sumenep|Prenduan]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Rombasan, Pragaan, Sumenep|Rombasan]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Sendang, Pragaan, Sumenep|Sendang]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Sentol Daya, Pragaan, Sumenep|Sentol Daya]] (Kodepos: 69465)
* Kelurahan/Desa [[Sentol Laok, Pragaan, Sumenep|Sentol Laok]] (Kodepos: 69465)
 
<!-- === Desa LaranganAeng PerrengPanas ===
Desa Aeng Panas berbatasan dengan Desa Prenduan di sebelah Barat, Desa Karduluk di sebelah Timur, di Utara berbatasan dengan Kec Guluk-Guluk, dan Selat Madura di sebelah Selatan. Nama Aeng panas berasal dari adanya sumber air panas (''aeng panas'' dalam Bahasa Madura) yang muncul di desa ini. Aktivitas utama di desa ini adalah petani di bagian utara desa dan nelayan di bagian selatan, di samping ada yang memiliki usaha kerajinan kayu atau mebel. Kegiatan perdagangan di desa ini tidak terlalu menonjol. Dahulu terdapat pasar rakyat di desa ini, namun beberapa saat kemudian pasar pun berpindah. Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk desa ini banyak berbelanja ke arah barat di Desa Prenduan, ke arah timur di Desa Karduluk, atau di Desa Kapedi.
 
=== Desa Jaddung ===
Desa Larangan Perreng, adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Pragaan. di Desa Larangan perreng itu terdapat enam (6) dusun yaitu Dusun Tingginah, Lembanah, Dusun Sumber Genthong, Taretah, Meccol dan Kerrem.Dusun yang paling luas dan paling pesat penduduknya dari yang enam dusun tersebut adalah Dusun Sumber Genthong, didusun tersebut terdapat Madrasah yang sangat maju serta sangat baik administrasinya yaitu Madrasah Mambaul-Ihsan yang dibawah naungan Yaayasan Mambaul-Ihsan (YASMI). di dalam Yayasan Mambaul-Ihsan itu terdapat RA Mambaul-Ihsan, MI Mambaul-Ihsan dan MTs Mambaul-Ihsan.
Desa Jaddung terletak berbatasan dengan Desa Pragaan Laok di sebelah Timur dan Pakamban Laok dan Pakamban Daya di sebelah Barat. Desa jaddung menurut Kepala Desanya, Ahmad Ramoki, sangat berpotensi di dalam pembuatan minyak kelapa karena masyasrakat Desa Jaddung 70 prosen memiliki kebun kelapa. Untuk itu desa ini perlu ada peningkatan pelayanan masyarakat dalam pengembangan industri rumah tangga minyak kelapa. selain itu masih banyak potensi lainnya yang bisa kita dapat dari desa ini.
 
=== Desa Kaduara Timur ===
== Karduluk ==
'''''Tentang Desa Kaduara Timur'''''
 
Desa Kaduara Timur sebenarnya berawal dari cerita pesanggerahan. Konon, desa Kaduara Timur dulu terdapat pesanggerahan yang sekarang menjadi dusun Panggulan. Pesanggerahan itu terkenal dengan Sarangĝâân. Tempatnya di tapal kuda perbatasan antara Pamekasan – Sumenep. Pesanggrahan ini sering dijadikan tempat peristirahatan Raden Arya Wiraraja. Karena pesanggerahaan ini di apit oleh dua arah, maka terkenallah nama Duarah. Artinya, pesanggerahan yang diapit oleh dua arah/daerah, arah pertama adalah timur. Maka dinamai dengan Duarah Timur (sekarang: Kaduara Timur) yang masuk kabupaten Sumenep. Sedangkan arah satunya, arah Barat, jadilah Duarah Barat (sekarang: Kaduara Barat) dengan kabupatennya Pamekasan.
Desa Karduluk terkenal dengan sentra produk ukiran Madura. [[Ukiran Madura]] mempunyai gaya yang khas yang sangat disengaja menghindari motif atau bentuk binatang atau manusia. Ornamen yang mendominasi ukiran Madura adalah [[daun]], [[sulur]], [[bunga]], dan [[buah]].
Salah satu jenis produk ukiran dari desa ini adalah kurungan [[ayam bekisar]] yang banyak dipasarkan ke daerah-daerah lain dan manca negara.
 
Kaduara Timur, membawahi 4 dusun:
== Dusun Bandungan Desa Karduluk ==
 
1. Dusun Panggulan, Kampung ini dekat dengan pesanggerahan Raden Arya Wiraraja. Dulu, dusun Panggulan dijadikan tempat peperangan melawan penjajah dengan senjata tradisional yang terkenal dengan istilah “Tanduèn Keong” pilot penggeraknya bernama Muzanni.
Dusun Bandungan adalah salah satu bagian dari wilayah Karduluk Raya. Karduluk Raya sering dibuat sebutan oleh sebagian penduduknya yang kreatif dalam bidang kerajinan ukiran kayu. Desa ini memiliki wilayah yang sangat luas terdiri dari 12 dusun. secara geografis dusun Bandungan terletak di ujung utara desa.
 
3. Dusun Pesisir (Barat dan Timur), berada di daerah pesisir pantai Selat Madura. Dusun Pesisir Barat di komandani oleh Junaidi, S.Pd.I dan dusun Pesisir Timur dikomandani oleh As'ari Basri.
 
4. Dusun Gunung, wilayah ini menempati daerah pegunungan. Maka disebutlah Dusun Gunung. Kepala Dusunnya bernama Wasis.
 
Desa Kaduara Timur merupakan salah satu desa yang menyimpan sejarah/historis Keraton Sumenep. Desa paling barat di kecamatan Pragaan sekaligus Pintu Gerbang Kota Sumenep. Desa Kaduara Timur merupakan barometer kesuksesan dan keasrian kabupaten Sumenep. Hal ini, dikarenakan Kaduara Timur merupakan pintu gerbang menuju Sumenep dan isinya. Selain itu, masuk pertama kali ke Kaduara Timur, seluruh wisatawan lokal dan asing akan disuguhi dengan sumber air belerang. Satu-satunya wisata yang masih asri dan belum terjamah, sehingga kemurnian dan khasiatnya akan terasa saat itu juga. Dengan demikian, untuk melanjutkan ke kabupaten Sumenep, telah sah dan mendapat semangat baru lagi. Sebab, Menurut, Sukardji, Mantan Kepala Desa Kaduara Timur - yang seluruh keluarganya pernah menjabat orang nomor 1 di desa itu - mengatakan, "Kalau orang baru mau ke Kota Sumenep, maka dia wajib istirahat dulu di sebuat tempat yang bernama pasanggrahan setelah itu dilanjutkan dengan ritual mandi di sumber belerang tersebut. Semua ini dilakukan agar orang baru itu dapat melewati daerah di kabupaten Sumenep dengan niat bersih dan hati yang suci". Adalah Sukirno Andi, S.Psi, Kepala Desa Kaduara Timur untuk yang kedua kalinya, menambahkan, "Kaduara Timur pernah disinggahi oleh Arya Wiraraja – Adipati Pertama Sumenep. Ini menandakan bahwa Kaduara Timur tempat pertama dan utama".
 
Mata pencaharian penduduk Kaduara Timur sangat beragam, tetapi didominasi oleh dua pekerjaan yaitu petani dan malen. Orang Kaduara Timur terkenal santun dan menjaga solidaritas sosial. Bisa dicerminkan dari kepribadian dan tutur sapa dan katanya saat bersua dengan orang luar bahkan orang asing sekalipun. Taraf pendidikan warga belajar di Kaduara Timur juga telah 98% telah mengenyam pendidikan formal dan keagaaman.
 
Agama yang dianut penduduk Kaduara Timur mayoritas Islam. Hal ini dibuktikan dengan semaraknya tempat-tempat ibadah. Namun, rutinitas warga Kaduara Timur, setiap malam Jum'at ba'da Maghrib, semua tempat ibadah berlomba-lomba mencari faedah sayyidul ayyam dengan membaca Yasin bersama, Mushalla yang satunya membaca tahlil untuk leluhur mereka. Sedangkan ba'da Isya'nya diisi dengan shalawat qiyam. Lain lagi ba'da Shubuhnya, mereka tadarus Al-Qur'an sampai awan di ufuk timur mulai terang. Sehingga ketentraman dan kesejukan desa Kaduara Timur terpancar alamiah dan naluriah ke pribadi dan karakter orang Kaduara Timur.
 
'''''Letak Geografis Desa Kaduara Timur'''''
 
3.1. Orbitasi
 
Jarak ke ibu kota kecamatan: 7&nbsp;km
 
Lama tempuh ibu kota kecamatan: ¼ jam
 
Jarak ke ibu kota kabupaten: 40&nbsp;km
 
Lama tempuh ibu kota kabupaten: 1 jam
 
3.2. Batas Desa
 
Sebelah Utara: Desa Kertagena Laok, Kadur Pamekasan
 
Sebelah Selatan: Selat Madura
 
Sebelah Timur: Desa Sendang / Desa Rombasan, Pragaan Sumenep
 
Sebelah Barat: Desa Kaduara Barat, Larangan Pamekasan
 
3.3. Luas Desa
 
Luas desa Kaduara Timur: + 235 Ha
 
=== Desa Karduluk ===
 
Desa Karduluk terkenal dengan sentra produk ukiran Madura. [[Ukiran Madura]] mempunyai gaya yang khas yang sangat disengaja menghindari motif atau bentuk binatang atau manusia. Ornamen yang mendominasi ukiran Madura adalah [[daun]], [[sulur]], [[bunga]], dan [[buah]].
Salah satu jenis produk ukiran dari desa ini adalah kurungan [[ayam bekisar]] yang banyak dipasarkan ke daerah-daerah lain dan manca negara.
selain itu karduluk juga memproduksi meuble alat alat pelengkap rumah seperti kusen, pintu berikut kaca dan lukisan dan pemsangannya, kemudian juga dilengkapi produksi lemari dan lipan dll, Selain ukiran dan meuble juga terkenal dengan makanan khas yang bernama Jubâdhâ, yang di produksi oleh beberapa home industri, salah satunya adalah home industri HARUM MANIS yang di kelola oleh Bu.sinab, berada di dusun Blâjud.
Desa Karduluk memiliki wilayah yang sangat luas terdiri dari 12 dusun. Salah satunya adalah dusun Bandungan terletak di ujung utara desa karduluk.
Desa karduluk adalah salah satu desa yang penduduknya bisa di golongkan berpendidikan dan agamais mengingat banyaknya lembaga pendidikan yang berbasis pesantren, seperti yayasan An najah I yang menaungi LPI dari PAUD, TK, MI, MTS, MA dan PONPES AN NAJAH I, dan letaknya cukup strategis karena berada di pinggir jalan raya sumenep yang menjadi satu satunya akses jalan antara kota dan propensi, serta lembaga lembaga yang lain seperti AN NAJAH II AL HAYYAN yg letaknya di BANDUNGAN, berikut beberapa lembaga pendidikan di Desa Karduluk:
1. AN NAJAH I
JLN RAYA KARDULUK MASJID AT TAQWA
2. AL HAYYAN AN NAJAH II
BANDUNGAN
3. BAITUL ATIQ
SOMANGKAAN
 
Desa karduluk sangat terkenal dengan ukirannya dan hasil kerajinan kayunya, seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur. penduduk desa karduluk khususnya kaum pemuda di sana pada umumnya sudah bisa bekerja dan dapat menghasilkan uang sendiri secara pribadi. namun mereka tetap bersemangat dalam menempuh pendidikan, baik tingkat dasar, menengah bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi.
== Prenduan ==
kaum pemuda di desa karduluk khususnya kaum mahasiswa juga suka berorganisasi, terbukti mahasiswa karduluk mempunyai organisasi kemahasiswaan yatiu KMK (komunitas mahasiswa karduluk) dan juga IPNI (ikatan pemuda nurul Islam).
===Sejarah===
=== Desa Pakamban Daya ===
Asal nama Prenduan dipercaya berasal dari [[Bahasa Madura]] '''arenduh''', yaitu posisi ketika sapi atau kuda meringkuk. Menurut legenda di desa inilah tempat beristirahatnya kuda yang dinaiki [[Kabupaten Sumenep|Jokotole]] dalam perjalanan pulang dari kerajaan [[Majapahit]] menuju [[Sumenep]]. Cerita lain menyebutkan bahwa desa ini merupakan tempat beristirahat pasukan berkuda Belanda jika dalam perjalanan dari [[Pamekasan]] menuju [[Sumenep]]. Lokasi desa memang hampir di tengah-tengah jarak antara kedua kota. Dahulu desa ini adalah tempat yang cukup hijau, ramai dan dekat dengan sumber air, masuk akal jika Jokotole maupun Belanda memilih tempat ini sebagai tempat istirahat.
Desa Pakamban Daya adalah desa yang berpotensi dikecamatan pragaan,terutama dibidang pertanian dan wisata relegius.ambil saja contoh,didesa ini terdapat makam kiai hebat. sebut saja Kiai Agung Damar yang merupakan cikal bakal dari pondok pondok pesantren besar yang ada diwilayah sumenep dan pamekasan, desa ini juga memiliki masyarakat yang agamais dan sopan santun, karena di dalam didesa ini terdapat pesantren pesantren besar, seperti pondok pesantren panggung, ponpes Al Islah, Ponpes Al Hikmah, Ponpes Al Azhar, Ponpes Nurur Asrar, Ponpes k. musyaffa. ponpes k. sayuti. Ponpes Agung Damar belum lagi musholla musholla, jadi seratus persen masyarakat pakamban daya beragama Islam.
Pada masa penjajahan Belanda desa ini merupakan pusat perdagangan yang sangat penting bagi kawasan sekitarnya. Transportasi darat berupa jalur transportasi utama menuju Pulau Jawa dan jalur kereta api yang dibangun oleh Perusahaan Kereta Api Belanda pada tahun 1854 telah mendorong desa ini maju dengan pesat. Transportasi darat juga bersinggungan dengan transportasi laut yang menghubungkan dengan kota-kota pantai di bagian Utara Jawa Timur mulai dari Banyuwangi, Bondowoso, Situbondo, Pasuruan dan Sidoarjo. Bahkan ada beberapa diantaranya yang langsung berlayar kke Bali, Sumbawa Makasar dan Kalimantan.
 
===Letak Desa Pakamban Laok ===
Desa Pakamban Laok terletak di sebelah Barat berbatasan dengan desa Sentol Laok dan Sentol Daya, Di sebelah Utara dengan Desa Pakamban Daya, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jaddung dan di Selatan berbatasan dengan Selat Madura. Di desa ini dilintasi oleh sungai Pakamban (Sungai Tambak Agung) yang membentang Utara Selatan. Di tengah Desa dekat dengan aliiran sungai terdapat sumber air yang sangat jernih dan sudah ada sejak zaman dahulu. Terutama pada bulan puasa biasanya sumber air bersih ini didatangi oleh penduduk desa dan bahkan dari berbagai desa di sebelahnya untuk sekadar berendam sambil menikmati beningnya air yang tidak pernah berhenti mengalir. Konon desa Pakamban berasal dari kata "akambang" (membersihkan mata agar kotoran hilang). Pada masa kerajaan Sumenep menurut kisah para penduduk desa akambang dilakukan oleh pangeran [[Jokotole]] untuk membersihkan mata kuda tunggangannya karena tertutup pasir selama menempuh perjalanan dari Majaphit ke MAdura. Maka sejak itu nama tempat ini dikenal dengan kata "pakambangan (pembersihan)" lalu menjadi Pakamban.menurut cerita lama bahwa pakamban laok itu brasal dri kata madura sendiri yaitu PANGAMBE'EN tentara maja pahit BUN LAOK yg juga sma arti dg pakamben daya yaitu PANGAMBE'EN tentara maja pahit bun dejeh/UTARA namun oleh orang madura sendiri dari turun temurun di ubah nama menjadi PAKAMBAN LAOK/PAKAMBAN DAYA.
Terletak di sebelah timur desa Pragaan Lao', Kecamatan Pragaan. Secara geografis Prenduan terdiri dari dua karakter wilayah yaitu daerah gunung dan daerah pesisisr. Daerah gunung oleh masyarakat setempat dikenal sebagai daerah onggaan. karena letaknya yang lebih tinggi. Terletak di bagian Utara Desa. Pada umumnya berupa lahan pertanian kering. Tanaman berupa jajgung, kedelai, ketela pohon dan tembakau. Di sekelilingnya biasanya banyak ditanami poohon siwalan. Pohon yang menjadi andalan untuk bahan baku gula. Selain seringkali juga dimanfaatkan buahnya untuk makanan sejenis kolang-kaling. Daerah Pesisir terletak di bagian selatan. Lahannya landai berpasir. Langsung berhubungan dengan selat Madura.
di Desa Pakamban Laok ada sebuah Pondok Pesantren Nurul Huda yang di Asuh Oleh KH. Moh. Raden Imron Syahruddin
 
===Penduduk Desa Pragaan Laok ===
Desa Pragaan Laok terletak berjejeran dengan desa Prenduan dilintasi oleh jalur transportasi darat yang menghubungkan Kota-kota di Madura dengan Kota lain di seluruh Jawa mulai Banyuwangi, Surabaya sampai ke Jakarta. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Prenduan, sebelah Selatan dengan Selat Madura, sebelah Barat dengan Desa Jaddung dan sebelah Utara berbatasan dengan Pragaan Daya. Desa Pragaan Laok merupakan desa yang mulai tumbuh ramai akibat perkembangan desa Prenduan yang makin ramai. Terutama sejak tahun 1970-an sejak kepindahan keluarga H. Fathorrahman seorang saudagar yang sukses dan seluruh keluarganya ke desa ini. Beberapa infrasruktur Kecamatan yang semula terletak di Desa Prenduan kini dipindahkan ke Desa ini. Hampir semua kantor pemerintahan ada di desa ini. Pertama adalah Pasar Desa Prenduan, Kantor Kecamatan, Kantor Koramil, Kantor Dinas Pendidikan, Puskesmas, Kantor Urusan Agama dan Kantor Pos. Penanda desa yang paling menyolok sejak zaman dahulu adalah terdapatnya makam tua di pinggir jalan provinsi yang berupa gundukan tanah yang cukup tinggi dan Pohon asam tua yang sangat besar. Dahulu desa ini terkenal angker. Di desa ini juga terdapat sekolah dasar yang sudah tua sejak masa pemerintahan Belanda sampai kini masih terlihat kokoh yaitu SDN Pragaan Laok I dan telah meluluskan banyak pemuda desa yang telah berhasil dalam berbagai bidang. Selain itu di desa ini juga terdapat pondok pesantren yang terkenal yaitu Al-Amien putera dan puteri tepatnya di Dusun Mornangka sekalipun banyak orang lebih sering menyebut Al-Amien terletak di desa Prenduan. Mata pencaharian masyarakat Desa Pragaan Laok adalah petani, pedagang, petani garam dan petani tembakau merupakan andalan produk petani di desa ini.
Prenduan merupakan desa yang paling pesat perkembangannya dan paling banyak penduduknya di kecamatan Pragaan. Jumlah penduduk sekitar 2000 jiwa. Hampir seluruh penduduk merupakan kerabat. Satu sama lain memiliki hubungan kekeluargaan. Hal ini terjadi karena banyakna perkawinan anrtar keluarga. Banyak diantaranya yang tidak tahu lagi bagaimana sebutannya. Pernikahan berlangsung antar saudara misalnya ponakan dengan paman, antara saudara sepupu dan sebagainya. Penduduk pendatang berdasarkan silsilah pada umumnya dari daerah Jawa Timur di bagian Utara mulai dari Pasuruan, Jember, Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Beberapa juga dari Makasar dan dari keturunan Cina dari Pamekasan dan Jawa. Keturunan Cina banyak yang berhasil menjadi saudagar.
 
===Kegiatan EkonomiDesa Prenduan ===
Terletak di sebelah timur desa Pragaan Lao', Kecamatan Pragaan. Secara Administratif Desa ''[[Prenduan]]'' terdiri dari 6 dusun yaitu: Paseser, Onggaan, Tamanan, Ceccek, Pao, Dusun Drusah dan Bataal. Secara geografis Prenduan terdiri dari dua karakter wilayah yaitu daerah gunung dan daerah pesisir. Daerah gunung oleh masyarakat setempat dikenal sebagai daerah onggaan. karena letaknya yang lebih tinggi. Terletak di bagian Utara Desa. Pada umumnya berupa lahan pertanian kering. Tanaman berupa jagung, kedelai, ketela pohon dan tembakau. Di sekelilingnya biasanya banyak ditanami poohon siwalan. Pohon yang menjadi andalan untuk bahan baku gula. Selain sering kali juga dimanfaatkan buahnya untuk makanan sejenis kolang-kaling. Selain itu onggaan juga lebih difungsikan sebagai makam yang membentang dari Barat ke Timur. Hal ini mungkin karena letaknya yang tinggi sebagaimana banyak dianutdalam sistem kepercayaan masyarakat Cina. Daerah Pesisir terletak di bagian selatan. Lahannya landai berpasir. Langsung berhubungan dengan selat Madura. Daerah ini sangat padat. Sejak zaman zaman dahulu daerah ini sudah menjadi daerah yang sangat penting. Di sepanjang pantai banyak berdiri rumah-rumah kuno peninggalan para juragan pribumi dan cina yang berhasil melaukukan perdagangan melalui perhubungan laut. Di tepian pantai banyak berjejer perahu nelayan yang umumnya milik para nelayan yang tinggal di daerah ini. -->
Perdagangan di sepanjang jalan utama berpusat di sekitar pasar Prenduan yang sejak tahun 1972 sudah dipindahkan ke bagian Barat Desa. Namun hingga kini kegiatan perdagangan di bekas lokasi pasar lama masih berlangsung dengan intensitas kesibukan yang masih padat.
Selain sebagai daerah perdagangan desa ini juga sangat dikenal sebagai desa santri. Sejak terjadinya kerusuhan anti Cina pada tahun 1920-an. Penduduk etnis Cina yang sebetulnya telah banyak berkontribusi terhadap majunya perdagangan di desa ini diusir dari desa. Sejak itu pula penduduk desa 100% terdiri dari penduduk pribumi dan seluruhnya beragama Islam.
Perdagangan di desa terutama sekitar tahun 60-80an berupa perdagangan tembakau dan gula siwalan. Melalui tembakau desa ini termasuk daerah yang kaya. Pengusaha pribumi tumbuh dengan nilai kekayaan yang cukup besar. Banyak diantaranya kemudian memiliki pergaulan dengan para pengusaha di pulau Jawa. Dan mereka banyak juga yang memiliki rumah-rumah mewah tidak saja di desa tetapi juga di pulau Jawa. Rumah di Jawa digunakan untuk memudahkan mereka selama mengurusi pusaha perdagangannya di Jawa, selain untuk menyekolahkan putera-puteri mereka di sekolah-sekolah bergengsi di Jawa. Keberhasilan perdagangan tembakau pada saat itu telah mengubah suasana desa tampak seperti sebuah kota di Jawa.
 
== Penduduk ==
===Kegiatan Pendidikan===
=== Agama ===
Kondisi pendidikan Desa sangat memadai. Terutama pendidikan keagamaan. Pendidikan keagamaan di desa ini sangat kuat dimulai sejak tingkat kanak-kanak hingga pergruan Tinggi. Pendidikan yang paling penting dan sangat berpengaruh di desa ini adalah Yayasan AL-Amien. Tokoh penting dalam penyebaran dan pendidikan ke Islaman tidak terlepas dari peran seorang saudagar yang kaya raya pada jamannya yaitu Kiyai Gema. Selanjutnya melalui keturunannya berkembang pondok pesantren yang sangat besar pengaruhnya dalam kemajuan pendidikan agama Islam adalah Pondok Pesantren AL-Amin yang didirikan oleh Kiyai Jauhari dan selanjutnya diserahkan kepada putera-puterinya. Pondok pesantren putera Al-Amin dipimpin oleh Kiyai Ahmad Tijani (alm) yang menempuh pendidikan agama di Saudi Arabia dan sempat lama tinggal disana sebagai pejabat di Sekjen Rabitah Alam Islamie. Pimpinan harian lebih banyak dikelola oleh adiknya yaitu Kiyai Idries Jauhari. Pada sekitar tahun 1989-an adiknya Kiyai Mahtum yang sebelumnya menempuh pendidikan di saudi arabia dan sempat bermukim cukup lama disana pulang dan memimpin pondok pesantren puteri al-Amin.
Mayoritas penduduk di kecamatan Pragaan beragama [[Islam]] yang masih dipelopori oleh [[ulama]]-ulama handal dan 'alim dalam mengatur tatanan penduduk.
 
== Ekonomi ==
===Kondisi Infrastruktur Desa===
{{kembangkan bagian}}
Kondisi infrastruktur Desa sangat memadai. Desa ini dilalui oleh transportasi utama lintas propinsi. Selama 24 jam kendaraan umum dapat diakses. Bus jurusan Jakarta cukup banyak beroperasi. Pada jaman Belanda transportasi laut juga sangat pesat berkembang terutama oleh padra pengusaha Cina yang melayani rute dari desa ini ke pelabuhan di sepanjang pantai Utara Jawa Timur. Pada jaman itu jalur kereta api madura Jawa juga dibangun dan berkembang dengan pesat. Hasil pertanian utama yang banyak diikirim ke Jawa adalah gula, jagung, produk kerajinan daun lontar dan ikan asin. Saat ini perkantoran tingkat kecamatan ada di desa ini. PLN juga dibuka pada tahun 1970-an. Perusahaan air minum yang dikelola oleh swasta juga sudah beroperasi secara baik sejak sekitar tahun 1990-an. Rumah-rumah baru dengan gaya arsitektur modern banyak tumbuh dan mobil-mobil mewah menjadi pemandangan biasa di desa ini. Salah satu rumah yang menonjol akibat pergauan pedagang dengan para juragan di Jawa khususnya pabrik tembakau adalah kemunculan rumah dengan [http://arsitektur%20jengki arsitektur jengki]. Pada umumnya rumah jenis ini dimiliki oleh saudagar tembakau. Beberapa diantaranya milik H.Hasan Basri, H. Samsul di Kapedi dan milik keluarga H. Monier dan keluarga H. Fathorrahman
 
== Pranala luar ==
===Hubungan Sosial Agama===
Satu hal yang sangat penting pula adalah peran penguasaha dalam pengembangan keislaman di desa. Pengusaha dan kiyai berkolaborasi dalam mejukan pendidikan di desa. Pengusaha menjadi tulang punggung dalam pendanaan pengembangan pondok pesantren. Demikian pula banyak pemuda-pemuda yang cerdas diberangkatkan ke berbagai kota untuk menimba ilmu ke Islaman atas biaya penguasaha dan selanjutnya para pemuda tersebut diminta kembali ke desa untuk bersama-sama mengembangkan ilmu dan pendidikan yang telah dirintis oleh para Kiyai. Beberapa diantaranya pemuda dari Desa ini yang telah berhasil menempuh pendidikan dan menjadi tokoh penting seperti: Prof Faisal Ismail (Sekjen Depag, sekarang Dubes di Kuwait), Drs Baidawi (mantan BPKP), Zuhairi Misrawi (Intelektual Muda NU), Suadi Saad (Dosen IAIN Serang), Achmad Mahally (BPPT), Hilmi Chozien (Departemen Agama) [http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/ Raziq Hasan] (Pembantu Dekan I Fakultas Teknik SIpil dan Perencanaan [[Universitas Gunadarma]] Jakarta, Farihen (Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Agama slam Universitas Muhammadiya Jakarta), Fathie Tohir (Kepala Sekolah SMA Negeri di Malang. Dan beberapa diantara alumni Pondok Pesantren mendirikan pondok di bebrapa kota di Indonesia seperti: KH. Ahmad Sonhaji (Pimpinan Pondok Pesantren Darul Muttaqien di Tangerang, dengan jumlah santri yang cukup besar). KH. Hilmie Abdul Mubien (Pimpinan Pondok Pesantren Ummul Quro di Leuwiliang Bogor), KH.Abdul Halim dan KH.Anwar Wahdie (Pimpinan Pondol di Tangerang)juga KH. Agul Goni (Pimpinan Pondok di Bandung).
 
{{Pragaan, Sumenep}}
{{Kabupaten Sumenep}}
 
{{Authority control}}
{{kecamatan-stub}}