Pertanian organik: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k namun (di tengah kalimat) → tetapi |
-> fixed reference |
||
(32 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{pertanian}}
[[Berkas:Organic-vegetable-cultivation.jpeg|jmpl|ka|238px|Pertanian sayuran organik di Capay, California.]]
'''Pertanian organik''' adalah sistem [[budi daya]] [[pertanian]] yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan [[bahan kimia sintetis]].<ref name="a">{{cite news|url=http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/|title=Prospek Pertanian Organik di Indonesia|publisher=Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian|date=4 Juli 2002|accessdate=23 Mei 2010|url-status=dead|archive-date=4 Mei 2010|archive-url = https://web.archive.org/web/20100504143807/http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/}}</ref> Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah [[padi]], [[hortikultura]] yang meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: [[brokoli]], [[kubis merah]], [[jeruk]], dll.), tanaman perkebunan ([[kopi]], [[teh]], [[kelapa]], dll.), dan [[rempah-rempah]].<ref name="a"/> Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip [[kesehatan]], [[ekologi]], [[keadilan]], dan [[perlindungan]].<ref name="b"/> Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan [[kelestarian]] dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus didasarkan pada [[siklus]] dan [[sistem]] [[ekologi]] kehidupan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.<ref name="b"/> Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.<ref name="b">{{cite news|url=http://www.ifoam.org/about_ifoam/pdfs/POA_folder_indonesian.pdf|publisher=International Federation of Organic Agriculture Movements|title=PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK|accessdate=23 Mei 2010}}</ref>▼
▲</ref> Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah [[padi]], [[hortikultura]] yang meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: [[brokoli]], [[kubis merah]], [[jeruk]], dll.), tanaman perkebunan ([[kopi]], [[teh]], [[kelapa]], dll.), dan [[rempah-rempah]].<ref name="a"/> Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip [[kesehatan]], [[ekologi]], [[keadilan]], dan [[perlindungan]].<ref name="b"/> Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan [[kelestarian]] dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus didasarkan pada [[siklus]] dan [[sistem]] [[ekologi]] kehidupan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.<ref name="b"/> Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.<ref name="b">{{cite news
</ref>▼
== Sejarah pertanian organik ==
[[Pertanian]] tradisional dalam berbagai bentuk, yang telah dilakukan sejak ribuan tahun di seluruh dunia, merupakan pertanian organik yang tidak menggunakan bahan kimia sintetik. Pertanian dengan memanfaatkan [[ekologi hutan]]
Pupuk sintetis telah dibuat pada abad ke 18, berupa [[superfosfat]]. Lalu pupuk berbahan dasar [[amonia]] mulai diproduksi secara massal ketika [[proses Haber]] dikembangkan semasa [[Perang Dunia I]]. Pupuk ini murah, bernutrisi, dan mudah ditransportasikan dalam bentuk curah. Perkembangan juga terjadi pada [[pestisida]] kimia pada tahun
Para pakar [[biologi tanah]] mulai mengembangkan teori mengenai bagaimana ilmu [[biologi]] dapat digunakan pada pertanian untuk menanggulangi dampak negatif bahan kimia pertanian tanpa mengurangi hasil produksi pertanian. [[Biodinamika biologi]] berkembang pada tahun
Pada tahun
Meningkatnya kesadaran lingkungan secara umum pada populasi manusia pada masa modern telah mengubah gerakan organik yang awalnya dikendalikan oleh suplai, kini dikendalikan oleh permintaan pasar. Harga yang tinggi dan [[subsidi pertanian|subsidi]] dari pemerintah menarik perhatian petani. Di [[negara berkembang]], berbagai produsen pertanian yang bekerja dengan prinsip tradisional dapat dikatakan setara dengan pertanian organik namun tidak bersertifikat dan tidak mengikuti perkembangan ilmiah dalam pertanian organik. Sehingga beberapa petani tradisional dapat berpindah menjadi petani organik dengan mudah, yang terdorong oleh alasan ekonomi.<ref>Paull, John [http://orgprints.org/10949/01/10949.pdf "China's Organic Revolution"], Journal of Organic Systems (2007) 2 (1): 1-11.</ref>
== Metode ==
Pertanian organik mengkombinasikan pengetahuan ilmiah mengenai [[ekologi]] dan [[teknologi]] modern mengenai praktik [[pertanian tradisional]] berdasarkan proses biologis yang terjadi secara alami. Metode pertanian organik dipelajari di dalam bidang [[ekologi pertanian]]. Pertanian konvensional menggunakan pestisida dan pupuk sintetik, sedangkan pertanian organik membatasinya dengan hanya menggunakan pestisida dan pupuk alami. Prinsip metode pertanian organik mencakup [[rotasi tanaman]], [[pupuk hijau]]/[[kompos]], [[pengendalian hama biologis]], dan [[pengolahan tanah]] [[mekanisasi pertanian|secara mekanis]]. Pertanian organik memanfaatkan proses alami di dalam lingkungan untuk mendukung produktivitas pertanian, seperti pemanfaatan legum untuk [[pengikatan nitrogen|mengikat nitrogen]] ke dalam tanah, memanfaatkan [[predator]] untuk menaggulangi hama, rotasi tanaman untuk mengembalikan kondisi tanah dan mencegah penumpukan hama, penggunaan [[mulsa]] untuk mengendalikan hama dan penyakit, dan pemanfaatan bahan alami, termasuk mineral bahan tambang yang tidak diproses atau diproses secara minimal, sebagai pupuk, pestisida, dan pengkondisian tanah.<ref>FiBL (2006) [http://www.betriebsmittelliste.ch/fileadmin/documents/de/hifu/stellungnahmen/potassium_bicarbonate_organic.pdf Use of potassium bicarbonate as a fungicide in organic farming] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140111033236/http://www.betriebsmittelliste.ch/fileadmin/documents/de/hifu/stellungnahmen/potassium_bicarbonate_organic.pdf |date=2014-01-11 }}</ref> Tanaman yang lebih unggul dan tangguh dikembangkan melalui [[pemuliaan tanaman]] dan tidak dimodifikasi menggunakan [[rekayasa genetika]].
=== Keanekaragaman hayati ===
Baris 54 ⟶ 24:
Pertanian organik bergantung sepenuhnya pada dekomposisi bahan organik tanah, menggunakan berbagai teknik seperti [[pupuk hijau]] dan [[kompos]] untuk menggantikan nutrisi yang hilang dari tanah oleh tanaman pertanian sebelumnya. Proses biologis ini dikendalikan oleh berbagai mikroorganisme seperti [[mikoriza]] yang memungkinkan terjadinya produksi nutrisi secara alami di dalam tanah sepanjang musim tanam. Pertanian organik mendayagunakan berbagai metode untuk meningkatkan [[kesuburan tanah]], termasuk rotasi tanaman, pemanfaatan tanaman penutup, pengolahan tanah tereduksi, dan penerapan kompos. Dengan mengurangi [[pengolahan tanah]], maka tanah tidak dibalik dan tidak terpapar oleh udara. Hal ini berarti nutrisi yang bersifat mudah menguap seperti nitrogen dan karbon semakin sedikit yang menghilang.
Tumbuhan membutuhkan berbagai nutrisi seperti [[nitrogen]], [[fosfor]], dan [[nutrisi mikro]] lainnya serta hubungan [[simbiosis]] dengan [[fungi]] dan organisme lainnya untuk berkembang dengan baik. Sinkronisasi diperlukan agar tumbuhan mendapatkan nitrogen yang cukup pada waktu yang tepat. Hal ini menjadi salah satu tantangan di dalam pertanian organik.<ref name=SoilFertility>{{Cite journal | author = Watson CA, Atkinson D, Gosling P, Jackson LR, Rayns FW. | title = Managing soil fertility in organic farming systems | url = http://www3.interscience.wiley.com/journal/119192119/abstract | year = 2002 | journal = Soil Use and Management | pages = 239–247 | volume = 18 | doi = 10.1111/j.1475-2743.2002.tb00265.x | accessdate = 2009-05-29 }}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} [http://orgprints.org/8060/ Preprint with free full-text].</ref> [[Residu tanaman]] dapat dikembalikan ke tanah sehingga membusuk dan memberikan nutrisi bagi tanah.<ref name=SoilFertility/> Dalam banyak kasus, pengaturan [[pH]] diperlukan dengan menggunakan [[kapur pertanian]] dan [[sulfur]].<ref name=Gillman2008>Gillman J. (2008). ''The Truth About Organic Farming''.</ref>{{Rp|43}}
[[Lahan usaha tani]] yang tidak memiliki usaha peternakan di dalamnya mungkin akan lebih sulit dalam mengembalikan kesuburan tanah dan membutuhkan input [[kotoran]] dari luar untuk digunakan sebagai sumber nitrogen yang baik. Namun nitrogen juga dapat diberikan dengan menggunakan [[legum]] sebagai tanaman penutup tanah.<ref name=SoilFertility/>
Baris 63 ⟶ 33:
Pengelolaan [[gulma]] secara organik bersifat menekan, bukan memberantas gulma, dengan meningkatkan kompetisi dan mendayagunakan sifat [[fitotoksin|fitotoksik]] tanaman.<ref name="extension.iastate.edu">Kathleen Delate and Robert Hartzler. 2003. [http://www.extension.iastate.edu/Publications/PM1883.pdf Weed Management for Organic Farmers]. Iowa State University Extension Bulletin 1883.</ref> Pertanian organik mengintegrasikan strategi budaya, biologi, mekanis, fisik, dan kimiawi untuk mengelola gulma tanpa menggunakan [[herbisida]] sintetik.
Berbagai standar organik membutuhkan [[rotasi tanaman]] dari tanaman semusim,<ref>Staff, United Nations Conference on Trade and Development. [http://193.194.138.42/en/Sustainability-Claims-Portal/Discussion-Forum/Organic-Standards/ Organic Standards] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150606214740/http://193.194.138.42/en/Sustainability-Claims-Portal/Discussion-Forum/Organic-Standards/ |date=2015-06-06 }}</ref> yang berarti satu jenis tanaman tidak bisa ditumbuhkan di lokasi yang sama tanpa tumbuhan antara yang berbeda jenisnya. Rotasi tanaman secara organik mencakup tanaman penutup yang menekan pertumbuhan gulma dan tanaman dengan siklus hidup yang tidak sama untuk menekan pertumbuhan gulma yang hanya menyerang jenis tanaman tertentu.<ref name="extension.iastate.edu"/> Berbagai penelitian dikerjakan untuk mengembangkan metode organik untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang secara alami menekan pertumbuhan atau perkecambahan gulma.<ref>Robert J. Kremer and Jianmei Li. 2003. [http://naldc.nal.usda.gov/download/11123/PDF Developing weed-suppressive soils through improved soil quality management] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160303172306/http://naldc.nal.usda.gov/download/11123/PDF |date=2016-03-03 }}. Soil & Tillage Research 72: 193-202.</ref> Metode lainnya yaitu meningkatkan tingkat kompetisi tanaman pertanian untuk menekan pertumbuhan gulma dengan berbagai cara seperti mengatur tingkat kepadatan penanaman, mengatur jumlah varietas tanaman yang ditanam, dan mengatur periode penanaman.<ref name="extension.iastate.edu"/>
Pengendalian gulma secara mekanis dan fisik dapat dilakukan dengan:<ref name="extension.org">Mark Schonbeck, Virginia Association for Biological Farming. Last Updated: March 23, 2010. [http://www.extension.org/article/18532 An Organic Weed Control Toolbox] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100828064035/http://www.extension.org/article/18532 |date=2010-08-28 }}.</ref>
* [[Pengolahan tanah]] - membalik tanah di atara tanaman untuk menempatkan residu tanaman dan gulma ke dalam tanah.
* [[Pemotongan]]
* Memberikan panas ke tanah
* Pemberian mulsa untuk menghalangi pertumbuhan gulma (lihat [[plastikultura]])<ref>{{cite book|author=Szykitka, Walter|title=The Big Book of Self-Reliant Living: Advice and Information on Just About Everything You Need to Know to Live on Planet Earth|publisher=Globe-Pequot|year=2004|isbn=978-1-59228-043-8|page=343|url=http://books.google.com/books?id=E0bb14gPCZsC&pg=PA343}}{{Pranala mati|date=Mei 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Namun metode pengolahan tanah dikritik sebagian kalangan karena dapat menyebabkan erosi.<ref>Pimentel D et al. (1997) [http://www.rachel.org/files/document/Environmental_and_Economic_Costs_of_Soil_Erosi.pdf Environmental and Economic Costs of Soil Erosion and Economic Benefits of Conservation] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161213065558/http://www.rachel.org/files/document/Environmental_and_Economic_Costs_of_Soil_Erosi.pdf |date=2016-12-13 }} Science 267(52010):1117-1123</ref><ref name=Economist>{{cite news|author= Staff, Green.View|url=http://www.economist.com/daily/columns/greenview/displayStory.cfm?story_id=11911706|work=The Economist|title=Stuck in the mud|date=2008-08-11}}</ref> FAO dan berbagai organisasi mempromosikan pendekatan pertanian tanpa pengolahan tanah (''no till farming'') dan menekankan pada rotasi tanaman.<ref name=Economist /><ref>David R. Huggins and John P. Reganold. (2008) [http://research.wsu.edu/resources/files/no-till.pdf No-till: The Quiet Revolution] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120916121457/http://research.wsu.edu/resources/files/no-till.pdf |date=2012-09-16 }} Scientific American July 2008 Issue:70-77</ref> Sebuah studi menunjukan bahwa rotasi tanaman dan pemanfaatan tanaman penutup tanah mampu mengurangi erosi tanah, mengendalikan hama, dan menekan penggunaan pestisida secara signifikan.<ref>Pimentel D et al. (2005) [http://www.ce.cmu.edu/~gdrg/readings/2007/02/20/Pimental_EnvironmentalEnergeticAndEconomicComparisonsOfOrganicAndConventionalFarmingSystems.pdf Environmental, Energetic, and Economic Comparisons of Organic and Conventional Farming Systems] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130601032933/http://www.ce.cmu.edu/~gdrg/readings/2007/02/20/Pimental_EnvironmentalEnergeticAndEconomicComparisonsOfOrganicAndConventionalFarmingSystems.pdf |date=2013-06-01 }}. BioScience 55(7):573-82</ref> Beberapa bahan kimia yang tersedia secara alami dapat digunakan sebagai herbisida ([[bioherbisida]]), seperti [[asam asetat]], [[tepung gluten jagung]], dan [[minyak atsiri]]. Bioherbisida yang berbasis fungi patogen yang menjadi parasit bagi gulma, juga telah dikembangkan.<ref name="extension.org"/>
Gulma juga dapat dikendalikan dengan memanfaatkan [[penggembalaan hewan]] di atas lahan pertanian. [[Angsa]] telah dipelihara secara [[jelajah bebas]] di atas lahan [[kapas]], [[strawberry]], [[tembakau]], dan [[jagung]] untuk menekan pertumbuhan gulma.<ref>Glenn Geiger and Harold Biellier. 1993. [http://extension.missouri.edu/publications/DisplayPub.aspx?P=G8922 Weeding With Geese] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100923222023/http://extension.missouri.edu/publications/DisplayPub.aspx?P=G8922 |date=2010-09-23 }}. University of Missouri Extension Bulletin G8922.</ref> [[Petani]] [[sawah]] di berbagai belahan dunia juga memelihara [[bebek]] dan [[ikan]] di sawah untuk memakan gulma dan serangga.<ref name="csmonitor.com">[http://www.csmonitor.com/2003/0220/p11s01-sten.html?s=widep How to feed the world] By Laurent Belsie (February 20, 2003 edition) The Christian Science Monitor</ref>
=== Hewan ternak ===
Usaha pemeliharaan hewan ternak yang menghasilkan [[daging]], [[susu]], dan [[telur]] secara organik dapat menjadi pelengkap bagi usaha pertanian organik. Berbagai pembuat kebijakan memiliki sikap yang bervariasi mengenai [[kesejahteraan hewan]], tetapi [[USDA]] secara umum tidak mengutamakan kesejahteraan hewan untuk memberi label produk organik.<ref>{{
== Keekonomian ==
[[Ekonomi|Keekonomian]] dari pertanian organik merupakan subbidang dari [[ekonomi pertanian]] yang mencakup seluruh jenis proses dan dampak dari pertanian organik terhadap masyarakat, terutama [[biaya sosial]], [[biaya peluang]], [[biaya tak terduga]], [[asimetri informasi]], [[ekonomi skala]], dan sebagainya. Meski cakupan ekonomi begitu luas, pada ekonomi pertanian fokusnya ada pada maksimisasi hasil dan efisiensi pada tingkat [[lahan usaha tani]]. Ekonomi merupakan pendekatan [[antroposentrik]] terhadap nilai alam (misal [[keanekaragaman hayati]]). Beberapa lembaga dan pemerintahan memberikan [[subsidi pertanian|subsidi kepada pertanian organik]] dalam skala besar karena manfaatnya yang begitu banyak pada lingkungan.<ref name=Misconcept>IFOAM. [http://infohub.ifoam.org/sites/default/files/page/files/misconceptions_compiled.pdf Criticisms and Frequent Misconceptions about Organic Agriculture: The Counter-Arguments] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140124115746/http://infohub.ifoam.org/sites/default/files/page/files/misconceptions_compiled.pdf |date=2014-01-24 }}</ref>
=== Persebaran produsen ===
Pasar produk organik paling kuat berada di [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]], yang pada tahun 2001 diperkirakan telah menguasai antara US$ 6 hingga 8 miliar dari pangsa pasar global yang sebesar US$ 20 miliar.<ref name=Lotter2003>{{Cite journal |last1=Lotter |first1=
Selain Australia, negara dengan lahan usaha tani organik terbesar adalah Argentina yang mencapai 3.1 juta hektare, China 2.3 juta hektare, dan Amerika Serikat 1.6 juta hektare. Kebanyakan lahan organik di Argentina adalah lahan penggembalaan seperti Australia. Brazil merupakan eksportir produk organik terbesar.
Di Uni Eropa pada tahun 2005, 3.9% dari total lahan pertanian merupakan lahan usaha tani organik. Negara di Uni Eropa dengan proporsi lahan terbesar adalah [[Austria]] 11%, [[Italia]] 8.4%, dan [[Republik Ceko]] dan [[Yunani]] (keduanya 7.2%). Yang paling sempit adalah [[Malta]] 0.15, [[Polandia]] 0.6% (168 ribu hektare),<ref>{{cite web| title=The organic food market in Poland: Ready for take-off| url=http://www.sixtytwo.biz/en/__organicfood1.htm| accessdate=2007-10-08| author=SixtyTwo International Consultants| pages=| archiveurl=https://web.archive.org/web/20070927035437/http://www.sixtytwo.biz/en/__organicfood1.htm| archivedate=2007-09-27| dead-url=yes}}</ref> dan [[Irlandia]] 0.8%.<ref>{{cite web | title=Organic Farming in the European Union | url=http://ec.europa.eu/agriculture/organic/files/consumer-confidence/consumer-demand/facts_en.pdf | accessdate=2012-01-19 | publisher=European Commission | page=30 | format=PDF}}</ref><ref>{{cite web | title=Eurostat press release 80/2007 | url=http://epp.eurostat.ec.europa.eu/pls/portal/docs/PAGE/PGP_PRD_CAT_PREREL/PGE_CAT_PREREL_YEAR_2007/PGE_CAT_PREREL_YEAR_2007_MONTH_06/5-12062007-EN-BP.PDF | accessdate=2007-10-07 | author=European Commission – Eurostat
| page=1 | format=PDF}}</ref> Pada tahun 2009, proporsi lahan organik di Uni Eropa tumbuh hingga 4.7%.<ref>{{cite web | title=Organic Market Growth - Facts and Figures | url=http://www.organicshops.us/blog/Organic-Market-Growth-Facts-and-Figures | accessdate=2012-01-18 | author=FiBL,OTA | pages= }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Pada tahun 2010, 16% petani Austria bercocok tanam secara organik.<ref name="BZ">{{cite web | title=Bio hat Zukunft, aber auch viele Probleme | url=http://www.bauernzeitung.at/?id=2500%2C124738%2C%2C | accessdate=2012-01-19 | author=Bauernzeitung (RollAMA survey) | pages= }}</ref>▼
▲| accessdate=2012-01-18 | author=FiBL,OTA | pages= }}</ref> Pada tahun 2010, 16% petani Austria bercocok tanam secara organik.<ref name="BZ">{{cite web | title=Bio hat Zukunft, aber auch viele Probleme | url=http://www.bauernzeitung.at/?id=2500%2C124738%2C%2C | accessdate=2012-01-19 | author=Bauernzeitung (RollAMA survey) | pages= }}</ref>
Setelah [[keruntuhan Uni Soviet]] pada tahun 1991, input usaha pertanian (terutama pestisida dan pupuk sintetik) yang sebelumnya didatangkan dari negara Eropa TImur tidak lagi tersedia di [[Kuba]]. Banyak petani Kuba beralih menjadi petani organik karena keterpaksaan.<ref>{{cite web | title=Farming with Fidel | url=
| title=Cuban GMO Vision
| url=http://www.pugwash.org/reports/ees/cuba2004/03%20Pugwash/02_Rebecca.pdf
Baris 98 ⟶ 65:
| author=Center for Genetic Engineering and Biotechnology
| pages=
| format=PDF
| archive-date=2013-11-05
| archive-url=https://web.archive.org/web/20131105150758/http://www.pugwash.org/reports/ees/cuba2004/03%20Pugwash/02_Rebecca.pdf
| dead-url=yes
}}</ref><ref>{{cite web
| title=DirecciÓn de Investigaciones Agropecuarias
| url=http://www.cigb.edu.cu/pages/iap.htm
Baris 104 ⟶ 75:
| author=Centro de Ingeniería Genética y Biotecnología de Cuba
| pages=
| archiveurl
| | dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite web | title=Cuba’s Food & Agriculture Situation Report
| url=http://www.fas.usda.gov/itp/cuba/CubaSituation0308.pdf
Baris 110 ⟶ 84:
| author=Office of Global Analysis, FAS, USDA
| pages=
| format=PDF
| archive-date=2013-11-05
| archive-url=https://web.archive.org/web/20131105/http://www.fas.usda.gov/itp/cuba/cubasituation0308.pdf
| dead-url=yes
▲}}</ref>
=== Pertumbuhan ===
Pada tahun 2001, diperkirakan nilai pasar produk organik bersertifikat di seluruh dunia adalah US$ 20 miliar. Pada tahun 2002, nilainya menjadi US$ 23 miliar dan pada tahun 2007 US$ 46 miliar. Pada tahun 2012, nilainya telah mencapai US$ 63 miliar.<ref name=OrgWorldYearbook2013>Helga Willer, Julia Lernoud and Robert Home [http://www.organic-world.net/fileadmin/documents/yearbook/2013/web-fibl-ifoam-2013-25-34.pdf The World of Organic Agriculture: Statistics & Emerging Trends 2013] Research Institute of Organic Agriculture (FiBL) and the International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM, 2013</ref>
Eropa dan Amerika Utara mengalami peningkatan tertinggi dalam hal luas lahan.<ref name=OrgWorldYearbook2013/>{{rp|26}} Antara tahun 2005 hingga 2008, Uni Eropa mengalami perluasan sebesar 21%.<ref>http://epp.eurostat.ec.europa.eu/cache/ITY_PUBLIC/5-01032010-BP/EN/5-01032010-BP-EN.PDF</ref> Hal ini disebabkan pemberian [[subsidi pertanian]] di Uni Eropa yang beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik karena besarnya manfaat bagi lingkungan. Namun Amerika Serikat masih mensubsidi pertanian konvensional, terutama gula dan jagung.<ref>Dimitri, C.; Oberholtzer, L. (2006) [http://ers.usda.gov/AmberWaves/February06/Features/feature1.htm EU and US Organic Markets Face Strong Demand Under Different Policies] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110110113625/http://www.ers.usda.gov/AmberWaves/February06/Features/feature1.htm |date=2011-01-10 }}</ref> Hal inilah yang menjadi pembeda antara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Secara persentase luas lahan pertanian total pada kedua wilayah tersebut, 4.6% di Uni Eropa adalah lahan pertanian organik sedangkan di Amerika Serikat hanya 0.6% dari total luas lahan pertaniannya.<ref name=OrgWorldYearbook2011>{{Cite news|last1=Willer|first1=Helga|last2=Kilcher|first2=Lukas|title=The World of Organic Agriculture. Statistics and Emerging Trends 2011|year=2011|publisher=IFOAM|location=Bonn; FiBL, Frick|url=http://www.organic-world.net/yearbook-2011-key-results.html?&L=2|access-date=2013-12-16|archive-date=2014-09-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20140911065221/http://www.organic-world.net/yearbook-2011-key-results.html?&L=2|dead-url=yes}}</ref>
=== Produktivitas ===
Berbagai studi mengenai produktivitas pertanian organik beragam.<ref name="Welsh, Rick 1999">{{cite journal | author=Welsh, Rick | title=Economics of Organic Grain and Soybean Production in the Midwestern United States | journal=Henry A. Wallace Institute for Alternative Agriculture | year=1999 | volume= | pages= | url=http://www.winrock.org/wallacecenter/documents/pspr13.pdf | access-date=2013-12-17 | archive-date=2013-04-05 | archive-url=https://web.archive.org/web/20130405083744/http://www.winrock.org/wallacecenter/documents/pspr13.pdf | dead-url=yes }}</ref>
Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1990 dengan data dari 26 jenis hasil tanaman pertanian dan dua [[Produk hewan|hasil peternakan]] pada ratusan [[lahan usaha tani]] menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan berarti secara statistik antara pertanian organik dan pertanian konvensional. Perbedaan berarti hanya ada pada produksi [[susu]] dan [[kacang-kacangan]] di mana pertanian organik lebih banyak menghasilkan dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite journal |doi=10.1016/0167-8809(90)90179-H |title=The comparative productivity of organic agriculture |url=https://archive.org/details/sim_agriculture-ecosystems-environment_1990-01_30_1-2/page/n7 |year=1990 |last1=Stanhill |first1=G. |journal=Agriculture, Ecosystems & Environment |volume=30 |pages=1}}</ref>
Sebuah survei di Amerika Serikat yang dipublikasikan pada tahun 2001 menganalisis 150 musim tanam serealia dan kacang kedelai dan mendapati bahwa pertanian organik menghasilkan antara 5% lebih sedikit hingga setara dibandingkan pertanian konvensional.<ref name="Welsh, Rick 1999"/>
Sebuah studi yang berlangsung selama dua dekade dan dipublikasikan pada tahun 2002 mendapatkan bahwa pertanian organik menghasilkan 20% lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk 50% lebih sedikit, pestisida 97% lebih sedikit, dan input energi 34-53% lebih sedikit.<ref name="Fließbach et al 2002"
Sebuah studi pada tahun 2003 menemukan bahwa di musim kering, pertanian organik menghasilkan lebih banyak dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite journal | author=Lotter, D. W., Seidel, R. & Liebhardt W. | title=The performance of organic and conventional cropping systems in an extreme climate year | journal=American Journal of Alternative Agriculture | year=2003 | volume=18 | pages=146–154 | doi=10.1079/AJAA200345 | issue=3}}</ref><ref>Welsh (1999) [http://www.winrock.org/wallace/wallacecenter/documents/pspr13.pdf The Economics of Organic Grain and Soybean Production in the Midwestern United States] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20101208183312/http://www.winrock.org/wallace/wallacecenter/documents/pspr13.pdf |date=2010-12-08 }}.</ref> Pertanian organik juga mampu bertahan melawan gangguan cuaca seperti [[badai]] dan [[topan]], lebih baik dibandingkan pertanian konvensional. Lapisan tanah atas pada pertanian organik tidak menghilang sebanyak pertanian konvensional ketika diterpa angin kencang.<ref>A study of 1,804 organic farms in Central America hit by Hurricane Mitch: Holt-Gimenez, E. (2000) [http://www.panna.org/legacy/gpc/gpc_200012.10.3.02.dv.html Hurricane Mitch Reveals Benefits of Sustainable Farming Techniques] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100730052024/http://www.panna.org/legacy/gpc/gpc_200012.10.3.02.dv.html |date=2010-07-30 }}. PANNA.</ref>
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2005 membandingkan pertanian konvensional, pertanian organik berbasis hewan, dan pertanian organik berbasis legum pada [[Institut Rodale]] selama 22 tahun. Studi ini mendapati bahwa untuk penanaman [[jagung]] dan [[kedelai]] cenderung menghasilkan dalam jumlah yang setara di antara ketiganya, tetapi pertanian organik berbasis legum dan berbasis hewan membutuhkan energi fosil yang lebih sedikit secara signifikan. Dan pada pertanian organik, pestisida dan pupuk sintetik tidak digunakan sama sekali.<ref>Pimentel DP et al (2005) [http://www.ce.cmu.edu/~gdrg/readings/2007/02/20/Pimental_EnvironmentalEnergeticAndEconomicComparisonsOfOrganicAndConventionalFarmingSystems.pdf Environmental, Energetic, and Economic Comparisons of Organic and Conventional Farming Systems] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130601032933/http://www.ce.cmu.edu/~gdrg/readings/2007/02/20/Pimental_EnvironmentalEnergeticAndEconomicComparisonsOfOrganicAndConventionalFarmingSystems.pdf |date=2013-06-01 }} Bioscience 55(7): 573-582.</ref><ref>[http://rodaleinstitute.org/our-work/farming-systems-trial/ Rodale Farm Trial Site]</ref><ref>
Pada studi yang dilakukan pada tahun 2007 menggabungkan 293 penelitian yang telah dilakukan untuk menilai efisiensi secara keseluruhan antara kedua sistem pertanian dan menemukan bahwa metode organk dapat memproduksi bahan pangan yang mencukupi bagi populasi dunia untuk mendukung kelangsungan hidup manusia dengan kebutuhan lahan yang lebih sedikit. Para peneliti juga menemukan bahwa di negara maju meski pertanian organik menghasilkan 8% lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional, tetapi di negara miskin pertanian organik menghasilkan 80% lebih banyak dibandingkan pertanian konvensional. hal ini dikarenakan di negara miskin bahan-bahan organik untuk input usaha pertanian lebih mudah didapatkan dibandingkan akses menuju pestisida dan pupuk sintetik.<ref>{{cite journal |doi=10.1017/S1742170507001640 |laysource=New Scientist |laydate=July 12, 2007 |laysummary=http://www.newscientist.com/article/dn12245-organic-farming-could-feed-the-world.html |title=Organic agriculture and the global food supply |year=2007 |last1=Badgley |first1=Catherine |last2=Moghtader |first2=Jeremy |last3=Quintero |first3=Eileen |last4=Zakem |first4=Emily |last5=Chappell |first5=M. Jahi |last6=Avilés-Vázquez |first6=Katia |last7=Samulon |first7=Andrea |last8=Perfecto |first8=Ivette |journal=Renewable Agriculture and Food Systems |volume=22 |issue=2 |pages=86}}</ref> Namun studi ini ditantang kebenarannya dengan studi lain pada tahun 2008 yang menyatakan bahwa estimasi berlebihan pada pertanian organik dikarenakan misinterpretasi data dan kesalahan hitung.<ref name=Connor2008>Connor, D. J. 2008. [http://www.sfiar.ch/fileadmin/documents/recommend_dubock_field_crops_research.pdf Organic agriculture cannot feed the world] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130530012613/http://www.sfiar.ch/fileadmin/documents/recommend_dubock_field_crops_research.pdf |date=2013-05-30 }}. Field Crops Res. 106: 187-190.</ref>
Sebuah studi pada tahun 1999 oleh Badang Perlindungan Lingkungan Denmark menemukan bahwa, pertanian organik menghasilkan [[kentang]], [[bit gula]], dan rumput lebih sedikit, hingga 50%-nya saja, dibandingkan pertanian konvensional.<ref>The Bichel Committee. 1999. Report from the main committee. Danish Environmental Protection Agency. [http://www.mst.dk/udgiv/Publications/1998/87-7909-445-7/html/kap08_eng.htm#8.7.1 Conclusions and recommendations of the Committee: 8.7.1 Total phase-out.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140119114059/http://www2.mst.dk/udgiv/Publications/1998/87-7909-445-7/html/kap08_eng.htm#8.7.1 |date=2014-01-19 }} "A total abolition of pesticide use would result in an average drop in farming yields of between 10% and 25%, at the farm level; the smallest losses would occur in cattle farming. On farms that have a large proportion of special crops, such as potatoes, sugar beet and seed grass, the production losses in terms of quantity would be closer to 50%. These crops would probably be ousted by other crops."</ref> [[Michael Pollan]], pengarang dari ''[[The Omnivore's Dilemma]]'', merespon publikasi ini dengan menyatakan bahwa hasil pertanian dunia rata-rata lebih rendah dibandingkan hasil [[pertanian berkelanjutan]] modern. Dengan menjadikan mayoritas usaha pertanian dunia berhaluan organik dapat meningkatkan hasil pangan dunia hingga 50% lebih banyak.<ref>{{cite news|author=Pollan, Michael|title=Chief farmer|work=New York Times|url=http://www.nytimes.com/2008/10/12/magazine/12policy-t.html?pagewanted=5&ei=5070&emc=eta1|accessdate=2008-11-15|date=2008-10-12}}</ref>
Sebuah studi analisis yang diterbitkan tahun 2012 menyarankan agar petani mengambil langkah hibrid atau kombinasi antara pertanian organik dan konvensional demi memenuhi kebutuhan pangan manusia sambil menjaga kualitas lingkungan.<ref>http://www.scientificamerican.com/article/organic-farming-yields-and-feeding-the-world-under-climate-change/</ref><ref name=Verena2013>Verena Seufert, Navin Ramankutty & Jonathan A. Foley 2012. [http://www.nature.com/nature/journal/v485/n7397/full/nature11069.html Comparing the yields of organic and conventional agriculture]. Nature Nature 485, 229–232</ref>
Baris 139 ⟶ 117:
Pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk sintetik disertai dengan harga premium bagi bahan pangan organik berkontribusi pada keuntungan petani yang lebih tinggi. Secara umum pertanian organik lebih menguntungkan dibandingkan pertanian konvensional. Tanpa harga premium, pertanian organik mendapatkan hasil yang beragam, ada yang untung dan ada yang rugi.<ref name=Lotter2003/>{{rp|11}} Organic production was more profitable in Wisconsin, given price premiums.<ref>{{Cite journal |doi=10.2134/agronj2008.0055x |title=Organic and Conventional Production Systems in the Wisconsin Integrated Cropping Systems Trial: II. Economic and Risk Analysis 1993–2006 |year=2009 |last1=Chavas |first1=Jean-Paul |last2=Posner |first2=Joshua L. |last3=Hedtcke |first3=Janet L. |journal=Agronomy Journal |volume=101 |issue=2 |pages=288}}</ref> Bagi pasar tradisional dan pasar modern, bahan pangan organik juga lebih menguntungkan dan umumnya dijual pada keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan bahan pangan non-organik.<ref>[http://www.health.harvard.edu/blog/organic-food-no-more-nutritious-than-conventionally-grown-food-201209055264 Organic food more expensive than food from traditional agriculture]</ref>
Meskipun pembeli membandingkan harga dan membeli secara sadar, bahan pangan organik tidak selalu lebih mahal dibandingkan bahan pangan non-organik. Seperti contoh pada tahun 2000, sebuah usaha [[restoran]] mengganti 85% bahan baku yang digunakannya ke organik tanpa meningkatkan harga bagi pembelinya. Pemilik restoran juga menyatakan bahwa sejak tahun 2000, harga bahan pangan organik telah turun dan saat ini tidak lagi menjadi masalah untuk mendapatkan bahan pangan organik dengan harga yang bersaing.<ref>
=== Tenaga kerja ===
Baris 147 ⟶ 125:
[[Eksternalitas]] adalah biaya atau keuntungan yang harus ditanggung atau diterima oleh suatu pihak yang tidak menyebabkan terbentuknya biaya atau keuntungan tersebut. Dalam pertanian secara umum, eksternalitas yang terjadi pada masyarakat biasanya dikarenakan penggunaan sumber daya seperti air, hilangnya [[keanekaragaman hayati]], terjadinya [[erosi]], berpindahnya pajak masyarakat ke pertanian melalui [[subsidi pertanian]], dan sebagainya. Eksternalitas positif misalnya terbentuknya kemandirian, terciptanya kewirausahaan dan lapangan kerja, dan mensupai bahan pangan lokal. Tidak terkecuali pada pertanian organik, ada eksternalitas secara positif dan negatifnya.<ref name=Marshall1991>{{Cite journal| last = Marshall | first = G. | year = 1991 | title= Organic Farming: Should Government Give it More Technical Support? |journal = Review of Marketing and Agricultural Economics | volume = 59 | issue = 3 | pages = 283–296 | url=http://ageconsearch.umn.edu/bitstream/12390/1/59030283.pdf}}</ref>
Di Inggris pada tahun 2000, biaya eksternalitas negatif yang tidak terbayarkan mencapai 2343 juta pundsterling atau 208 poundsterling per hektare lahan pertanian.<ref name=Pretty2000>{{Cite journal| last1 = Pretty et al.
Pertanian organik memiliki biaya eksternalitas negatif yang lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite web | author= New Zealand's Ministry of Agriculture and Forestry | title= A Review of the Environmental/Public Good Costs and Benefits of Organic Farming and an Assessment of How Far These Can be Incorporated into Marketable Benefits | work= | url= http://www.maf.govt.nz/mafnet/rural-nz/sustainable-resource-use/organic-production/organic-farming-in-nz/org10005.htm | accessdate= 2008-04-20 | archive-date= 2008-10-15 | archive-url= https://web.archive.org/web/20081015111550/http://www.maf.govt.nz/mafnet/rural-nz/sustainable-resource-use/organic-production/organic-farming-in-nz/org10005.htm | dead-url= yes }}</ref> Beberapa survey menemukan bahwa pertanian organik lebih sedikit merusak lingkungan karena tingkat kehilangan keanekaragaman hayati lebih rendah dibandingkan pertanian konvensional, dan pertanian organik menggunakan lebih sedikit energi dan menghasilkan lebih sedikit limbah per unit luas lahan usaha tani.<ref>Stolze, M.; Piorr, A.; Häring, A.M. and Dabbert, S. (2000) Environmental impacts of organic farming in Europe. Organic Farming in Europe: Economics and Policy Vol. 6. Universität Hohenheim, Stuttgart-Hohenheim.</ref><ref>{{cite journal|last=Hansen|first=Birgitt|coauthors=Alrøe, H. J. & Kristensen, E. S.|title=Approaches to assess the environmental impact of organic farming with particular regard to Denmark|journal = Agriculture, Ecosystems & Environment| volume = 83|issue=1–2|pages = 11–26|month= January | year= 2001| doi = 10.1016/S0167-8809(00)00257-7}}</ref> Pada tahun 2003, Department for Environment Food and Rural Affairs di Inggris menemukan hasil yang serupa bahwa pertanian organik memiliki lebih banyak manfaat bagi lingkungan, tetapi manfaat itu dikatakan cenderung tidak berarti karena hasil pertaniannya yang lebih sedikit per luas lahan.<ref>{{cite web | author= Department for Environment Food and Rural Affairs | title= Assessment of the environmental impacts of organic farming | url=http://orgprints.org/6784/02/OF0405_909_TRP.pdf | accessdate=2009-09-29}}</ref>
Sebuah studi perbandingan yang dilakukan antara [[peternakan susu]] di Wisconsin dan Selandia Baru menemukan bahwa, dengan menggunakan jumlah emisi per kg susu yang dihasilkan, peternakan susu di Selandia Baru menghasilkan lebih banyak emisi gas [[metana]] dan di Wisconsin lebih banyak menghasilkan emisi gas [[karbon dioksida]]. Keduanya merupakan [[gas rumah kaca]]. Hal ini dikarenakan di Selandia Baru, sapi lebih banyak diberikan rumput dan [[hijauan]], sedangkan di Wisconsin lebih banyak berupa konsentrat. Selulosa diubah menjadi [[asetat]] (CH<sub>3</sub>COO<sup>-</sup>) di dalam perut sapi dan dapat berubah menjadi gas metana. Pada pakan konsentrat, kandungan selulosa lebih rendah sehingga ion [[propanoat]] (CH<sub>3</sub>CH<sub>2</sub>COO<sup>-</sup>) lebih banyak dihasilkan dibandingkan asetat, sehingga emisi metana berkurang.<ref name="Johnson">{{cite journal |pmid=8567486 |year=1995 |last1=Johnson |first1=KA |last2=Johnson |first2=DE |title=Methane emissions from cattle |url=https://archive.org/details/sim_journal-of-animal-science_1995-08_73_8/page/2483 |volume=73 |issue=8 |pages=2483–92 |journal=Journal of animal science}}</ref><ref name="Capper">{{cite journal |doi=10.2527/jas.2009-1781 |title=The environmental impact of dairy production: 1944 compared with 2007 |url=https://archive.org/details/sim_journal-of-animal-science_2009-06_87_6/page/2160 |year=2009 |last1=Capper |first1=J. L. |last2=Cady |first2=R. A. |last3=Bauman |first3=D. E. |journal=Journal of Animal Science |volume=87 |issue=6 |pages=2160–7 |pmid=19286817}}</ref>
=== Pestisida ===
Tidak seperti pertanian konvensional, pertanian organik menghindari penggunaan pestisida sintetik.<ref name=Hester16>{{cite book|last=Hester|first=Ronald|title=Biodiversity under threat|year=2007|publisher=Royal Society of Chemistry|isbn=978-0-85404-251-7|page=16|url=http://books.google.com/?id=8vCJeqi0nFgC&pg=PA15&dq=organic+farms+use+fewer+pesticides+than+conventional+farms#v=onepage&q&f=false}}</ref> Beberapa jenis [[pestisida]] sintetik merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Anak kecil memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan orang dewasa jika terpapar secara langsung.<ref>{{cite web|url=http://www.nap.edu/openbook.php?record_id=2126&page=3 |title=Pesticides in the Diets of Infants and Children |publisher=Nap.edu |date=2003-06-01 |accessdate=2012-06-12}}</ref>
Ada lima jenis pestisida alami (berupa hasil tambang murni atau identik alami) yang digunakan dalam pertanian organik, yaitu toksin bakteri, [[piretrin]], [[rotenon]], [[tembaga]], dan [[sulfur]].<ref>{{cite doi|10.1021/jf980332b}}</ref><ref>{{cite web|last=Beckerman|first=Janna|title=Using Organic Fungicides|publisher=Planet Natural|url=http://www.planetnatural.com/site/xdpy/kb/organic-fungicides.html
Aliran air permukaan merupakan salah satu risiko lingkungan penggunaan pestisida yang sangat membahayakan. USDA melacak dampak lingkungan dari kontaminasi perairan dan menyimpulkan bahwa meski kebijakan penggunaan pestisida di tingkat negara telah mengurangi risiko lingkungan, tetapi masih terdapat wilayah di mana airnya tidak dapat diminum atau organisme yang hidup di dalamnya tidak boleh dimakan.<ref>{{cite web | title=Trends in the Potential for Environmental Risk from Pesticide Loss from Farm Fields | url=http://www.nrcs.usda.gov/technical/land/pubs/pesttrend.html | publisher=USDA Natural Resources Conservation Service | accessdate=2007-09-29 |
=== Kualitas dan keamanan pangan ===
{{utama|Bahan pangan organik}}
Keberadaan bukti ilmiah terkait perbedaan keamanan dan kualitas nutrisi antara bahan pangan organik dan bahan pangan konvensional tidak mencukupi dan cenderung memberikan hasil yang bervariasi.<ref name=Smith-Spangler2012>{{cite journal|last=Smith-Spangler|first=C|coauthors=Brandeau, ML; Hunter, GE; Bavinger, JC; Pearson, M; Eschbach, PJ; Sundaram, V; Liu, H; Schirmer, P; Stave, C; Olkin, I; Bravata, DM|title=Are organic foods safer or healthier than conventional alternatives?: a systematic review|journal=Annals of Internal Medicine|date=September 4, 2012|volume=157|issue=5|pages=348–366|pmid=22944875 |url=http://annals.org/article.aspx?articleid=1355685|doi=10.7326/0003-4819-157-5-201209040-00007}}</ref><ref name=Smith-Spangler2012 /><ref name=Magkos2006/><ref name=Bourn>{{cite journal |author=Bourn D, Prescott J |title=A comparison of the nutritional value, sensory qualities, and food safety of organically and conventionally produced foods |journal=Crit Rev Food Sci Nutr |volume=42 |issue=1 |pages=1–34 |year=2002 |month=January |pmid=11833635 |doi= 10.1080/10408690290825439|url=}}</ref><ref name=Bourn/><ref name=Kouba>{{cite journal|last=Kouba|first=M|title=Quality of organic animal products|journal=Livestock Production Science|year=2003|volume=80|pages=33–40|doi=10.1016/S0301-6226(02)00318-4}}</ref><ref name="Blair1">Blair, Robert. (2012). Organic Production and Food Quality: A Down to Earth Analysis. Wiley-Blackwell, Oxford, UK. ISBN 13: 9780813812175</ref><ref name=Blair1/><ref name=Williams>Williams, C. M. February 2002. Nutritional quality of organic food: shades of grey or shades of green? Proceedings of the Nutrition Society. 61(1): 19–24</ref><ref name="Dangour2009nutrients">[http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewappendices.pdf Comparison of composition (nutrients and other substances) of organically and conventionally produced foodstuffs: a systematic review of the available literature] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121203234703/http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewappendices.pdf|date=2012-12-03}}, [[Food Standards Agency]].</ref>
Sebuah studi pada tahun 2009 mengenai efek bagi kesehatan yang dilakukan oleh Badan Standar Pangan Inggris menganalisis sebelas artikel dan menyimpulkan bahwa data yang diberikan sangat bervariasi dan tidak ditemukan perbedaan signifikan antara bahan pangan organik dan bahan pangan konvensional, juga terhadap kualitas nutrisinya.<ref name="Dangour2009health">Dangour A et al (2009) [http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewreport.pdf Comparison of putative health effects of organically and conventionally produced foodstuffs] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091015135200/http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewreport.pdf |date=2009-10-15 }} Report for the UK Food Standards Agency</ref>
Studi yang dilakukan secara individu mempertimbangkan beragam dampak yang mungkin didapatkan, seperti [[residu pestisida]] pada bahan pangan.<ref name=Magkos2006>{{Cite journal| author = Magkos F | year = 2006 | title = Organic Food: Buying More Safety or Just Peace of Mind? A Critical Review of the Literature | journal = Critical reviews in food science and nutrition | volume = 46 | issue = 1 | pages = 23–56 | doi = 10.1080/10408690490911846 | url = | pmid = 16403682 | first2 = F | first3 = A | last2 = Arvaniti | last3 = Zampelas }}</ref> Risiko kesehatan dari residu pestisida tidak bisa dipandang sebelah mata,<ref>{{cite web | title = Organophosphorous Pesticide Exposure of Urban and Suburban Preschool Children with Organic and Conventional Diets | author = Curl, C. L. et al. | publisher = Environmental Health Perspectives, 111(3) | url = http://ehp.niehs.nih.gov/members/2003/5754/5754.pdf study | month = March | year = 2003 | accessdate = 2007-11-03 | archive-date = 2010-04-18 | archive-url = https://www.webcitation.org/5p4vtBRqY?url=http://ehp.niehs.nih.gov/members/2003/5754/5754.pdf | dead-url = yes }}</ref><ref>{{cite web | title = Organic Diets Significantly Lower Children's Exposure to Organophosphorus Pesticides | author = Lu, Chensheng et al. | publisher = Environmental Health Perspectives 114(2) | url = http://www.ehponline.org/members/2005/8418/8418.pdf | month = February | year = 2006 | accessdate = 2007-11-04 | format = PDF | archive-date = 2006-05-14 | archive-url = https://web.archive.org/web/20060514030645/http://www.ehponline.org/members/2005/8418/8418.pdf | dead-url = yes }}</ref> namun keberadaan dan kadar residu pestisida pada kedua jenis bahan pangan masih diperdebatkan.<ref name=Magkos2006/> Hanya satu dampak kesehatan yang diyakini baik pada bahan pangan organik adalah kadar [[nitrat]] yang lebih rendah yang disebabkan penggunaan pupuk berbasis nitrat yang tidak dilakukan pada pertanian organik. Beberapa masih mempertanyakan peran nitrat di dalam tubuh manusia.<ref>l'Hirondel, J. and J.-L. l'Hirondel. 2002. Nitrate and man: toxic, harmless or beneficial? CABI, Wallingford. 168 pp.</ref> Dampak keberadaan residu pestisida organik berbasis tanaman dan patogen bakteri juga tidak memiliki data yang mencukupi.<ref name=Magkos2006/>
Namun harga bahan pangan organik yang cenderung lebih tinggi dibandingkan bahan pangan konvensional dapat menghalangi konsumsi bahan pangan organik.<ref name="Magkos2006"/>
Baris 180 ⟶ 158:
Pertanian organik menekankan pada siklus nutrisi alami, keanekaragaman hayati, dan manajemen tanah efektif untuk mencegah atau bahkan membalikkan efek perubahan iklim.<ref>Meleca (2008). [http://www.organicguide.com/community/education/the-organic-answer-to-climate-change/ The Organic Answer to Climate Change].</ref> Pertanian organik dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara signifikan dan [[sekuestrasi karbon|memitigasi karbon di atmosfer]] ke dalam tanah. Dengan mengeliminasi penggunaan nitrogen sintetik, pertanian organik mampu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil yang digunakan dalam produksi pupuk sintetik.<ref name=lasalle2008/>
Data mengenai jumlah karbon di dalam tanah menunjukan bahwa metode pertanian organik merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam memitigasi emisi {{chem|CO|2}}.<ref name=lasalle2008
Namun kritik mengenai pertanian organik mengemuka pada kebutuhan lahan bagi produksi bahan pangan organik karena produktivitasnya yang masih dipertanyakan, sehingga berpotensi mampu menggusur hutan dan ekosistem alam liar.<ref>{{cite web | author= Goldberg, Bob | title= The Hypocrisy of Organic Farmers | work=AgBioWorld | url=http://www.agbioworld.org/biotech-info/articles/biotech-art/hypocrisy.html | accessdate=2007-10-10}}</ref><ref>{{cite web | author= Leonard, Andrew | title= Save the rain forest -- boycott organic? | work= How The World Works | url= http://www.salon.com/tech/htww/2006/12/11/borlaug/ | accessdate= 2007-10-10 | archive-date= 2007-10-13 | archive-url= https://web.archive.org/web/20071013081136/http://salon.com/tech/htww/2006/12/11/borlaug/ | dead-url= yes }}</ref>
=== Pembilasan nutrisi ===
Baris 208 ⟶ 186:
* Lampkin, N. and S. Padel. (eds.) ''The Economics of Organic Farming: An International Perspective''. Guildford: [[CAB International]]. 1994. ISBN 0-85198-911-X
* OECD. ''Organic Agriculture: Sustainability, Markets, and Policies''. CABI International. 2003. [http://books.google.com/books?id=-TSkC7m07zoC Free full-text].
* Beecher, N. A., ''et al.'' (2002). [http://www.esa.ipb.pt/~jazevedo/618.pdf Agroecology of birds in organic and nonorganic farmland.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170809004506/http://esa.ipb.pt/~jazevedo/618.pdf |date=2017-08-09 }} ''Conservation Biology'' 16(6), 1621–30.
* {{Cite journal|last1=Brown |first1= R. W. |year= 1999b |title= Margin/field interfaces and small mammals |journal= Aspects of Applied Biology |volume=54 |pages= 203–210 }}
* {{Cite journal| author=Emsley, J. | title=Going one better than nature | journal=Nature | month=April |year=2001 | volume=410| issue=6829 | pages=633–634 | doi=10.1038/35070632 |ref=harv}}
* Gabriel, D. and T. Tscharntke. (2007). [http://web.udl.es/usuaris/s4765461/biodiversitat%20art/art9.pdf Insect pollinated plants benefit from organic farming.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141215031556/http://web.udl.es/usuaris/s4765461/biodiversitat%20art/art9.pdf |date=2014-12-15 }} ''Agriculture, Ecosystems and Environment'' 118: 43-48.
* Kuepper, G. and L. Gegner. [http://attra.ncat.org/attra-pub/organiccrop.html Organic Crop Production Overview.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051210034415/http://attra.ncat.org/attra-pub/organiccrop.html |date=2005-12-10 }}, ATTRA — National Sustainable Agriculture Information Service. August, 2004.
* {{Cite journal| author=Paull, J. |url=http://orgprints.org/10138 |title=The farm as organism: The foundational idea of organic agriculture| journal=Journal of Bio-Dynamics Tasmania | year=2006 | volume=83 | pages=14–18 |ref=harv}}
* Markandya, A. and S. Setboonsarng. 2008. Organic Crops or Energy Crops? Options for Rural Development in Cambodia and the Lao People's Democratic Republic. ADB Institute Research Policy Brief 29. ADBI, Tokyo.
* {{Cite book|author=Smil, V.|title=Enriching the Earth: Fritz Haber, Carl Bosch, and the Transformation of World Food|publisher=MIT Press|year=2001|id=|isbn=0-262-19449-X|ref=harv}}
* {{Cite journal|last1=Wheeler |first1=S. A. |year=2008 |title= What influences agricultural professionals' views towards organic agriculture? |journal = Ecological Economics | volume= 65 |pages=145–154 | doi = 10.1016/j.ecolecon.2007.05.014}}
* Wickramasinghe L. P., et al. (2003). [http://gcprovence.org/OrganicFarmBats.pdf Bat activity and species richness on organic and conventional farms: impact of agricultural intensification.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131105082934/http://gcprovence.org/OrganicFarmBats.pdf |date=2013-11-05 }} ''Journal of Applied Ecology'' 40(6), 984–93.
== Pranala luar ==
{{Commons|Organic farming|Organic farming}}
* {{dmoz|Science/Agriculture/Sustainable_Agriculture/|Organic Farming}}
* Kuepper, G.[http://www.kerrcenter.com/publications/organic-philosophy-report.pdf A Brief Overview of the History and Philosophy of Organic Agriculture.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140531181837/http://www.kerrcenter.com/publications/organic-philosophy-report.pdf |date=2014-05-31 }} Kerr Center for Sustainable Agriculture. 2010.
* [http://www.orgprints.org/ Organic Eprints.] A database of research in organic food and farming.
* [http://ec.europa.eu/agriculture/organic/home_en Organic Farming.] Agriculture and Rural Development, European Commission.
* [http://www.fao.org/organicag/ Organic Agriculture Programme.] Food and Agriculture Organization (FAO), United Nations.
* [http://www.nal.usda.gov/afsic/pubs/ofp/ofp.shtml Organic Production and Organic Food: Information Access Tools.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070807082049/http://www.nal.usda.gov/afsic/pubs/ofp/ofp.shtml |date=2007-08-07 }} Alternative Farming Systems Information Center (AFSIC). [[National Agricultural Library]], USDA.
* [http://www.extension.org/organic%20production Organic Agriculture.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090429042221/http://www.extension.org/organic%20production |date=2009-04-29 }} eOrganic Community of Practice with eXtension: America's Land Grant University System and Partners.
* [http://www.snre.umich.edu/newsroom/2007-07-10/organic-farming-can-feed-the-world-u-m-study-shows Organic farming can feed the world, U-M study shows.] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20131021164831/http://www.snre.umich.edu/newsroom/2007-07-10/organic-farming-can-feed-the-world-u-m-study-shows |date=2013-10-21 }} University of Michigan News Service. July 10, 2007.
[[Kategori:Pertanian organik| ]]
|