Pertanian organik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 3 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
-> fixed reference
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
{{pertanian}}
[[Berkas:Organic-vegetable-cultivation.jpeg|jmpl|ka|238px|Pertanian sayuran organik di Capay, California.]]
'''Pertanian organik''' adalah sistem [[budi daya]] [[pertanian]] yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan [[bahan kimia sintetis]].<ref name="a">{{cite news|url=http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/|title=Prospek Pertanian Organik di Indonesia|publisher=Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian|date=4 Juli 2002|accessdate=23 Mei 2010|url-status=dead|archive-date=4 Mei 2010|archive-url = https://web.archive.org/web/20100504143807/http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/}}</ref> Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah [[padi]], [[hortikultura]] yang meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: [[brokoli]], [[kubis merah]], [[jeruk]], dll.), tanaman perkebunan ([[kopi]], [[teh]], [[kelapa]], dll.), dan [[rempah-rempah]].<ref name="a"/> Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip [[kesehatan]], [[ekologi]], [[keadilan]], dan [[perlindungan]].<ref name="b"/> Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan [[kelestarian]] dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus didasarkan pada [[siklus]] dan [[sistem]] [[ekologi]] kehidupan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.<ref name="b"/> Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.<ref name="b">{{cite news|url=http://www.ifoam.org/about_ifoam/pdfs/POA_folder_indonesian.pdf|publisher=International Federation of Organic Agriculture Movements|title=PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK|accessdate=23 Mei 2010}}</ref>
'''Pertanian organik''' adalah sistem [[budi daya]] [[pertanian]] yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan [[bahan kimia sintetis]].<ref name="a">{{cite news
|first =
|last =
|author = Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
|coauthors =
|url = http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/
|title = Prospek Pertanian Organik di Indonesia
|work =
|publisher =
|pages =
|page =
|date = Juli 2002
|accessdate = 23 Mei 2010
|quote =
|archive-date = 2010-05-04
|archive-url = https://web.archive.org/web/20100504143807/http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/17/
|dead-url = yes
}}</ref> Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah [[padi]], [[hortikultura]] yang meliputi tanaman sayur, buah, bunga, dan tanaman obat (contohnya: [[brokoli]], [[kubis merah]], [[jeruk]], dll.), tanaman perkebunan ([[kopi]], [[teh]], [[kelapa]], dll.), dan [[rempah-rempah]].<ref name="a"/> Pengolahan pertanian organik didasarkan pada prinsip [[kesehatan]], [[ekologi]], [[keadilan]], dan [[perlindungan]].<ref name="b"/> Yang dimaksud dengan prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah kegiatan pertanian harus memperhatikan [[kelestarian]] dan peningkatan kesehatan tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus didasarkan pada [[siklus]] dan [[sistem]] [[ekologi]] kehidupan.<ref name="b"/> Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antarmanusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan.<ref name="b"/> Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggungjawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan.<ref name="b">{{cite news
|first =
|last =
|author = International Federation of Organic Agriculture Movements
|coauthors =
|url = http://www.ifoam.org/about_ifoam/pdfs/POA_folder_indonesian.pdf
|title = PRINSIP-PRINSIP PERTANIAN ORGANIK
|work =
|publisher =
|pages =
|page =
|date =
|accessdate = 23 Mei 2010
|quote =
}}
</ref>
 
== Sejarah pertanian organik ==
Baris 45 ⟶ 13:
Pada tahun 1930-an dan awal 1940-an, pakar [[botani]] terkemuka [[Sir Albert Howard]] dan istrinya [[Gabriel Howard]] mengembangkan pertanian organik. Howard terinspirasi dari pengalaman mereka mengenai metode pertanian tradisional di India, pengetahuan mereka mengenai biodinamika, dan latar belakang pendidikan mereka.<ref name=Paull>Paull, John (2006) [http://orgprints.org/10138/1/10138.pdf The Farm as Organism: The Foundational Idea of Organic Agriculture] Elementals ~ Journal of Bio-Dynamics Tasmania 83:14–18</ref> Sir Albert Howard dapat dikatakan sebagai "bapak pertanian organik" karena ia yang pertama kali menerapkan prinsip ilmiah pada berbagai metode pertanian tradisional dan alami.<ref name="autogenerated2">{{Cite book|author=Stinner, D.H|year=2007|url=http://books.google.com/?id=25QnL3-njZQC&printsec=frontcover&dq=%22Organic+farming%22#v=onepage&q&f=false|title=Organic Farming: An International History|publisher=Oxfordshire, UK & Cambridge, Massachusetts: CAB International (CABI)|isbn=978-0-85199-833-6|editor=William Lockeretz|pages=40–72|chapter=The Science of Organic Farming|accessdate=10 August 2010}} ebook ISBN 978-1-84593-289-3</ref>{{rp|45}}
 
Meningkatnya kesadaran lingkungan secara umum pada populasi manusia pada masa modern telah mengubah gerakan organik yang awalnya dikendalikan oleh suplai, kini dikendalikan oleh permintaan pasar. Harga yang tinggi dan [[subsidi pertanian|subsidi]] dari pemerintah menarik perhatian petani. Di [[negara berkembang]], berbagai produsen pertanian yang bekerja dengan prinsip tradisional dapat dikatakan setara dengan pertanian organik namun tidak bersertifikat dan tidak mengikuti perkembangan ilmiah dalam pertanian organik. Sehingga beberapa petani tradisional dapat berpindah menjadi petani organik dengan mudah, yang terdorong oleh alasan ekonomi.<ref>Paull, John [http://orgprints.org/10949/01/10949.pdf "China's Organic Revolution"], Journal of Organic Systems (2007) 2 (1): 1-11.</ref>
 
== Metode ==
Baris 71 ⟶ 39:
* [[Pemotongan]]
* Memberikan panas ke tanah
* Pemberian mulsa untuk menghalangi pertumbuhan gulma (lihat [[plastikultura]])<ref>{{cite book|author=Szykitka, Walter|title=The Big Book of Self-Reliant Living: Advice and Information on Just About Everything You Need to Know to Live on Planet Earth|publisher=Globe-Pequot|year=2004|isbn=978-1-59228-043-8|page=343|url=http://books.google.com/books?id=E0bb14gPCZsC&pg=PA343}}{{Pranala mati|date=Mei 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Namun metode pengolahan tanah dikritik sebagian kalangan karena dapat menyebabkan erosi.<ref>Pimentel D et al. (1997) [http://www.rachel.org/files/document/Environmental_and_Economic_Costs_of_Soil_Erosi.pdf Environmental and Economic Costs of Soil Erosion and Economic Benefits of Conservation] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20161213065558/http://www.rachel.org/files/document/Environmental_and_Economic_Costs_of_Soil_Erosi.pdf |date=2016-12-13 }} Science 267(52010):1117-1123</ref><ref name=Economist>{{cite news|author= Staff, Green.View|url=http://www.economist.com/daily/columns/greenview/displayStory.cfm?story_id=11911706|work=The Economist|title=Stuck in the mud|date=2008-08-11}}</ref> FAO dan berbagai organisasi mempromosikan pendekatan pertanian tanpa pengolahan tanah (''no till farming'') dan menekankan pada rotasi tanaman.<ref name=Economist /><ref>David R. Huggins and John P. Reganold. (2008) [http://research.wsu.edu/resources/files/no-till.pdf No-till: The Quiet Revolution] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120916121457/http://research.wsu.edu/resources/files/no-till.pdf |date=2012-09-16 }} Scientific American July 2008 Issue:70-77</ref> Sebuah studi menunjukan bahwa rotasi tanaman dan pemanfaatan tanaman penutup tanah mampu mengurangi erosi tanah, mengendalikan hama, dan menekan penggunaan pestisida secara signifikan.<ref>Pimentel D et al. (2005) [http://www.ce.cmu.edu/~gdrg/readings/2007/02/20/Pimental_EnvironmentalEnergeticAndEconomicComparisonsOfOrganicAndConventionalFarmingSystems.pdf Environmental, Energetic, and Economic Comparisons of Organic and Conventional Farming Systems] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130601032933/http://www.ce.cmu.edu/~gdrg/readings/2007/02/20/Pimental_EnvironmentalEnergeticAndEconomicComparisonsOfOrganicAndConventionalFarmingSystems.pdf |date=2013-06-01 }}. BioScience 55(7):573-82</ref> Beberapa bahan kimia yang tersedia secara alami dapat digunakan sebagai herbisida ([[bioherbisida]]), seperti [[asam asetat]], [[tepung gluten jagung]], dan [[minyak atsiri]]. Bioherbisida yang berbasis fungi patogen yang menjadi parasit bagi gulma, juga telah dikembangkan.<ref name="extension.org"/>
Baris 84 ⟶ 52:
 
=== Persebaran produsen ===
Pasar produk organik paling kuat berada di [[Amerika Utara]] dan [[Eropa]], yang pada tahun 2001 diperkirakan telah menguasai antara US$ 6 hingga 8 miliar dari pangsa pasar global yang sebesar US$ 20 miliar.<ref name=Lotter2003>{{Cite journal |last1=Lotter |first1=D. |year=2003 |url=http://donlotter.net/lotter_organicag.pdf |title=Organic Agriculture |journal=Journal of Sustainable Agriculture |volume=21 |issue=4 |format=PDF |doi=10.1300/J064v21n04_06 |pages=59 |access-date=2013-12-16 |archive-date=2018-07-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180708123123/http://donlotter.net/lotter_organicag.pdf |dead-url=yes }}</ref>{{rp|6}} [[Australasia]] memiliki 39% pangsa lahan usaha tani organik di seluruh dunia, tetapi 97% dari lahan ini merupakan kawasan penggembalaan yang tidak menghasilkan bahan pangan secara langsung. Di sisi lain, [[Amerika Serikat]], dengan lahan yang lebih sempit, memiliki tingkat penjualan 20 kali lebih banyak dibandingkan Australia.<ref name=Lotter2003/>{{rp|7}} Lahan usaha tani organik di Eropa menguasai 23% dari lahan usaha tani organik dunia, diikuti [[Amerika Latin]] dengan 19%, Asia 9.5%, Amerika Utara 7.2%, dan Afrika 3%.<ref>Willer, Helga and Kilcher Lukas, Eds. (2009) [http://orgprints.org/15575/ The World of Organic Agriculture - Statistics and Emerging Trends 2009]. International Federation of Organic Agriculture Movements(IFOAM), DE-Bonn, Research Institute of Organic Agriculture, FiBL, CH-Frick and International Trade Centre ITC, Geneva. [http://www.organic-world.net/contents-2009.html full table of contents] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110626105222/http://www.organic-world.net/contents-2009.html |date=2011-06-26 }}</ref>
 
Selain Australia, negara dengan lahan usaha tani organik terbesar adalah Argentina yang mencapai 3.1 juta hektare, China 2.3 juta hektare, dan Amerika Serikat 1.6 juta hektare. Kebanyakan lahan organik di Argentina adalah lahan penggembalaan seperti Australia. Brazil merupakan eksportir produk organik terbesar.
Baris 173 ⟶ 141:
{{utama|Bahan pangan organik}}
 
Keberadaan bukti ilmiah terkait perbedaan keamanan dan kualitas nutrisi antara bahan pangan organik dan bahan pangan konvensional tidak mencukupi dan cenderung memberikan hasil yang bervariasi.<ref name=Smith-Spangler2012>{{cite journal|last=Smith-Spangler|first=C|coauthors=Brandeau, ML; Hunter, GE; Bavinger, JC; Pearson, M; Eschbach, PJ; Sundaram, V; Liu, H; Schirmer, P; Stave, C; Olkin, I; Bravata, DM|title=Are organic foods safer or healthier than conventional alternatives?: a systematic review|journal=Annals of Internal Medicine|date=September 4, 2012|volume=157|issue=5|pages=348–366|pmid=22944875 |url=http://annals.org/article.aspx?articleid=1355685|doi=10.7326/0003-4819-157-5-201209040-00007}}</ref><ref name=Smith-Spangler2012 /><ref name=Magkos2006/><ref name=Bourn>{{cite journal |author=Bourn D, Prescott J |title=A comparison of the nutritional value, sensory qualities, and food safety of organically and conventionally produced foods |journal=Crit Rev Food Sci Nutr |volume=42 |issue=1 |pages=1–34 |year=2002 |month=January |pmid=11833635 |doi= 10.1080/10408690290825439|url=}}</ref><ref name=Bourn/><ref name=Kouba>{{cite journal|last=Kouba|first=M|title=Quality of organic animal products|journal=Livestock Production Science|year=2003|volume=80|pages=33–40|doi=10.1016/S0301-6226(02)00318-4}}</ref><ref name="Blair1">Blair, Robert. (2012). Organic Production and Food Quality: A Down to Earth Analysis. Wiley-Blackwell, Oxford, UK. ISBN 13: 9780813812175</ref><ref name=Blair1/><ref name=Williams>Williams, C. M. February 2002. Nutritional quality of organic food: shades of grey or shades of green? Proceedings of the Nutrition Society. 61(1): 19–24</ref><ref name="Dangour2009nutrients">[http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewappendices.pdf Comparison of composition (nutrients and other substances) of organically and conventionally produced foodstuffs: a systematic review of the available literature] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121203234703/http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewappendices.pdf |date=2012-12-03 }}, [[Food Standards Agency]].</ref>
 
Sebuah studi pada tahun 2009 mengenai efek bagi kesehatan yang dilakukan oleh Badan Standar Pangan Inggris menganalisis sebelas artikel dan menyimpulkan bahwa data yang diberikan sangat bervariasi dan tidak ditemukan perbedaan signifikan antara bahan pangan organik dan bahan pangan konvensional, juga terhadap kualitas nutrisinya.<ref name="Dangour2009health">Dangour A et al (2009) [http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewreport.pdf Comparison of putative health effects of organically and conventionally produced foodstuffs] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091015135200/http://www.food.gov.uk/multimedia/pdfs/organicreviewreport.pdf |date=2009-10-15 }} Report for the UK Food Standards Agency</ref>