Korawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
(22 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[File:Panda_and_Kaurava_armise_face_each_other.jpg|thumb|360px|Lukisan laskar Korawa (kiri) berhadapan dengan laskar [[Pandawa]]. Lukisan ini dibuat sekitar [[abad ke-17]] atau [[abad ke-18|ke-18]], berasal dari [[Mewar]], [[Rajasthan]].]]
'''Korawa''' {{Sanskerta|कौरव|Kaurava|ejaan alternatif: '''Kurawa'''}} adalah istilah dalam [[bahasa Sanskerta]] yang berarti "keturunan (raja) [[Kuru (raja)|Kuru]]." Dalam budaya [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], istilah ini merujuk kepada kelompok antagonis dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', sehingga Korawa adalah musuh bebuyutan para [[Pandawa]].
'''Korawa''' {{Sanskerta|कौरव|Kaurava|ejaan alternatif: '''Kurawa'''}} adalah istilah dalam [[bahasa Sanskerta]] yang dipakai untuk merujuk kepada suatu kumpulan tokoh dalam [[wiracarita]] [[Hinduisme|Hindu]] ''[[Mahabharata]]''. Dalam bahasa Sanskerta, kata ''Kaurava'' berarti "keturunan [raja] [[Kuru (raja)|Kuru]]", seorang raja dalam legenda [[India]] yang dikisahkan sebagai leluhur bagi para tokoh ''Mahabharata''. Selain ''Mahabharata'', istilah tersebut juga ditemukan dalam beberapa kitab-kitab lain yang memuat legenda Hindu, contohnya ''[[Purana]]''.
[[Berkas:Kaurava Pandava Yuddh.jpg|jmpl|Perang Pandawa dan Korawa]]
 
Dalam budaya [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] yang telah mengadaptasi [[susastra Hindu]], istilah ini merujuk kepada kelompok [[antagonis]] dalam ''Mahabharata'', sedangkan kelompok [[protagonis]]nya ialah [[Pandawa]] (keturunan Pandu). Maka dari itu, istilah Korawa identik sebagai musuh bebuyutan para [[Pandawa]].
 
Dalam kisah ''Mahabharata'', kata "Korawa" awalnya dipakai untuk menyebut keturunan Kuru atau anggota [[Dinasti Kuru]], yang berlatar belakang keraton [[Hastinapura]] di [[India Utara]]. Secara khusus, makna kata tersebut menyempit menjadi "anak-anak [[Dretarastra]]", karena Dretarastra merupakan pangeran sulung di Dinasti Kuru, sebelum lahirnya Pandawa. Dalam ''Mahabharata'', jumlah para Korawa (sebagai anak Dretarastra) ialah seratus dua orang; seratus satu orang dilahirkan oleh [[Gandari]], sedangkan yang seorang lagi dilahirkan oleh dayang-dayangnya. Yang terkemuka adalah [[Duryodana]], [[Dursasana]], [[Wikarna]], dan [[Yuyutsu]]. Hampir seluruh Korawa berjenis laki-laki, kecuali seorang (anak perempuan Gandari), yang bernama [[Dursilawati]] atau [[Dursala]].
 
== Pengertian ==
Baris 12 ⟶ 16:
Dalam ''[[Mahabharata]]'' diceritakan bahwa [[Gandari]], istri [[Dretarastra]], menginginkan putra. Kemudian ia memohon kepada [[Byasa]], seorang pertapa sakti yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan [[Dinasti Kuru]]. Akhirnya permohonan Gandari terkabul sehingga ia pun hamil. Namun setelah sekian lama, kandungannya belum juga lahir. Sementara itu, iparnya yang bernama [[Kunti]] sudah melahirkan putra bernama [[Yudistira]]. Gandari pun iri setelah mendengar kabar tersebut, lalu ia frustasi sambil memukul-mukul kandungannya. Akhirnya [[air ketuban]] pun pecah. Setelah melalui masa persalinan, yang lahir dari rahimnya hanyalah segumpal daging. Byasa kemudian memotong-motong daging tersebut menjadi seratus bagian dan memasukkannya ke dalam guci, yang kemudian ditanam ke dalam tanah selama satu tahun. Setelah satu tahun, guci tersebut dibuka kembali dan dari dalam setiap guci, munculah bayi laki-laki. Yang pertama muncul adalah [[Duryodana]], diiringi oleh [[Dursasana]], dan saudaranya yang lain.
 
Seluruh putra-putra Dretarastra tumbuh menjadi pria yang gagah-gagah, bergelar ''atiratha'', dan semuanya menikah saat dewasa.<ref name="list"/> Mereka memiliki lima saudara bernamasepupu yang disebut "[[Pandawa]]" ([[Yudistira]], [[Bhima|Bima]], [[Arjuna]], [[Nakula]], [[Sadewa]]), yaitu kelima putra [[Pandu]], saudara tiri ayah mereka. Meskipun mereka bersaudara, [[Duryodana]] yang merupakan saudara tertua para Korawa, selalu merasa iri terhadap Pandawa, terutama [[si sulung Yudistira]] yang hendak dicalonkan menjadi raja di [[Hastinapura]]. Perselisihan pun timbul dan memuncak pada sebuah [[Perang Kurukshetra|pertempuran akbar]] di [[Kurukshetra]], [[India Utara]].
 
Setelah pertarungan sengit berlangsung selama delapan belas hari, seratus putra Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya. Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah Duryodana, saudara sulung para Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama [[Dursasana]] yang gugur di tangan [[Bima (Mahabharata)|Bima]]. [[Yuyutsu]], putra Dretarastra yang lahir dari seorang dayang-dayang, adalah satu-satunya Korawa yang selamat dari pertarungan di Kurukshetra karena memihak para [[Pandawa]]. Ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para saudara dan teman-temannya yang gugur di medan perang Kurukshetra.
 
=== Silsilah ===
Setelah pertarungan sengit berlangsung selama delapan belas hari, seratus putra Dretarastra gugur, termasuk cucu-cucunya, kecuali [[Yuyutsu]], putra [[Dretarastra]] yang lahir dari seorang dayang-dayang. Yang terakhir gugur dalam pertempuran tersebut adalah [[Duryodana]], saudara tertua para Korawa. Sebelumnya, adiknya yang bernama [[Dursasana]] yang gugur di tangan [[Bima (Mahabharata)|Bima]]. Yuyutsu adalah satu-satunya putra Dretarastra yang selamat dari pertarungan di Kurukshetra karena memihak para [[Pandawa]], dan ia melanjutkan garis keturunan ayahnya, serta membuatkan upacara bagi para leluhurnya.
<center>
{{familytree/start}}
{{familytree| | | amb |~|~|y|~|~|~|~|~|~| bya |~|~|~|~|~|~|y|~|~| abl | amb=[[Ambika]]|bya=[[Byasa]]|abl=[[Ambalika]]}}
{{familytree| | | | | | | |!| | | | | | | | | | | | | | | |!| | | | | | | | | | |}}
{{familytree| gan |~|y|~| dre |~|y|~| sug | | kun |~|y|~| pan |~|~|y|~|~| mad | | sug=''pelayan''|dre=[[Dretarastra]]|gan=[[Gandari]]|kun=[[Kunti]]|pan=[[Pandu]]|mad=[[Madri]]}}
{{familytree| | |,|-|^|-|.| | | |!| | | |,|-|-|-|v|-|^|-|.| | | |,|^|-|-|.| | | |}}
{{familytree| |KOR | |DUR | |YUY | |YUD | |BIM | |ARJ | |NAK | |sah | YUD=[[Yudistira]]|BIM=[[Bima (Mahabharata)|Bima]]| ARJ=[[Arjuna]]| NAK=[[Nakula]]| sah=[[Sadewa]]| YUY=[[Yuyutsu]]|KOR=''100&nbsp;putra''| DUR=[[Dursala|Dursilawati]]|pdw=[[Pandawa|''5&nbsp;Pandawa'']]
|boxstyle_KOR = background-color:#87CEFA;
|boxstyle_DUR = background-color:#87CEFA;
|boxstyle_YUY = background-color:#87CEFA;
|boxstyle_YUD = background-color:#90EE90;
|boxstyle_BIM = background-color:#90EE90
|boxstyle_ARJ = background-color:#90EE90
|boxstyle_NAK = background-color:#90EE90;
|boxstyle_sah = background-color:#90EE90;}}
{{familytree/end}}
</center>
----
;Keterangan
* Kotak biru: Anak-anak kandung Dretarastra yang dikenal sebagai "Korawa".
* Kotak hijau: Anak-anak kandung Pandu yang dikenal sebagai "Pandawa".
 
== Daftar Korawanama ==
Nama-nama seratus Korawa versi ''Mahabharata'' diambilterdapat dalam buku ''[[Adiparwa]]'', bab ''Sambhawaparwa'' bagian CXVII dan LXVII, yang diterjemahkan oleh [[Kisari Mohan Ganguli]] dari [[bahasa Sanskerta]] ke [[bahasa Inggris]] (''The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa'').<ref name="list">{{citation| url=http://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01118.htm |title=The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa | author=[[Kisari Mohan Ganguli]]| publisher=Sacred-Text.com| chapter= SECTION CXVII (Sambhava Parva continued)}}</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=ygA2240G74kC&lpg=PT5309&ots=gB3RIuln9e&dq=vivinsati&hl=id&pg=PT650#v=onepage&q=section%20cxvii&f=false The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa (Complete)]</ref><ref>{{citation| url=https://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01068.htm |title=The Mahabharata of Krishna Dvaipayana Vyasa | author=[[Kisari Mohan Ganguli]]| publisher=Sacred-Text.com| chapter=SECTION LXVII (Sambhava Parva continued)}}</ref> Nama dalam [[aksara Dewanagari]] disalin dari ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta,<ref name="sanskrit">{{citation|url=https://www.sacred-texts.com/hin/mbs/mbs01108.htm |title=The Mahabharata in Sanskrit - Book 1|chapter=Chapter 108| publisher=Sacred-Text.com| quote=This the Sanskrit text of the Mahabharata in Sanskrit. This is derived from electronic files created by Prof. Muneo Tokunaga of Kyoto and edited by John D. Smith.}}</ref> berasal dari berkas digital yang disusun oleh Prof. Muneo Tokunaga dari [[Kyoto]] dan disunting oleh John D. Smith.<ref>{{citation|url=https://www.sacred-texts.com/hin/mbs/index.htm |title=The Mahabharata in Sanskrit |chapter=Parallel Devanagari and Romanization| publisher=Sacred-Text.com| quote=This text has been cross-referenced with Ganguli's English translation on a book-by-book basis. However, due to the mismatch in number of chapters per book, it was not possible to cross-reference this at the chapter level.}}</ref>
 
IDaftar Gustinama Putupara PhalgunadiKorawa menerbitkanjuga ulangterdapat dalam teks ''[[Adiparwa]]'' berbahasa [[Jawa Kuno]] yang diterbitkan ulang oleh I Gusti Putu Phalgunadi, tetapiseorang kaliahli inidi bidang [[sastra Jawa Kuno]], dan disertai dengan terjemahan dalam [[bahasa Inggris]].<ref Namaname="phalgunadi"/> Namun nama-nama tokoh Korawa di dalam naskah yang digunakan Phalgunadi tidak lengkap, dan kadang-kadang berbeda dengan nama dalam ''Mahabharata'' dari [[India]] yang memakai [[bahasa Sanskerta]]. Kemudian oleh Phalgunadi dilengkapimelengkapinya dengan nama-nama yang ia dapatkan dari ''Mahabharata'' versi bahasa Sanskerta.<ref name="phalgunadi">{{citation|author=I Gusti Putu Phalgunadi| year=19001990 |title=Indonesian Mahābhārata: Âdi Parva., The First Book |place=[[New Delhi]] |publisher=International Academy of Indian Culture and Aditya Prakashan| pages=186–189 |url=https://www.google.co.id/books/edition/The_Indonesian_Mah%C4%81bh%C4%81rata/0MYqzQEACAAJ?hl=id}}</ref>
 
Karena banyaknyaadanya beberapa versi naskah ''Mahabharata'', maka ada beberapa versi nama yang ditampilkan bersamaan dalam tabel di bawah ini. Dalam versi wayang kulit, keduadaftar Korawanama utamapara yaituKorawa [[Duryodana|Suyudanadisusun (Duryudana)]]sesuai danurutan [[Dursasana]] disebut lebih dahuluabjad, kemudian yang lain disebut menurutbukan urutan abjadkelahiran.
<!--
INI MERUPAKAN DAFTAR KORAWA MENURUT URUTAN KELAHIRAN
Baris 153 ⟶ 180:
|-
| bgcolor="#ccccff"| 2
| bgcolor="#ccccff"| [[Yuyutsu]]{{efn|name=fn1|Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'', para Korawa (putra [[Dretarastra]] dan [[Gandari]]) yang utama berjumlah seratus, tetapi mereka masih mempunyai saudara tiri dan saudari pula. Putri Dretarastra dan Gandari bernama [[Dursilawati]] atau [[Dursala]] (beda dengan Dursala adik laki-laki Duryodana). Korawa yang tidak dilahirkan oleh Gandari ialah [[Yuyutsu]]; ibunya seorang wanita [[waisya]] bernama [[Sugada]].}}
| bgcolor="#ccccff"| [[Yuyutsu]]
| bgcolor="#ccccff"| युयुत्सु
| bgcolor="#ccccff"| ''Yuyutsu''
Baris 168 ⟶ 195:
|-
| 5
| DuhsalaDursala
| दुःशल
| ''Duḥśala''
Baris 288 ⟶ 315:
|-
| 29
| Duspragaha<ref name="sanskrit"/>/Durwigaha<ref name="list"/>
| Durwigaha
| दुष्प्रगाह
| ''Duṣpragāha''
Baris 298 ⟶ 325:
|-
| 31
| Wikata/Wikatanana<ref name="list"/>
| विकट
| ''Vikaṭa''
Baris 313 ⟶ 340:
|-
| 34
| Nanda/Nandaka<ref name="list"/>
| नन्द
| ''Nanda''
Baris 388 ⟶ 415:
|-
| 49
| Bimakarma<ref name="sanskrit"/>/Bima<ref name="list"/>
| भीमकर्मा
| ''Bhīmakarmā''
Baris 473 ⟶ 500:
|-
| 66
| Panditaka<ref name="sanskrit"/>/Kundasayi<ref name="list"/>
| पण्डितक
| ''Paṇḍitaka''
Baris 483 ⟶ 510:
|-
| 68
| Durawara/Duradara<ref name="list"/>
| दुरावर
| ''Durāvara''
Baris 618 ⟶ 645:
|-
| 95
| Dirgaroma<ref name="list"/>
| दीर्घरॆम
| दीर्घ
| ''Dīrgharoma''
|-
Baris 651 ⟶ 678:
| विरजाश
| ''Virajāśa ''
|-
| bgcolor="pink" | 102
| bgcolor="pink" | [[Dursilawati]]/[[Dursala]]{{efn|name=fn1}}
| bgcolor="pink" | दुःशला
| bgcolor="pink" | ''Duhśalā''
|}
{{col-2}}
Baris 660 ⟶ 692:
# Bimaratha
# Bimasuwala
# '''''Bogadenta'''''{{efn|name=fn2|Dalam kisah pewayangan, tidak semua tokoh Korawa dikenal oleh masyarakat, karena hanya beberapa tokoh saja yang sering muncul dalam pedalangan.}}
# '''''[[Bhagadatta|Bogadenta]]'''''
# [[Bomawikata]]
# [[Carucitra]]
# Cedhakapuspa
# [[Citrabaya (Korawa)|Citrabaya]]
# [[Citraboma]]
# [[Citradharma]]
# [[Citradirgantara]]
# [[Citrakala]]
# '''''[[Citraksa]]'''''{{efn|name=fn2}}
# '''''[[Citraksi]]'''''{{efn|name=fn2}}
# [[Citrakunda]]
# [[Citrakundala]]
# [[Citramarma]]
# [[Citrasanda]]
# [[Citrasena (Korawa)|Citrasena]]
# [[Citrasurti]]
# [[Citrawicitra]]
# [[Citrayuda]]
# Danurdara
# [[Darmajahi]]
# [[Darmayuda]]
# [[Dirgabahu (Korawa)|Dirgabahu]]
# Dirgacitra
# Dirgasura
Baris 698 ⟶ 730:
# Durjaya
# Durkaruno
# '''''[[Durmagati]]'''''{{efn|name=fn2}}
# Durmanggala
# Durmuka
Baris 705 ⟶ 737:
# Dursaha
# Dursahesa
# '''''[[Dursasana]]'''''{{efn|name=fn2}}
# Dursaya
# [[Dursala|Dursilawati]]
# Durwimocana
# Duryuda
# '''''[[Duryodana|Duryudana (Suyudana)]]'''''{{efn|name=fn2}}
# Dusadara
# Dusprajaya
Baris 716 ⟶ 748:
# Gardapura
# Hanudara
# [[Jalasaha]]
# Jayaboma
# Jayadarma
Baris 725 ⟶ 757:
# Jayawikata
# Kartadenda
# '''''[[Kertawarma|Kartamarma (Kertawarma)]]'''''{{efn|name=fn2}}
# Kertipeya
# Kratana
Baris 739 ⟶ 771:
# Suradurma
# Surasudirga
# '''''Surtayu'''''{{efn|name=fn2}}
# Surtayuda
# Surtayuni
Baris 749 ⟶ 781:
# Upacitra
# Wahkawaca
# '''''[[Widandini]]'''''{{efn|name=fn2}}
# [[Wikarpa]]
# [[Wikataboma]]
# [[Wiryajaya]]
# [[Wiwingsati]]
# [[Wresaya]]
# [[Yudakarti]]<!--
 
Menurut Pewayangan Jawa, Yuyutsu dan Sanjaya adalah putra Widura. Dalam Mahabharata, keduanya tidak ada hubungan ayah-anak.
Baris 761 ⟶ 793:
{{col-end}}
 
=== Sloka Sanskerta ===
Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'', para Korawa (putra [[Dretarastra]] dan [[Gandari]]) yang utama berjumlah seratus, tetapi mereka masih mempunyai saudara tiri dan saudari pula. Yaitu [[Yuyutsu]], anak Dretarastra tetapi lain ibu; ibunya seorang wanita [[waisya]] bernama [[Sugada]]. Kemudian dari Dewi [[Gandari]], lahir seorang putri bernama [[Dursala]].
Berikut ini adalah nama-nama anggota Korawa sebagaimana yang tertulis dalam bentuk [[sloka]] pada naskah ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta, dengan [[aksara Dewanagari]]. Teks disalin dari berkas digital yang disusun oleh Prof. Muneo Tokunaga dari [[Kyoto]] dan disunting oleh John D. Smith.<ref>{{citation|url=https://www.sacred-texts.com/hin/mbs/index.htm |title=The Mahabharata in Sanskrit |chapter=Parallel Devanagari and Romanization| publisher=Sacred-Text.com| quote=This text has been cross-referenced with Ganguli's English translation on a book-by-book basis. However, due to the mismatch in number of chapters per book, it was not possible to cross-reference this at the chapter level.}}</ref>
{| class="wikitable"
|+ Sloka
|-
! width="50%"| Aksara Dewanagari !! Alih aksara
|-
|
 
# जयेष्ठानुज्येष्ठतां तेषां नामधेयानि चाभिभॊ
#:धृतराष्ट्रस्य पुत्राणाम आनुपूर्व्येण कीर्तय
# दुर्यॊधनॊ युयुत्सुश च राजन दुःशासनस तथा
#: दुःसहॊ दुःशलश चैव जलसंधः समः सहः
# विन्दानुविन्दौ दुर्धर्षः सुबाहुर दुष्प्रधर्षणः
#:दुर्मर्षणॊ दुर्मुखश च दुष्कर्णः कर्ण एव च
# विविंशतिर विकर्णश च जलसंधः सुलॊचनः
#:चित्रॊपचित्रौ चित्राक्षश चारु चित्रः शरासनः
#दुर्मदॊ दुष्प्रगाहश च विवित्सुर विकटः समः
#:ऊर्णु नाभः सुनाभश च तथा नन्दॊपनन्दकौ
# सेनापतिः सुषेणश च कुण्डॊदर महॊदरौ
#: चित्रबाणश चित्रवर्मा सुवर्मा दुर्विमॊचनः
#अयॊ बाहुर महाबाहुश चित्राङ्गश चित्रकुण्डलः
#:भीमवेगॊ भीमबलॊ बलाकी बलवर्धनः
# उग्रायुधॊ भीमकर्मा कनकायुर दृढायुधः
#:दृढवर्मा दृढक्षत्रः सॊमकीर्तिर अनूदरः
#दृढसंधॊ जरासंधः सत्यसंधः सदः सुवाक
#: उग्रश्रवा अश्वसेनः सेनानीर दुष्पराजयः
# अपराजितः पण्डितकॊ विशालाक्षॊ दुरावरः
#: दृढहस्तः सुहस्तश च वातवेगसुवर्चसौ
# आदित्यकेतुर बह्व आशीनागदन्तॊग्र यायिनौ
#: कवची निषङ्गी पाशी च दण्डधारॊ धनुर गरहः
#उग्रॊ भीम रथॊ वीरॊ वीरबाहुर अलॊलुपः
#: अभयॊ रौद्रकर्मा च तथा दृढरथस तरयः
#अनाधृष्यः कुण्ड भेदी विरावी दीर्घलॊचनः
#: दीर्घबाहुर महाबाहुर वयूढॊरुर कनकध्वजः
# कुण्डाशी विरजाश चैव दुःशला च शताधिका
#: एतद एकशतं राजन कन्या चैका परकीर्तिता<!--
#नामधेयानुपूर्व्येण विद्धि जन्म करमं नृप
#: सर्वे तव अतिरथाः शूराः सर्वे युद्धविशारदाः
#सर्वे वेदविदश चैव राजशास्त्रेषु कॊविदाः
#: सर्वे संसर्गविद्यासु विद्याभिजन शॊभिनः
# सर्वेषाम अनुरूपाश च कृता दारा महीपते
#: धृतराष्ट्रेण समये समीक्ष्य विधिवत तदा
# दुःशलां समये राजा सिन्धुराजाय भारत
#: जयद्रथाय परददौ सौबलानुमते तदा-->
|
# ''jyeṣṭhānujyeṣṭhatāṃ teṣāṃ nāmadheyāni cābhibho
#:''dhṛtarāṣṭrasya putrāṇām ānupūrvyeṇa kīrtaya
#''duryodhano yuyutsuś ca rājan duḥśāsanas tathā
#:'' duḥsaho duḥśalaś caiva jalasaṃdhaḥ samaḥ sahaḥ
#''vindānuvindau durdharṣaḥ subāhur duṣpradharṣaṇaḥ
#:''durmarṣaṇo durmukhaś ca duṣkarṇaḥ karṇa eva ca
#''viviṃśatir vikarṇaś ca jalasaṃdhaḥ sulocanaḥ
#:''citropacitrau citrākṣaś cāru citraḥ śarāsanaḥ
#''durmado duṣpragāhaś ca vivitsur vikaṭaḥ samaḥ
#:''ūrṇu nābhaḥ sunābhaś ca tathā nandopanandakau
# ''senāpatiḥ suṣeṇaś ca kuṇḍodara mahodarau
#:''citrabāṇaś citravarmā suvarmā durvimocanaḥ
#''ayobāhur mahābāhuś citrāṅgaś citrakuṇḍalaḥ
#:''bhīmavego bhīmabalo balākī balavardhanaḥ
#''ugrāyudho bhīmakarmā kanakāyur dṛḍhāyudhaḥ
#:''dṛḍhavarmā dṛḍhakṣatraḥ somakīrtir anūdaraḥ
#''dṛḍhasaṃdho jarāsaṃdhaḥ satyasaṃdhaḥ sadaḥ suvāk
#: ''ugraśravā aśvasenaḥ senānīr duṣparājayaḥ
#''aparājitaḥ paṇḍitako viśālākṣo durāvaraḥ
#:''dṛḍhahastaḥ suhastaś ca vātavegasuvarcasau
#''ādityaketur bahvāśīnāgadantograyāyinau
#: ''kavacī niṣaṅgī pāśī ca daṇḍadhāro dhanur grahaḥ
#''ugro bhīma ratho vīro vīrabāhur alolupaḥ
#: ''abhayo raudrakarmā ca tathā dṛḍharathas trayaḥ
#''anādhṛṣyaḥ kuṇḍa bhedī virāvī dīrghalocanaḥ
#:''dīrghabāhur mahābāhur vyūḍhorur kanakadhvajaḥ
#''kuṇḍāśī virajāś caiva duḥśalā ca śatādhikā
#:''etad ekaśataṃ rājan kanyā caikā prakīrtitā<!--
#nāmadheyānupūrvyeṇa viddhi janma kramaṃ nṛpa
#:sarve tv atirathāḥ śūrāḥ sarve yuddhaviśāradāḥ
#sarve vedavidaś caiva rājaśāstreṣu kovidāḥ
#:sarve saṃsargavidyāsu vidyābhijana śobhinaḥ
#sarveṣām anurūpāś ca kṛtā dārā mahīpate
#: dhṛtarāṣṭreṇa samaye samīkṣya vidhivat tadā
#duḥśalāṃ samaye rājā sindhurājāya bhārata
#:jayadrathāya pradadau saubalānumate tadā-->
|}
;Catatan
{{notelist}}
 
== Korawa signifikan ==
Banyak anggota Korawa yang disebutkan dalam kitab ''[[Mahabharata]]'' hanya bersifat [[:wikt:trivia|trivial]] dan sebagai deretan nama saja, demikian pula dalam lakon [[pewayangan]]. Namun, beberapa anggota Korawa mendapatkan posisi atau perwatakan yang menonjol dalam suatu [[narasi|plot cerita]]/babak pewayangan, dan beberapa di antaranya dikisahkan sebagai tokoh yang signifikan dalam jalan cerita. Beberapa nama di antaranya disajikan dalam daftar di bawah ini, baik yang terdapat dalam kitab ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta, maupun yang dikisahkan dalam lakon pewayangan Jawa.
 
=== Anuwinda ===
'''Anuwinda''' atau '''Anuwenda''' adalah salah satu Korawa yang tercatat dalam naskah-naskah ''[[Mahabharata]]'' ber[[bahasa Sanskerta]] maupun terjemahannya. Tokoh ini tidak mendapatkan banyak cerita dalam ''Mahabharata'', tetapi ia dikisahkan sebagai seorang patih dalam [[pewayangan]] [[Jawa]]. Menurut pewayangan, ia merupakan saudara kesayangan Widandini, anggota Korawa yang lain. Widandini berhasil mengalahkan raja negeri Purantara lalu mengangkat dirinya sebagai penguasa di sana, sementara Anuwinda diangkat sebagai patih. Dalam ''[[Bharatayuddha]]'' ([[Perang Kurukshetra]]), Anuwinda gugur di tangan [[Arjuna]].
 
=== Aparajita ===
'''Aparajita''', menurut kitab ''[[Bhismaparwa]]'', adalah Korawa yang memiliki hidung yang tampan. Dalam [[perang Kurukshetra]], ia bertarung dengan sengit melawan [[Bima (Mahabharata)|Bima]]. Pada perang pada hari kedelapan, bersama dengan Adityaketu, Panditaka, Wisalaksa, Kundara, dan Wahwasin (Bahwasi), ia menyerbu Bima dengan hujan panah. Namun Bima tidak kalah oleh serangan mereka. Dengan sepucuk anak panah, Bima memenggal kepala Aparajita.
 
=== Bomawikata ===
'''Bomawikata''' merupakan salah satu Korawa versi pewayangan. Namanya tidak terdapat dalam ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta. Bomawikata memiliki hubungan yang sangat erat dengan saudaranya yang bernama [[Wikataboma]]. Mereka berdua merupakan saudara tunggal guru dan hidup dalam satu jiwa. Artinya apabila yang satu diantara mereka mati dan dilangkahi saudara yang masih hidup, maka yang mati akan hidup kembali. Karena kesaktiannya itu, dalam perang Bharatayuda ketika [[Drona|Resi Drona]] menjadi Senapati Agung Kurawa dengan tata gelar perangnya (''Cakraswandana''), [[Wikataboma]] dan Bomawikata diangkat menjadi senapati pengapit. Sepak terjang mereka sangat menakutkan keluarga Pandawa. Tapi akhirnya [[Wikataboma]] dan Bomawikata tewas dalam peperangan melawan [[Bima]]. Kepala mereka diadu kumba (saling dibenturkan) hingga hancur, dan keduanya mati secara bersamaan.
 
=== Citraksa ===
{{main|Citraksa}}
'''Citraksa''' tercatat dalam berbagai versi daftar Korawa ber[[bahasa Sanskerta]]. Menurut pewayangan Jawa, ia mempunyai saudara kembar, yaitu [[Citraksi]]. Sering dikisahkan dalam cerita pedalangan, Citraksa dan Citraksi mempunyai sifat dan karakter yang sama, seperti gagap dalam berbicara sehingga sering menjadi bahan ejekan bagi Patih [[Sengkuni]], serta tindakannya yang dinilai ''grusa-grusu''. Dalam peperangan di luar [[Bharatayuddha]], Citraksa dan Citraksi sering menjadi bulan-bulanan anak-anak Pandawa seperti [[Antareja]], [[Antasena]], [[Gatotkaca]], [[Abimanyu]] dan lain-lain.
 
=== Citrayuda ===
'''Citrayuda''' merupakan salah satu Korawa versi pewayangan. Namanya tidak terdapat dalam ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta. Citrayuda memiliki perwatakan: lucu, banyak akal, pandai bicara dan suka mencela. Sebagai murid Resi [[Drona]], Citrayuda juga mahir dalam olah keprajuritan mempermainkan senjata [[gada]] dan [[lembing]]. Pada saat berlangsungnya perang Bharatayuda, Citrayuda tampil memimpin pasukan balatentara Kurawa mendampingi senapati perang Resi Drona. Ia bersama Citraksa, Surtayu, Citrakundala dan Dirgalasara tewas dalam peperangan melawan Arya Wratsangka, senapati perang Pandawa, putra Prabu Matswapati dari negara Wirata.
 
=== Dirgabahu ===
'''Dirgabahu''' dikenal dalam pewayangan sebagai Raden Dirgabahu atau Arya Dirgabahu. Namanya tercatat dalam beberapa versi daftar nama Korawa berbahasa Sanskerta. Dalam kisah pewayangan Jawa, Dirgabahu muncul dalam cerita pewayangan dengan lakon ''Kresna Duta'', dengan akhir riwayat diceritakan bahwa ia tewas setelah terinjak-injak oleh [[Brahala|Brahalasewu]] (Raksasa perwujudan dari [[Kresna|Prabu Kresna]]) bersama saudara yang lain yaitu [[Jalasaha]], [[Citramarma]], dan [[Widandini]].
 
=== Durmagati ===
{{main|Durmagati}}
'''Durmagati''' merupakan salah satu Korawa versi pewayangan. Namanya tidak terdapat dalam ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta. Dalam pewayangan, ia diceritakan sebagai salah satu Korawa yang paling kocak apabila sedang dimainkan/dibawakan sifatnya oleh [[dalang]]. Tokoh ini merupakan tokoh ciptaan pujangga Jawa, dan tidak ditemukan dalam naskah kitab ''[[Mahabharata]]'' dari [[India]]. Durmagati mempunyai badan yang lebih pendek dan gemuk dari kebanyakan saudara-saudaranya, dengan ciri khas leher yang sangat pendek dan kepala seperti tertekan ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas.
 
===Dursasana===
{{main|Dursasana}}
'''Dursasana''' merupakan adik [[Duryodana]], pemimpin para Korawa. Ia dikenal sebagai Korawa yang nomor dua di antara seratus Korawa. Tokoh ini mendapat peran signifikan dalam ''[[Sabhaparwa]]'' (kitab kedua ''Mahabharata''), yang mengisahkan permainan dadu antara lima [[Pandawa]] melawan seratus Korawa. [[Dropadi]], istri para Pandawa menjadi budak para Korawa setelah dipertaruhkan dalam permainan tersebut. Merasa sebagai pemilik budak, Dursasana berusaha melucuti pakaian Dropadi secara paksa, tetapi tidak berhasil berkat pertolongan [[Kresna]]. Peristiwa itu memperkeruh permusuhannya dengan [[Bhima|Bima]]. Pada akhirnya, ia dibunuh oleh Bima dalam [[perang di Kurukshetra]] pada hari ke-16.
 
=== Dursilawati ===
{{main|Dursilawati}}
'''Dursilawati''' atau '''Dursala''' adalah satu-satunya Korawa yang berjenis kelamin perempuan. Ia merupakan adik bungsu dari [[Duryodana]], pemimpin para Korawa. Ia menikah dengan Raja [[kerajaan Sindhu|Sindhu]] bernama [[Jayadrata]].
 
=== Duryodana ===
{{main|Duryodana}}
'''Duryodana''' atau '''Suyodana''' adalah tokoh [[antagonis]] yang utama dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Duryodana merupakan yang pertama di antara seratus Korawa. Duryodana menikah dengan putri Prabu Citranggada dari [[kerajaan Kalinga|Kalinga]] dan mempunyai dua anak, masing-masing bernama [[Laksmanakumara]] (Lesmana Mandrakumara) dan [[Laksmana (Mahabharata)|Laksmana]] (Lesmanawati). Meskipun nama istri Duryodana tidak disebutkan secara khusus dalam naskah ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta, tetapi ia disebut [[Banowati|Banumati]] dalam cerita rakyat [[India]], atau [[Banowati]] dalam lakon [[pewayangan]] [[Jawa]].<ref>{{Cite book|last=Sharma|first=Arvind|url=https://books.google.com/books?id=KnCxH85Vra4C&q=duryodhana+wife&pg=PA298|title=Essays on the Mahābhārata|date=2007|publisher=Motilal Banarsidass Publishe|isbn=978-81-208-2738-7|language=en}}</ref>
 
=== Widandini ===
'''Widandini''' atau '''Arya Widandini''' merupakan salah satu Korawa versi pewayangan. Namanya tidak terdapat dalam ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta. Dalam pewayangan, ia dikisahkan berwatak keras hati, cerdik pandai dan angkuh. Ia pandai dalam mempergunakan senjata [[gada]] dan [[trisula]]. Dengan kesaktiannya ia berhasil merebut negara Purantara dan mengangkat dirinya menjadi raja bergelar Prabu Windandini. Adik kesayangannya Anuwinda diangkat menjadi patih negara Purantara. Pada saat berlangsungnya perang [[Bharatayuddha]], Prabu Widandini diangkat sebagai senapati perang Korawa dan mengerahkan seluruh balatentara negara Purantara ke medan perang [[Kurukshetra]]. Prabu Widandini dan [[Anuwinda]] gugur dalam pertempuran melawan [[Arjuna]].
 
=== Wikarna===
'''Wikarna''' disebut-sebut sebagai Korawa yang ketiga (setelah [[Duryodana]] dan [[Dursasana]]), tetapi dalam sumber lainnya diindikasikan bahwa ia menempati peringkat ketiga dari segi reputasi di antara seratus Korawa. Wikarna adalah satu-satunya Korawa yang membela Putri [[Dropadi]], sebelum putri tersebut hendak ditelanjangi oleh Dursasana saat permainan dadu di selenggarakan di [[Hastinapura]]. Namun pembelaannya tidak dianggap oleh para Korawa dan [[Karna]]. Saat [[perang Kurukshetra]], ia gugur di tangan [[Bhima|Bima]].
 
=== Wikataboma ===
'''Wikataboma''' merupakan salah satu Korawa versi pewayangan. Namanya tidak terdapat dalam ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta. Dalam pewayangan, ia dikisahkan memiliki hubungan yang sangat erat dengan saudaranya yang bernama [[Bomawikata]]. Mereka berdua merupakan saudara tunggal guru dan hidup dalam satu jiwa. Artinya apabila yang satu diantara mereka mati dan dilangkahi saudara yang masih hidup, maka yang mati akan hidup kembali. Karena kesaktiannya itu, dalam perang Bharatayuda ketika [[Drona|Resi Drona]] menjadi Senapati Agung Kurawa dengan tata gelar perangnya (''Cakraswandana''), Wikataboma dan [[Bomawikata]] diangkat menjadi senapati pengapit. Sepak terjang mereka sangat menakutkan keluarga Pandawa. Tapi akhirnya Wikataboma dan [[Bomawikata]] tewas dalam peperangan melawan [[Bima]]. Kepala mereka diadu kumba (saling dibenturkan) hingga hancur, dan keduanya mati secara bersamaan.
 
=== Wisalaksa ===
'''Wisalaksa''' adalah nama salah satu Korawa yang tercatat dalam naskah-naskah ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta maupun terjemahannya. Dalam buku ''Mahabharata'' ke-6 (''[[Bhismaparwa]]'') dikisahkan bahwa ia enggan dibunuh oleh [[Bhima|Bima]], selain [[Wikarna]]. Dalam [[perang Kurukshetra]], ia memihak [[Duryodana]]. Saat peperangan menginjak hari kedelapan, ia dan saudara-saudaranya mencoba mengalahkan Bima dengan serangan panah bertubi-tubi. Hal itu membuat Bima sangat marah sehingga ia membalas serangan para Korawa dengan garang. Saat menghadapi Wisalaksa, Bima tidak marah. Ia berpikir sejenak. Setelah mengenang berbagai kejadian yang dialaminya pada masa lalu, maka Bima tidak segan untuk membunuh Wisalaksa. Dengan tiga batang anak panah, ia memenggal kepala Wisalaksa.
 
=== Wiwingsati ===
'''Wiwingsati''' adalah nama salah satu Korawa yang tercatat dalam naskah-naskah ''Mahabharata''. Ia sering disebut sebagai kesatria Korawa yang kerap berada di sisi [[Duryodana]] dan membantunya dalam invasi ke [[kerajaan Matsya]]. Dalam [[perang Kurukshetra]], ia terlibat dalam pertarungan sengit melawan [[Bima (Mahabharata)|Bima]] dan putranya, [[Pancakumara|Sutasoma]]. Pada akhirnya, ia gugur di tangan Bima. Kematiannya diratapi oleh [[Gandari]], tercatat dalam kitab ''[[Striparwa]]''. Dalam kitab, Gandari menyebutnya sebagai seorang pangeran yang berpenampilan muda dan tampan.
 
=== Wresaya ===
'''Wresaya''' atau '''Raden Dredasetra''' merupakan salah satu Korawa versi pewayangan. Namanya tidak terdapat dalam ''Mahabharata'' berbahasa Sanskerta. Dalam pewayangan, ia dikisahkan memiliki watak keras hati, cerdik, pandai, licik, tetapi pandai dalam olah ketrampilan mempergunakan senjata khususnya gada, karena dia juga merupakan murid [[Drona|Resi Drona]]. Ia kemudian mengembara, setelah terpental dalam peristiwa ''timbangan'' (adu berat badan antara Korawa melawan keluarga [[Pandawa]]), dan kesaktiannya membuatnya berhasil merebut negara Glagahtinalang, dan mengangkat diri sebagai raja begelar Prabu Wresaya. Saat perang ''[[Bharatayuddha]]'', ia menjadi senapati perang pihak Korawa, tetapi tewas di tangan [[Bima]] dengan tubuh hancur oleh hantaman ''Gada Rujakpala''.
 
===Yuyutsu===
Namun, tidak semua tokoh Korawa dikenal oleh masyarakat, karena hanya beberapa tokoh saja yang sering muncul dalam pedalangan (yang bertuliskan '''''font miring tebal''''')
{{main|Yuyutsu}}
'''Yuyutsu''' adalah seorang tokoh [[protagonis]] dari [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia merupakan satu-satunya Korawa yang tidak dilahirkan oleh Ratu [[Gandari]]. Ibunya merupakan pelayan Ratu Gandari yang bernama [[Sugada]], berasal dari kasta [[waisya]]. Ia adalah satu-satunya Korawa yang memihak [[Pandawa]] dalam [[perang Kurukshetra]] (''[[Bharatayuddha]]''), dan merupakan satu-satunya putra [[Dretarastra]] yang bertahan hidup sampai perang tersebut berakhir. Setelah [[Yudistira]] makzul, para [[Pandawa]] pensiun dari kehidupan duniawi (''[[sanyasin]]''), lalu Yuyutsu diangkat menjadi penasihat raja muda [[Parikesit]], cucu [[Arjuna]].
 
== Lihat pula ==
Baris 772 ⟶ 946:
 
== Referensi ==
{{references|2}}
 
{{Mahabharata}}