Genetika tumbuhan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref |
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20231013sim)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 15:
[[File:Gregor Mendel oval.jpg|thumb|203x203px|Gregor Mendel, "Bapak genetika"]]
Bidang genetika tumbuhan dimulai dengan karya [[Gregor Mendel|Gregor Johann Mendel]], yang sering disebut sebagai "bapak genetika". Ia adalah seorang [[pendeta]] dan [[ilmuwan]] [[Agustinian]] yang lahir pada 20 Juli 1822 di [[Austria-
Pada awal 1900-an, ahli botani dan ahli statistik mulai meneliti nisbah segregasi yang dikemukakan oleh Mendel. W.E. Castle menemukan bahwa sementara sifat individu dapat memisahkan dan berubah dari waktu ke waktu dengan seleksi ketika seleksi dihentikan dan efek lingkungan diperhitungkan, rasio genetik berhenti berubah dan mencapai semacam stasis, dasar dari [[genetika populasi]].<ref>{{Cite journal|last=Castle|first=W. E.|date=1903|title=The Laws of Heredity of Galton and Mendel, and Some Laws Governing Race Improvement by Selection|journal=Proceedings of the American Academy of Arts and Sciences|volume=39|issue=8|pages=223–242|doi=10.2307/20021870|jstor=20021870|hdl=2027/hvd.32044106445109|hdl-access=free}}</ref> Hal ini ditemukan secara independen oleh G. H. Hardy dan W. Weinberg, yang pada akhirnya memunculkan [[Prinsip Hardy–Weinberg|konsep kesetimbangan Hardy–Weinberg]] yang diterbitkan pada tahun 1908.<ref>{{Cite journal|last=Hardy|first=G. H.|date=1908-07-10|title=Mendelian Proportions in a Mixed Population|journal=Science|volume=28|issue=706|pages=49–50|doi=10.1126/science.28.706.49|issn=0036-8075|pmid=17779291|pmc=2582692|bibcode=1908Sci....28...49H}}</ref>
Sekitar waktu yang sama, eksperimen genetik dan pemuliaan tanaman [[jagung]] dimulai. Jagung yang telah melakukan penyerbukan sendiri mengalami fenomena yang disebut [[depresi perkawinan sekerabat]]. Para peneliti, seperti [[Nils Heribert-Nilsson]], menyadari bahwa dengan menyilangkan tanaman dan membentuk hibrida, mereka tidak hanya mampu menggabungkan sifat dari dua tetua yang diinginkan, tetapi tanaman juga mengalami [[heterosis]]. Ini adalah awal dari identifikasi interaksi gen atau [[epistasis]]. Pada awal 1920-an, [[Donald Forsha Jones]] telah menemukan metode yang menghasilkan benih jagung hibrida pertama yang tersedia secara komersial.<ref>{{Cite web|url=https://www.ars.usda.gov/oc/timeline/corn/|title=corn : USDA ARS|website=www.ars.usda.gov|access-date=2018-07-11|archive-date=2023-03-25|archive-url=https://web.archive.org/web/20230325153102/https://www.ars.usda.gov/oc/timeline/corn/|dead-url=no}}</ref> Permintaan besar untuk benih hibrida di Sabuk Jagung AS pada pertengahan 1930-an menyebabkan pertumbuhan pesat dalam industri produksi benih dan akhirnya penelitian benih. Persyaratan ketat untuk memproduksi benih hibrida mengarah pada pengembangan populasi yang hati-hati dan pemeliharaan galur inbrida, menjaga tanaman tetap terisolasi dan tidak dapat melakukan persilangan, yang menghasilkan tanaman yang memungkinkan peneliti untuk menemukan konsep genetik yang berbeda dengan lebih baik. Struktur populasi ini memungkinkan para ilmuwan seperti [[Theodosius Dobzhansky]], [[Sewall Wright]], dan [[Ronald Fisher
Sementara percobaan pemuliaan sedang berlangsung, ilmuwan lain seperti [[Nikolai Vavilov]]<ref>{{Cite journal|last1=Ivanovich)|first1=Vavilov, N. I. (Nikolaĭ|last2=1887-1943|date=1926|title=Studies on the origin of cultivated plants|url=http://agris.fao.org/agris-search/search.do?recordID=US201300329962|journal=AGRIS: International Information System for the Agricultural Science and Technology|volume=118|issue=2967|pages=392|language=en|bibcode=1926Natur.118..392T|doi=10.1038/118392a0|s2cid=4122968|access-date=2022-02-03|archive-date=2022-02-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20220203120244/https://agris.fao.org/agris-search/search.do?recordID=US201300329962|dead-url=no}}</ref> dan Charles M. Rick tertarik pada spesies [[moyang liar]] dari tanaman-tanaman modern. Ahli botani antara tahun 1920-an dan 1960-an sering melakukan perjalanan ke daerah dengan keanekaragaman tumbuhan yang tinggi dan mencari spesies liar yang telah memunculkan spesies peliharaan setelah seleksi. Menentukan bagaimana tanaman berubah dari waktu ke waktu dengan seleksi awalnya didasarkan pada fitur morfologi. Ini berkembang dari waktu ke waktu untuk analisis kromosom, kemudian analisis [[penanda genetik]], dan [[analisis genom]] akhirnya. Mengidentifikasi sifat-sifat dan genetika yang mendasarinya memungkinkan untuk mentransfer gen yang berguna dan sifat-sifat yang mereka kendalikan dari tanaman liar atau mutan ke tanaman tanaman. Memahami dan memanipulasi genetika tanaman berada di masa kejayaannya selama [[Revolusi Hijau]] yang dibawa oleh [[Norman Borlaug]]. Selama waktu ini, molekul hereditas, DNA, juga ditemukan, yang memungkinkan para ilmuwan untuk benar-benar memeriksa dan memanipulasi informasi genetik secara langsung.
==Asam deoksiribonukleat==
Baris 33:
Tumbuhan, seperti semua organisme hidup lainnya, mewariskan sifat-sifatnya menggunakan [[DNA]]. Tumbuhan namun unik dari organisme hidup lainnya dalam kenyataan bahwa mereka memiliki [[kloroplas]]. Seperti [[mitokondria]], kloroplas memiliki DNA sendiri. Seperti [[hewan]], tumbuhan mengalami [[mutasi somatik]] secara teratur, tetapi mutasi ini dapat berkontribusi pada germline dengan mudah karena bunga berkembang di ujung cabang yang terdiri dari sel somatik. Orang-orang telah mengetahui hal ini selama berabad-abad, dan cabang mutan disebut "olahraga". Jika buah pada olahraga diinginkan secara ekonomi, [[kultivar]] baru dapat diperoleh.
Beberapa spesies tanaman mampu melakukan [[Autogami|penyerbukan sendiri]], dan beberapa hampir secara eksklusif melakukan pemupukan sendiri. Ini berarti bahwa tanaman dapat menjadi ibu dan ayah bagi keturunannya, kejadian yang jarang terjadi pada hewan. Para ilmuwan dan penghobi yang mencoba membuat persilangan antara tanaman yang berbeda harus mengambil tindakan khusus untuk mencegah tanaman tersebut membuahi sendiri. Dalam [[pemuliaan tanaman]], orang membuat hibrida antara spesies tanaman untuk alasan ekonomi dan estetika. Misalnya, hasil [[jagung]] telah meningkat hampir lima kali lipat pada abad yang lalu sebagian karena penemuan dan perkembangbiakan varietas jagung hibrida.<ref>{{Cite web|url=http://passel.unl.edu/pages/informationmodule.php?idinformationmodule=1075412493&topicorder=10&maxto=12|title=Plant and Soil Sciences eLibrary|website=passel.unl.edu|access-date=2018-06-20|archive-date=2019-12-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20191213195717/http://passel.unl.edu/pages/informationmodule.php?idinformationmodule=1075412493&topicorder=10&maxto=12|dead-url=no}}</ref> Genetika tanaman dapat digunakan untuk memprediksi kombinasi tanaman mana yang dapat menghasilkan tanaman dengan [[heterosis]], atau sebaliknya banyak penemuan dalam Genetika tanaman berasal dari mempelajari efek hibridisasi.
Tanaman umumnya lebih mampu bertahan hidup, dan memang berkembang, sebagai [[poliploidi]]. Organisme poliploidi memiliki lebih dari dua set kromosom homolog. Misalnya, manusia memiliki dua set kromosom homolog, yang berarti bahwa manusia biasa akan memiliki 2 salinan masing-masing dari 23 kromosom yang berbeda, dengan total 46. [[Gandum]] di sisi lain, sementara hanya memiliki 7 kromosom yang berbeda, dianggap heksaploidi dan memiliki 6 salinan dari setiap kromosom, dengan total 42.<ref>{{Cite web|url=http://coloradowheat.org/2013/11/why-is-the-wheat-genome-so-complicated/|title=Why is the Wheat Genome So Complicated? {{!}} Colorado Wheat|website=coloradowheat.org|access-date=2018-06-20|archive-date=2023-04-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20230401044357/https://coloradowheat.org/2013/11/why-is-the-wheat-genome-so-complicated/|dead-url=no}}</ref> Pada hewan, poliploidi germline yang diwariskan kurang umum, dan peningkatan kromosom spontan bahkan mungkin tidak bertahan setelah pembuahan. Namun, pada tanaman, ini bukan masalah. Individu poliploidi sering dibuat oleh berbagai proses; namun, setelah dibuat, mereka biasanya tidak dapat kembali ke tipe induk. Individu poliploidi yang mampu melakukan pembuahan sendiri dapat memunculkan garis keturunan baru yang berbeda secara genetik, yang dapat menjadi awal dari spesies baru. Ini sering disebut "[[spesiasi]] instan". Poliploidi umumnya memiliki buah yang lebih besar, dan sifat-sifat yang diinginkan secara ekonomi, dan banyak tanaman pangan manusia, termasuk gandum, [[jagung]], [[kentang]], [[kacang tanah]],<ref>{{cite journal|date=2012-01-01|title=Expression of an Arabidopsis sodium/proton antiporter gene (AtNHX1) in peanut to improve salt tolerance - Springer|journal=Plant Biotechnology Reports|volume=6|pages=59–67|doi=10.1007/s11816-011-0200-5|last1=Banjara|first1=Manoj|last2=Zhu|first2=Longfu|last3=Shen|first3=Guoxin|last4=Payton|first4=Paxton|last5=Zhang|first5=Hong|s2cid=12025029}}</ref> [[stroberi]], dan [[tembakau]], secara tidak sengaja atau sengaja dibuat poliploidi.
===Contoh organisme===
Baris 41:
{{main|Arabidopsis thaliana}}
[[File:Arabidopsis_thaliana.jpg|alt=|220x220px|''Arabidopsis thaliana'' yang tumbuh dari celah trotoar. Spesies tersebut dianggap sebagai salah satu kunci dalam perkembangan genetika tumbuhan.|thumb]]
''[[Arabidopsis thaliana]]'', juga dikenal sebagai selada tala, telah menjadi model organisme untuk studi genetika tanaman. Seperti ''[[Drosophila melanogaster]]'', spesies lalat buah telah memahami genetika awal, demikian pula ‘’A. Thaliana’’ untuk memahami genetika tumbuhan. Itu adalah tanaman pertama yang genomnya diurutkan pada tahun 2000. Ia memiliki genom kecil, membuat pengurutan awal lebih dapat dicapai. Ini memiliki ukuran genom 125 [[Pasangan basa|Mbp]] yang mengkodekan sekitar 25.000 gen.<ref>{{Cite journal|date=December 2000|title=Analysis of the genome sequence of the flowering plant ''Arabidopsis thaliana''|journal=Nature|volume=408|issue=6814|pages=796–815|doi=10.1038/35048692|issn=0028-0836|bibcode=2000Natur.408..796T|last1=The Arabidopsis Genome Initiative|pmid=11130711|doi-access=free}}</ref> Karena sejumlah besar penelitian telah dilakukan pada tanaman, database yang disebut [[Sumber Daya Informasi Arabidopsis]] (TAIR) telah ditetapkan sebagai repositori untuk beberapa set data dan informasi tentang spesies. Informasi yang disimpan di TAIR mencakup urutan genom lengkap beserta [[struktur gen]], informasi produk gen, [[ekspresi gen]], DNA dan stok benih, peta genom, [[penanda genetik]] dan fisik, publikasi, dan informasi tentang masyarakat peneliti ‘’A. thaliana’’.<ref>{{Cite web|url=https://www.arabidopsis.org/|title=TAIR - Home Page|website=www.arabidopsis.org|access-date=2018-07-11|archive-date=2023-07-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20230704174856/https://arabidopsis.org/|dead-url=no}}</ref> Banyak aksesi inbrida alami ‘’A. thaliana‘’ (sering disebut sebagai "[[ekotipe]]") tersedia dan berguna dalam penelitian genetik. Variasi alami ini telah digunakan untuk mengidentifikasi [[Lokus sifat kuantitatif|lokus]] yang penting dalam ketahanan [[cekaman biotik]] dan [[Cekaman abiotik|abiotik]].<ref>{{Cite journal|date=2000-01-01|title=Naturally occurring variation in Arabidopsis: an underexploited resource for plant genetics|journal=Trends in Plant Science|volume=5|issue=1|pages=22–29|doi=10.1016/S1360-1385(99)01510-1|issn=1360-1385|last1=Alonso-Blanco|first1=Carlos|last2=Koornneef|first2=Maarten|pmid=10637658}}</ref>
====''Brachypodium distachyon''====
Baris 53:
Pangan rekayasa genetika dihasilkan dari [[organisme]] yang telah mengalami perubahan DNA menggunakan metode rekayasa genetika. Teknik [[rekayasa genetika]] memungkinkan pengenalan sifat-sifat baru serta kontrol yang lebih besar atas sifat-sifat daripada metode sebelumnya seperti [[pemuliaan selektif]] dan [[pemuliaan mutasi]].<ref>[http://www.bis.gov.uk/files/file15655.pdf GM Science Review First Report] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20131016100707/http://www.bis.gov.uk/files/file15655.pdf |date=October 16, 2013 }}, Prepared by the UK GM Science Review panel (July 2003). Chairman Professor Sir David King, Chief Scientific Advisor to the UK Government, P 9</ref>
Tanaman yang dimodifikasi secara genetik adalah kegiatan ekonomi yang penting: pada tahun 2017, 89% jagung, 94% kedelai, dan 91% kapas yang diproduksi di AS berasal dari galur yang dimodifikasi secara genetik.<ref>{{Cite web|url=https://www.ers.usda.gov/data-products/adoption-of-genetically-engineered-crops-in-the-us/recent-trends-in-ge-adoption.aspx|title=USDA ERS - Recent Trends in GE Adoption|website=www.ers.usda.gov|access-date=2018-06-20|archive-date=2022-09-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20220906191613/https://www.ers.usda.gov/data-products/adoption-of-genetically-engineered-crops-in-the-us/recent-trends-in-ge-adoption.aspx|dead-url=no}}</ref> Sejak diperkenalkannya tanaman rekayasa genetika, hasil telah meningkat sebesar 22%, dan keuntungan meningkat bagi petani, terutama di negara berkembang, sebesar 68%. Dampak penting dari tanaman rekayasa genetika adalah penurunan kebutuhan lahan.<ref>{{Cite news|url=https://allianceforscience.cornell.edu/blog/2018/02/gmo-crops-increasing-yield-20-years-progress-ahead/|title=GMO crops have been increasing yield for 20 years, with more progress ahead - Alliance for Science|work=Alliance for Science|access-date=2018-06-21|archive-date=2022-10-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20221013115726/https://allianceforscience.cornell.edu/blog/2018/02/gmo-crops-increasing-yield-20-years-progress-ahead/|dead-url=no}}</ref>
Penjualan komersial makanan yang dimodifikasi secara genetik dimulai pada tahun 1994 ketika [[Monsanto|Calgene]] pertama kali memasarkan [[tomat]] [[Flavr Savr]] yang pematangannya terlambat.<ref name="James 1996">{{cite web|last=James|first=Clive|title=Global Review of the Field Testing and Commercialization of Transgenic Plants: 1986 to 1995|url=http://www.isaaa.org/kc/Publications/pdfs/isaaabriefs/Briefs%201.pdf|publisher=The International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications|access-date=17 July 2010|year=1996|archive-date=2010-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20100616175626/http://isaaa.org/kc/Publications/pdfs/isaaabriefs/Briefs%201.pdf|dead-url=no}}</ref><ref name="Fray">Weasel, Lisa H. 2009. ''Food Fray.'' Amacom Publishing</ref> Sebagian besar modifikasi makanan terutama berfokus pada [[Tanaman dagang|tanaman komersial]] yang banyak diminati oleh petani seperti [[Kedelai transgenik|kedelai]], [[Jagung Bt|jagung]], [[kanola]], dan [[kapas]]. [[Pangan rekayasa genetika|Tanaman rekayasa genetika]] telah direkayasa untuk ketahanan terhadap [[patogen]] dan herbisida dan untuk profil nutrisi yang lebih baik.<ref>{{cite web |url=https://www.fda.gov/animalveterinary/developmentapprovalprocess/geneticengineering/geneticallyengineeredanimals/ucm113672.htm |title=Consumer Q&A |publisher=Fda.gov |date=2009-03-06 |access-date=2012-12-29 |archive-date=2013-01-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130110170104/http://www.fda.gov/animalveterinary/developmentapprovalprocess/geneticengineering/geneticallyengineeredanimals/ucm113672.htm |dead-url=no }}</ref> Tanaman sejenis lainnya termasuk [[pepaya]] rekayasa genetika yang penting secara ekonomi yang tahan terhadap [[virus bercak cincin pepaya]] yang sangat merusak, dan [[padi emas]] yang nutrisinya lebih baik (namun masih dalam pengembangan).<ref>{{Cite news|url=https://source.wustl.edu/2016/06/genetically-modified-golden-rice-falls-short-lifesaving-promises/|title=Genetically modified Golden Rice falls short on lifesaving promises {{!}} The Source {{!}} Washington University in St. Louis|date=2016-06-02|work=The Source|access-date=2018-06-21|archive-date=2019-12-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20191212170108/https://source.wustl.edu/2016/06/genetically-modified-golden-rice-falls-short-lifesaving-promises/|dead-url=no}}</ref>
Ada [[konsensus ilmiah]] <ref>{{Cite journal |url=http://www.agrobio.org/bfiles/fckimg/Nicolia%202013.pdf |title=An overview of the last 10 years of genetically engineered crop safety research |first1=Alessandro |last1=Nicolia |first2=Alberto |last2=Manzo |first3=Fabio |last3=Veronesi |first4=Daniele |last4=Rosellini |journal=Critical Reviews in Biotechnology |date=2013 |pages=77–88 |doi=10.3109/07388551.2013.823595 |pmid=24041244 |volume=34 |issue=1 |s2cid=9836802 |access-date=2017-03-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160917102103/http://www.agrobio.org/bfiles/fckimg/Nicolia%202013.pdf |archive-date=2016-09-17 |url-status=dead }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.fao.org/docrep/006/Y5160E/y5160e10.htm#P3_1651The |title=State of Food and Agriculture 2003–2004. Agricultural Biotechnology: Meeting the Needs of the Poor. Health and environmental impacts of transgenic crops |publisher=Food and Agriculture Organization of the United Nations |access-date=February 8, 2016 |archive-date=2019-01-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190109114119/http://www.fao.org/docrep/006/Y5160E/y5160e10.htm#P3_1651The |dead-url=no }}</ref><ref name="Ronald 11–20">{{Cite journal|url=http://genetics.org/content/188/1/11.long|title=Plant Genetics, Sustainable Agriculture and Global Food Security
==Cara modern untuk merekayasa tanaman secara genetik==
Baris 94:
==Pranala luar==
{{Commons category}}
*[http://www.mfe.govt.nz/publications/organisms/royal-commission-gm/ Kementerian Lingkungan Hidup Selandia
{{DEFAULTSORT:Genetika Tumbuhan}}
|