Pura Sakenan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Eka343 (bicara | kontrib)
k link
 
(9 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 102:
| footnotes =
}}
 
'''Pura Sakenan''' adalah salah satu [[pura]] penting yang terletak di wilayah selatan [[Bali]], berada di atas pantai di [[barat laut]] [[Pulau Serangan]], yaitu sebuah pulau kecil yang berjarak sekitar 10 kilometer di selatan [[Denpasar]].<ref name=asiaweb>Bali Magazine. [http://www.bali-indonesia.com/denpasar/sakenan-temple.htm Sakenan Temple in Bali - Pura Sakenan, Denpasar Attractions]. {{en}}</ref> Pura ini masih memiliki hubungan dengan Buddha, yang melinggih [[Buddha Sakyamuni|Ida Bhatara Sakya Muni]].<ref name=balipos/> Sebagaimana dengan pura-pura lain, setiap pengunjung yang hendak masuk ke tempat suci Pura Sakenan wajib mengenakan [[sarung]] dan sabuk kain khas Bali serta bagi yang wanita tidak sedang dalam masa [[menstruasi]].<ref name=asiaweb/>
 
Baris 108 ⟶ 107:
 
== Etimologi ==
Berdasarkan lontar DwijendraTattwa, nama Sakenan berasal dari kata ''sakya'' yang berarti "dapat langsung menyatukan pikiran".<ref name=babad/> "Sakya" tersebut, dalam sejarah Siwa Buddha di Bali, berasal dari kata Sakyamuni, yaitu nama asli dari [[Sidharta Gautama]]. Lontar tersebut menguraikan bahwa pada bagian tepi [[barat laut]] Serangan, [[Dang Hyang Nirartha|Danghyang Niratha]] tertegun melihat keindahan alam laut yang tenang dengan pantai yang asri. Oleh karena itu, ia membangun tempat pemujaan yang diberi nama "Pura Sakenan".<ref name=babad>Babad Bali. [http://www.babadbali.com/pura/plan/sakenan.htm Pura Sakenan, Tempat Memohon Keselamatan Umat Manusia di Dunia].</ref>
 
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Pura Sakenan op het eiland Serangan Bali TMnr 60049070.jpg|jmpl|250px|Pura Sakenan pada awal abad ke-20 sebelum reklamasi]]
Dalam lontar [[Usana Bali]], [[Mpu Kuturan]] atau [[Mpu Rajakretha]] membangun pura berdasar konsep yang dibawanya dari [[Kerajaan Kediri]](Jawa Timur) untuk diterapkan di Bali seluruhnya.<ref name=babad/> Pura Sakenan ini dibangun oleh Mpu Kuturan pada abad ke-10 Masehi (sekitar 1005 M). Mpu Kuturan tiba di Bali pada tahun 1001 M dalam rangka menata-ulang aspek sosial-religius masyarakat Bali.<ref name=asiaweb/> Prabhu Udayana dan Empu Kuturan merupakan penganut ajaran [[Buddha Sakyamuni|Buddha Mahayana Sakyamuni]].
 
Pada masa pemerintahan Sri Dalem Ktut Ngulasir dari kerajaan Gelgel, rakyat Serangan diperintahkan untuk membuat pemujaan Bhatara di tempat yang sebelumnya disucikan Empu Kuturan dan menamainya "Parahyangan Dalem Sakenan". Nama Sakenan berasal dari kata Sakyamuni, yaitu ajaran Buddha yang dianut oleh Empu Kuturan. Pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong (1411 saka atau 1489 masehi), ia bersama Dang Hyang Nirartha disebutkan membangun pelinggih Sekar Kancing Gelung di Pura Sakenan. Ketika [[Danghyang Nirartha]] mengadakan perjalanan keliling Bali untuk mengunjungi tempat-tempat suci, ia sampai di Pulau Serangan. Dalam ''Dwijendra Tattwa'' ditulis:
Baris 125:
== Arsitektur ==
=== Bangunan ===
Pura Sakenan berkonsep ''swamandala'' (terdiri atas pelinggih-pelinggih dan bangunan-bangunan) yang terbagi menjadi dua ''pelebah'' yaitu "Pura Dalem Sakenan" dan "Pura Pesamuan/Penataran Agung Sakenan".<ref name=wisata>Wisata Dewata. [http://www.wisatadewata.com/article/wisata/pura-sakenan Pura Sakenan]{{Webarchive|url= https://web.archive.org/web/20140302084652/http://www.wisatadewata.com/article/wisata/pura-sakenan |date= 2014-03-02}}.</ref> Bangunan yang besar pernah direnovasi kecuali dinding antik yang mengelilingi halamannya, sementara yang lebih kecil masih mempertahankan corak lamanya. Bangunan yang lama dibangun dari [[batu kapur]] dan karang yang diperoleh dari karang pantai di sekitarnya.<ref name=asiaweb/>
 
=== Halaman ===
Baris 143:
 
=== Perayaan ulang tahun pura ===
''Pujawali'' (perayaan agung) dan piodalan (ulang tahun) Pura Sakenan jatuh setiap hari Sabtu Kliwon Kuningan menurut kalender [[wuku|Pawukon]] Bali yang panjangnya adalah 210 hari. Perayaan berlangsung selama tiga hari dengan puncaknya dipada hari Minggu. Perayaan ''piodalan'' bertepatan dengan perayaan [[Kuningan (hari raya)]], 10 hari setelah [[Galungan]]. Ratusan peziarah dari berbagai pura datang dengan berjalan kaki atau menggunakan perahu kayu menuju Pura Sakenan di [[Pulau Serangan]]. Biasanya perayaan tersebut juga diramaikan berbagai pentas seperti [[tari Barongan]] hingga [[tari Topeng]].<ref name=asiaweb/> Kuningan sendiri merupakan salah satu hari raya yang dikhususkan untuk memuja Dewa [[Wisnu]] yaitu dewa pembawa kesejahteraan di dunia. Bagi umat Hindu di Bali, Kuningan merupakan satu waktu dimana para leluhur kembali ke langit setelah beberapa saat berada di bumi.<ref name=wisata/>
 
Sebelum [[reklamasi daratan]] yang dilakukan pada tahun 1990an, para peziarah membawa benda pusaka kuno serta benda-benda suci lainnya dengan berjalan kaki melintasi [[hutan bakau]] menuju [[Pulau Serangan]]. Jika air laut sedang tinggi, mereka menggunakan perahu bercadik tradisional untuk melintas. Kini, daratan pulau mudah dicapai melalui jembatan sepanjang 110 meter.<ref name=asiaweb/>
Baris 156:
 
== Lihat pula ==
* [http://blog.kutaraya.com/asal-usul-pulau-serangan-dan-pura-sakenan/ Asal Usul Pulau Serangan dan Pura Sakenan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140407232123/http://blog.kutaraya.com/asal-usul-pulau-serangan-dan-pura-sakenan/ |date=2014-04-07 }}
 
{{Kuil Hindu di Indonesia}}
 
[[Kategori:Pura di Bali|Sakenan]]