Taman Nasional Ujung Kulon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pranala luar: ganti situs resmi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
k Alamat situs web
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
(24 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| name = Taman Nasional Ujung Kulon
| iucn_category = II
| photo = Logo TN Ujung Kulon National Park, 2014.jpgpng
| photo_width = 280300
| photo_caption =
| map = Indonesia Banten#Jawa#Indonesia
| map_caption = Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon
| map_width = 280
| label = '''TN Ujung Kulon'''
| label_position = bottom
Baris 25 ⟶ 22:
| visitation_year = 2014<ref>{{Cite news|url=http://www.suara.com/lifestyle/2015/07/07/170258/kunjungan-wisatawan-ke-ujung-kulon-terus-meningkat|title=Kunjungan Wisatawan ke Ujung Kulon Terus Meningkat|author=Ririn Indriani |publisher=Suara.com|date=7 Juli 2015 |access-date=22 April 2017|last=Indriani|first=Ririn|language=id|work=Suara.com}}</ref>
| governing_body = [[Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia|Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan]]
| website = {{url|https://wwwtnujungkulon.ujungkulonmenlhk.orggo.id/}}
| embedded1 =
{{Infobox UNESCO World Heritage Site
Baris 35 ⟶ 32:
}}
 
'''Taman Nasional Ujung Kulon''' terletak di [[Semenanjung]] Ujung Kulon, bagian paling barat di Pulau [[Jawa]], [[Indonesia]]. Kawasan taman nasional ini pada mulanya meliputi wilayah [[Krakatau]] dan beberapa pulau kecil di sekitarnya seperti [[Pulau Handeuleum]] dan [[Pulau Peucang]] dan [[Pulau Panaitan]]. Kawasan taman nasional ini mempunyai luas sekitar 122.956 Ha; (443&nbsp;km² di antaranya adalah laut), yang dimulai dari [[tanah genting]] [[Semenanjung]] Ujung Kulon sampai dengan [[Samudra Hindia]].
[[Berkas:TAMAN NASIONAL UJUNG KULON.jpg|al=Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991|kiri|jmpl|Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh UNESCO pada tahun 1991.]]
 
Ujung Kulon merupakan taman nasional tertua di Indonesia yang sudah diresmikan sebagai salah satu Warisan Dunia yang dilindungi oleh [[UNESCO]] pada tahun [[1991]], karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 [[badak]] hidup di [[habitat]] ini.
 
Baris 44 ⟶ 41:
 
Untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai [[Situs Warisan Dunia UNESCO|Situs Warisan Alam Dunia]], [[UNESCO]] telah memberikan dukungan pendanaan dan bantuan teknis.
<mapframe latitude="-6.653695" longitude="105.595093" zoom="8" width="300" height="300" text="Lokasi Taman Nasional Ujung Kulon">
 
{
"type": "FeatureCollection",
"features": [
{
"type": "Feature",
"properties": {
"marker-symbol": "park",
"marker-color": "208020",
| map_caption = Lokasi "title": "Taman Nasional Ujung Kulon"
},
"geometry": {
"type": "Point",
"coordinates": [ 105.549286, -6.801155 ]
}
}
]
}
</mapframe>
== Sejarah dan Status Kawasan ==
Kawasan [[Ujung Kulon]] pertama kali dijelajahi oleh seorang ahli [[botani]] [[Jerman]], [[Franz Wilhelm Junghuhn|F. [[Junghuhn]], pada tahun [[1846]], untuk keperluan mengumpulkan tumbuhan tropis. Pada masa itu kekayaan [[flora]] dan [[fauna]] Ujung Kulon sudah mulai dikenal oleh para peneliti. Bahkan perjalanan ke Ujung Kulon ini sempat masuk di dalam jurnal ilimiahilmiah beberapa tahun kemudian. Tidak banyak catatan mengenai Ujung Kulon sampai meletusnya gunung[[Gunung Krakatau]] pada tahun [[1883]]. Namun kemudian kedahsyatan letusan [[Krakatau]] yang menghasilkan gelombang [[Tsunamitsunami]] setinggi kurang lebih 15 meter, telah memporak-porandakan tidak hanya pemukiman penduduk di Ujung Kulon, tetapi juga menimpa satwa liar dan vegetasi yang ada. Meskipun letusan Krakatau telah menyapu bersih kawasan Ujung Kulon, akan tetapi beberapa tahun kemudian diketahui bahwa ekosistem-vegetasi dan satwaliar di Ujung Kulon tumbuh baik dengan cepat.
 
Perkembangannya kemudian, beberapa areal berhutan ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi, secara berurutan.
Baris 92 ⟶ 107:
Sebagai Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (dalam Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional).
 
== Letak dan Luasluas ==
Kawasan Taman nasional Ujung Kulon secara administrative terletak di [[Kecamatan Sumur]] dan [[Kecamatan Cimanggu]], [[Kabupaten Pandeglang]], [[Banten]]. Secara geografis Taman Nasional Ujung Kulon terletak antara ({{coord|06|52|17|S|105|02|32|E|type:landmark_region:ID}}) dan ({{coord|06|30|43|S|105|37|37|E|type:landmark_region:ID}}).
 
Baris 109 ⟶ 124:
 
==== [[Hutan pantai]] ====
[[Berkas:SUNGAI CIKESIK TNUK.jpg|jmpl]]
Dimulai dengan [[Hutan pantai#Formasi Pes-caprae|formasi ''pes-caprae'']] yang merupakan vegetasi pioner terdapat di sepanjang tepi pantai barat dan selatan. Di atas pasir dekat dengan garis pasang tertinggi antara lain dijumpai ''[[Ipomoea pes-caprae]]'' ([[katang-katang]]), ''[[Spinifex littoreus]]'' (jukut kiara), ''[[Desmodium umbellatum]]'' (kanyere laut) dan ''[[Sophora tomentosa]]'' (tarum laut). Di sepanjang pantai selatan di atas bukit pasir menghadap laut terdapat ''[[Pandanus tectorius]]'' (pandan duri) membentuk tegakan-tegakan murni dan ''[[Pandanus bidur]]'' (pandan bidur) walaupun agak jarang.
 
Baris 131 ⟶ 147:
Di dalam padang rumput sering ditemui beberapa spesies [[rumput]], di antaranya ''Cyperus pilosus'', ''[[Cyperus compactus]]'', ''[[Panicum repens]]'', ''[[Panicum colonum]]'', ''[[Andropogon]]'' sp., ''[[Isachne meliacea]]'', ''[[Imperata cylindrica]]'' (lalang) dan ''[[Melastoma polyanthum]]'' (harendong).
 
== Flora dan Faunafauna ==
=== Flora ===
Flora di Taman Nasional Ujung Kulon membentuk berbagai formasi hutan, di mana formasi hutan ini dicirikan adanya dominasi oleh jenis/spesies tertentu. Ditinjau dari tipe hutan, flora di kawasan ini terdiri dari [[hutan pantai]], [[hutan hujan tropika dataran rendah]], [[hutan hujan tropika pegunungan]], [[hutan rawa air tawar]], [[hutan mangrove]] dan [[padang rumput]]. Formasi hutan yang cukup lengkap ini mengandung keragaman [[plasma nutfah]] serta spesies tumbuhan berguna dan langka yang sangat tinggi. Beberapa jenis tumbuhan diketahui langka dan di pulau jawa hanya terdapat di TN Ujung Kulon antara lain: ''Batryohora geniculata'', ''Cleidion spiciflorum'', ''Heritiera percoriacea'', dan ''Knema globularia''. Banyak pula berbagai jenis tumbuhan yang telah dimanfaatkan masyarakat baik untuk kayu pertukangan, obat­-obatan, tanaman hias maupun pangan. Jenis-jenis yang telah dimanfaatkan tersebut antara lain [[bayur]] (Pterospemum javanicum) dan berbagai [[rotan]] (Calamus sp.) sebagai bahan pertukangan; [[kayu gaharu]] (Aquilaria malaccensis), [[Kayu cempaka]] (Michelia campaca) dan [[kayu jambe]] (Areca catechu) sebagai bahan obat-obatan; [[Anggrek]] (Dendrobium sp.) sebagai tanaman hias; [[tangkil]] (Gnetum gnemon) dan [[salak]] (Salacca edulis) sebagai bahan pangan.
Baris 138 ⟶ 154:
 
=== Fauna ===
[[Berkas:MERAK HIJAU JAWA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON.jpg|al=Seekor burung merak hijau jawa (Pavo muticus linnaeus) liar mencari makan di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mengklasifikasikan spesies merak hijau ke dalam kategori genting (endangered) dikarenakan perburuan dan perusakan habitat alami.|jmpl|Seekor burung merak hijau jawa (Pavo muticus linnaeus) liar mencari makan di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang, Banten. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mengklasifikasikan spesies merak hijau ke dalam kategori genting (endangered) dikarenakan perburuan dan perusakan habitat alami.]]
Taman Nasional Ujung Kulon memiliki beragam jenis satwa liar baik bersifat [[endemik]] maupun penting untuk dilindungi. Secara umum kawasan ini masih mampu menampung perkembangbiakan berbagai populasi satwa liar.{{Butuh Beberaparujukan}} jenisDi satwadalam endemikTaman pentingNasional danUjung merupakanKulon jenisterdapat salah satu [[spesies langka]] di dunia, yaitu badak jawa yang sangatbercula perlusatu.<ref>{{Cite dilindungibook|last=Ridwan, adalahI., [[Badak]]dkk.|date=November 2021|url=https://eprints.untirta.ac.id/6638/1/LAYOUT%20BUKU%20STUBAN%20LENGKAP.pdf|title=Studi Kebantenan dalam Catatan Sejarah|location=Tangerang|publisher=Media Edukasi Indonesia|isbn=978-623-6497-50-0|editor-last=Muhibah|editor-first=Siti|pages=11|url-status=live}}</ref> Selain [[Jawabadak jawa]] (''Rhinoceros sondaicus''), terdapat pula spesies yang dilindungi seperti [[Owa]] [[Jawa]] (''Hylobates moloch''), [[Surili]] (''Presbytis aigula'') dan [[Anjing hutan]] (''Cuon alpinus javanicus'').{{Butuh rujukan}}
 
Semenanjung Ujung Kulon pada saat ini merupakan habitat terpenting dari [[Badak]] [[Jawa]], yang populasinya diperkirakan ada 50-60 ekor, serta merupakan satu-satunya tempat di dunia di mana secara alami Badak Jawa mampu berkembang biak pada dekade terakhir ini. Di taman nasional ini diperkirakan ada sekitar 30 jenis [[mamalia]], yang terdiri dari mamalia ungulata seperti [[Badak]], [[Banteng]], [[Rusa]], [[Kijang]], [[Kancil]], dan [[Babi Hutan]], mamalia [[predator]] seperti [[Macan Tutul]], [[Anjing Hutan]], [[Macan Dahan]], [[Luwak]] dan [[Kucing Hutan]], mamalia kecil seperti [[walang kopo]], [[tando]], [[landak]], [[bajing tanah]], [[kalong]], [[bintarung]], [[berang-berang]], [[tikus]], [[trenggiling]] dan [[jelarang]]. Di antara[[Primata]] terdapat dua jenis [[endemik]], yaitu [[Owa]] dan [[Surili]]. Sedang jenis Primata lain adalah [[Lutung]] (Presbytis cristata), [[Kukang]] (Nycticebus coucang) dan [[Kera ekor panjang]] (Macaca fascicularis) mempunyai populasi yang cukup baik dan tersebar di sebagian kawasan.
 
SemenanjungTaman Nasional Ujung Kulon padatelah saatmenjadi ini merupakansatu-satunya habitat terpenting dari [[Badak]]badak [[Jawa]],jawa.<ref>{{Cite yangbook|last=Ginandar|date=2022|url=https://museummultatuli.id/magazine/toponimi-nama-nama-kecamatan-di-kabupaten-lebak/|title=Toponimi Nama-nama Kecamatan di Kabupaten Lebak|location=Lebak|publisher=Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak|isbn=978-623-978-556-7|pages=|url-status=live}}</ref> populasinyaPopulasinya diperkirakan ada 50-60 ekor,. Taman Nasional Ujung Kulon sertajuga merupakanmenjadi satu-satunya tempat di dunia dibagi manaperkembangbiakan badak jawa secara alami Badak Jawa mampu berkembang biak pada dekade terakhir ini. Di taman nasional ini diperkirakan ada sekitar 30 jenis [[mamalia]], yang terdiri dari mamalia ungulata seperti [[Badak]], [[Banteng]], [[Rusa]], [[Kijang]], [[Kancil]], dan [[Babi Hutan]], mamalia [[predator]] seperti [[Macan Tutul]], [[Anjing Hutanhutan]], [[Macan Dahan]], [[Luwak]] dan [[Kucing Hutanhutan]], mamalia kecil seperti [[walang kopo]], [[tando]], [[landak]], [[bajing tanah]], [[kalong]], [[bintarungbinturung]], [[berang-berang]], [[tikus]], [[trenggiling]] dan [[jelarang]]. Di antara[[Primata]] terdapat dua jenis [[endemik]], yaitu [[Owa]] dan [[Surili]]. Sedang jenis Primata lain adalah [[Lutung]] (Presbytis cristata), [[Kukang]] (Nycticebus coucang) dan [[KeraMonyet kra|Monyet ekor panjang]] (Macaca fascicularis) mempunyai populasi yang cukup baik dan tersebar di sebagian kawasan.
[[Berkas:BANTENG JAWA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON.jpg|al=Banteng Jawa (Bos javanicus) liar mencari makan di ladang pengembalaan, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten. Banteng jawa merupakan salah satu dari tiga satwa mamalia yang dilindungi secara prioritas keberadaannya di kawasan tersebut selain Badak Jawa dan Owa Jawa.|jmpl|Banteng Jawa (''Bos javanicus'') liar mencari makan di ladang pengembalaan, kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten. Banteng jawa merupakan salah satu dari tiga satwa mamalia yang dilindungi secara prioritas keberadaannya di kawasan tersebut selain Badak Jawa dan Owa Jawa.]]
[[Banteng]] (Bos javanicus) merupakan binatang berkuku terbesar dan terbanyak jumlah populasinya (± 500 ekor). Satwa ini hanya terdapat di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje, serta tidak dijumpai di [[Pulau Panaitan]]. [[Rusa]] (Cervus timorensis) di Semenanjung Ujung Kulon dan Gunung Honje terdapat dalam jumlah dan penyebaran yang sangat terbatas,dan di [[Pulau Peucang]] tedapat dalam jumlah yang sangat banyak, dan di [[Pulau Panaitan]] menunjukan perkembangan yang semakin banyak. [[Babi hutan]] (Sus scrofa), [[muncak]] (Muntiacus muntjak) dan [[pelanduk]] (Tragulus javanicus) relatif umum terdapat di seluruh kawasan, tetapi [[celeng]] (Sus verrucosus) hanya di jumpai di [[Semenanjung Ujung Kulon]] dan [[Gunung Honje]].
 
Baris 154 ⟶ 171:
* Terdapat 33 jenis [[Terumbu Karang]]
 
== Pulau-Pulaupulau di Taman Nasional Ujung Kulon ==
Di Taman Nasional Ujung Kulon juga terdapat berbagai jenis Pulau yang tepat untuk [[Konservasi]] dan juga [[Pariwisata]], di antaranya ;
 
Baris 162 ⟶ 179:
Perbukitan Pulau Panaitan terbentuk oleh hutan yang masih asli dengan kombinasi vegetasi [[Hutan Mangrove]], [[Hutan Pantai]] dan [[Hutan Hujan]] dataran rendah. Keadaan hutannya yang masih asli ini dihuni oleh berbagai jenis satwa liar seperti [[rusa]], [[kancil]], [[babi hutan]], [[kera ekor panjang]], [[buaya]], [[kadal]], [[ular phyton]], dan aneka jenis [[burung]].
 
Di Pulau Panaitan ini juga terdapat [[Arca]] [[Ganesha]] beserta benda-benda peninggalan sejarah lainnya yang mempunyai nilai historis sangat tinggi dan merupakan peninggalan zaman hindu kuno, tepatnya di Puncak [[Gunung Raksa]]. Kawasan pantai berbatu dan berpasir putih dengan [[terumbu karang]] yang indah di dalamnya sangat baik untuk kegiatan wisata alam bahari seprtiseperti [[menyelam]] dan [[selam permukaan]]. [[Riak ombak]] di lautnya cukup tinggi sehingga cocok untuk [[berselancar]].
 
Pada beberapa bagian kawasan daratan pulau ini sudah tersedia jalan setapak untuk mengakomodasikan kegiatan tersebut di atas, namun belum dilengkapi dengan sarana/fasilitas pendukung wisata lainnya terutama layanan akomodasi yang memadai bagi wisatawan.
 
=== Pulau Handeleum ===
[[Berkas:RUSA TIMOR UJUNG KULON.jpg|al=Rusa Timor (Rusa timorensis) liar di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten. Rusa Timor merupakan hewan asli Pulau Jawa, Bali, dan Timor yang masuk dalam daftar merah IUCN karena terancam oleh perusakan habitat dan perburuan ilegal.|jmpl|Rusa Timor (Rusa timorensis) liar di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten. Rusa Timor merupakan hewan asli Pulau Jawa, Bali, dan Timor yang masuk dalam daftar merah IUCN karena terancam oleh perusakan habitat dan perburuan ilegal.]]
Pulau Handeuleum terletak di antara gugusan pulau-pulau kecil yang berada di ujung timur laut pantai Semenanjung Ujung Kulon. Luas Pulau Handeuleum ± 220 Ha. Di Pulau ini terdapat satwa [[rusa]] (Rusa timorensis), dan [[ular phyton]]. Pulau ini dikelilingi oleh [[hutan mangrove]].
 
Baris 179 ⟶ 197:
 
=== Semenanjung Ujung Kulon ===
[[Berkas:BATAS PANTAI DAN HUTAN TNUK.jpg|jmpl]]
[[Berkas:Cimayang_Ujungkulon_01.jpg|150px|thumb|left|Pantai Cimayang Ujung Kulon]]
Wilayah Semenanjung Ujung Kulon merupakan habitat [[Badak]] [[Jawa]] (''Rhinoceros sondaicus''), sehingga dalam pengelolaan wisata alam untuk lokasi ini sangat terbatas sekali. Hal ini dikarenakan agar tidak mengganggu [[habitat]] [[Badak]] [[Jawa]]. Luas wilayah Semenanjung Ujung Kulon ini ± 38.000 Ha. Kegiatan wisata alam yang dapat di lakukan di lokasi ini antara lain [[Trekking]], [[Berkemah]] dan Mengamati Hewan Liar.
 
Di Semenanjung Ujung Kulon terdapat jalur tetap yang dapat digunakan untuk [[Trekking]]Treking. Fasilitas lainnya adalah [[Pos Jaga]] yang terdapat dibeberapa titik seperti [[Karang Ranjang]], [[Cibunar]], dan [[Cidaon]]. Selain trekkingtreking, kegiatan wisata lainnya yang dapat dilakukan adalah mengamati kawanan hewan di padang penggembalaan Cidaon dan Cigenter, berkemah di [[Tanjung Layar]], dan wisata budaya di [[Goa Sang Hyang Sirah]].
 
=== Gunung Honje ===
Baris 191 ⟶ 209:
 
== Kematian Badak Bercula Satu ==
[[Berkas:Dhr. H.L.Ch. te Mechelen (hoofdinspecteur voor opiumaangelegenheden) op neushoornjacht bij Java 's 1e punt in Straat Soenda, KITLV 104082.tiff|jmpl|Perburuan Badak Jawa]]
Seekor badak jantan ditemukan oleh Tim Inventarisasi Badak Jawa (Sdr. Baehaki dan tiga personilnya) di sekitar areal Nyiur (E: 060 40’ 34,1” – S: 1050 20’ 22,3”) - Taman Nasional Ujung Kulon, pada hari Kamis, 20 Mei 2010, pukul 14.40 WIB. Lokasi kematian badak dikenal sebagai jalur lintasan/pergerakan badak, dan individu yang mati tersembunyi di bawah pohon. Dengan kondisi yang utuh tulang belulang dan cula badaknya, individu badak itu tersebut telah berada di tempat cukup lama (sekitar satu bulan). Data dan informasi lapangan lain mengenai badak yang mati tersebut, yaitu:
 
Baris 223 ⟶ 242:
 
{{Authority control}}
[[Kategori:Selat Sunda]]
 
[[Kategori:Taman nasional di Indonesia|Ujung Kulon]]
[[Kategori:Semenanjung di Indonesia]]
[[Kategori:Situs Warisan Dunia UNESCO di Indonesia]]
[[Kategori:SelatTaman Sundanasional di Indonesia|Ujung Kulon]]
[[Kategori:TamanDAS nasional di Indonesia|Ujung Kulon]]
[[Kategori:DAS Cikawung]]
[[Kategori:DAS Cimokja]]
[[Kategori:DAS Cibanua]]
[[Kategori:DAS Cihonje]]
[[Kategori:DAS Cijalarang]]
[[Kategori:DAS Cipatujah]]
[[Kategori:DAS Cijegog]]