Taqiyyuddin an-Nabhani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sumber dan validitas data
Tag: VisualEditor mengosongkan halaman [ * ]
 
(42 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{noref}}
{{Infobox religious biography|honorific_prefix=Syaikh|name='''Muḥammad Taqyyuddīn bin Ibrāhīm bin Muṣṭafā bin Ismāʿīl bin Yūsuf an-Nabhānī'''|image=Taqiuddin Al Nabhani.jpg|alt=|caption=al-Imām asy-Syaikh
Beliau adalah Abu Ibrahim Taqiyuddin Muhammad bin Ibrahim bin Mushthafa bin Ismail bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad bin Nashiruddin an-Nabhaniy.
Muhammad Taqi al-Din bin Ibrāhīm bin Mustafā bin Ismā'īl bin Yūsuf al-Nab'hāni|religion=[[Islam]]|office1=Pendiri dan Ketua Umum [[Hizbut Tahrir]] ke-1|term1=1953 – 11 Desember 1977|predecessor1=''Jabatan baru''|successor1=[[Abdul Qadim Zallum]]|office2=[[Qadi]] [[Haifa]]|term2=1938–1948|title=al-Imam, [[asy-Syaikh]]|birth_date=1914 <ref name="hizb-australia.org">{{cite web|url=http://www.hizb-australia.org/2016/02/sheikh-muhammad-taqiuddin-al-nabhani/ |title=Sheikh Muhammad Taqiuddin al-Nabhani &#124; Hizb ut-Tahrir Australia |date=February 2016 |publisher=Hizb-australia.org |access-date=2020-05-29}}</ref> (Versi lain menyebut 1909)|birth_place=[[Ijzim]], [[Wilayah Beirut]], [[Kesultanan Utsmaniyah]]|death_date={{death date and age|1977|12|11|1914}}|death_place=[[Beirut]], [[Lebanon]]<ref name="hizb-australia.org">{{cite web|url=http://www.hizb-australia.org/2016/02/sheikh-muhammad-taqiuddin-al-nabhani/ |title=Sheikh Muhammad Taqiuddin al-Nabhani &#124; Hizb ut-Tahrir Australia |date=February 2016 |publisher=Hizb-australia.org |access-date=2020-05-29}}</ref>|resting_place=|other_names=|era=[[Abad modern]]|region=[[Timur Tengah]]|occupation=[[Ulama]]|denomination=[[Sunni]]|jurisprudence=|creed.=|movement=|party=* [[Hizbut Tahrir]] (1953-1977)|main_interests=* [[Politik Islam]]
<references group="Lihat. Mafhum al-‘Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Fikri al-Islami al-Mu’ashirah, hlm. 140; selebaran dengan judul I’lan li Jami’i asy-Syabab, Hizbut Tahrir, 11 Shafar 1423 H./13 April 2003 M" />Keluarga an-Nabhaniy termasuk di antara keluarga dari kalangan terhormat (mulia), yang hidup di daerah Ijzim, selatan kota Haifa. Keluarga beliau adalah keluarga yang mulia, yang memiliki kedudukan tinggi dalam hal ilmu pengetahuan dan agama. Nasab keluarga beliau kembali pada keluarga besar atau Bani Nabhan dari Kabilah al-Hanajirah di Bi’r as-Sab’a. Bani (keturunan) Nabhan merupakan orang kepercayaan Bani Samak dari keturunan Lakhm yang tersebar di wilayah-wilayah Palestina. Sedang Lakhm adalah Malik bin ‘Adiy. Mereka memiliki bangsa dan suku yang banyak. Pada akhir abad ke-2 Masehi sekelompok dari Bani Lakhm tiba di Palestina bagian selatan. Bani Lakhm memiliki kebanggaan-kebanggaan yang teragung, dan di antaranya yang terkenal adalah Tamin ad-Dariy ash-Shahabiy.
* [[Filsafat Islam]]
<references group="Hizb at-Tahrir al-Islami, hlm. 35, mengutip dari kitab al-Qabail al-Arabiyah wa Salailiha fi Biladina Filisthin, karya Mushthafa Murad ad-Dibagh, hlm. 134,135, 149" />
* [[Anti-Zionisme]]
* [[Ekonomi Islam]]
* Pemberantasan ajaran sesat
* [[Fikih]]
* [[Dakwah]]
* [[Khilafah]]|notable_ideas=* [[Pan-Islamisme]]
* [[Islamisme]] [[Sunni]]
* [[Revivalisme Islam]]
* [[Jihad]] melawan [[Zionis]]
* [[Khalifah-isme]]|notable_works={{Collapsible list|
* Inqadh Filasteen [Menyelamatkan Palestina] – 1950
* Rislatu al-Arab [Pesan kepada Arab] – 1950
* Nidham al-Islam [Sistem Islam] – 1953
* Nidham al-Hukm fi al-Islam [Sistem Hukum Islam] – 1953
* Nidham al-Iqtisadi fi al-Islam [Sistem Ekonomi Islam] – 1953
* Nidham al-Ijtima’i fi al-Islam [Sistem Sosial Islam] −1953
* Takattul al-Hizbi [Struktur Partai] – 1953
* Mahafeem Hizb ut-Tahrir [Konsep-konsep Hizbut-Tahrir] – 1953
* Dawlah al-Islamiyyah [Negara Islam] – 1953
* Shakhsiyyah al-Islamiyyah [Kepribadian Islam (3 volume)] – 1960
* Muqadimat al-Dustor [Mukadimah Konstitusi] – 1963
* Nida al-Haar ila al-Muslimeen [Panggilan yang Hangat kepada Umat Muslim] – 1965
* Mahafeem Siyasiyya li Hizb ut-Tahrir [Konsep Politik Hizbut-Tahrir] – 1969
* Afkar Siyasiyya [Pemikiran Politik] – 1972
* Tafkir [Berpikir] – 1973
* Sura’t al-Badiha [Presence of Mind] – 1976}}|education=|alma_mater=* [[Darul Ulum]]|teachers=*|disciple_of=|disciples=|expand_disciples=|influences=Imam Yusuf an-Nabhani|expand_influences=|influenced=|expand_influenced=|awards=|module={{Infobox Arabic name|embed=yes
|ism = Muhammad
|ism-ar = محمد
|nasab = ibn Ibrāhīm ibn Mustafā
|nasab-ar = بن إبراهيم بن مصطفى
|laqab = Taqī al-Dīn
|laqab-ar = تقي الدين
|nisba = an-Nabhānī
|nisba-ar = النبهاني
|other = Nama lain
|birthname = Taqiyyuddīn
}}
{{Infobox person|child=yes
| parents =
| relations = Imam Yusuf al-Nabhani ''(kakek pihak ibu)''}}|website=|signature=|signature_alt=|native_name='''محمد تقي الدين بن إبراهيم بن مصطفى بن إسماعيل بن يوسف النبهاني'''|native_name_lang=ar}}'''Syaikh Muhammad Taqiyuddin bin Ibrahim bin Musthafa bin Isma'il bin Yusuf an-Nabhani''' (lahir di [[Ijzim]], [[Haifa]] pada tahun 1909 – meninggal di [[Beirut]], [[Lebanon]], 20 Desember 1977)<ref name="hizb-australia.org">http://www.hizb-australia.org/2016/02/sheikh-muhammad-taqiuddin-al-nabhani/</ref> adalah seorang ulama dari Yerusalem yang menjadi pendiri partai politik Islam [[Hizbut Tahrir]]. Dia telah hafal Al Quran sebelum usia 13 tahun. Namanya dinisbatkan kepada kabilah Bani Nabhan, yang termasuk orang [[Bangsa Arab|Arab]] penghuni padang sahara di [[Palestina]]. Mereka bermukim di daerah Ijzim yang terma<ref>{{Cite news|url=http://rilis.id/taqiyuddin-an-nabhani-pendiri-hizbut-tahrir-(1).html|title=Taqiyuddin An-Nabhani, Pendiri Hizbut Tahrir (1)|last=Indonesia|first=PT Rilis Multimedia|newspaper=RILIS.ID|language=id-ID|access-date=2017-07-20|archive-date=2017-07-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20170721073828/http://www.rilis.id/taqiyuddin-an-nabhani-pendiri-hizbut-tahrir-(1).html|dead-url=yes}}</ref> suk wilayah [[Haifa]] di Palestina Utara.
 
== Syeikh Yusuf an-Nabhani ==
== '''Kelahiran dan Pertumbuhan''' '''Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy''' ==
Syeikh Yusuf an-Nabhani adalah termasuk tokoh sejarah masa akhir [[Khilafah]] [[Utsmaniyah]]. Ia berpendapat bahwa Khalifah Utsmaniyah merupakan penjaga agama dan [[akidah]], simbol kesatuan kaum [[Muslimin]], dan mempertahankan institusi umat. Syeikh Yusuf bertentangan dengan [[Muhammad Abduh]] dalam metode tafsir. Muhammad Abduh menyerukan perlunya penakwilan nas agar tafsir merujuk pada tuntutan situasi dan waktu. Ia juga bertentangan dengan [[Jamaluddin al-Afghani]], Muhammad Abduh dan murid-muridnya yang sering menyerukan reformasi agama. Menurut dia, tuntutan reformasi itu meniru [[Protestan]]. Dalam Islam tidak ada reformasi agama (seperti dalam pemahaman Protestan). Ia juga menentang gerakan [[misionaris]] dan sekolah-sekolah misionaris yang mulai tersebar pada saat itu.
Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy dilahirkan di desa Ijzim pada tahun 1909 M. atau 1910 M.. Beliau tumbuh dan besar di rumah yang sangat memperhatikan ilmu dan agama. Ayah beliau Asy-Syaikh Ibrahim an-Nabhaniy adalah seorang syaikh yang ''mutafaqqih fid din'', dan sebagai pengajar ilmu-ilmu syariah di Kementerian Pendidikan Palestina. Sementara ibu beliau juga menguasai beberapa cabang ilmu syariah, yang diperolehnya dari ayahnya, Asy-Syaikh Yusuf an-Nabhaniy
<references group="Asy-Syaikh Yusuf an-Nabhaniy (1265 H. – 1350 H./1849 M. – 1932 M.). Beliau adalah Asy-Syaikh Yusuf bin Ismail bin Yusuf bin Ismail bin Hasan bin Muhammad an-Nabhaniy asy-Syafi’i. Julukannya Abu al-Mahasin. Beliau seorang penyair, sastrawan, sufi dan salah seorang qadhi yang terkemuka. Nasabnya dinisbatkan pada kabilah Bani Nabhan, satu kabilah Arab di Palestina. Mereka bermukim di daerah Ijzim, wilayah Haifa, Palestina Selatan. Di sinilah beliau dilahirkan dan dibesarkan. Beliau belajar di Al-Azhar, Mesir (1283 – 1289 H.). Beliau memimpin peradilan (qadha’) di Qushbah, Jenin, wilayah Nablus. Kemudian beliau berpindah ke Konstantinopel. Beliau bekerja sebagai redaktur dan editor surat kabar al-Jawanib. Beliau diangkat sebagai qadhi di Kawa Sinjiq, wilayah Moshul. Beliau kebali ke negeri Syam (1269 H.). Beliau berpindah-pindah bekerja di peradilan hingga beliau menjabat sebagai Ketua Mahkamah al-Huquq di Beirut (1305 H.). Di Beirut ini beliau tinggal lebih dari sepuluh tahun. Kemudian beliau pergi ke kota-kota tetangga, ketika itu Perang Dunia I sedang berkecamuk. Lalu beliau kembali ke tempat kelahirannya, Ijzim. Di Ijzim ini beliau wafat, 29 Ramadhan 1350 H. Asy-Syaikh Yusuf an-Nabhaniy banyak meninggalkan kekayaan intelektual. Beliau menulis di bidang tasawuf, sastra, hadits, sejarah dan tafsir. Di Dar al-Kutub al-Mishriyah ditemukan sekitar 67 kitab karya beliau. Dan sebagian besar kitabnya ditulis ketika beliau tinggal di Beirut, 48 di antaranya telah dicetak, yang sebagian besar dicetak di Beirut dan Kairo. (Lihat. Al-A’lam, Khairuddin Zarkali, Dar al-Ilmi li al-Malayin, Beirut, cet. XV, 2002, juz VIII, hlm. 218; dan Mu’jam al-Muallafin, Umar Ridha Kahalah, Dar Ihya’ at-Turats al-Arabi dan Maktabah al-Mutsna, Beirut, tanpa tahun, juz XXXI, hlm. 275.). Ketika saya (Muhammad Muhsin Radhi) mengkompromikan nasab Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy dengan nasab kakeknya dari jalur ibu, maka kami perhatikan kedua orang tua Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy ternyata masih sepupu." />salah seorang di antara para ulama yang menonjol di Daulah Utsmaniyah. Asy-Syaikh Taqiyuddin mendapat perhatian dan pengawasan langsung kakeknya dari jalur ibunya, Asy-Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhaniy.
 
Oleh karena itu, di samping seorang ulama yang faqih, Syeikh Yusuf an-Nabhani juga terkenal sebagai seorang politikus yang selalu memperhatikan dan mengurus urusan umat. Berkenaan Syeikh Yusuf An-Nabhani, beberapa penulis biografi menyebutkan,
Sungguh, pertumbuhan keagamaan yang dialami Asy-Syaikh Taqiyuddin berpengaruh besar terhadap pembentukan kepribadiannya, orientasi dan pandangan keagamaannya. Beliau telah hafal al-Qur’an di luar kepala sebelum beliau berumur 13 tahun. Beliau sangat terpengaruh dengan kesadaran kakeknya, Asy-Syaikh Yusuf an-Nabhaniy. Beliau banyak belajar ilmu dari kakeknya yang mulia. Dan dari kakeknya pula, beliau banyak mengerti persoalan-persoalan politik yang penting, dimana kekeknya memiliki keahlian dalam hal ini. Beliau juga banyak belajar dari forum-forum dan diskusi-diskusi fiqih yang diadakan kakeknya, Asy-Syaikh Yusuf an-Nabhaniy, khususnya diskusi tentang orang-orang yang telah mengidolakan peradaban Barat. Kakeknya telah melihat tanda-tanda kecerdasan dan kejeniusannya, yaitu ketika Asy-Syaikh Taqiyuddin ikut dalam forum-forum ilmu tersebut. Sehingga perhatian sang kakek kepadanya sangat besar sekali.
 
"(Dia adalah) Yusuf bin Ismail bin Yusuf bin Hasan bin Muhammad an-Nabhani asy Syafi'i. Julukan baginya adalah Abu al-Mahasin. Dia adalah seorang penyair, [[sufi]], dan termasuk salah seorang qadhi yang terkemuka. Dia menangani peradilan (qadha') di Qushbah Janin, yang termasuk wilayah [[Nablus]]. Kemudian ia berpindah ke [[Konstantinopel]] (Istanbul) dan diangkat sebagai qadhi untuk menangani peradilan di [[Sinjiq]] yang termasuk wilayah [[Moshul]]. Dia kemudian menjabat sebagai ketua Mahkamah jaza' di al-Ladziqiyah, sebelum pindah ke al-Quds. Selanjutnya ia menjabat sebagai ketua Mahkamah Huquq di [[Beirut]]. Dia menulis banyak kitab yang jumlahnya mencapai hingga 80 buah."
<references group="Mafhum al-‘Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Fikri al-Islami al-Mu’ashirah, hlm. 140, 141, 144; Hizb at-Tahrir al-Islami, hlm. 46; dan asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy Fikran wa Kifahan, ceramah disampaikan oleh al-Ustadz Bakar Salim al-Khawalidah, ketua Lajnah Tsaqafiyah Hizbut Tahrir di Majma’ al-Nuqabat al-Mihniyah, di Amman, 5 Agustus 1992 M., hlm. 8." />
 
== Pendidikan ==
=== Pendidikan dasar ===
Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy memperoleh banyak Ijazah, yaitu: Ijazah dengan predikat sangat memuaskan dari sekolah tingkat menengah (''ast-tsanawiyah'') Al-Azhar, Diploma jurusan bahasa Arab dan sastranya dari Fakultas Darul Ulum Kairo, dan Diploma dari al-Ma’had al-Ali li al-Qadha’ asy-Syar’iy cabang Al-Azhar jurusan peradilan. Tahun 1932 beliau lulus dari Al-Azhar dengan memperoleh ''asy-Syahadah al ‘Alamiyah'' (Ijazah setingkat Doktor) pada jurusan syariah.
Muhammad Taqiyuddin mendapat didikan ilmu dan [[agama]] di rumah dari [[ayah]]nya sendiri, seorang [[syekh]] yang faqih fid din. Ayahnya seorang pengajar [[ilmu syari'ah|ilmu-ilmu syari'ah]] di Kementerian Pendidikan Palestina. Ibunya juga menguasai beberapa cabang ilmu syari'ah, yang diperolehnya dari ayahnya, Syekh Yusuf bin Ismail bin Yusuf An Nabhani. Ia adalah seorang [[qadi|qadhi]] ([[hakim]]), [[penyair]], [[sastrawan]], dan salah seorang [[ulama]] terkemuka di daerah [[Turki Utsmani]]. Pertumbuhan Syekh Taqiyyuddin dalam suasana keagamaan yang kental seperti itu mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian dan pandangan hidupnya. Syekh Taqiyyuddin menerima pendidikan dasar-dasar ilmu syari'ah dari ayah dan kakeknya, yang telah mengajarkan hafalan Al Qur'an sehingga ia hafal Al Qur'an seluruhnya sebelum baligh. Ia telah hafal [[Al Qur'an]] seluruhnya dalam usia yang amat muda, yaitu di bawah usia 13 [[tahun]]. Di samping itu, ia juga mendapatkan pendidikannya di [[sekolah]]-sekolah negeri ketika ia bersekolah di [[sekolah dasar]] di daerah Ijzim.
<references group="Mafhum al-‘Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Fikri al-Islami al-Mu’ashirah, hlm. 141, 142; dan Hizb at-Tahrir al-Islami, hlm. 48, 126, 127" />Asy-Syaikh Taqiyuddin belajar dasar-dasar ilmu syariah dari ayah dan kakeknya. Beliau telah hafal al-Qur’an seluruhnya sebelum baligh. Di samping itu, beliau juga belajar di sekolah negeri an-Nizhamiyah di daerah Ijzim untuk sekolah tingkat dasar. Kemudian, beliau melanjutkan studinya ke sekolah tingkat menengah di Akka. Belum selesai studinya pada tingkat menegahnya di Akka, beliau pergi ke Kairo untuk meneruskan studinya di Al-Azhar, guna merealisasikan keinginan kakeknya, Asy-Syaikh Yusuf an-Nabhaniy, yang telah menyakinkan ayahnya tentang pentingnya mengirim Asy-Syaikh Taqiyuddin ke Al-Azhar untuk melanjutkan pendidikan agamanya. Kemudian, Asy-Syaikh Taqiyuddin meneruskan pendidikan tingkat menengahnya di Al-Azhar pada tahun 1928, dan pada tahun yang sama beliau lulus dan memperoleh ijazah dengan predikat sangat memuaskan.
 
Pembesaran Syeikh Taqiyuddin dalam suasana keagamaan seperti itu, ternyata memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian dan pandangan hidupnya. Syeikh Taqiyuddin telah menghafal [[Al-Quran]] dalam usia yang sangat muda, yaitu sebelum ia mencapai umur 13 tahun. Dia banyak mendapat pengaruh dari kakeknya, Syeikh Yusuf an-Nabhani dalam banyak hal. Syeikh Taqiyuddin juga sudah mulai mengerti masalah-masalah politik yang penting, di mana kakeknya menempuh ataupun mengalami kejadian tersebut secara langsung karena hubungannya yang erat dengan para Khalifah Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia banyak menimba ilmu melalui dewan dan diskusi-diskusi fiqih yang diselenggarakan oleh kakeknya.
Setelah lulus dari sekolah tingkat menengah, lalu Asy-Syaikh Taqiyuddin melanjutkan studinya di Fakultas Darul Ulum, yang saat itu masih merupakan cabang Al-Azhar. Di samping itu, beliau juga aktif menghadiri kelompok-kelompok kajian (''halaqah-halaqah'') ilmiyah di Al-Azhar, yang diadakan oleh para syaikh, seperti yang telah disarankan oleh kakeknya, di antaranya, kelompok kajian yang diadakan Asy-Syaikh Muhammad al-Hudhair Husain. Hal itu dimungkinkan karena sistem pengajaran yang lama di Al-Azhar masih membolehkannya. Di mana para mahasiswa dapat memilih beberapa syaikh Al-Azhar dan menghadiri halaqah-halaqah mereka mengenai bahasa dan ilmu-ilmu syariah, di antaranya fiqih, ushul fiqih, hadits, tafsir, tauhid (ilmu kalam), dan yang sejenisnya.
 
Kecerdasan dan kecerdikan Syeikh Taqiyuddin yang menonjol tatkala mengikuti majelis-majelis ilmu tersebut telah menarik perhatian kakeknya. Oleh sebab itu, kakeknya begitu memerhatikan Syeikh Taqiyuddin dan berusaha meyakinkan ayahnya -Syeikh Ibrahim bin Musthafa-tentang perlunya mengirim Syeikh Taqiyuddin ke [[al-Azhar]] untuk melanjutkan pendidikan nya dalam ilmu [[syariah]]..
Asy-Syaikh Taqiyuddin selesai kuliahnya di Fakultas Darul Ulum tahun 1932 M.. Pada tahun yang sama, beliau juga selesai kuliahnya di Al-Azhar sesuai dengan sistem yang lama. Meskipun, Asy-Syaikh Taqiyuddin menghimpun sistem Al-Azhar yang lama dengan Darul Ulum, namun beliau tetap menampakkan keunggulan dan keistimewaannya dalam hal kesungguhan dan ketekunannya dalam belajar.
 
=== Sekolah di Akko ===
Asy-Syaikh Taqiyuddin sangat menarik perhatian kawan-kawannya dan para dosennya karena kecermatannya dalam berpikir dan kuatnya pendapat, serta kuatnya hujjah yang dilontarkan dalam perdebatan-perdebatan, dan diskusi-diskusi pemikiran, baik yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga ilmu yang ada saat itu di Kairo maupun di negeri-negeri Islam lainnya. Asy-Syaikh Taqiyuddin juga dikenal keistimewaannya, karena beliau sangatlah bersungguh-sungguh, tekun, dan bersemangat dalam memanfaatkan waktunya untuk menimba ilmu dan belajar.
Kemudian ia berpindah ke sebuah sekolah di [[Akko]] untuk melanjutkan pendidikannya ke sekolah menengah. Sebelum ia menamatkan sekolahnya di Akko, ia telah bertolak ke [[Kairo]] untuk meneruskan pendidikannya di Al Azhar, hasil dorongan kakeknya, Syekh Yusuf An Nabhani.
<references group="Mafhum al-‘Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Fikri al-Islami al-Mu’ashirah, hlm. 141, 142; asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy Fikran wa Kifahan, hlm. 19; dan Hizb at-Tahrir al-Islami, hlm. 48." />
 
=== SumbanganTsanawiyah kepadaAl IslamAzhar ===
Syekh Taqiyyuddin kemudian meneruskan pendidikannya di Tsanawiyah Al Azhar pada tahun [[1928]] dan pada tahun yang sama ia meraih ijazah dengan predikat sangat cemerlang.
Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy meninggalkan banyak buku-buku penting, yang dianggap sebagai peninggalan intelektual yang luar biasa dan tak ternilai harganya. Karya-karya beliau ini menunjukkan bahwa beliau merupakan sosok pribadi yang pikiran dan sensitivitasnya di atas rata-rata dan tiada duanya. Beliaulah yang menulis setiap pemikiran dan konsep Hizbut Tahrir, baik yang terkait hukum-hukum syara’ maupun yang terkait masalah-masalah pemikiran, politik, ekonomi dan sosial. Dan inilah yang mendorong sebagian peneliti untuk mengatakan bahwa Hizbut Tahrir itu tidak lain adalah asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy.
 
=== Darul Ulum ===
Karya-karya asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy kebanyakan berupa buku-buku yang sifatnya pembentukan teori (''tanzhiriyah) ''dan pembuatan rencana (''tanzhimiyah''), atau buku-buku yang isinya dimaksudkan sebagai seruan untuk melanjutkan kembali kehidupan yang islami (sesuai syariat Islam), dengan terlebih dahulu menegakkan Daulah Islamiyah (Negara Islam).
Lalu ia melanjutkan studinya di Kulliyah Darul Ulum yang saat itu merupakan cabang Al Azhar. Di samping itu ia banyak menghadiri halaqah-halaqah ilmiah di Al Azhar yang diikuti oleh syekh-syekh Al Azhar, semisal Syekh Muhammad Al Hidlir Husain—rahimahullah—seperti yang pernah disarankan oleh kakeknya. Hal itu dimungkinkan karena sistem pengajaran lama Al Azhar memungkinkannya. Meskipun Syekh Taqiyyuddin menghimpun sistem Al Azhar lama dengan Darul Ulum, akan tetapi ia tetap menampakkan keunggulan dan keistimewaan dalam kesungguhan dan ketekunan belajar.
<references group="Mafhum al-Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Fikr al-Islamiy al-Mu’ashir, hlm. 149." />Al-Ustadz Dawud Hamdan menggambarkan karya-karya asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy dengan gambaran yang mendalam dan tepat. Beliau berkata: “''Sungguh karya-karya beliau ini merupakan buku-buku dakwah (seruan) yang dimaksudkan untuk membangkitkan kaum muslimin dengan melanjutkan kembali kehidupan yang islami, dan mengemban dakwah Islam''”.
<references group="Ad-Daulah al-Islamiyah, Taqiyuddin an-Nabhaniy, dikeluarkan Hizbut Tahrir, edisi bahasa Arab, cet. III, tanpa tahun, hlm. 6." />Oleh karena itu, buku-buku karya asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy menjadi istimewa dan unik, disebabkan isinya yang komprehensif mencakup semua aspek kehidupan dan problematika manusia, baik aspek kehidupan individu khususnya, maupun aspek politik, perundang-undangan, sosial dan ekonomi pada umumnya. Selanjutnya karya-karya beliau ini dijadikan landasan pemikiran dan politis bagi Hizbut Tahrir, di mana asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy sebagai motornya.
 
Syekh Taqiyyuddin telah menarik perhatian kawan-kawan dan pensyarah-pensyarahnya karena kecermatannya dalam berpikir dan kuatnya pendapat serta [[hujjah]] yang dilontarkan dalam perdebatan-perdebatan dan diskusi-diskusi fikriyah, yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga ilmu yang ada saat itu di Kairo dan di negeri-negeri [[Islam]] lainnya.
Karena banyaknya bidang-bidang kajian dalam buku-buku yang ditulis oleh asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy, maka hasil pemikirannya yang berupa buku jumlahnya lebih dari 30 buah buku. Ini tidak termasuk nota-nota politik yang berisi pemecahan terhadap problem-problem yang sifatnya politik, serta penyusunan rencana yang urgen. Dan banyak lagi selebaran-selebaran dan penjelasan-penjelasan yang sifatnya pemikiran dan politik yang penting. Karya-karya asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy menjadi istimewa karena ditulis dengan penuh kesadaran, kecermatan, dan kejelasan, di samping metodologinya yang khas yang menonjolkan Islam sebagai sebuah teori ideologis yang komprehensif, yang digali dari dalil-dalil syar’i yang terkandung dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah. Karya-karya asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy yang sifatnya pemikiran, dianggap sebagai sebuah usaha keras pertama, yang dipersembahkan oleh seorang pemikir muslim dengan metodenya yang khas pada era modern ini.
 
Syekh Taqiyyuddin An Nabhani menamatkan kuliahnya di Darul Ulum pada tahun [[1932]]. Pada tahun yang sama dia menamatkan pula kuliahnya di Al Azhar Asy Syarif menurut sistem lama, di mana para mahasiswanya dapat memilih beberapa syekh Al Azhar dan menghadiri halaqah-halaqah mereka mengenai [[bahasa Arab]], dan ilmu-ilmu syari'ah seperti [[fiqih]], [[ushul fiqih]], [[hadits]], [[tafsir]], [[tauhid]] ([[ilmu kalam]]), dan yang sejenisnya.
<references group="Mafhum al-Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Fikr al-Islamiy al-Mu’ashir, hlm. 150." />
 
Dalam forum-forum halaqah ilmiyah tersebut, An Nabhani dikenal oleh kawan-kawan dan sahabat-sahabat terdekatnya dari kalangan Al Azhar, sebagai seseorang dengan pemikiran yang genius, pendapat yang kukuh, pemahaman dan pemikiran yang mendalam, serta berkemampuan tinggi untuk meyakinkan orang dalam perdebatan-perdebatan dan diskusi-diskusi fikriyah. Demikian juga ia sangat bersungguh-sungguh, tekun, dan bersemangat dalam memanfaatkan waktu guna menimba ilmu dan belajar.
== '''Karya-karya Asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy yang
Paling Terkenal''' ==
Karya-karya asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy yang
paling terkenal yang berisi ijtihad-ijtihad beliau, yaitu: (1) ''Nizham al-Islam'', (2) ''at-Takattul al-Hizbiy'', (3) ''Mafahim Hizb at-Tahrir'', (4) ''an-Nizham al-Iqtishadi fi al-Islam'', (5) ''an-Nizham al-Ijtima’i fi al-Islam'', (6) ''Nizham al-Hukm fi al-Islam'', (7) ''ad-Dustuur'', (8) ''Muqaddimah ad-Dustuur'', (9) ''ad-Daulah
al-Islamiyah'', (10) ''asy-Syakhshiyah
al-Islamiyah'' tiga jilid, (11) ''Mafahim
Siyasah li al-Hizb at-Tahrir'', (12) ''Nazharat
as-Siyasiyah li Hizb at-Tahrir'', (13) ''Nida’
Haar'', (14) ''al-Khilafah'', (15) ''at-Tafkiir'', (16) ''al-Kurrashah'', (17) ''Sur’ah
al-Badiihah'', (18) ''Nuqthah al-Intilaq'',
(19) ''Dukhul al-Mujtama’'', (20) ''Inqadz al-Filisthin'', (21) ''Risalah al-Arab'', (22) ''Tasalluh Mishr'', (23) ''al-Ittifaqiyat ats-Tsuna’iyah al-Mishriyah
as-Suriyah wa al-Yamaniyah'', (24) ''Halla
Qadhiyah Filisthin ala ath-Thariqah al-Amirikiyah wa al-Injiliziyah'', (25) ''Nazhariyah al-Faragh as-Siyasiy haula Izinhawir'',
(26) ''as-Siyasah al-Iqtishadi al-Mutsla'',
(27) ''Naqdhu al-Isytirakiyah al-Markisiyah'',
(28) ''Kaifa Hudimat al-Khilafah'', (29) ''Nizham al-Uqubat'', (30) ''Ahkam ash-Shalah'', (31) ''Ahkam al-Bayyinat'', (32) ''al-Fikr al-Islami'', (33) ''Naqdh al-Qanun al-Madaniy''.[1] Di samping itu, masih ada ribuan selebaran yang
sifatnya pemikiran, politik dan ekonomi.[2]
Dengan
melihat karya-karya asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy ''rahimahullah'' yang
spektakuler ini, maka kedudukan apa yang pantas bagi beliau! Banyak di antara
buku-buku beliau yang dikeluarkan atas nama anggota Hizbut Tahrir, dengan
tujuan agar buku-buku itu mudah disebarluaskan, setelah adanya undang-undang
yang melarang buku-buku beliau dan peredarannya. Di antara buku-buku itu
adalah: ''Naqdh al-Qanun al-Madani'', ''Ahkam ash-Shalah'', ''al-Fikr al-Islami'', ''as-Siyasah
al-Iqtishadiyah al-Mutsla'', ''Naqdhu
al-Isytirakiyah al-Markisiyah'', ''Kaifa
Hudimat al-Khilafah'', ''Ahkam
al-Bayyinat'', dan ''Nizham al-Uqubat''.
 
== Dakwah, ketokohan & Pengaruh ==
=== Mengajar di Madrasah Islamiyah di Haifa ===
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Syekh Taqiyyuddin An Nabhani kembali ke Palestina untuk kemudian bekerja di Kementerian Pendidikan Palestina sebagai seorang guru di sebuah [[sekolah menengah atas]] negeri di Haifa. Di samping itu ia juga mengajar di sebuah Madrasah Islamiyah di Haifa.
 
=== Diangkat sebagai Musyawir ===
Pada tahun [[1940]], ia diangkat sebagai Musyawir (Pembantu Qadi) dan ia terus memegang jabatan ini hingga tahun [[1945]], yakni saat ia dipindah ke [[Ramallah]] untuk menjadi qadi di Mahkamah Ramallah hingga tahun [[1948]]. Setelah itu, ia keluar dari Ramallah menuju [[Syam]] sebagai akibat jatuhnya Palestina ke tangan [[Yahudi]].
 
=== Qadi di Mahkamah Syar'iyah Al Quds ===
[1]      Buku ''Naqdh al-Qanun
Pada tahun 1948 itu pula, sahabatnya Al Ustadz Anwar Al Khatib mengirim surat kepadanya, yang isinya meminta agar ia kembali ke Palestina untuk diangkat sebagai qadi di Mahkamah Syar'iyah Al Quds. Syekh Taqiyyuddin mengabulkan permintaan itu dan kemudian dia diangkat sebagai qadi di Mahkamah Syar'iyah Al Quds pada tahun 1948.
al-Madaniy'' (bantahan terhadap undang-undang sipil) merupakan pidato yang
disampaikan oleh asy-Syaikh Ahmad ad-Da’ur, ketika beliau menjadi wakil rakyat
di Parlemen Yordania. Pidato beliau berisikan tentang bantahan beliau terhadap
undang-undang sipil tahun 1374 H./1955 M.. Sebenarnya, asy-Syaikh Ahmad
ad-Da’ur menunggu dokumen bantahan atas UUD dari asy-Syaikh Taqiyuddin, namun
karena suatu hal, yakni sikap pemerintah yang represif, serta adanya pengawasan
super ketat terhadap rumah beliau oleh para intelijen Yordania, maka asy-Syaikh
Taqiyuddin tidak dapat mengirimkan dokumen kepada beliau. Kemudian, karena
kecerdasan asy-Syaikh Taqiyuddin an-Nabhaniy, beliau mengirim dokumen melalui
pegawai parlemen. Sehingga, pada saat parlemen duduk untuk menyampaikan pidato
tanggapan, maka dari atas kursinya, asy-Syaikh Ahmad ad-Da’ur menyerang UUD, di
samping menyerangnya, beliau juga menjelaskan hukum Allah terkait hal itu.
Lihat. ''Silsilah Afkar Yajibu an Tushahhiha (3), al-Intikhabat baina al-Islam
wa ad-Dimuqrathiyah'', dikeluarkan oleh Lajnah Tsaqafiyah Hizbut Tahrir,
wilayah Irak, 1426 H./2005 M., hlm. 24.
 
=== Hizbut Tahrir ===
[2]      Lihat. ''Mafhum
Pada tahun [[1951]], Syekh An Nabhani menziarahi kota [[Amman]] untuk menyampaikan ceramah-ceramahnya kepada para pelajar [[Madrasah Tsanawiyah]] di Kulliyah Ilmiyah Islamiyah. Hal ini terus berlangsung sehingga awal tahun [[1953]], ketika ia mulai sibuk dalam [[Hizbut Tahrir]], yang telah dirintis antara tahun [[1949]] hingga 1953.
al-Adalah al-Ijtima’iyah fi al-Fikr al-Islamiy al-Mu’ashir'', hlm. 150-151; ''Atsar
 
al-Jama’at al-Islamiyah al-Maidaniy khilala al-Qarni al-Isyrin'', hlm. 233; ''Hizb
Sejak remaja Syekh An Nabhani sudah memulai aktivitas politiknya karena pengaruh kakeknya, Syekh Yusuf An Nabhani. Pengalaman itulah yang mengantarkannya mendirikan [[partai politik]] berasas Islam, Hizbut Tahrir di [[Al Quds]] ([[Yerusalem]]) pada tahun 1953.
at-Tahrir al-Islamiy'', hlm. 99-101; ''Hizb at-Tahrir'', dikeluarkan
Syekh Taqiyyuddin An Nabhani meninggal dunia pada tahun 1398 [[Kalender Hijriyah|H]]/ [[1977]] [[Masehi|M]] dan dikuburkan di Pekuburan Al Auza'i di [[Beirut]].
Hizbut Tahrir, 1305 H./1985 M., hlm. 17-18; dan ''al-Millaf al-Idariy'',
 
hlm. 82 dan seterusnya.
=== Sumbangan kepada Islam ===
{{Authority control|VIAF=58057231}}
Ia telah meninggalkan kitab-kitab penting yang dapat dianggap sebagai kekayaan pemikiran yang tak ternilai harganya. Karya-karya ini menunjukkan bahwa Syekh Taqiyyuddin An Nabhani merupakan seorang yang mempunyai pemikiran brilian dan analisis yang cermat. Karya-karya Syekh Taqiyyuddin An Nabhani yang paling terkenal, yang memuat pemikiran dan [[ijtihad]]nya antara lain:
# ''Nizhamul Islam''.
# ''At Takattul Al Hizbi''.
# ''Mahafim Hizbut Tahrir''
# ''An Nizhamul Iqthishadi fil Islam''.
# ''An Nizhamul Ijtima'i fil Islam''.
# ''Nizhamul Hukm fil Islam''.
# ''Ad Dustur''.
# ''Muqaddimah Dustur''.
# ''Ad Daulatul Islamiyah''.
# ''Asy Syakhshiyah Al Islamiyah'' (3 jilid).
# ''Mafahim Siyasiyah li Hizbit Tahrir''.
# ''Nazharat Siyasiyah li Hizbit Tahrir''.
# ''Nida' Haar''.
# ''Al [[Khilafah]]''.
# ''At Tafkir''.
# ''Ad Dusiyah''.
# ''Sur'atul Badihah''.
# ''Nuqthatul Inthilaq''.
# ''Dukhulul Mujtama'''.
# ''Inqadzu Filisthin''.
# ''Risalatul Arab''.
# ''Tasalluh Mishr''.
# ''Al Ittifaqiyyah Ats Tsana'iyyah Al Mishriyyah As Suriyyah wal Yamaniyyah''
# ''Hallu Qadliyah Filisthin ala Ath Thariqah Al Amrikiyyah wal Inkiliziyyah''.
# ''Nazhariyatul Firagh As Siyasi Haula Masyru' Aizanhawar''.
Semua ini belum termasuk ribuan risalah (nasyrah) mengenai pemikiran, [[politik]], dan [[ekonomi]], serta beberapa kitab yang dikeluarkan atas nama anggota Hizbut Tahrir.
 
== Wafat ==
Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani Wafat pada 20 Desember 1977, di [[Beirut]], [[Lebanon]].<ref name="hizb-australia.org"/>
== Referensi ==
{{Refimprove-cite-bio-tokohmuslim}}
{{reflist}}
 
{{Authority control}}
{{lifetime|1909|1977|An Nabhani}}
 
[[Kategori:Cendekiawan Muslim|An Nabhani]]
[[Kategori:Tokoh dari Haifa]]
[[Kategori:Tokoh Palestina]]
[[Kategori:Alumni Universitas Al-Azhar]]