Minggir, Sleman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
65434fedcd (bicara | kontrib)
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 15:
Mata pencaharian masyarakat yang lain adalah [[kerajinan]] dari bambu jenis bambu apus atau "pring apus" yang banyak ditemui di dusun-dusun di wilayah Kecamatan Minggir. Sentra kerajinan anyaman bambu yang menghasilkan perabot rumah tangga seperti besek, tenggok, tumbu, tambir, tampah, kalo, dan kepang, dan juga penghias rumah seperti lampu gantung dapat dijumpai di wilayah Saidan, Brajan,Diro dan Kwayuhan. Bahkan hasil kerajinan dari bambu ini telah menembus pasar ekspor di luar negeri.
 
Sentra kerajinan parut dapat ditemui di wilayah Dusun Pojok. Parut adalah alat kukur kelapa atau "kambil" yang terbuat dari kayu melinjo yang telah dipotong persegi dengan ukuran 10cm10 cm x 30cm30 cm dan diasah halus. Sebagai mata kukur digunakan potongan kawat halus yang dipotong sekitar 4mm ditanam sebagian di papan parut. Parut dari kayu ini banyak disukai kaum ibu di wilayah Yogyakarta pada umumnya, karena lebih cepat dalam proses mengukur kelapa dan jauh lebih murah dibandingkan dengan alat kukur modern yang terbuat dari aluminium.
 
Untuk industri makanan, di daerah Minggir juga ditemui berbagai makanan khas. Diantaranya yang terkenal adalah keripik belut, keripik paru, keripik bayam, slondok, dan jenang dodol. Keripik belut dihasilkan di daerah Pakeran dan [[Krompakan]], sedangkan jenang dodol tersebar diberbagai desa, salah satunya adalah [[Krompakan]].
Baris 86:
|Setiharno, S.IP.
|2019
|''Petahana2021''
|-
|13
|Drs Rasyid Ratnadi S, M.Si
|2021
|2022
|-
|14
|Bara Hernowo Natali,SH, M.Si
|2022
|Sekarang
|-
|}