Drestadyumna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Migrasi 10 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q2357086 |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
(22 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TM Infobox
|Image=BILAL HABSI yaja upayaja performs yagna and emerges of dhristadhyumna.jpg
|Caption=Lukisan Drestadyumna muncul dari api [[yadnya]], karya Bilal Habsi, untuk ilustrasi naskah ''[[Razmnama]]'', atau ''Mahabharata'' versi Persia.
|
|Tokoh=''Mahabharata''
| Devanagari = धृष्टद्युम्न▼
|Kitab=''[[Mahabharata]]''
| Ejaan_Sanskerta = Dhrishtadyumna▼
|Ayah=[[Drupada]]
|Tempat=[[Kampilya]]
| Asal = [[Kerajaan Panchala]]▼
|Kasta=kesatria
|Nama_lain=Drestajumena; Trusthajumena
| Saudara = [[Satyajit]], [[Srikandi]], [[Dropadi]]
| Anak = Kesatrawarma, Kesatradarma, Kesatranjaya, Drestaketu
}}
Tokoh ini dikenal sebagai pembunuh Resi [[Drona]]. Dalam [[perang Kurukshetra]], saat sang resi tertunduk lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataannya untuk bertarung—sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putra, [[Aswatama]]—Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi. Pada akhirnya, tokoh ini dikisahkan tewas secara tragis, yaitu terbunuh saat beristirahat di kemahnya.
Dalam [[bahasa Sanskerta]], nama ''Dhristadyumna'' secara [[harfiah]] berarti "diagungkan karena keberaniannya".
Baris 16 ⟶ 23:
== Kelahiran ==
==
Drestadyumna memiliki beberapa saudara yang disebutkan dalam ''Mahabharata'', yaitu: [[Srikandi]], [[Satyajit]], dan [[Dropadi]] (terlahir dengan cara yang sama seperti Drestadyumna). ''Mahabharata'' menyebutkan bahwa Drestadyumna memiliki sejumlah istri (disebutkan dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]'') tetapi nama-namanya tidak tercatat secara khusus.<ref name="Ganguli">{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m10/m10008.htm|title=The Mahabharata, Book 10: Sauptika Parva: Section 8|website=www.sacred-texts.com}}</ref> Menurut ''Mahabharata'', ia memiliki 4 putra: Kesatradarma,<ref>{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m07/m07023.htm|title=The Mahabharata, Book 7: Drona Parva: Dronabhisheka Parva: Section XXIII|website=www.sacred-texts.com}}</ref> Kesatrawarma,<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/kshatravarman|title=Kshatravarman, Kṣatravarman, Kshatra-varman: 1 definition|date=9 March 2019|website=www.wisdomlib.org}}</ref> Kesatranjaya<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/kshatranjaya|title=Kshatranjaya, Kṣatrañjaya: 1 definition|date=13 March 2019|website=www.wisdomlib.org}}</ref> dan Drestaketu.<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/dhrishtaketu|title=Dhrishtaketu, Dhrishta-ketu, Dhṛṣṭaketu: 9 definitions|date=29 June 2012|website=www.wisdomlib.org}}</ref> Tiga nama pertama gugur dalam [[perang Kurukshetra]] setelah bertarung melawan [[Drona]], sedangkan [[Drestaketu]] gugur di tangan [[Karna]].
== Sayembara Dropadi ==
Drestadyumna menjadi pembawa acara [[sayembara]] adiknya, [[Dropadi]]. Demi melangsungkan acara tersebut, ia dan ayahnya mengundang seluruh raja dan pangeran di seluruh [[Bharatawarsha]] (India Kuno), termasuk kaum [[brahmana]] di Panchala. Sayembara tersebut mensyaratkan para pelamar untuk menembak sasaran secara tepat dengan menggunakan panah. Tiada [[kesatria]] yang berhasil melakukannya, kecuali [[Karna]], tetapi akhirnya ditolak Dropadi. Kemudian sayembara diulang kembali, dan seorang brahmana memenangkan sayembara tersebut sehingga berhak mempersunting adik Drestadyumna. Sebagaimana adat di [[India]], brahmana adalah kaum yang bergelut dalam kerohanian dan upacara, dan bukan pemegang senjata sebagaimana kaum kesatria. Maka dari itu, Drestadyumna merasa penasaran dan menyelidiki brahmana tersebut, lalu akhirnya mendapati bahwa ia adalah [[Arjuna]] yang sedang menyamar.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna"/>
== Perang Kurukshetra ==
Saat konflik antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] memuncak, [[perang Kurukshetra|perang besar]] tidak bisa dielakkan lagi. Kedua pihak memutuskan untuk mengadakan perang di lapangan [[Kurukshetra]], [[India Utara]]. Karena ikatan kekerabatan, maka kerajaan Panchala memihak Pandawa. Atas pertimbangan dari [[Kresna]], penasihat kubu Pandawa, maka Drestadyumna dipilih sebagai panglima. Pangkat tersebut tidak tergantikan oleh siapa pun sampai peperangan berakhir. Sementara itu, kubu Korawa memilih [[Bisma]] sebagai panglima, yang kemudian tergantikan oleh [[Drona]] setelah kekalahan Bisma pada pertempuran pada hari ke-10.
Pada pertempuran pada hari ke-15, [[Kresna]] mengatur siasat untuk mengalahkan Drona. Ia tahu bahwa Drona tidak akan terkalahkan selama semangat bertarungnya masih ada. Maka dari itu, ia menyuruh [[Bhima|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, yang bernama sama dengan putra kesayangan Drona. Setelah Aswatama terbunuh, Bima berkoar-koar kepada pihak musuh tentang keberhasilannya. Setelah Drona mendengarnya, ia pun memastikannya kepada [[Yudistira]], muridnya sendiri yang dikenal sebagai orang paling jujur di dunia. Yudistira membenarkan bahwa Aswatama mati, tetapi bukan Aswatama putra sang guru. Karena suara tabuh kemenangan yang bertalu-talu, penjelasan Yudistira tidak terdengar sepenuhnya oleh Drona. Merasa ditinggalkan oleh putra kesayangannya, ia pun lunglai dan enggan melanjutkan pertempuran. Ketika Drona yang kehilangan semangat, Drestadyumna memanfaatkan kesempatan itu untuk menebas leher Drona.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna">{{cite news|title=Positive thinking: Dhrishtadyumna|url=http://www.dnaindia.com/analysis/comment_positive-thinking-dhrishtadyumna_1774478|newspaper=DNA|date=December 7, 2012}}</ref>
== Kematian ==
Tiga hari setelah gugurnya Drona, [[Perang Kurukshetra|perang besar]] berakhir, ditandai dengan kekalahan [[Duryodana]]. Sebelum meninggal, Duryodana mengangkat Aswatama sebagai panglima dan menitipkan pesan terakhirnya. Bersama dua kesatria [[:wikt:sintas|sintas]] dari kubu [[Korawa]], yaitu [[Krepa]] dan [[Kertawarma]], Aswatama melakukan pembalasan dendam dengan cara menyusup ke perkemahan Pandawa pada malam hari, ketika pasukan Pandawa sedang tertidur lelap. Ia membantai hampir semua kesatria yang sedang tidur, termasuk yang menjadi korban adalah Drestadyumna sendiri. Sebelum dibunuh, Drestadyumna terbangun dan memohon untuk bertarung secara jantan agar dapat gugur sebagai kesatria. Namun, Aswatama tidak memedulikannya, dan memilih untuk mencekiknya sampai mati.<ref name="Ganguli"/> Kisah tersebut terdapat dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]''.
== Pewayangan Jawa ==
Dalam pewayangan Jawa, '''Arya Drestadyumena''' atau '''Trustajumena''' adalah putra bungsu [[Drupada|Prabu Drupada]], raja negara [[Panchala]] dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masing-masing bernama [[Dropadi|Dewi Drupadi]], istri Prabu [[Yudistira]], Raja Amarta ([[Indraprastha]]), dan [[Srikandi|Dewi Srikandi]], istri [[Arjuna]].▼
[[Berkas:Drestadyumna-kl.jpg|ka|jmpl|Dretadyumna sebagai tokoh pewayangan Jawa.]]
▲Dalam [[pewayangan]] [[Jawa]], Drestadyumna dikenal dengan sebutan '''Arya
Konon Arya
== Lihat pula ==
{{commonscat|Dhrishtadyumna|Drestadyumna}}
* [[Drona]]
* [[Aswatama]]
* ''[[Sauptikaparwa]]''
== Referensi ==
{{reflist}}
{{tokoh Mahabharata}}
|