Drestadyumna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(45 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TM Infobox|
|Image=BILAL HABSI yaja upayaja performs yagna and emerges of dhristadhyumna.jpg
| Image = Drestadyumna-kl.jpg
|Caption=Lukisan Drestadyumna muncul dari api [[yadnya]], karya Bilal Habsi, untuk ilustrasi naskah ''[[Razmnama]]'', atau ''Mahabharata'' versi Persia.
| Caption = Drestadyumna dalam versi wayang Jawa
| Nama = Drestadyumna
{{tokoh |Tokoh=''Mahabharata}}''
| Devanagari = धृष्टद्युम्न
|Kitab=''[[Mahabharata]]''
| Ejaan_Sansekerta = Dhrishtadyumna
|Ayah=[[Drupada]]
| Nama_lain = Prestajumna; Trustajumena
|Tempat=[[Kampilya]]
| Asal = [[Kerajaan Panchala]]
|Kasta=kesatria
| Devanagari = धृष्टद्युम्न
|Ejaan_Sanskerta=Dhṛṣṭadyumna
|Nama_lain=Drestajumena; Trusthajumena
| Asal = [[Kerajaan Panchala]]
| Saudara = [[Satyajit]], [[Srikandi]], [[Dropadi]]
| Anak = Kesatrawarma, Kesatradarma, Kesatranjaya, Drestaketu
}}
'''Drestadyumna''' {{Sanskerta|धृष्टद्युम्न|Dhṛṣṭadyumna}} adalah seorang tokoh dari [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Dia merupakan adik Srikandi dan kakak bagi [[Dropadi]], keturunan Raja [[Drupada]] yang berasal dari [[Kerajaan Panchala]]. Ia berada di pihak [[Pandawa]] saat [[perang Kurukshetra]].
[[Drestadyumna]] ([[Sansekerta]]: धृष्टद्युम्न, ''dhrishtadyumna'') adalah seorang tokoh dari [[wiracarita]] [[Mahabharata]]. Dia berada di pihak [[Pandawa]]. Saat [[Perang di Kurukshetra]], Drestayumnalah yang membunuh Resi [[Drona]]. Saat Sang Resi tertunduk lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataanya, sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putra [[Aswatama]], Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi.
 
Tokoh ini dikenal sebagai pembunuh Resi [[Drona]]. Dalam [[perang Kurukshetra]], saat sang resi tertunduk lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataannya untuk bertarung—sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putra, [[Aswatama]]—Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi. Pada akhirnya, tokoh ini dikisahkan tewas secara tragis, yaitu terbunuh saat beristirahat di kemahnya.
Setelah Perang Besar berakhir, putra dari Resi Drona, [[Aswatama]], melakukan pembalasan dendam dengan membantai hampir semua putra-putri, cucu, dan kerabat [[Pandawa]]. termasuk yang menjadi korban adalah Drestadyumena sendiri, [[Srikandi]], dan [[Pancawala]].
 
Dalam [[bahasa Sanskerta]], nama ''Dhristadyumna'' secara [[harfiah]] berarti "diagungkan karena keberaniannya".
==Drestadyumna dalam pewayangan Jawa==
 
== Kelahiran ==
'''Arya Drestadyumena''' atau '''Trustajumena''' dalam kisah [[Mahabharata]] adalah putra bungsu [[Prabu Drupada]], raja negara [[Pancala]] dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masing-masing bernama [[Dropadi|Dewi Drupadi]], istri Prabu [[Yudistira]], Raja Amarta ([[Indraprastha]]), dan [[Srikandi|Dewi Srikandi]], istri [[Arjuna]].
 
Dalam ''[[Mahabharata]]'' dikisahkan tentang perselisihan antara [[Drona]] (guru para [[Pandawa]] dan [[Korawa]]) dengan [[Drupada]], raja di Panchala. Setelah Drona berhasil merebut separuh [[Kerajaan Panchala]] dari tangan [[Drupada]], kebencian Drona terhadap Drupada lenyap. Sebaliknya, Drupada membenci Drona untuk selama-lamanya dan berambisi untuk membalas dendam. Ia tahu bahwa Drona sulit dikalahkan sebab Drona merupakan murid [[Parasurama|Bhargawa]] dan memiliki senjata ilahi. Akhirnya Drupada memutuskan untuk menyelenggarakan upacara [[yadnya]] yang disebut ''Putrakama'' supaya memperoleh putra yang bisa membunuh Drona. Dengan dibantu oleh para [[resi]], upacara tersebut terselenggara dengan baik. Dari dalam api upacara, munculah seorang pemuda gagah, lengkap dengan [[baju zirah]] dan [[senjata]]. Atas sabda dari langit, anak tersebut diberi nama Drestadyumna.
Konon Arya Drestadyumna lahir dari tungku pedupaan hasil pemujaan Prabu Drupada kepada Dewata yang menginginkan seorang putra lelaki yang dapat membinasakan Resi Drona yang telah mengalahkan dan menghinanya. Drestadyumna berwajah tampan, memiliki sifat pemberani, cerdik, tangkas dan ''trenginas''. Ia menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki bernama Drestaka dan Drestara.
 
== Keluarga ==
Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang [[Bharatayudha]]. Ia tampil sebagai senapati perang [[Pandawa]], menghadapi senapati perang [[Kurawa]], yaitu [[Drona|Resi Drona]]. Pada saat itu roh Ekalaya, raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada [[Drona|Resi Drona]] menyusup dalam diri Drestadyumna. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi Drona dapat dibinasakan oleh Drestadyumna dengan dipenggal lehernya.
Drestadyumna memiliki beberapa saudara yang disebutkan dalam ''Mahabharata'', yaitu: [[Srikandi]], [[Satyajit]], dan [[Dropadi]] (terlahir dengan cara yang sama seperti Drestadyumna). ''Mahabharata'' menyebutkan bahwa Drestadyumna memiliki sejumlah istri (disebutkan dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]'') tetapi nama-namanya tidak tercatat secara khusus.<ref name="Ganguli">{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m10/m10008.htm|title=The Mahabharata, Book 10: Sauptika Parva: Section 8|website=www.sacred-texts.com}}</ref> Menurut ''Mahabharata'', ia memiliki 4 putra: Kesatradarma,<ref>{{Cite web|url=https://www.sacred-texts.com/hin/m07/m07023.htm|title=The Mahabharata, Book 7: Drona Parva: Dronabhisheka Parva: Section XXIII|website=www.sacred-texts.com}}</ref> Kesatrawarma,<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/kshatravarman|title=Kshatravarman, Kṣatravarman, Kshatra-varman: 1 definition|date=9 March 2019|website=www.wisdomlib.org}}</ref> Kesatranjaya<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/kshatranjaya|title=Kshatranjaya, Kṣatrañjaya: 1 definition|date=13 March 2019|website=www.wisdomlib.org}}</ref> dan Drestaketu.<ref>{{Cite web|url=https://www.wisdomlib.org/definition/dhrishtaketu|title=Dhrishtaketu, Dhrishta-ketu, Dhṛṣṭaketu: 9 definitions|date=29 June 2012|website=www.wisdomlib.org}}</ref> Tiga nama pertama gugur dalam [[perang Kurukshetra]] setelah bertarung melawan [[Drona]], sedangkan [[Drestaketu]] gugur di tangan [[Karna]].
 
== Sayembara Dropadi ==
Drestadyumna mati setelah berakhirnya perang [[Bharatayudha]]. Ia tewas dibunuh [[Aswatama]], putra [[Resi Drona]], yang berhasil menyusup masuk istana Astina dalam usahanya menentut balas atas kematian ayahnya.
 
Drestadyumna menjadi pembawa acara [[sayembara]] adiknya, [[Dropadi]]. Demi melangsungkan acara tersebut, ia dan ayahnya mengundang seluruh raja dan pangeran di seluruh [[Bharatawarsha]] (India Kuno), termasuk kaum [[brahmana]] di Panchala. Sayembara tersebut mensyaratkan para pelamar untuk menembak sasaran secara tepat dengan menggunakan panah. Tiada [[kesatria]] yang berhasil melakukannya, kecuali [[Karna]], tetapi akhirnya ditolak Dropadi. Kemudian sayembara diulang kembali, dan seorang brahmana memenangkan sayembara tersebut sehingga berhak mempersunting adik Drestadyumna. Sebagaimana adat di [[India]], brahmana adalah kaum yang bergelut dalam kerohanian dan upacara, dan bukan pemegang senjata sebagaimana kaum kesatria. Maka dari itu, Drestadyumna merasa penasaran dan menyelidiki brahmana tersebut, lalu akhirnya mendapati bahwa ia adalah [[Arjuna]] yang sedang menyamar.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna"/>
 
== Perang Kurukshetra ==
{{tokoh Mahabharata}}
Saat konflik antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] memuncak, [[perang Kurukshetra|perang besar]] tidak bisa dielakkan lagi. Kedua pihak memutuskan untuk mengadakan perang di lapangan [[Kurukshetra]], [[India Utara]]. Karena ikatan kekerabatan, maka kerajaan Panchala memihak Pandawa. Atas pertimbangan dari [[Kresna]], penasihat kubu Pandawa, maka Drestadyumna dipilih sebagai panglima. Pangkat tersebut tidak tergantikan oleh siapa pun sampai peperangan berakhir. Sementara itu, kubu Korawa memilih [[Bisma]] sebagai panglima, yang kemudian tergantikan oleh [[Drona]] setelah kekalahan Bisma pada pertempuran pada hari ke-10.
 
Pada pertempuran pada hari ke-15, [[Kresna]] mengatur siasat untuk mengalahkan Drona. Ia tahu bahwa Drona tidak akan terkalahkan selama semangat bertarungnya masih ada. Maka dari itu, ia menyuruh [[Bhima|Bima]] untuk membunuh seekor [[gajah perang]] bernama Aswatama, yang bernama sama dengan putra kesayangan Drona. Setelah Aswatama terbunuh, Bima berkoar-koar kepada pihak musuh tentang keberhasilannya. Setelah Drona mendengarnya, ia pun memastikannya kepada [[Yudistira]], muridnya sendiri yang dikenal sebagai orang paling jujur di dunia. Yudistira membenarkan bahwa Aswatama mati, tetapi bukan Aswatama putra sang guru. Karena suara tabuh kemenangan yang bertalu-talu, penjelasan Yudistira tidak terdengar sepenuhnya oleh Drona. Merasa ditinggalkan oleh putra kesayangannya, ia pun lunglai dan enggan melanjutkan pertempuran. Ketika Drona yang kehilangan semangat, Drestadyumna memanfaatkan kesempatan itu untuk menebas leher Drona.<ref name="Positive thinking: Dhrishtadyumna">{{cite news|title=Positive thinking: Dhrishtadyumna|url=http://www.dnaindia.com/analysis/comment_positive-thinking-dhrishtadyumna_1774478|newspaper=DNA|date=December 7, 2012}}</ref>
{{mahabharata-stub}}
 
== Kematian ==
Tiga hari setelah gugurnya Drona, [[Perang Kurukshetra|perang besar]] berakhir, ditandai dengan kekalahan [[Duryodana]]. Sebelum meninggal, Duryodana mengangkat Aswatama sebagai panglima dan menitipkan pesan terakhirnya. Bersama dua kesatria [[:wikt:sintas|sintas]] dari kubu [[Korawa]], yaitu [[Krepa]] dan [[Kertawarma]], Aswatama melakukan pembalasan dendam dengan cara menyusup ke perkemahan Pandawa pada malam hari, ketika pasukan Pandawa sedang tertidur lelap. Ia membantai hampir semua kesatria yang sedang tidur, termasuk yang menjadi korban adalah Drestadyumna sendiri. Sebelum dibunuh, Drestadyumna terbangun dan memohon untuk bertarung secara jantan agar dapat gugur sebagai kesatria. Namun, Aswatama tidak memedulikannya, dan memilih untuk mencekiknya sampai mati.<ref name="Ganguli"/> Kisah tersebut terdapat dalam kitab ''[[Sauptikaparwa]]''.
 
== Pewayangan Jawa ==
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
[[Berkas:Drestadyumna-kl.jpg|ka|jmpl|Dretadyumna sebagai tokoh pewayangan Jawa.]]
Dalam [[pewayangan]] [[Jawa]], Drestadyumna dikenal dengan sebutan '''Arya DrestadyumenaDrestajumena''' atau '''TrustajumenaTrusthajumena'''. dalam kisah [[Mahabharata]]Ia adalah putra bungsu [[Drupada|Prabu Drupada]], raja negara [[Pancala]] dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masing-masing bernama [[Dropadi|Dewi Drupadi]], istri Prabu [[Yudistira]], Raja Amarta ([[IndraprasthaIndraprasta]]), dan [[Srikandi|Dewi Srikandi]], istri [[Arjuna]].
 
Konon Arya DrestadyumnaDrestajumena lahir dari tungku pedupaan hasil pemujaan Prabu Drupada kepada Dewatadewata. yangSang raja menginginkan seorang putra lelaki yang dapat membinasakan Resi[[Durna|Begawan DronaDurna]], orang yang telah mengalahkan dan menghinanya. DrestadyumnaDikisahkan bahwa Drestajumena berwajah tampan, memiliki sifat pemberani, cerdik, tangkas dan ''trenginas''trengginas. Ia menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki bernama Drestaka dan Drestara.
[[en:Dhristadyumna]]
 
DrestadyumnaDrestajumena ikut terjun dalam kancah perang [[BharatayudhaBaratayuda]]. Ia tampil sebagai senapati perang [[Pandawa]], menghadapi senapati perang [[Kurawa]], yaitu [[Drona|ResiBegawan Drona]]Durna. Pada saat itumereka bertempur, roh [[Ekalawya|Ekalaya, raja]]—raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada [[Drona|Resi Drona]] menyusupDurna—menyusup dalam diri DrestadyumnaDrestajumena. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi DronaDurna dapat dibinasakan oleh DrestadyumnaDrestajumena dengan dipenggal lehernya.
 
DrestadyumnaDrestajumena mati setelah berakhirnya perang [[BharatayudhaBaratayuda]]. Ia tewas dibunuh [[Aswatama]], putra [[Resi Drona]]Durna, yang bersama [[Kartamarma]] berhasil menyusup masuk istana Astina[[Hastinapura|Hastina]] dalam usahanya menentutmenuntut balas atas kematian ayahnya dalam cerita ''Aswatama Nglandhak'' atau ''Parikesit Lair''.
 
== Lihat pula ==
{{commonscat|Dhrishtadyumna|Drestadyumna}}
* [[Drona]]
* [[Aswatama]]
* ''[[Sauptikaparwa]]''
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{tokoh Mahabharata}}
 
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]