Lokomotif F10: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Railfans1107 (bicara | kontrib)
perubahan dan penambahan informasi pada infobox lokomotif
 
(31 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|salah satu mobil [[Ferrari]]|Ferrari F10}}
{{Infobox Lokomotif
|imagename =Hanomag Lok=Lokomotif 00.jpgF10
|captionimage ='''F10/SS 800'''<ref name="roster">[http://keretapi.tripod.com/steamroster.html Steam Lokomotif Roster]</ref>F10.jpg
|caption =Lokomotif F1015 di Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
|powertype =[[Uap]]
|serialnumber =[[F10]]/SS 800/F10
|previousserialnumber =SS 800
|fueltype =KayuBatubara, minyak residu, dan kayu jati
|gauge =1.067 mm
|builder =[[Hanomag]], [[Jerman]]<br/>[[Werkspoor]], [[Belanda]]
|railroad =[[Staatsspoorwegen]]
|nickname =Javanic
|builddate =18961912 - 1920
|totalproduction =28 unit
|whytetype =2-12-2T2
|aarwheels =1-F-1
|uicclass =1F1
Baris 19 ⟶ 20:
|width =2.506 mm
|height =3.700 mm
|weight =78,687 ton
|empty weight =5761,68 ton
|severe adhesion =62,63 ton
|wheeldiameter =11021.102 mm
|vaporpressure =12 kg/cm²
|watercap =8,5 m²
|cylindersize =380/580×509580 mm × 509 mm
|tendercap =3 ton
|minimumcurve =170 m
|poweroutput =910 hp
|topspeed =8770 km/jamh
|locale =[[Purwokerto]], [[Kertosono]], [[Blitar]], [[Malang]], [[Bangil]], [[Jember]]
|currentowner = [[PT Kereta Api Indonesia]]
|notes =
|horn=Suling nada tunggal top lever (pra modif 1930an)
}}
Suling D&RGW 5 Chime (setelah modif 1930an)|trainbrakes=Rem vakum, dan rem manual|preservedunit=F1002 (Museum Kereta Api - Ambarawa, jawa tengah)
Lokomotif '''F10''' adalah lokomotif uap buatan pabrik [[Hanomag]], [[Jerman]]. Lokomotif F10 pada awalnya dioperasikan oleh [[Staatsspoorwegen]]. Lokomotif ini memiliki susunan roda 1F1.
F1015 (Museum Transportasi - TMII Jakarta)}}
'''Lokomotif''' '''F10''' adalah lokomotif uap buatanyang didatangkan oleh [[Staatsspoorwegen]] (SS) dari pabrik [[Hanomag]], [[Jerman]]. Lokomotifdan F10Werkspoor, padaBelanda awalnyadengan dioperasikanjumlah olehkeseluruhan [[Staatsspoorwegen]]28 unit, dan diberi nomor seri awal SS 800. Lokomotif ini memiliki susunan roda 1F1 (2-12-2T).
 
Dengan tuntutan teknis yang disodorkan oleh [[StaatspoorwegenStaatsspoorwegen]], pabrik [[Hanomag]], [[Jerman]], dibawahdi bawah pimpinan Dr.h.c. Ing. Erich Metzeltin, berhasil merancang lokomotif unik yang berhasil menarik perhatian kalangan perkeretaapian dunia. Oleh [[Hanomag]], [[lokomotif]] hasil rancangannya ini mendapat julukan ''Javanic''.<ref>{{cite book |last1=Bagus Prayogo |first1=Yoga |author-link1= |last2=Yohanes Sapto |first2=Prabowo |author-link2= |last3=Radityo |first3=Diaz|date=2017 |title=Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. |url= |location=Yogyakarta |publisher=Jogja Bangkit Publisher |page=108|isbn=978-602-0818-55-9 |author-link=}}</ref>
 
== Sejarah ==
 
Semakin meningkatnya volume angkutan [[kereta api barang]], membuat [[Staatsspoorwegen]] membutuhkan lokomotif uap yang lebih tangguh, lebih bertenaga, serta mampu menjelajahi jalur kereta api lintas [[pegunungan]] di [[Jawa Barat]] dengan radius belok 150 m.<ref name="ihr">[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=1435 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur, PT KAI: Lokomotif F10]</ref> Selain itu, orang semakin banyak membutuhkan [[kereta api]] dan mengakibatkan bertambahnya volume perjalanan. Pada akhirnya, orangSS kemudian membuat lokomotif "raksasa" yang melibatkan banyak roda dan semakin panjang!.<ref>[http://aabandema.blogspot.com/2014/01/pengenalan-lokomotif-uap.html Pengenalan Lokomotif Uap]</ref>
[[Berkas:Stoomlocomotieven, Bestanddeelnr 3377.jpg|jmpl|Lokomotif F1019, [[Lokomotif D50|D5010]], [[Lokomotif C28|C2843]], dan [[Lokomotif C27|C2728]] di Depo Lokomotif Madiun, 1949.]]
Lokomotif mallet SS 500,BB10 sebenarnya sudah bisa menjawab sebagian tantangan. Akan tetapi, SS 500 (kelak menjadi [[BB10]]) memiliki berbagai kelemahan, antara lainseperti [[pipa]] uap ''flexible''-nya yang sering bocor; padahal pipa itu digunakan untuk menyalurkan tenaga uap ke [[silinder]] tekanan rendah.{{butuh rujukan}} Hal ini disebabkan karena letak silindernya yang terpisah.<ref>[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=3075 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur, PT KAI: Lokomotif BB10]</ref> SS kemudian berkeinginan untuk membeli lokomotif dengan enam gandar seperti lokomotif kelas "CC", tetapi tanpa pipa ''flexible'' danserta mampu menjelajahi lintas pegunungan.
 
Pada akhirnya, pabrik [[Hanomag]], [[Jerman]], berhasil menjawab tantangan tersebut dengan merancang lokomotif uap baru. Lokomotif ini bergandar cukup unik, 2-12-2T yakni enam gandar penggerak yang dikopel menjadi satu serta memiliki satu roda ''idle'' di depan dan belakang (1F1 atau 1'F1'/2-12-2T). SS tertarik membeli lokomotif tersebut dan diberi nomor SS 800.<ref name="roster"/>
Lokomotif mallet SS 500, sebenarnya sudah bisa menjawab sebagian tantangan. Akan tetapi, SS 500 (kelak menjadi [[BB10]]) memiliki berbagai kelemahan, antara lain [[pipa]] uap ''flexible''-nya yang sering bocor; padahal pipa itu digunakan untuk menyalurkan tenaga uap ke [[silinder]] tekanan rendah.{{butuh rujukan}} Hal ini disebabkan karena letak silindernya yang terpisah.<ref>[http://heritage.kereta-api.co.id/?p=3075 Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur, PT KAI: Lokomotif BB10]</ref> SS kemudian berkeinginan untuk membeli lokomotif dengan enam gandar seperti lokomotif kelas "CC", tetapi tanpa pipa ''flexible'' dan mampu menjelajahi lintas pegunungan.
 
Karena keenamKeenam roda penggerak SS 800 memiliki jarak gandar yang cukup panjang (6250 mm6.250mm). maka untukUntuk memenuhi tuntutan bisa melahap radius minimal 150 m150m, maka roda penggerak pertama dan ke-6 memiliki toleransi gerakan dalam arah lateral sebesar 30 mm30mm, sedangkan roda-roda penghantar sebesar 100 mm100mm. Roda-roda penghantar memiliki perlengkapan per tolak balik (''terugstelinrichting'') dengan tegangan awal sebesar 350 &nbsp;kg dan maksimum 1300 &nbsp;kg. PerlengakapanPerlengkapan per itu untuk menjaga agar roda-roda secara otomatis kembali ke posisi semula setelah melahap tikungan tajam.{{butuh rujukan}}
Pada akhirnya, [[Hanomag]], [[Jerman]], berhasil menjawab tantangan tersebut dengan merancang lokomotif uap baru. Lokomotif ini bergandar cukup unik, 2-12-2T yakni enam gandar penggerak yang dikopel menjadi satu memiliki satu roda ''idle'' di depan dan belakang (1F1 atau 1'F1'). SS tertarik membeli lokomotif tersebut dan diberi nomor SS 800.<ref name="roster"/>
 
Dengan bahan bakar [[batu bara]] Ombilin yang memiliki nilai kalor 6800 [[kilokalori|kkal]]/kg maka lokomotif ''Javanic'' yang dilengkapi dengan oververhiterini memperoleh tenaga sebesar 1000 pk pada silindernya. Total tenaga lokomotif ''Javanic''SS 800 setara dengan 1,8 kali tenaga seri lokomotif mallet lain yang sudah ada (SS 500). Untuk kalangan perancang lokomotif, Jenis lokomotif 1F1 ini tiada duanya di dunia, sehingga menarik segenap kalangan ahli perkerataapian.{{butuh rujukan}}
Karena keenam roda penggerak memiliki jarak gandar yang cukup panjang (6250 mm) maka untuk memenuhi tuntutan bisa melahap radius minimal 150 m, roda penggerak pertama dan ke-6 memiliki toleransi gerakan dalam arah lateral sebesar 30 mm, sedangkan roda-roda penghantar sebesar 100 mm. Roda-roda penghantar memiliki perlengkapan per tolak balik (''terugstelinrichting'') dengan tegangan awal sebesar 350 kg dan maksimum 1300 kg. Perlengakapan per itu untuk menjaga agar roda-roda secara otomatis kembali ke posisi semula setelah melahap tikungan tajam.{{butuh rujukan}}
 
Lokomotif iniSS 800 dibeli oleh SS dari pabrik [[Hanomag]] sebanyak 18 buahunit, sedangkan 10 unit sisanya diimpor dari pabrik [[Werkspoor]], [[Belanda]] pada tahun 1912-1920.<ref name="ihr" /> Dibeli28 padaunit tahun [[1912]]-[[1920]], dua puluh delapan unitlokomotif ini siap dioperasikan di lintas [[Jawa Barat]], dan dialokasikan di [[dipodepo lokomotif|Depo Lokomotif]] [[Kota Bandung|Bandung]].
Dengan bahan bakar [[batu bara]] Ombilin yang memiliki nilai kalor 6800 [[kilokalori|kkal]]/kg maka lokomotif ''Javanic'' yang dilengkapi dengan oververhiter memperoleh tenaga sebesar 1000 pk pada silindernya. Total tenaga lokomotif ''Javanic'' setara dengan 1,8 kali tenaga lokomotif mallet yang ada (SS 500). Untuk kalangan perancang lokomotif, Jenis lokomotif 1F1 ini tiada duanya di dunia, sehingga menarik segenap kalangan ahli perkerataapian.{{butuh rujukan}}
 
Walaupun secara perhitungan "di atas kertas"teknis sudah cukup bagus, namun lokomotif ''Javanic'' in tidak cocok dengan jalur tersebut. Lokomotif itu, selamaSelama dua bulan dioperasikan, ternyataSS 800 memiliki kendala teknis, yakni roda penggerak depan yang sangat mudah aus.<ref name="ihr"/> Oleh karena itulah, SS kemudian memindahkannya ke jalur di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]. Lokomotif ini dialokasikan di dipoDepo lokomotifLokomotif [[Purwokerto]], [[Blitar]], [[Malang]], dan [[Jember]]. Sejak saat itulah, ''Javanic''mayoritas lokomotif seri ini beroperasi di daerah [[Jawa Timur]]. Khusus untuk [[jalur kereta api Prupuk-Kroya]] yang notabene kecepatan keretanya dibatasi hingga 75 &nbsp;km/jam, ''Javanic'' disempurnakan lagi secara teknis sehingga bisa dipacu dengan kecepatan 85 &nbsp;km/jam tanpa masalah. Hal ini dilaksanakan apabila nanti ''Javanic'' akan digunakan untuk menghela kereta ekspres.{{butuh rujukan}}
Lokomotif ini dibeli oleh SS dari pabrik [[Hanomag]] sebanyak 18 buah, sedangkan 10 unit sisanya diimpor dari pabrik [[Werkspoor]], [[Belanda]].<ref name="ihr"/> Dibeli pada tahun [[1912]]-[[1920]], dua puluh delapan unit ini siap dioperasikan di lintas [[Jawa Barat]] dan dialokasikan di [[dipo lokomotif]] [[Kota Bandung|Bandung]].
 
Lokomotif ''Javanic''F10 memiliki panjang 13980 mm13.980mm, daya mesin 910 &nbsp;hp, berat 78,7 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 70 &nbsp;km/jam. Untuk memenuhi angkutan kereta di [[Sumatera Barat]], maka lima buah lokomotif F10 diboyong ke [[Sumatera Barat]], untuk angkutan [[batu bara]].<ref name="ihr"/>. ''Javanic''Lokomotif F10 juga beroperasi menghela kereta penumpang maupun barang seperti ''Dhoho Express'' ([[kereta api Rapih Dhoho]]).{{butuh rujukan}}
Walaupun perhitungan "di atas kertas" sudah cukup bagus, namun ''Javanic'' tidak cocok dengan jalur tersebut. Lokomotif itu, selama dua bulan dioperasikan, ternyata memiliki kendala teknis, yakni roda penggerak depan sangat mudah aus.<ref name="ihr"/> Oleh karena itulah, SS kemudian memindahkannya ke jalur di [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]]. Lokomotif ini dialokasikan di dipo lokomotif [[Purwokerto]], [[Blitar]], [[Malang]], dan [[Jember]]. Sejak saat itulah, ''Javanic'' beroperasi di [[Jawa Timur]]. Khusus untuk [[jalur kereta api Prupuk-Kroya]] yang notabene kecepatan keretanya dibatasi hingga 75 km/jam, ''Javanic'' disempurnakan lagi secara teknis sehingga bisa dipacu dengan kecepatan 85 km/jam tanpa masalah. Hal ini dilaksanakan apabila nanti ''Javanic'' menghela kereta ekspres.{{butuh rujukan}}
 
F10 dikenal cukup unik karena lokomotif yang memiliki enam roda penggerak yang dihubungkan dengan satu poros. Hal semacam ini hanya dapat dijumpai di empat negara, yaitu, [[Indonesia]], [[Jerman]], [[Swiss]], dan [[Prancis]].<ref name="ihr"/>
Lokomotif ''Javanic'' memiliki panjang 13980 mm, daya mesin 910 hp, berat 78,7 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 70 km/jam. Untuk memenuhi angkutan kereta di [[Sumatera Barat]], maka lima buah lokomotif F10 diboyong ke [[Sumatera Barat]], untuk angkutan [[batu bara]]<ref name="ihr"/>. ''Javanic'' juga beroperasi menghela kereta penumpang maupun barang seperti ''Dhoho Express'' ([[kereta api Rapih Dhoho]]).{{butuh rujukan}}
 
Pada tahun 1986, lokomotif F1015 sempat diboyong ke [[Expo 86]] di [[Vancouver]], [[Kanada]], mewakilidalam [[Indonesia]].{{butuhrangka rujukan}} Seperti halnya saudara-saudaranya yang lain, ''Javanic'' tak luput dari pembantaian juragan besi tua. Saat ini tersisa dua buah lokomotif, yakni F1002 dan F1015. F1002 dipajang dimewakili [[Museum Kereta Api Ambarawa]], sedangkan F1015 dipajang di Museum Transportasi, [[Taman Mini Indonesia Indah]].
 
== Preservasi ==
[[Berkas:DKA F10 (10 02 C).jpg|jmpl|300px|Lokomotif F1002 di [[Museum Kereta Api Ambarawa]], 2008.]]
[[Berkas:DKA F10 (10 15 A).jpg|jmpl|300px |Lokomotif F1015 di Museum Transportasi [[Taman Mini Indonesia Indah]] (TMII), 2002.]]
Saat ini, hanya ada 2 dua unit lokomotif F10 yang tersisa, yakni F1002 di [[Museum Kereta Api Ambarawa]] dan F1015 di Museum Transportasi [[Taman Mini Indonesia Indah]] (TMII), Jakarta.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Daftar lokomotif Indonesia}}
{{DaftarLokomotifIndonesia}}
 
[[Kategori:Lokomotif uap di Indonesia|F10]]
[[Kategori:Transportasi rel di Indonesia]]