Togog: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tarusbawa (bicara | kontrib)
Riwayat: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(45 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox tokoh wayang}}
'''Togog''' adalah putra [[dewa]] yang lahir sebelum [[semar]] tapi karena tidak mampu mengayomi bumi maka togog kembali keasal lagi alias tidak jadi lahir dan waktu bersamaan lahirlah semar.
| nama = Togog
| gambar = COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajang kulit pop voorstellende Togog Tejomantri TMnr 8-266.jpg
| daerah = Jawa
| alias =
| ciri =
| istimewa =
| keluarga =
| senjata =
| posisi =
| kerajaan =
| tempat =
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangpop voorstellende Togog Tejomantri TMnr 3582-15.jpg|250px|thumb|Wayang Togog.]]
'''Togog''' adalah nama tokoh pewayangan [[Jawa]]. Ia dikisahkan sebagai putra [[dewa]] yang lahir sebelum [[semarSemar]], tapitetapi karena tidak mampu mengayomi bumiBumi, maka togogTogog kembali keasalke lagi alias tidak jadi lahirasalnya; danpada waktu bersamaan, lahirlah semarSemar.
 
== Riwayat ==
{{spoiler}}
Pada zaman ''kadewatan'' diceritakan [[Sanghyang Wenang]] mengadakan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari ketiga cucunya yaitu ''Bathara Antaga'' ([[Togog]]), ''Bathara Ismaya'' ([[Semar]]) dan ''Bathara Manikmaya'' (''[[Bathara Guru]]''). Untuk itu sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari ketiga cucunya tersebut dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa kahyangan. Pada giliran pertama Bathara Antaga (Togog) mencoba untuk melakukannya,namun yang terjadi malah mulutnya robek dan jadi ''dower'' seperti yang bisa kita lihat pada karakter Togog sekarang. Giliran berikutnya adalah Bathara Ismaya (Semar) yang melakukannya, Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi, dan jadilah [[Semar]] berperut buncit karena ada gunung didalamnya seperti dapat kita lihat pada karakter Semar dalam [[wayang kulit]]. Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Semar maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa ''kadewatan'' adalah Sang Hyang Manikmaya atau Bathara Guru, cucu bungsu dari Sang Hyang Wenang.
 
Pada zaman ''kadewatan'' diceritakan [[Sanghyang Wenang]] mengadakan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari ketiga anaknya yang lahir dari sebutir telur. Lapisan-lapisan telur yakni kulit paling luar diberi nama ''Batara Antaga'' (Togog), putih telur diberi nama ''Batara Ismaya'' ([[Semar]]) dan kuning telur diberi nama ''Batara Manikmaya'' (''[[Batara Guru]]''). Untuk itu sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari ketiga anaknya tersebut dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa Kahyangan.
Adapun Bathara Antaga (Togog) dan Bathara Ismaya (Semar) akhirnya diutus turun ke ''marcapada'' (dunia manusia) untuk menjadi penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, yang pada akhirnya Semar dipilih sebagai pamong untuk para ksatria berwatak baik ([[Pandawa]])dan Togog diutus sebagai pamong untuk para ksatria dengan watak buruk.
 
Pada zaman ''kadewatan'' diceritakan [[Sanghyang Wenang]] mengadakan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari ketiga cucunya yaitu ''Bathara Antaga'' ([[Togog]]), ''Bathara Ismaya'' ([[Semar]]) dan ''Bathara Manikmaya'' (''[[Bathara Guru]]''). Untuk itu sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari ketiga cucunya tersebut dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa kahyangan. Pada giliran pertama BatharaBatara Antaga (Togog) mencoba untuk melakukannya,namun tetapi yang terjadi malah mulutnya robek dan jadi ''dower'' sepertikarena yangTogog bisamemaksakan kitadirinya lihatuntuk padamenelan, karakterpadahal Togogmulutnya sekarangtidak muat. Giliran berikutnya adalah BatharaBatara Ismaya (Semar) yang melakukannya, Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi karena Semar tidak bisa mengunyah akibat giginya taring semua, dan jadilah [[Semar]] berperut buncit karena ada gunung didalamnya seperti dapat kita lihat pada karakter Semar dalam [[wayang kulit]]. Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Semar maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa ''kadewatan'' adalah Sang Hyang Manikmaya atau BatharaBatara Guru, cucuanak bungsu dari Sang Hyang Wenang.
{{tokoh wayang}}
 
Adapun BatharaBatara Antaga (Togog), dan BatharaBatara Ismaya (Semar) akhirnya diutus turun ke ''marcapada'' (dunia manusia) untuk menjadi penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, yang pada akhirnya. Semar dipilih sebagai pamong untuk para ksatriasatria berwatak baik ([[Pandawa]])dan. Sedangkan Togog dan Bilung diutus sebagai pamong untuk para ksatriasatria dengan watak buruk.Dalam perannya menjadi pamong untuk menasihati kesatria angkara murka ,Togog didampingi ''Bilung'' ([[Sarawita]]) yang tercipta dari Hawa Nafsu Togog melalui sabda sakti dari ''Sanghyang Podo Wenang''
{{wayang-stub}}
 
{{tokoh wayang}}
 
[[Kategori:Punakawan]]
[[Kategori:Tokoh pewayangan Jawa]]
 
 
{{wayang-stub}}