Tiwah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Busu Neneng (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Busu Neneng (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(20 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
| name = '''Tiwah'''
| native_name =
| genre =
| logo =
| logo_caption =
| image =
|perrow
|image1=Tiwah suku dayak, gambar 1.jpeg
|image2=COLLECTIE TROPENMUSEUM Model van een geestenhuisje of zielenschip TMnr A-1548.jpg}}
| caption = Salah satu bentuk "Sandung" dalam upacara Tiwah.<br><br>
| date =
| frequency =
| location = '''Kalimantan Tengah :'''<br>{{hlist|Suku Dayak Ngaju|Suku Dayak Siang|Suku Dayak Lawangan|Suku Dayak Oot Danum|(serta sub-suku Dayak Kalimantan Tengah lainnya)}}<br>'''Kalimantan Barat :'''<br>{{hlist|Suku Dayak Pesaguan}}
| years_active = Dulu - Sekarang
| first =
Baris 16 ⟶ 18:
| participants = Umat beragama Kaharingan
| people = {{hlist|Pisor/Kandong|Basir/Basie|Mantir|Balian}}
| budget =
| patron = {{hlist|Majelis Agama Kaharingan Indonesia (MAKI)|Majelis Daerah Agama Hindu Kaharingan (MDA-HK)|Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan (MBA-HK)}}
| organised =
Baris 22 ⟶ 24:
| footnotes =
}}
'''Tiwah''', atau '''
[[Berkas:Sandung 101014-7588 mp.JPG|jmpl|'''"Sandung"''' suku Dayak Pesaguan di Desa [[Tanjung Maloy, Tumbang Titi, Ketapang|Tanjung Maloy]], [[Tumbang Titi, Ketapang|Tumbang Titi]], [[Kabupaten Ketapang|Ketapang]], [[Kalimantan Barat]].]]Upacara Tiwah sendiri merupakan upacara sakral terbesar dalam agama Kaharingan, sama halnya dengan upacara Dallok, [[Miya]], Ijambe, Wara, dan [[Kwangkey]]. Hal ini dikarenakan upacara Tiwah melibatkan sumber daya yang banyak dan waktu yang cukup lama. Upacara ini dilakukan bertujuan untuk mengantarkan jiwa atau roh manusia yang telah meninggal dunia menuju tempat yang
== Konsep kematian ==
Baris 36 ⟶ 38:
== Biaya ==
Upacara Tiwah dalam masyakat Dayak Ngaju merupakan acara besar yang juga membutuhkan biaya sangat besar. Keluarga atau kelompok masyarakat yang ingin melaksanakan upacara Tiwah harus membuat sejumlah keperluan pendukung dan beberapa hewan kurban. Dalam pelaksanaanya, upacara ini biasanya membutuhkan biaya antara Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.<ref>{{Cite news|url=https://regional.kompas.com/read/2018/12/05/11000061/mengenal-ritual-tiwah-cara-suku-dayak-menghargai-kematian-1-|title=Mengenal Ritual Tiwah, Cara Suku Dayak Menghargai Kematian (1)|last=Tarigan|first=Kurnia|date=|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2019-04-09|editor-last=Ika|editor-first=Aprillia}}</ref> Karena biaya yang besar tersebut, penyelenggaraan upacara Tiwah dapat menjadi simbol sosial seseorang atau keluarga. Semakin meriah dan durasi yang lama, maka status sosial seseorang semakin tinggi. Bagi keluarga yang memiliki kekayaan, upacara Tiwah dapat dilaksanakan secara mandiri yakni hanya dengan keluarganya sendiri dan dilakukan
== Durasi dan waktu pelaksanaan ==
Baris 63 ⟶ 65:
Adapun tahapan persiapan awal dari upacara Tiwah adalah<ref name=":0" />
# Memilih dan menentukan orang yang akan menjadi pemimpin upacara. Para pemimpin ini biasanya terdiri dari tujuh atau sembilan orang. Salah satu dari mereka akan
# Mempersiapkan peralatan upacara yakni:
#* '''''Balay Tiwah''''' atau '''''Balai Nyahu''''' merupakan rumah kecil yang memiliki ukuran sekitar 9 x 12 meter. Tempat ini terbuat dibangun dari bahan-bahan yang terbuat dari kayu-kayu yang masih utuh (bulat). Digunakan untuk menyimpan gong.
Baris 77 ⟶ 79:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een koppensneller met aan zijn gordel een schedel die bij feesten gebruikt wordt om uit te drinken een vrouw met een grote 'blangai' pot en achter hen palen voor het dodenfeest 'Tiwah' Borneo TMnr 10002945.jpg|jmpl|366x366px|Seorang pria Dayak bersama seorang wanita Dayak yang memegang tempayan atau guci yang digunakan untuk menyimpan tulang belulang. Di belakang mereka berdiri '''''Sapundu'''''.]]
=== Puncak Upacara Tiwah ===
Pelaksanaan upacara Tiwah pada memiliki sejumlah perbedaan di masing-masing daerah. Penyebabnya adalah tidak adanya pedoman penyelenggaran yang secara resmi ditulis. Sehingga masing-masing kelompok masyarakat Dayak yang terdiri dari berbagai sub-suku menafsirkannya berbeda-beda. Namun, pada dasarnya pelaksanaan upacara Tiwah memiliki tujuan yang sama yakni mengantarkan arwah ke negeri yang kekal.<ref name=":3" /> Adapun pelaksanaan inti dari Upacara Tiwah adalah sebagai berikut
Baris 108 ⟶ 111:
Pada hari ketujuh yang merupakan hari terakhir pelaksanaan inti upacara Tiwah, arwah anggota keluarga atau salumpuk liaw akan melakukan perjalanan menuju Lewu Liaw. Proses ini diawali dengan proses pengurbanan hewan yang diaikat di sapundu dengan cara ditombak. Selanjutnya, ada prosesi tarian kanjan. Terakhir, tulang belulang yang telah dibersihkan akan dibungkus menggunakan kain merah dan dimasukkan ke dalam sandung.<ref name=":3" />
== Pengaruh budaya luar ==
Seiring berkembangnya zaman dan interaksi suku Dayak dengan dunia luar, upacara Tiwah juga mengalami banyak perubahan. Adapun beberapa perubahan dalam upacara Tiwah dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti munculnya negara
=== Keberadaan negara bangsa ===
Baris 117 ⟶ 120:
Selain pelarangan tradisi mengayau, keberadaan negara Indonesia yang hadir pasca kemerdekaan juga turut mempengaruhi berlangsungnya upacara Tiwah. Waktu pelaksanaan upacara Tiwah akan menjadi lama karena menunggu perizinan dari banyak instansi seperti camat, polisi, dan majelis adat. Lama dikeluarkannya izin bahkan bisa mencapai 12 bulan. Penyelenggara upacara Tiwah wajib mengisi sejumlah dokumen dan harus memberikan detil kegiatan yang nantinya akan dilangsungkan.<ref name=":1" />
=== Teknologi baru ===
Baris 129:
*
[[Kategori:Kaharingan]]
[[Kategori:Dayak]]
[[Kategori:Ritual]]
|